Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Organisasi Dakwah

Disusun untuk memenuhi tugas

“ILMU DAKWAH”

Dosen Pengampu :

Ahmad Fauzan Pujianto, M.Ag

Disusun Oleh :

1. Anindya Muji Rastiwi (933416719)


2. Flaviana Ferananda (933416819)
3. Adinda Wuri Shinta (933417119)

KELAS B
PRODI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah, Prodi Psikologi Islam,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, semester 5, Institut Agama Islam Kediri dengan Dosen
pengampu, Ahmad Fauzan Pujianto, M.Ag. yang berjudul “Organisasi Dakwah”.

Dalam penyeleaian makalah ini, kami mengalami beberapa kesulitan, namun berkat
bimbingan dan bantuan dari beberapa sumber buku, dan teman-teman, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah. Kami sadar dan tahu, dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Kediri, 08 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian Organisasi Dakwah.........................................................................................

B. Dasar Hukum Organisasi Dakwah....................................................................................

C. Bentuk-Bentuk Pengorganisasian Dakwah.......................................................................

D. Urgensi Organisasi Dakwah..............................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam dalam mengembangkan ajaran banyak melalui dakwah sehingga sampai
kepada penjuru dunia. Keberhasilan dakwah harus mempunyai suatu strategi atau cara. Cara
dakwah yang efektif bisa melalui organisasi dakwah. Organisasi dakwah dapat dirumuskan
sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diatara satuan-satuan
organisasi atau petugasnya. Pengorganisasian tersebut mempunyai arti penting bagi proses
dakwah. Sebab dengan pengorganisasian maka rencana menjadi lebih muda
pelaksanaannya.
Dalam pemaparan diatas menjelaskan pentingnya organisasi dakwah dalam usaha
dakwah. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai organisasi dakwah,
dasar hukum, bentuk-bentuk pengorganisasian dakwah dan juga urgensi dari organisasi
dakwah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi dakwah?
2. Bagaimana dasar hukum dari organisasi dakwah?
3. Apa saja bentuk-bentuk pengorganisasian dakwah?
4. Bagaimana urgensi dari organiasi dakwah?
C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Dakwah, juga untuk menabah wawasan baik penulis maupun pembaca mengenai:
1. Pengertian tentang organisasi dakwah
2. Dasar hukum dari organisasi dakwah
3. Bentuk-bentuk pengorganisasian dakwah
4. Penjelasan mengenai urgensi dari organisasi dakwah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ORGANISASI DAKWAH


Istilah organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa yunani berarti alat. Adapun
pendapat para ahli yakni, Jamaes D. Monney, bahwa orgnisasi adalah setiap bentuk
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Paul preston dan Thomas Zimmemer
mengemukakan bahwa organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang tersusun dalam
kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Sutarto bahwa
