Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI ORGANISASI

DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang saling
bergantung dalam system, tanpa komunikasi tidak akan ada kegiatan yang
terorganisir. Komunikasi memiliki peranan besar dalam organisasi. Menurut
Redding dan Sanborn (Arni Muhammad, 2007: 65) mendefinisikan
komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks.

Yang termasuk dengan bidang ini adalah komuikasi internal, hubungan


manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi
upward, atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi
horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya
dalam organisasi, keterampilan komunikasi dan berbicara, mendengarkan,
menulis, dan komunikasi evaluasi program.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari


kata latin communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dengan kata lain,
komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak
ke pihak lain dengan menggunakan suatu media.

Menurut Lasswell sebagaimana dalam Effendy, komunikasi adalah proses


penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Sementara itu, Stewaed L. Tubbs dan
Silvia Moss mengemukakan bahwa komunikasi manusia yaitu proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi,
dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Oleh karena itu, komunikasi merupakan jalan bagi organisasi untuk saling
memahami satu sama lain dan mengkoordinasikan kegiatan mereka untuk
mempertahankan hubungan yang lebih baik. Untuk itulah komunikasi sangat
diperlukan dalam sebuah organisasi. Organisasi dibentuk melalui komunikasi
ketika individu di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama. Proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi
menghasilkan berbagai hal, seperti hubungan kewenangan maupun
terciptanya peran. Organisasi menciptakan hasil (output) akibat adanya
interaksi di antara individu dan kelompok dalam organisasi yang pada
gilirannya mempengaruhi interaksi.

Dari beberapa definisi tentang komunikasi organisasi di atas, maka penulis


dapat menyimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan suatu proses
penyampaian dan penerimaan pesan di dalam suatu organisasi dari segala
arah untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut.

Menurut Sendjaja (Bungin 2009:278), organisasi baik yang berorientasi


untuk mencari keuntungan maupun nirlaba, memiliki 4 fungsi organisasi,
yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Keempat fungsi
tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.


Seluruh anggota organisasi berhak memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapatkan oleh anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaan secara lebih pasti. Personel dalam
tataran manajemen membutuhkan organisasi dalam rangka memudahkan
membuat kebijakan ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di
organisasi. Bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan
disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, sosial, kesehatan,
dan sebagainya.

Fungsi regulatif
Berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif. Pertama, berkaitan
dengan orang-orang yang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan, dan juga member perintah atau instruksi supaya
dilaksanakan sebagaimana mestinya.Kedua, berkaitan dengan pesan
regulative yang berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan boleh untuk dilaksanakan.

Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan


selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan
ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela
oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan wring memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan


karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua
saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Komunikasi Dalam Perspektif Islam

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan


karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua
saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih
besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Peran Komunikasi Kepemimpinan dalam Pengembangan Organisasi


Perspektif Islam

Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek. Kepemimpinan


tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi, karena jika sebuah
organisasi berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan dari pemimpin yang
baik, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi
tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang
nantinya akan mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat.
Berdasarkan hal tersebut, peran kepemimpinan merupakan suatu hal yang
penting dalam rangka mengembangkan organisasi. Pengembangan
organisasi merupakan respon terhadap perubahan yang berhubungan
dengan segi pendidikan yang kompleks untuk mengubah keyakinan, sikap,
nilai-nilai, dan struktur organisasi agar mampu mengadaptasi secara baik
teknologi baru, perubahan masyarakat yang dilayani, dan tantangan-
tantangan di dalam perubahan yang rumit tersebut.

Pengembangan organisasi dalam Islam merupakan bentuk anjuran untuk


mengembangkan segala sesuatu dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Jika dilihat dari perspektif Islam, seorang pemimpin
harus memenuhi beberapa syarat untuk melaksanakan komunikasi
kepemimpinan dalam organisasi, yaitu:

Mempunyai sifat-sifat mahmudah, di antaranya adalah berilmu, adil, berani,


kesucian moral, pemurah, pemaaf, menepati janji, benar, tegas, bijaksana,
cekap berpikir, dan sebagainya.
Memelihara hubungan baik dengan Allah SWT, sebagaimana sesuai dengan
firman Allah SWT:“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka beribadah kepada-Ku.”27 (QS. adz-Dzariat: 56)

Manfaat Komunikasi Organisasi

Memberikan harapan yang jelas


Komunikasi yang efektif membantu menetapkan harapan yang jelas bagi
karyawan dan mungkin bagi pelanggan juga. Bagi karyawan, harapan yang
jelas akan menunjukan bagaimana kinerjanya akan berdampak pada
perusahaan, dan memberi mereka petunjuk tentang apa yang harus mereka
lakukan untuk meraih umpan balik positif.

Menjalin hubungan yang kuat


Melahirkan gagasan dan inovasi
Menjadi duta pelanggan
Mewujudkan kerja tim yang kuat

Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan


setidaknya gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan
sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam :

QAULAN SADIDA

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan
Sadida – perkataan yang benar” (QS. 4:9).

Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar,


baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata
bahasa). Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau
menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak
berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.
QAULAN BALIGHA

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam
hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha – perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).
Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha
artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif,
mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan
tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya
bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar
intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
mereka.

QAULAN MA’RUFA

Kata Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5 dan 8, QS. Al-
Baqarah:235 dan 263, serta Al-Ahzab: 32.
Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun,
menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau
menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang
bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).

KESIMPULAN
Dalam perkembangannya, komunikasi ini mulai menjadi suatu disiplin ilmu
yang mesti kita pelajari, karena dalam mengarungi romantika kehidupan ini
kita tidak akan terlepas dari interaksi antar sesama, dan interaksi antar
sesama itu tercermin dalam komunikasi. Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang apabila suatupesan yang diberitahukan komunikator dapat
diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi
salah persepsi.

Berangkat dari penilaian pribadi penulis, bahwa saat ini masih banyak orang
yang belum memaksimalkan kemampuan komunikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Baik berkomunikasi dengan Tuhan (Horizontal) maupun dengan
sesama (Vertikal). Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk
mempelajari dan meningkatkan kembai kemampuan berkomunikasi kita agar
dalam menjalani hidup ini kita bisa berada dalam suatu keharmonisan yang
sejatinya itu dimiliki oleh kita semua sebagai Insan Allah yang mulia.

Anda mungkin juga menyukai