Di susun oleh
Nur Sakinah Manik
Siti Aisyah Pasi
Ummu Sulaim
Lufi Andalisa Bintang
Khairul Farhan Manjorang
Hazharan Hafiz Bintang
Ilham pratama
A. Pengertian dan Etika Organisasi
“ الَّ رُ سِ طيُعواّ لال وأِ طيُعوا أ مُنواِ ذي ن آَّ ها ال ُّي و ي ا أ و ل ِول نُ ك م ِم ر أِ مُ ي ۡا لHai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu.”. (QS. an-Nisā` [4]: 59) Ulil amri adalah penguasa.
Dalam sebuah pekerjaan, manajer merupakan penguasa yang berwenang.
Jika penguasa melakukan pekerjaan dengan baik dan tidak menzalimi orang
lain, kita diharuskan untuk melakukan perintahnya. Apabila penguasa
melakukan pekerjaan dengan zalim maka kita bisa menolak manajer kita
dengan bersabar atau menasehatinya dengan cara langsung menemuinya
atau melalui perantara Surah atau pun orang terdekat.
b. Etos kerja yang tinggi Etos kerja adalah doktrin tentang kerja yang
diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai hal yang baik dan
benar dan mewujud nyata secara khas dalam perilaku kerja mereka.
singkatnya etos kerja adalah motivasi dan dorongan untuk bekerja.
Apabila seseorang memiliki etos kerja yang tinggi, maka pelaksanaan kerja
akan menjadi lebih maksimal. Selain itu, etos kerja ini menjadi alasan kuat
mengapa seseorang melakukan pekerjaan. Toto menjelaskan bahwa etos
kerja dalam Islam adalahCara pandang yang diyakini seorang Muslim bahwa
bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal shaleh dan
oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.
Toto memberikan rumusan bahwa kualitas hidup Islami dapat diperoleh
dengan tauhid atau keyakinan, tujuan atau arah tujuan, motivasi atau
dorongan, ide atau rasio, intuisi atau rasa, dan aksi atau aktualisasi amal
saleh. Ada beberapa indikasi-indikasi orang atau kelompok memiliki etos
kerja tinggi menurut Gunnar Myrdal yaitu, 1) Efisien, 2) Rajin, 3) Teratur, 4)
Disiplin dan tepat waktu, 5) Hemat, 6) Jujur dan teliti, 7) Rasional dalam
mengambil keputusan dan tindakan, 8) Bersedia menerima perubahan atau
bersikap dinamis, 9) Pandai memanfaatkan kesempatan, 10) Energik atau
penuh semangat, 11) UJI PUBLIK 174 Ketulusan dan percaya diri, 12) Mampu
bekerja sama, dan 13) Mempunyai visi yang nyata dan futuristic.
c. Prinsip yang kokoh dalam profesi Sebagai agama yang menekankan arti
penting amal dan kerja, Islam mengajarkan bahwa kerja itu harus
dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip berikut: 1) Profesi atau
pekerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan. 2) Profesi atau pekerjaan
harus dilaksanakan berdasarkan keahlian atau profesional, tekun dan
sungguh-sungguh. 3) Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik. 4)
Profesi atau pekerjaan dilaksanakan dengan jujur amanah dan penuh
tanggung jawab. 5) Profesi atau pekerjaan dilakukan dengan semangat dan
etos kerja yang tinggi. 6) Pekerja ialah orang berhak mendapatkan imbalan
atas apa yang telah ia kerjakan. 7) Profesi, kerja, atau amal adalah bentuk
eksistensi manusia. Artinya manusia ada karena kerja, dan kerja itulah yang
membuat atau mengisi keberadaan kemanusiaan. 8) Menghindari larangan-
larangan dalam agama.
Larangan dari sisi substansi pekerjaannya contohnya menjual minuman
keras, menebarkan hoax, menyebarkan video asusila. Larangan sisi perihal
yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti melanggar batasan
antara laki-laki dengan perempuan, membuat fitnah dalam persaingan, dan
melanggar batasan aurat dalam bekerja.
9) Profesi atau pekerjaan dilakukan dengan turut saling menjaga
persaudaraan. Seperti Rasulullah Saw. bersabda, "Dan janganlah kalian
menjual barang yang sudah dijual kepada saudara kalian" (HR. Muslim).
Selain menganjurkan untuk menjual sesuatu yang berbeda dari barang yang
dijual oleh saudara kita, hadis ini juga menganjurkan untuk memilih tempat
yang berbeda apabila memiliki kesamaan dalam barang dagangan dengan
saudara kita untuk menghindari rusaknya persaudaraan karena persaingan.