organisasi adalah sistem yang saling berpengaruh antara orang dalam kelompok yang
bekerja sama untuk tujuan-tujuan tertentu. Demikian halnya Hadari Nawawi bahwa
organisasi adalah sistem kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.1
Dari berbagai pandangan mengenai pengertian organisasi dapat disimpulkan bahwa
organisasi merupakan sekumpulan kelompok yang membentuk sebuah kerja sama dalam
sistem yang saling berpengaruh dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi
setiap orang dalam organisasi mempunyai tujuan pribadi dan interaksi itu selalu diarahkan
untuk tujuan bersama.
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah etimologi adalah memanggil (to
call), mendorong (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to
urge) dan memohon (to pray). Secara terminologi ada beberapa pendapat mendefinisikan
dakwah yaitu: Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A, dakwah adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah, untuk
keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Menurut M. Nasir, dakwah
adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada program manusia dan seluruh
umat manusia konsepsi Islam tentang padangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan
yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an-munkar dengan berbagai macam cara dan
media yang diperbolehkan, akhlak dan membimbing pengalamannya dan perikehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.2 Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa dakwah adalah memberikan dorongan atau motivasi pada diri seseorang
atau kelompok untuk melaksanakan ajaran Islam tanpa ada paksaan dalam kehidupan sehari-
hari.
Dari uraian mengenai organisasi dan dakwah di atas dapat diartikan bahwa
organisasi dakwah adalah usaha gerakan dakwah yang dilakukan oleh sekelompok orang
1
Hamriani H M. “Organisasi dalam Manajemen Dakwah”. Jurnal Dakwah Tabligh, (2013), II: 239-
245. Hal: 241.
2
Maslina Daulay. “ Peran Organisasi Dakwah dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan”.
Hikmah, (2014), I: 98-106. Hal: 99-100.
yang tergabung dalam suatu wadah dengan sistem kerja sama yang terorganisir dengan baik
untuk mencapai tujuan dakwah Islam yaitu melaksanakan ajaran Islam tanpa ada paksaan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam organisasi, khususnya organisasi dakwah,
pengorganisasian dakwah sangatlah penting. Pengorganisasian dakwah berarti sebagai suatu
tindakan untuk menghubungkan kegiatan-kegiatan dakwah yang efektif dalam wujud
kerjasama antara para da’i, sehingga mereka dapat memperoleh manfaat-manfaat pribadi
dalam melaksanakan kegiatan tersebut dalam upayanya mewujudkan tujuan dakwah yang
diinginkan.Dalam organisasi dakwah pula terdapat empat langkah yang harus ditempuh,
yaitu:
1) Membagi-bagi pekerjaan atau tindakan dakwah yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan.
2) Menetapkan dan mengelompokkan orang atau para da’i dalam melaksanakan tugasnya.
3) Menetapkan tempat atau lingkungan di mana aktivitas dakwah itu akan dikerjakan.
4) Menetapkan jalinan kerja sama antara para da’i sebagai suatu kesatuan kelompok kerja.

