PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan keperawatan.
dengan tim kesehatan lain, perawat dengan staf administrasi, perawat dengan
Rumah Sakit Jiwa Mathari, Kenya sekitar 5.000 dokter, apoteker, dokter gigi
dan perawat melakukan aksi mogok kerja setelah perundingan antara serikat
pekerja dan pemerintah tentang kenaikan gaji gagal, menyebabkan lebih dari
1
Di Indonesia, konflik perawat mulai dari konflik perseorangan di unit
dipulangkan dari rumah sakit (Serambi News, 2017). Di Rumah Sakit Karya
Bhakti Pertiwi (KBP) dan Medika Dramaga, Kabupaten Bogor, salah seorang
penanganan lamban hingga meninggal dunia (Kabar News, 2018). Selain itu,
di RSUD. Haji Makassar pegawai negeri sipil dan karyawan melakukan aksi
Haji Makassar karena tidak transfaran dalam memimpin rumah sakit yakni
adanya iuran PNS kepada manajemen rumah sakit dan tidak meratanya
penulis sebutkan merupakan sebagian kecil dari jumlah dan jenis konflik
yang mencuat ke permukaan dan konflik yang tidak sampai mencuat lebih
banyak lagi.
2
Menurut Swanburg (2000:357) konflik bila tidak dikelola dengan baik
(2010) Konflik yang berkelanjutan dapat merusak kesatuan unit kerja dan
Menurut hasil penelitian Daniyanti dan Kamil (2016) secara umum dapat
stress kerja perawat dipengaruhi salah satunya oleh konflik kerja. Konflik
instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan adalah kompromi (44,4 %).
3
dilakukan oleh kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon
kinerja karyawan.
demokrasi yaitu 75%. Berdasarkan hasil penelitian Purba dan Fathi (2010)
4
Adam Malik Medan adalah partisipatif. Kepala ruangan yang menerapkan
profesi lain atas kesalahan yang dilakukan perawat pelaksana tersebut, kepala
konflik kompetisi. Hasil akhir terdapat hubungan yang bermakna antara gaya
hasil penelitian Mirja (2014) dari analisa univariat menunjukkan bahwa gaya
konflik pada kategori kurang baik (54,9%). Hasil penelitian analisa bivariat
dengan manajemen konflik di Ruang Rawat Inap RSUD. dr. Zainoel Abidin
5
Studi pendahuluan 5 sebtember 2018 Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Haji Makassar sebagai salah satu rumah sakit milik instansi
rawat inap meliputi: Ruang perawatan Rinra Sayang 1, Rinra Sayang 2, Al-
Rahman dan ICU dengan jumlah total perawat pelaksana di ruang rawat inap
131 orang.
konflik di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
7
3. Manfaat Praktis
rumah sakit.
4. Manfaat Masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan penyuluhan dan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Konflik
Istilah konflik berasal dari bahasa Inggris conflict yang berarti “perkelahian,
adalah kejadian alamiah dalam hubungan pekerjaan, yang terjadi ketika dua
atau lebih pihak mempunyai pandangan yang berbeda tentang suatu situasi
ketika interaksi dari dua orang atau lebih memunculkan masalah internal
dua pendekatan, yakni sebagai sebuah kejadian dan konflik sebagai proses.
antara dua orang atau organisasi dimana orang tersebut menerima sesuatu
dari seseorang.
9
2. Faktor-faktor Terjadinya Konflik
a. Faktor Manusia
b. Faktor Organisasi
antar unit/departemen.
antara satu kelompok dengan kelompok lainnnya. Kelompok yang satu tidak
yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para
manajer yang relatif muda memiliki persepsi bahwa mereka mendapat tugas-
10
tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior
berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat
3. Kategori konflik
dua atau lebih tujuan yang saling bertentangan dan bimbang mana yang harus
dipilih.
interpersonal bisa terjadi jika ada perbedaan pendapat isu, tindakan, dan
c. Konflik intragrup, yaitu konflik antara anggota dalam satu kelompok. Setiap
11
d. Konflik intergrup, yaitu konflik yang terjadi antara kelompok. Konflik
organisasi.
e. Konflik intraorganisasi, yaitu konflik yang terjadi antar bagian dalam suatu
antara pipinan dan bawahan. Konflik horizontal yang terjadi karyawan atau
Konflik peran, yang terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran.
4. Proses konflik
Tahap pertama dalam proses konflik adalah adanya kondisi yang menciptakan
12
b. Tahap II: Kognisi dan personalisasi
kondisi anteseden. Pada tahap ini, terdapat dua macam konfik, yaitu konflik
dipersepsikan muncul jika adanya kesadaran salah satu pihak atau lebih atas
sebagai ancaman ketakutan, tidak percaya dan marah. Konflik ini disebut juga
2015:156).
