Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN


KEPENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi


Mata Kuliah Manajemen Pendidikan :

Dosen Pengampu : Dr. Setiana M.pd

Disusun Oleh :
Nama : NIM :
Yuni Dwi Fitriyani :
Juju Juhati :

PROGRAM STUDI PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan tepat pada waktunya.Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata
Manajemen pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang mengetahui tentang manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Setiana M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen
pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan pada
bidang manajemen pendidikan. Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami meminta kritik dan saran diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.Dan kami
berharap semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dari maklah yang kami buat.

Kuningan, Desember 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. Devinisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan..................................................
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan.........................................................................................
C. Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan.....................................................
D. Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan..............................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidik dan tenaga kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian
dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik
(guru, dosen, pamong belajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia
tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan,
atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai
pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan (kepala
sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Isu
klasik yang selalu muncul selama ini ialah : usaha apayang paling tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh
karenanya penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan
tenaga kependidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
2. Apa saja Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan?
3. Apa Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
4. Apa saja Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

C. Tujuan
1. Memahami Definisi Manajemen Pendidik dan Kependidikan.
2. Mengetahui Jenis-Jenis Pendidik dan Kependidikan.
3. Mengetahui dan Memahami Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4. Mengetahui Apa saja Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Definisi menejemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris, management yang dikembangkan dari kata to
manage, yang artinya mengatur/ mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Italia
maneggio yang diadopsi dari Bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus yang
artinya tangan.
Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan. Berikut definisi manajemen
menurut para ahli:
a. Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1. planning (perencanaan);
2. organizing (pengorganisasian);
3. actuating (pelaksanaan); dan
4. controlling (pengawasan).
b. Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen,meliputi :
1. planning (perencanaan);
2. organizing (pengorganisasian);
3. commanding (pengaturan);
4. coordinating (pengkoordinasian); dan
5. controlling (pengawasan).
c. Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi
manajemen, mencakup :
1. planning (perencanaan);
2. organizing (pengorganisasian);
3. staffing (penentuan staf);
4. directing (pengarahan); dan
5. controlling (pengawasan).
d. Selanjutnya, L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu :
1. planning (perencanaan);
2. organizing (pengorganisasian);
3. staffing (penentuan staf);
4. directing (pengarahan);
5. coordinating (pengkoordinasian);
6. reporting (pelaporan); dan
7. budgeting (penganggaran).
e. Menurut Heidrachman Ranupandojo dan Fuad Husnan dalam bukunya yang
berjudulManajemen Personalia, mengemukakan 7 komponen manajemen, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan dan pengawasan dari pengadaaan
4. Pengembangan
5. Pemberian kompensasi
6. Pengintegrasian
7. Pemeliharaan tenaga kerja

2. Definisi pendidik
Menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat,terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir yang dikemukan oleh Sulistiyorini di dalam
bukunya, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik,
baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi pikomotorik .
Pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi anak didik yang memberikan santapan
jiwa dengan ilmu pembinaan akhlak mulia, dan meluruskannya. Oleh karena itu, pendidik
mempunyai kedudukan yang tinggi sebagaimana yang dilukiskan dalam hadits Nabi
Muhammad saw. bahwa:
“Tinta seorang ilmuwan (ulama) lebih berharga ketimbang darah seorang syuhada”

3. Devinisi tenaga kependidikan


Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan
6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga
kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula
menurut aturan yang berlaku. Tenaga kependidikan adalah tenaga-tenaga (personil) yang
berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan
pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan
pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Hasbulloh, yang dimaksud personel adalah orang-orang yang melaksanakan
sesuatu tugas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dalam konteks lembaga pendidikan atau
sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai

4. Definisi Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup
penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan,
kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan
untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan
keseragaman perlakuan dankepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam
melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuaidengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktifitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan
sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan dan
pemberhentian.

B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan


Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalaminstansi atau
lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru sajamelainkan keseluruhan yang
berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Tenaga struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum
(pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas
satuan pendidikan.
2. Tenaga fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan
yang pelaksanaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan.
3. Tenaga teknis kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih
dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.