B. DASAR HUKUM ORGANISASI DAKWAH


Menurut pendapat Rosyad Shaleh pengorganisasian kegiatan sosial keagamaan
adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap
kegiatan usaha dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja
diantara satuan organisasi atau petugasnya. Islam sendiri sangat perhatian dalam
memandang tanggung jawab dan wewenang sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW yang mengajak para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan
empati yang sangat persuasif dan musyawarah.3 Sebagaimana terkandung dalam surat Ali-
Imran ayat 159
‫هّٰللا‬
‫اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر‬
ِ ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۚ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِ ْيظَ ْالقَ ْل‬
َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّوْ ا ِم ْن َحوْ ل‬

َ‫فَا ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِ ْين‬

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
3
Maslina Daulay. “ Peran Organisasi Dakwah dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan”.
Hikmah, (2014), I: 98-106. Hal: 101.
C. BENTUK-BENTUK PENGORGANISASIAN DAKWAH

Adapun bentuk-bentuk pengorganisasian dakwah menurut M.Munir dan Wahyu


Ilaihi meliputi:
1. Spesialisasi Kerja (Pembagian Kerja)
M.Munir dan Wahyu Ilaihi mendefinisikan spesialisasi kerja sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu menjadi lebih baik jika pekerjaan
tersebut dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah dan tiap langkah diselesaikan
oleh individu yang berlainan. Bentuk-bentuk spesialisasi dalam organisasi:
a) Organisasi Garis
Dalam bentuk organisasi ini menjelaskan bahwa kekuasaan pimpinan
langsung kepada kepala bagian dan kemudian kepada karyawan
bawahannya. Masing-masing bagian berdiri sendiri dan kepala bagian
menjalankan fungsi pengendalian danpengawasan dibagiannya.
b) Organisasi Garis dan Staf
Bentuk ini merupakan kombinasi pemberdayaan yaitu adanya pengawasan
langsung dan spesialisasi dalam organisasi.Tugas kepala bagian yang
berat dibantu oleh spesialis yang dapat memberikan saran-saran kondusif
atas beberapa fungsi untuk maksud ini bisa dibentuk sebuah jajaran staf.
c) Organisasi Fungsional
Pada bentuk ini masing-masing kepala bagian adalah spesialis dan para
bawahan masih dikendalikan oleh beberapa pimpinan.Pemimpin memiliki
wewenang penuh menjalankan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya.
Jadi, bentuk ini lebih menekankan pembagian fungsi.
d) Organisasi Komite
Organisasi Komite merupakan asas brainstorming (arah pendapat antara
berbagai unit fungsional dalam aktivitas organisasi). Fungsi organisasi ini
sebagai sebuah forum untuk bertukar pikiran diantara para anggota.
e) Organisasi Matriks
Bentuk pengorganisasian ini merupakan perluasan serta pengejawantahan
dari struktur organisasi garis dan staf. Organisasi ini biasa disebut dengan
organisasi manajemen proyek, yaitu struktur pengorganisasian yang
spesialisasi antar bagiannya dipadukan untuk melaksanakan aktivitas
tertentu.
2. Departementalisasi Dakwah (Pengelompokan Kerja)
Setelah unit kerja dakwah dibagi-bagi melalui spesialisasi kerja, maka
selanjutnya pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan melalui
departementalisasi sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan
secara bersama-sama dan dapat dikoordinasikan Manfaatnya antara lain:
a) Membantu memperingati tugas koordinasi unit-unit kerja yang terpisah
dan tidaksama.
b) Memperlancar pengawasan dengan menempatkan seorang
kepala/pimpinan yang berkompeten dalam setiap organisasi politik.
c) Pembagian tugas dalam pekerjaan atas dasar keahlian dan pengetahuan
yang bersifat khusus dalam organisasi.
d) Menghemat biaya karena dengan pembagian tugas pekerjaan dan
pengelompokan dalam unit-unit kerja tidak akan terjadi kerangkapan
tugas yang berakibat kerangkapan biaya.
3. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang
dapat disupervisi oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. Urgensi konsep
rentang kendali dalam pengorganisasian dakwah adalah dapat menentukan
jumlah tingkatan dan kuantitas manajer yang dimiliki oleh organisasi dakwah.
Faktor yang mempengaruhi rentang kendali antara lain:
a) Kesamaan Fungsi. Semakin banyak kesamaan fungsi-fungsi yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentang semakin melebar (artinya
semakin banyak bawahan yang dapat dipimpin dan diawasi dengan baik).

b) Kedekatan Geografis. Semakin dekat letak penempatan kerja secara fisik,


rentangan semakin melebar.
c) Tingkat Pengawasan Langsung. Semakin sedikit pengawasan langsung
yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
d) Tingkat Koordinasi yang Dibutuhkan. Semakin berkurang koordinasi yang
dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
e) Perencanaan yang Dibutuhkan Manajer. Semakin sedikit perencanaan yang
dibutuhkan oleh pimpinan, rentangan semakin melebar.
f) Bantuan Pengorganisasional. Bantuan organisasional yang tersedia bagi
pengawas lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-
fungsi.4