(Nursalam, 2015:156).
13
e. Tahap V: Hasil
Tahap ini menghasilkan konsekuensi yang telah dibuat oleh pihak yang
2014:118).
5. Manajemen Konflik
Menurut Setiadi (2016:116) ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk
lengkap dan akurat, tetapi juga harus dihindari tercampurnya dengan opini
atau pendapat.
keadaan. Sering kali dari hasil analisas bisa mendapatkan berbagai alternatif
pemecahan masalah.
e. Tindak lanjut, langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan
14
f. Pendisiplinan, konflik dalam organisasi apabila tidak ditangani dengan baik
6. Penanganan Konflik
sebagai berikut:
a. Persaingan
lain dalam konflik tersebut. Penanganan konflik ini disebut win-lose solution.
dan tegas atau juga dapat dilakukan jika persoalanya vital dianggap darurat
b. Kolaborasi
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya yakin akan
tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborai tidak akan
bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut,
15
masalah, dan tidak adanya kepercayaan kedua kelompok/seseorang
(Nursalam, 2015:159)
c. Penghindaran
menekan konflik. Cara ini dapat digunakan manajer jika masalahnya tidak
d. Akomodasi
Suatu pola dimana satu pihak menerima kepentingan pihak lain diatas
kepentingan sendiri dan ini dilakukan bila masalah tersebut bukan masalah
penting atau satu pihak adalah pihak yang kuat (lose-win outcome) (Marquiz
e. Kompromi
strategi ini sering digunakan oleh middle dan top manajer keperawatan
(Nursalam, 2015:158).
f. Smoothing
komponen emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat
16
dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan daripada perbedaan dengan
penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik
yang ringan, tetapi tidak dapat dipergunakan pada konflik yang besar,
a. Pemimpin perlu menganalisas jumlah dan tipe konflik yang terjadi dalam
d. Kepala ruangan perlu menentukan dan mengidentifikasi isu yang pasti akan
dinegosiasikan.
sebagai negosiasi.
17
B. Tinjauan Tentang Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat
manajer keperawatan.
2. Sifat-sifat Kepemimpinan
manajer bisa menjadi peimpin yang efektif apabila dapat membangun sifat-
sifat berikut:
18
b. Mengerti kebutuhan akan prestasi kerja dalam pekerjaan. Pemimpin yang
3. Kriteria Pemimpin
4. Gaya-gaya Kepemimpinan
19
kekuasaan pribadinya dengan cara otoriter, mempertahankan tanggung jawab
dalam keputusan dan aktivitas kelompok. Menurut Bakri (2017:19) ciri lain
yakni:
5) Sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan diawasi secara ketat oleh pimpinan.
pertimbangan.
20
jabatannya untuk menarik gagasan dari pegawai, serta memotivasi anggota
pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari pegawai dan
4) Sikap, tingkah laku, kegiatan bawahan diawasi secara wajar oleh pimpinan.
bawahan.
21
untuk merencanakan, melakukan dan menilai pekerjaan mereka sendiri yang
bawahannya.
ruangan.
22
dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat. Dan
a. Perencanaan
penugasan/penjadwalan,
23
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
pelatihan diri,
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. Pengorganisasian
3) Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua tim
4) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas,
24
c. Pengarahan
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik,
tugasnya,
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
2) Melalui supervisi
25
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan).
d) Audit keperawatan.
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
ruangan dalam penanganan konflik di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
(Bakri, 2017:19).
2017:19).
2014:119).
27
B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti
Gaya Kepemimpinan:
1. Otoriter Penanganan
2. Demokratis Konflik
3. Laissez Faire
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
pegang pemimpin.
28
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis (b)
3. Gaya Kepemimpinan(bLaissez
< a danFaire
c). (c)
a. Diterapkan apabila
: persepsi perawat atau bawahan tentang gaya
29
4. Penanganan Konflik
ruangan.
Guttman.
(≤50%).
30
BAB VI
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
antara dua variabel pada sekelompok subjek (Elfindri, dkk, 2012:186) dengan
1. Populasi
pelaksana di ruang rawat inap RSUD. Haji Makassar tahun 2018 sebanyak
131 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik Total
31
Sampling yakni cara pengambilan sampel dengan mengambil anggota
sampel dimana total sampel yang akan diteliti yakni 131 orang.
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data sekunder
penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh yaitu
ruangan.
f. Melakukan pendokumentasian.