Status Ketenagaan Tempat Kerja di sekolah Tempat Kerja diluar Sekolah


Tenaga Struktural Kepala sekolah, wakil Pusat: Menteri, Sekjen,
kepala sekolah, Urusan Dirjen Wilayah: Ka. Kanwil
kurikulum, Urusan Kormin: Kepala Bidang
kesiswaaan, Urusan sarana Daerah: kakandepdiknas
dan prasarana, Urusan Kab./ Kec: Kasi
pelayanan khusus
Tenaga Fungsional Guru pembimbing/ penyuluh Penilik, pengawas, pelatih,
pengembangan kurikulum tutor, dan fasilitator,
dan teknologi kependidikan, pengembangan Kurikulum
pengembang tes,
Pustakawan
Tenaga Teknis Laboran, teknisi sumber Teknisi sumber belajar/
belajar, pelatih (olahraga); sanggar belajar Petugas TU
kesenian dan keterampilan,
petugas TU
Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen Pendidikan nasional.

Sedangkan menurut Hartati Sukirman, tenaga kependidikan dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Tenaga Pendidik pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan yang
melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun
makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara teori juga diharapkan dapat
membimbing anak didiknya.
Tenaga pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
a. Pengajar
Pengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas melaksanakan
kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya dikonotasikan sebagai pemberi materi
pelajaran saja, melainkan utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya
dilakukan melalui materi pelajaran tertentu.
b. Pembimbing
Pembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan
yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang bermasalah secara psikologis-
rohaniah atau sosial.
c. Supervisor Pendidikan
Supervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan
pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya.
d. Tenaga Administrator
Administrator pendidikaan merupakan personil yang bertugas melaksanakan
kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Personil yang meiliki
wawasan pendidikan yang luas dan kemampuan administratorial pengelolaan
penyelenggaraan pendidikan.
Kelompok administrator tersebut meliputi:
1. Perencana pendidikan professional
2. Pengembang kurikulum Pendidikan
3. Peneliti dan pemngembang Pendidikan
4. Perancang sarana dan media Pendidikan
e. Tenaga teknisi Pendidikan
Merupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan pendidikan melalui
pendekatan kondisional ( fasilitas dan layanan khusus).
Tenaga teknisi pendidikan ini dapat meliputi:
1. Pustakawan Pendidikan
2. Petugas pusat sumber belajar
3. Laboran-pendidik
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu
sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat
bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

C. Tujuan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tujuan manajemen tenaga pendidikan dan kependidikan berbeda dengan manajemen
SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang
handal, produktif, kreatif, dan berprestasi. Di negara kita ada satu Direktorat Tenaga Pendidik
di bawah Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan (PMPTK) yang memiliki
wewenang untuk mengatur, mengelola tenaga pendidik dan kependidikan. Berdasarkan
(Permendiknas No. 8 Tahun 2005) Tugas DITJEN PMPTK Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan nonformal. Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan secara umum
adalah:
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang
cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan
yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.
4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari
bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang
berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan
bersama.
5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
Fungsi Ditjen PMPTK adalah sebagai berikut:
1. Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang peningkatan mutu pendidik dan
kependidikan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan.
5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.

D. Komponen Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Manajemen personalia mencakup beberapa komponen. Komponen ini dilaksanakan secara
urut, tertib, dan berkesinambungan sehingga harus melalui tahapan-tahapan yang sudah
ditentukan. Komponen tersebut adalah :
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan.
Masa lampau telah mengantarkan kondisi sekarang sehingga bisa dijadikan acuan
untuk merencanakan masa depan berdasarkan potensi yang ada. Sepanjang situasi
yang dihadapi di masa lampau dan masa sekarang masih sama, maka perkembangan
masa lampau yang telah mengantarkan kondisi masa sekarang ini dapat dijadikan
acuan yang sama untuk memprediksi masa depan. Tetapi, jika situasinya sama sekali
lain, maka dibutuhkan kejelian “membaca” keadaan dalam menyusun perencanaan.
Perubahan inilah yang dewasa ini sering dihadapi oleh para perencana sehingga
dibutuhkan jurus-jurus jitu sebagai upaya antisipasi sedini mungkin. Hal yang perlu
dilakukan dalam perencanaan pegawai, yaitu:
a. uraian Pekerjaan (Job description), dimaksudkan untuk mengetahui jabatan apa
yang akan di isi.
b. analisis pekerjaan (job analysis), dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi
pekerjaan, yakni tentang tugas-tugas pekerjaan yang harus dilakukan.
c. spesifikasi Pekerjaan (Specification Job, dimaksudkan untuk memberikan
gambaran tentang kualitas minimum calon tenaga kependidikan atau pegawai
yang akan diterima.
d. persyaratan pekerjaan (job recruitmen)