4
Siti Latifah. “Fungsi Pengorganisasian Dakwah di Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan
Sejahtera Kota Yogyakarta”. (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008), 10-16.
D. URGENSI ORGANISASI DAKWAH
Begitu banyak dan luasnya ruang lingkup dan sasaran dakwah, sebab ia meliputi
semua aspek kehidupan umat manusia, baik kehidupan spiritual maupun material, baik
kehidupan jasmani maupun kehidupan rohani dalam mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Maka dari itu untuk menjalankan tugas mulia dan
besar itu diperlukan kumpulan para da’i dalam suatu wadah organisasi dakwah agar dalam
pelaksanaan dakwah akan menjadi mudah. Sebab tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
dakwah dalam tugas yang lebih terperinci, serta pelaksanaannya diserahkan kepada
beberapa orang yang akan mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri
seseorang pelakasana saja. Selain itu, pemerincian kegiatan-kegiatan dakwah menjadi tugas
para da’i sebagai pelaksana dakwah agar para da’i tahu akan situasi dan kondisi yang
dihadapi dalam pelaksanaan dakwah. Dalam hal tersebut, Samsul Munir dalam ”Ilmu
Dakwah” menyatakan bahwa
”Pembagian tugas-tugas dakwah kepada masing-masing pelaksana, membuat mereka
mengetahui dengan tepat sumbangan pikiran apa yang harus diberikan dalam rangka
penyelenggaraan dakwah, kejelasan masing-masing terhadap tugas pekerjaan yang harus
dilakukan, dapat meminimalisir timbulnya salah pengertian, kekacauan, kekembaran, dan
kekosongan. Di samping itu, penegasan orang-orang terhadap tugas tertentu juga untuk
menumbuhkan pendalaman orang tersebut terhadap tugas pekerjaan yang diserahkan
kepadanya. Selanjutnya dengan pengorganisasian, kegiatan-kegiatan dakwah yang dirinci
akan memudahkan pemilihan tenaga-tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-
tugas tersebut, serta sarana atau alat yang dibutuhkan. Pengorganisasian tersebut akan
mendatangkan keberuntungan berupa terpadunya berbagai kemampuan dan keahlian dari
para pelaksana dakwah dalam satu kerangka kerjasama dakwah yang semuanya diarahkan
pada sasaran yang telah ditentukan”.
Adanya organisasi yang baik dan militan yang mendukung dakwah Islamiyah adalah
satu keharusan mutlak, karena tanpa adanya organisasi yang demikian, dakwah Islamiyah
tidak dapat berjalan dengan baik dan bahkan kemungkinan besar akan berhenti.
Berdasarkan hal tersebut maka ada pendapat yang menyatakan bahwa tugas
pendukungan dakwah Islamiyah itu terletak di atas pundak Daulah Islamiyyah. Seperti pada
masa Khulafaur-Rasyidin, organisasi negara yang mendukung dakwah Islamiyah telah
dibina dengan sempurna dan telah dijadikan sebagai suatu nizham yang mempunyai alat-alat
perlengkapan dan lembaga-lembaga menurut ukuran zamannya telah cukup baik.5
5
M Iqbal. 2010. “BAB II Organisasi Dakwah”. http://repository.radenfatah.ac.id, diakses pada 08
November 2021.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengertian organisasi dakwah adalah usaha gerakan dakwah yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wadah dengan sistem kerja sama yang
terorganisir dengan baik untuk mencapai tujuan dakwah Islam yaitu melaksanakan
ajaran Islam tanpa ada paksaan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dasar hukum organisasi dakwah dapat dilohat dari surat Ali-Imran ayat 159 bahwa
Islam sendiri sangat perhatian dalam memandang tanggung jawab dan wewenang
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang mengajak para sahabat
untuk berpartisipasi melalui pendekatan empati yang sangat persuasif dan musyawarah.
3. Bentuk-bentuk pengorganisasian dakwah dibagi menjadi tiga yaitu Spesialisasi Kerja
(Pembagian Kerja), Departementalisasi Dakwah (Pengelompokan Kerja) dan Rentang
Kendali yang memiliki fungsi masing-masing.
4. Urgensi organisasi dakwah artinya adanya organisasi yang baik dan militan sangat
penting dalam mendukung dakwah Islamiyah adalah satu keharusan mutlak, karena
tanpa adanya organisasi yang demikian, dakwah Islamiyah tidak dapat berjalan dengan
baik dan bahkan kemungkinan besar akan berhenti.
B. SARAN
Adapun saran dari penulis mengenai penjelasan di atas, kewajiban seluruh kaum
muslim, baik laki-laki maupun perempuan adalah bergotong-royong atau bekerjasama,
bersama-sama menyuruh untuk berbuat kebjikan dan melarang berbuat mungkar (amar
ma’ruf nahi munkar), mendirikan sholat, membayar zakat, dan beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. Dengan begitu setiap muslim harus menjadi juru dakwah.
Meskipun penulis telah menyusun makalah ini dengan sesempurna mungkin tetapi
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis dengan senang
hati menerima kritik dan saran yang diarapkan bisa menjadi bahan evaluasi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hamriani H M. “Organisasi dalam Manajemen Dakwah”. Jurnal Dakwah Tabligh, (2013), II: 239-
245.

M Iqbal. 2010. “BAB II Organisasi Dakwah”.


http://repository.radenfatah.ac.id/5161/3/03%29%20BAB%20II%20ORGANISASI
%20DAKWAH.doc. (Diakses pada 08 November 2021).

Maslina Daulay. “ Peran Organisasi Dakwah dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan”.
Hikmah, (2014), I: 98-106.

Siti Latifah. “Fungsi Pengorganisasian Dakwah di Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan
Sejahtera Kota Yogyakarta”. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai