Anda di halaman 1dari 3

Nama : Imat Supriatna

Jurusan : Extensi TMO


NIM : 20170007
Matkul UAS : PAI
Dosen : Tessy Herawati, M.Ag
Hari/Tanggal : 14 Februari 2021

1. Kajian tentang Islam sudah menjadi bagaian dari displin ilmu, sehingga masuk
dalam kajian keilmuan atau objek penelitian. Untuk melakukan pendekatan
kajian tersebut, diperlukan metode-metode tertentu, seperti metode filosofis,
metode historis, metode teologis. Jelaskan masing-masing metode diatas beserta
tujuannya!
2. Dalam Al-Qur’an, ada beberapa konsep berkenaan dengan manusia. Yaitu
Konsep al-Basyr, al-Insan, an-naas, bani Adam, al-Ins, dan konsepa abdullah
(Hamba Allah). Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna
karena manusia memiliki segala unsur dari mahluk hidup lainnya.
Manusia membutuhkan agama karena hal tersebut merupakan fitrah manusia,
jelaskan apa maksudnya?
3. Mengapa kita harus berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah ?
4. Jelaskan apa yg dimaksud Tauhid Uluhiyah, Tauhid Rububiyah, Tauhid Asma
Washifat!

Pembahasan ;

1. Metode filosofis atau ( metodologi filosofis ) adalah studi tentang


bagaimana melakukan filosofi. Pandangan umum di antara para filsuf
adalah bahwa filsafat dibedakan dengan cara-cara yang diikuti para filsuf
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis. Tidak hanya satu
metode yang digunakan filsuf untuk menjawab pertanyaan filosofis.

Metode Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang,
dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat
dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa
yang terlibat dalam peristiwa tersebut, Melalui pendekatan sejarah seorang
diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia.
Dari keadaan ini seseorang akan melihatadanya kesenjangan atau keselarasan
antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan
histories.
Metode Teologis
Pendekatan teologis berarti pendekatan kewahyuan atau pendekatan
keyakinan peneliti itu sendiri, dimana agama tidak lain merupakan hak
prerogatif tuhan sendiri. Realitas sejati dari agama adalah sebagaimana
yang dikatakan oleh masing-masing agama. pendekatan seperti ini
biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama untuk kepentingan
agama yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah pembenaran
keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu.

2. Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan


keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial artinya tidak
boleh sendiri-sendiri, Karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Konsep
Bani Adam digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari asal
keturunannya.
Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan
menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan
membuat hati manusia menjadi jernih, halus dan suci.

3. Al-Qur'an dan as-Sunnah merupakan pegangan bagi setiap muslim.


Keduanya bersumber dari Allah dan Rasulnya yang mana sudah pasti
kebenarannya. Dengan mendalami keduanya, terjawab sudah seluruh
urusan dunia-akhirat kita. karena Al-Qur'an dan sunnah adalah penguat
satu sama lain, bila di Al-Qur'an tidak ada maka bisa saja di sempurnakan
oleh sunnnah. seperti halnya, di alquran memerintahkan kepada orang
islam untuk melaksanakan shalat, tetapi di Al-Qur'an tidak terdapat tata
cara melaksanakannya dan sebagainya, di assunah terdapat tatacaranya.

4. Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan seluruh bentuk ibadah kepada


Allah, seperti berdo'a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih,
bernadzar, harapan dalam cinta, dan selainnya dari jenis-jenis
ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah
termasuk sikap Zalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan
dengan syirik kepada Allah. Dengan mengesakan Allah dengan tauhid
uluhiyah-Nya maka, orang tersebut sudah bisa dikatakan orang beriman.
Maka tak ayal, banyak ulama yang mengatakan bahwa tauhid uluhiyah
memiliki keutamaan yang lebih dan paling penting dalam bertauhid.
Berbeda dengan Tauhid rububiyah yang memang dimiliki oleh orang
beriman maupun kafir, sehingga tidak menjadikan pelakunya sebagai
orang yang beriman kepada Allah.
Tauhid Rububiyah adalah mentauhidkan Allah atau mengesakan Allah
melalui penciptaan-Nya, KekuasaanNya, dan segala pengaturan Allah
dimuka Bumi.
misalnya : dari bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan isinya.
Konsekuensi adanya Tauhid Rububiyah adalah hrs diikuti dengan tauhid
Uluhiyah.
contohnya: Percaya Allah yang Memberi Rezeki, Percaya Allah yang
Mengatur Semua, Percaya Allah yang Mampu Menciptakan.

Tauhid Asma' was Shifat yaitu mengesakan Allah dengan cara


menetapkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang ditetapkan sendiri
oleh-Nya (dalam firmannya) atau yang disebutkan oleh Rasul-Nya (dalam
hadits), tanpa mengilustrasikan (Takyif), menyerupakan dengan sesuatu
(Tamtsil), menyimpangkan makna (Tahrif), atau bahkan menolak nama
atau sifat tersebut (Ta’thil).

Anda mungkin juga menyukai