2. Rekruitmen Pegawai
Rekrutmen pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada
suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Gorton sebagaimana dikutip oleh
Ibrahim Bafadal dan dikutip kembali oleh Mujamil Qomar mengatakan bahwa :
“Tujuan rekrutmen pegawai adalah menyediakan calon pegawai yang betul-betul baik
(surplus of candidates) dan paling memenuhi kualifikasi (most qualified and
outstanding individuals) untuk sebuah posisi.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 mengatur standar
kompetensi dan kualifikasi kepala sekolah sebagai berikut:
a. Kualifikasi umum kepala sekolah
1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi.
2. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun.
3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-
kanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.
4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
b. Kualifikasi khusus kepala sekolah SD/MI Kepala Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:
1. Berstatus sebagai guru SD/MI;
2. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
3. Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan Pemerintah.
c. Kompetensi Kepala Sekolah SD/MI Kompetensi yang harus dimiliki oleh
kepala sekolah, sebagai berikut:
1. Kompetensi Kepribadian
 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlakmulia,
dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah/ madrasah
 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/ madrasah.
 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Kompetensi Manajerial
 Menyusun perencanaan sekolah/ madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
 Mengembangkan organisasi sekolah/ madrasah sesuai dengan
kebutuhan.
 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal.
 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/ madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumberdaya
manusia secara optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
 Mengelola hubungan sekolah/ madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
 Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah/ madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
 Mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
 Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/
madrasah.
 Mengelola sistem informasi sekolah/ madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/ madrasah.
 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kompetensi Kewirausahaan
 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/
madrasah.
 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/ madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/ madrasah.
 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/ madrasah.
 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/
jasa sekolah/ madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
4. Kompetensi Sosial
 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/ madrasah
 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
d. Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru
Standar Kompetensi dan kualifikasi guru sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut:
1. Kualifikasi Guru SD/MI Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat
(D-IV)atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/
PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
2. Kompetensi Guru : a. Kompetensi Pedagogiek, b. Kompetensi Kepribadian.
c. Kompetensi Sosial, d. Kompetensi Profesional.
e. Standar Kompetensi dan kualifikasi Tenaga Administrasi dan Perpustakaan.
Kompetensi dan kualifikasi tenaga Administrasi telah diatur denganPeraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008, sedangkan Standar
Kompetensi Dan Kualifikasi Tenaga Perpustakaan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008.
f. Standar Kualifikasi dan Kompetensi Tenaga Layanan Khusus.
Diantaranya: Laborat, Penjaga Sekolah, Tukang Kebun, Tenaga Keamanan,
Pengemudi dan Pesuruh. Standar kompetensi dan kualifikasi jenis tenaga ini
disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan dilakukan pembinaan professional.

3. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai


Pegawai sebagai manusia memerlukan pembinaan dan pengembangan untuk
memperbaiki dan meningkatkan dirinya termasuk dalam tugasnya. Pembinaan lebih
berorientasi pencapaian standar minimal, yaitu disarankan untuk dapat melakukan
pekerjaan atau tugasnya sebaik mungkin dan menghindari pelanggaran. Sementara itu,
pengembangan lebih berorientasi pada perkembangan karier para pegawai, termasuk
upaya manajer untuk memfasilitasi mereka supaya bisa mencapai jabatan atau status
yang lebih tinggi.
Usaha-usaha pengembangan itu melalui beberapa hal, diantaranya: pendidikan dan
latihan (inservice training ), tugas belajar, formasi dalam arti penempatan pada jabatan
yang lebih dari semula, pemindahan jabatan, pemindahan lapangan dan pemindahan
wilayah, usaha-usaha lain dalam bentuk seminar, workshop, konferensi, dan rapat
dinas dalam berbagai bentuk.
Dalam pengembangan pegawai negeri sipil, ada beberapa macam latihan jabatan yaitu
latihan pra-jabatan ( preservice training atau preentry training ) dan latihan dalam
jabatan (inservice training ). Oleh sebab itu, kepala sekolah sebagai manager atau
pimpinan lembaga pendidikan harus menyadari bahwa pegawai baru pada umumnya
hanya mempunyai kecakapan teoritis saja dari tempat studynya. Jadi, perlu
dikembangkan dalam dunianyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Maka,
tenaga kependidikan yang masih baru tidak serta merta siap pakai untuk mengisi
kekosongan jabatan yang ada, tetapi perlu ada sosialisasi dan adaptasi yang matang.
Ketika tenaga kependidikan sudah bekerja dan mampu mengisi kekosongan jabatan
yang ada, kepala sekolah wajib menjaga atau memelihara tenaga kependidikan itu
untuk tetap profesional dan memiliki kinerja yang tinggi.

4. Penilaian Tenaga Kependidikan atau Pegawai


Penilaian tenaga kependidikan tentang unjuk kerja merupakan suatu proses organisasi
dalam menilai unjuk kerja pegawainya. Tujuan dilakukannya penilaian unjuk kerja
secara umum adalah untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya
memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan produktifitas organisasi, dan
secara khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap
pegawai, seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan, latihan, dan lain-
lain.
Penilaian tenaga kependidikan untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut pribadi,
status, pekerjaan, prestasi kerja, maupun perkembangan pegawai sekolah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Promosi (pemindahan jabatan) merupakan perubahan kedudukan yang bersifat
vertikal, sehingga berimplikasi pada wewenang tanggung jawab, dan penghasilan. Di
Indonesia, untuk pegawai negeri sipil, promosi atau pengangkatan pertama biasanya
diangkat sebagai calon PNS dengan masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian ia
mengikuti latihan prajabatan, dansetelah lulus diangkat menjadi pegawai negeri sipil
penuh. Setelah pengangkatan pegawai, kegiatan selanjutnya adalah penempatan atau
penugasan.
Mutasi adalah pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain. Pemindahan ini
lebih bersifat horizontal sehingga tidak berimplikasi pada penghasilan. Mutasi bisa
berkonotasi positif namun juga kadang berkonotasi negatif. Jika mutasi dilakukan
sebagai penyagaran organisasi, maka makna konotasinya positif. Namun jika
pemindahan itu karena suatu kasus tertentu maka konotasinya terkesan sebagai
langkah “pembuangan”. Konotasi ini lebih meyakinkan jika posisi baru yang ditempati
lebih “kering” dari posisi awal.
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat
dinilai dengan uang dan memiliki kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian
kompensasi selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas
perumahan, kendaraan dan lain-lain.

5. Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian tenaga kependidikan atau pegawai merupakan fungsi personalia yang
menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personel dari hak dan kewajiban
lembaga sebagai tempat bekerja dan sebagai pegawai.
Adapun E. Mulyasa mengidentifikasi sebab-sebab pemberhentian atau pemutusan
tenaga kependidikan atau pegawai yang secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga
jenis berikut:
a. pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya karena pindah lapangan
pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib.
b. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah dapat dilakukan dengan beberapa alasan
berikut:
1. Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
2. Perampingan atau penyederhanaan organisasi.
3. Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak pensiun
harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun.
4. Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik.
5. Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga di hukum penjara atau
kurungan.
6. Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
c. Pemberhentian karena alasan lain. Hal ini disebabkan oleh yang bersangkutan
(tenaga kependidikan atau pegawai) meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti
di luar tanggungan lembaga atau negara dan tidak melaporkan diri pada pihak
berwenang serta telah mencapai batas usia pensiun.
BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis
terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang daridimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru,
dosen, pamong belajar, instruktur,tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap
dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
berkembang amat cepat. Untuk memahami konsep manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan, kita terlebih dahulu harus mengerti arti manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan. Berbagai definisi tentang manajemen telah banyak dikemukakan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Manajemen tenaga
pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harusdilakukan mulai dari tenaga pendidik
dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui
proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi,
penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen sumber
daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan manajemen SDM lebih
mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal,
produktif, kreatif, dan berprestasi.

B. Saran
Penulis menyarankan agar pemerintah memperhatikan secara serius dan berkala pada aspek
manajemen pendidikan ini, karena dari pendidikanlah landasan kemajuan bangsa Indonesia
ini, manajemen pendidikan mengatur manusia-manusia (tenaga pendidik) yang berada di
dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai