Oleh:
A. Latar Belakang
Tauhid berarti mempersatukan Allah, baik dalam arti meyakini bahwa hanya Allah
lah pencipta, pemelihara, dan pemberi makanan maupun dalam keyakinan bahwa hanya
Allah yang berhak disembah, Mempersekutukan Allah adalah syirik, kebalikannya. Dalam
Islam, tauhid adalah hal yang paling penting.
Istilah “teologis” mengacu pada konsep “Tauhid” sebagai paradigma fundamental
fundamental yang akan menjadi paradigma Islam. Akibatnya, kata "tauhid" mengacu pada
pendiri atau yayasan Islam. Karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi harus disebarkan
ke seluruh daratan yang dapat diakses dari Teluk Persia sebagai bagian dari dasar
operasional. Ada lima paradigma yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan Islam
dengan iptek dalam pengertian yang lebih umum. Paradigma pemisahan. Paradigma
spiritual Islam yang juga dikenal sebagai Paradigma menjelaskan bahwa agama adalah
simbol sekaligus bentuk pengetahuan. Sebagai salah satu unsur yang paling tidak kreatif,
Tuhan adalah tantang alam semesta pengetahuan. Kajian tentang hubungan antara Tuhan
dan bangsa Mesir, antara Prinsip Ilahi dan Manifestasi Kosmos merupakan landasan yang
mendasar baik untuk mempelajari dunia spiritual maupun dunia material.
B. Permasalahan
1. Apa Pengertian dari Tauhid?
2. Mengapa Tauhid dijadikan sebagai sumber ilmu?
3. Bagaimana Penciptaan alam dan lainnya oleh tuhan?
4. Mengapa Tauhid dijadikan sebagai dasar pengembangan sains dalam ayat-ayat
Allah?
C. Tujuan
1. Mengetahui makna Tauhid
2. Mengetahui bahwa Tauhid dijadikan sebagai sumber ilmu
3. Mengetahui bahwa Penciptaan Alam dan lainnya oleh Tuhan
4. Mengetahui bahwa Tauhid dijadikan sebagai dasar pengembangan sains dalam
ayat-ayat Allah
2
PEMBAHASAN
1 Pengertian Tauhid
Menurut istilah Agama Islam, Tauhid itu ialah “Keyakinan tentang satu atau Esa-Nya
Tuhan”, dan segala fikiran dan teori berikut dalil-dalilnya yang menjurus kepada
kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut ilmu Tauhid.
Tauhid adalah meyakini keesaan Allah dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepada-
Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dengan demikian, tauhid
ada tiga macam: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah serta tauhid asma' wa sifat.
Kata bahasa arab wahhada, yang berarti menyatukan, menjadikan satu, merupakan
akar kata tauhid. Terjemahan umum Tauhid adalah "keesaan Tuhan". Al-Qur'an tidak
menggunakan istilah "monoteisme". Namun, konsep keesaan Tuhan sering disebutkan
dalam Al-Qur'an, seperti dalam QS.al-Ikhlas (112), yang menyatakan: Salah satu sifat
Tuhan, al-Shamad, yang berarti "yang bergantung-meminta segalanya," dijelaskan dalam
ayat 1 sampai 4. Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad sedang menjawab pertanyaan
dari orang-orang Yahudi tentang 250 cara Islam menggambarkan Tuhan. Tauhid
digambarkan sebagai bagian dari fitrah manusia dalam Al-Qur'an (QS). al-Rüm (30): 30),
selain gagasan dasar agama samawi (QS. al-Anbiya' (21): 25)
Konsep “tauhid rububiyyah” mengacu pada kenyataan bahwa Allah adalah satu-
satunya Pencipta (Al-Khaliq), Penguasa Alam Semesta (Al-Mudabbir), Maha Kuasa (Al-
Malik), dan Pemberi Rezeki (Ar-Razzaq). ). Kesatuan ini tercermin dalam tindakan Allah.
Kedua: Tauhid uluhiyyah adalah keesaan Allah dalam perbuatan hamba; yaitu,
sebagai hamba, kita hanya bisa menyembah Allah; tidak ada orang lain yang bisa
melakukannya. Shalat, tawaf, kurban, dan nazar adalah semua bentuk ibadah yang hanya
bisa ditujukan kepada Allah.
Ketiga: Kesatuan nama dan sifat Allah diwakili oleh Tauhid Asma wa Atribut.
Seperti yang ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, kami memberikan nama dan atribut
Allah. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat tersebut tanpa melakukan takwil
(mengubah makna), tak-thil (menolak sebagian sifat Allah), takyif (memvisualisasikan atau
menjelaskan bagaimana sifat Tuhan diwujudkan), tam-tsil (menyamakan sifat Tuhan
dengan sifat makhluk). ), atau tafwidh (tidak mau mencari tahu apa arti sifat Tuhan).
Tinjauan terhadap ideologi tauhid yang melandasi hubungan antara keduanya
mengungkapkan tiga paradigma untuk memahami hubungan antara tauhid dan ilmu
3
pengetahuan secara keseluruhan. Model sekuler paradigma Islam, yang memandang agama
sebagai landasan dan pengatur kehidupan, dan paradigma sosialis Selanjutnya, Tuhan
adalah pengetahuan tentang alam semesta sebagai hasil tindakan kreatif ilahi. Fondasi yang
paling mendasar bagi kesatuan sains dan pengetahuan spiritual adalah memahami
hubungan antara Tuhan dan dunia, pencipta dan ciptaan, atau prinsip Ketuhanan dan
manifestasi kosmik.
9
KESIMPULAN
1. Kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan -yang merupakan prinsip ketiga
dari lima prinsip proyek Islamisasi Ilmu pengetahuan- adalah pijakan dasar dari
konsep Keesaan Tuhan dan Kesatupaduan Kebenaran Ilmu Pengetahuan”
2. Iman dalam Islam merupakan sebuah keyakinan yang membuat kebenaran iman
sama kukuhnya dengan kesaksian inderawi, bahkan lebih. Ini sangat berbeda
dengan “iman” kristen, dan beda pula dengan filsafat skeptisisme
3. Keesaan Tuhan dan Kebersatupaduan Kebenaran ialah penegasan akan keesaan
Tuhan dan tunggalnya kebenaran yang berimplikasi pada pernyataan bahwa Tuhan
itu satu, dan tidak ada Tuhan selain-Nya.
4. Antara kebenaran wahyu dan kebenaran akal tidak ada saling bertentangan, bahkan
saling melengkapi
10
DAFTAR PUSTAKA
Darmana, A. (2021). Internalisasi Nilai Tauhid Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Uin Sgd,
66-69.
11