32
3. Intrumen Pengumpulan Data
a. Karakteristik responden,
skor 1 dan Tidak skor 0, sedangkan pernyataan negatif Ya skor 0 dan Tidak
E. Pengolahan Data
melakukan:
1. Penyuntingan (Editing)
keragamanya masing-masing.
2. Pengkodean (Coding)
berdasarkan variabel, skor respon dan nomor urut responden pada lembar
33
kuesioner yang dikembalikan oleh perawat pelaksana ruang rawat inap
Hasil respon sampel di input kedalam tabel tabulasi data yang telah
disiapkan dalam bentuk soft file prgram microsoft excel dan program tabulasi
di komputer.
4. Pembersihan (Cleaning)
F. Analisa Data
∑ xi = Jumlah peruangan,
N = Jumlah sampel.
34
f = Frekuensi teramati,
N = Jumlah sampel.
G. Penyajian Data
frekuensi.
H. Etika Penelitian
rekomendasi izin penelitian dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Haji
responden.
responden.
c. Comfidentiality (kerahasiaan)
Makassar.
35
BAB V
A. Hasil Penelitian
antara dua variabel pada sekelompok subjek dengan desain cross sectional
langsung dari subjek penelitian sebanyak 131 responden. Hasil penelitian ini
penanganan konflik di ruang rawat inap RSUD. Haji Makassar. Adapun hasil
1. Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden di RSUD Haji Makassar Tahun 2019
Variabel N %
Umur (Tahun)
21-25 tahun 19 14,5
26-35 tahun 58 44,3
> 35 tahun 54 41,3
Jenis Kelamin
Laki-Laki 116 88,5
Perempuan 15 11,5
Status Kepegawaian
PNS 78 59,5
NON PNS 53 40,5
Pendidikan Terakhir
36
DIII Keperawatan 84 64,1
SI Keperawatan 18 13,7
Ners 29 22,1
SII Keperawatan 0 0
Masa Kerja
1 – 5 tahun 32 24,4
6 – 10 tahun 42 32,1
> 10 tahun 57 43,5
Masa kerja dibawah kepemimpinan kepala ruangan
1 – 5 tahun 69 52,7
6 – 10 tahun 59 45,0
> 10 tahun 3 2,3
TOTAL 131 100.0
Sumber : Data Primer
sebanyak 58 responden (44,3%) dan yang paling sedikit yaitu kelompok umur
kelamin paling banyak yaitu perempuan 116 responden (88,5%) dan yang
kelompok >10 tahun sebanyak 57 responden (43,5%) dan masa kerja dibawah
(52,7%).
37
2. Analisis Univariat
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan di
Ruang Rawat Inap RSUD Haji Makassar 2019
Gaya Kepemimpinan N %
Otoriter 14 10,7
Demokratis 112 85,5
Laissez Faire 5 3,8
Jumlah 131 100,0
Sumber : Data Primer
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Penangan Konflik Kepala Ruangan di
Ruang Rawat Inap RSUD Haji Makassar 2019
Penangan Konflik N %
38
Tabel 4
Subvariabel Penangan Konflik Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap RSUD
Haji Makassar 2019
Tidak
Diterapkan Jumlah
Penangan Konflik diterapkan
N % N % n %
Kompromi 81 61,8 50 38,2
Kompetisi 19 14,5 112 85,5
Akomodasi 131 100,0 0 0
131 100,0
Smoothing 123 93,9 8 6,1
Menghindar 31 23,7 100 76,3
Kolaborasi 131 100,0 0 0
Sumber : Data Primer
ruang rawat ini RSUD Haji Makassar menerapkan kolaborasi dan akomodasi.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
didapatkan semua kepala ruangan berumur diatas 40 tahun. Wawan dan Dewi
39
responden. Praktik keperawatan memiliki hubungan yang sangat erat dengan
ini sejalan dengan penelitian Purba (2012) dengan judul gambaran gaya
Pendidikan yang tinggi akan memiliki kemampuan dan analisa yang baik
40
terhadap masalah dan dalam pengambilan keputusan dipengaruhi latar
belakang pendidikan.
dibawah kepemimpinan kepala ruangan selama 1-5 tahun lama kerja hal
oleh kepala ruangannya. Hasil penelitian ini sejalan degan penelitian yang
dengan manajemen konflik di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
41
harus mampu mengarahkan dan mempengaruhi bawahnya untuk memiliki
(85,5%) reponden.
pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari pegawai dan
dapat dilihat dari persepsi perawat pelaksana dibuktikan dari instrument ukur
pelaksana (93,9%) dan kepala ruangan bekerja sama dengan bawahan dalam
42
organisasi dimana setiap keputusan, kebijakan, dan peraturan senantiasa
43
ruangan RSUD. Haji Makassar yang menerapkan gaya kepemimpinan
ruangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mirja (2014) mengenai
ruang rawat inap RSUD. DR. Zainoel Abidin RN Banda Aceh dimana 13
diterapkan secara efektif pada tahap awal beroperasinya suatu organisasi atau
kepemimpinan Laisse Faire dibuktikan dari instrument ukur yang terdiri dari
Pelaksana (7,6%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa masih ada kepala
44
ruangan di RSUD. Haji Makassar yang cenderung melimpahkan wewenang
konflik sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari
perbedaan pendapat, nila-nilai, atau keyakinan antara dua atau lebih individu.
ruangan di ruang rawat inap RSUD. Haji Makassar dalam ketegori baik yakni
kepala ruangan ada dua asumsi dasar tentang konflik yang harus dipahami
yakini pertama konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam
organisasi dan kedua jika kepala ruangan dapat mengelola konflik dengan
45
Kepala ruangan memiliki peranan yang sangat penting dalam
kedua belah pihak (100,0%) dan kepala ruangan membiarkan para pihak yang
tepat (90,8%). Kepala ruangan harus dapat mengelola konflik bahkan sejak
langsung dengan mencari solusi melibatkan kedua belah pihak dengan hasil
memuaskan pula kedua pihak. Walaupun sangat sulit bagi semua pihak untuk
mengesampingkan tujuan awal, kolaborasi tidak dapat terjadi jika hal itu
tidak dilakukan, dan untuk mencapai tujuan baru harus focus pada
yang rumit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lombogia
46
sebagian besar responden berpendapat, kepala ruangan menerapkan
kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD. Haji Makassar tidak menerapkan
strategi kompetisi (85,5%) dibuktikan dari 4 instrumen ukur yang terdiri dari
kemarahan, putus asa dan keinginan untuk membalas sehingga hal ini akan
keperawatan.
Jenis konflik yang muncul di rumah sakit ini antara lain konflik
intrapersonal yakni konflik internal yang terjadi dalam diri seseorang dimana,
terkadang timbul perasaan untuk malas datang ketempat bekerja karena sudah
mendapatkan tawaran bekerja dirumah swasta yang lebih maju dengan gaji
lebih tinggi dan konflik antar perorangan, dimana antara perawat dengan
yang jauh lebih membutuhkan dari pasien tersebut. Jenis penanganan konflik
yang tepat untuk konflik seperti ini adalah Smoothing. Berdasarkan hasil
47
kepala ruangan rawat inap RSUD. Haji Makassar menerapkan manajemen
konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya
introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan dan
kepala ruangan di ruang rawat inap RSUD. Haji Makassar dalam ketegori
kurang baik yakni 8 (6,1%) responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan
ruangan dengan manajemen konflik di ruang rawat inap RSUD. DR. Zainoel
kreativitas yang positif dan membangun jika dikelola dengan baik. Namun
48
konflik yang tidak baik dikarenakan kepala ruangan memiliki pengetahuan
pada pasien karena semangat kerja dari perawat menurun akibat masalah
penganan konflik dimana semua yang terlibat konflik saling menyadari dan
(18,3%), kepala ruangan tidak melibatkan dua pihak yang terlibat (17,6%),
pihak (12,2%).
merupakan suatu pola dimana satu pihak menerima kepentingan pihak lain
49
kepala ruangan memberikan gambaran mengenai kebutuhan yang harus
antara 2 belah pihak (100,0%). Dalam hal ini kepala ruangan sebagai pihak
terselesainya masalah.
ruangan membiarkan kedua belah pihak terlibat konflik dalam waktu yang
lama (21,4%) dan kepala ruangan tidak menyatukan pandangan kedua belah
atau menekan konflik. Menurut Marquiz & Huston (2003) cara ini dapat
diselesaikan sendiri oleh perawat pelaksana yang terlibat, dan masalah yang
terjadi merupakan masalah yang ringan dan tidak berdampak pada pelayanan
keperawatan.
50
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
demokratis.
baik.
B. Saran
rumah sakit.
51
3. Bagi Peneliti Selanjutnya disarankan dapat melengkapi penelitian ini dengan
dan wawancara yang lebih mendalam agar hasil yang didapat maksimal.
berbagai kondisi.
52
Tabel Sintesa Penelitian
53
3 M. Hasby Jenis Pengambilan Penelitian ini
(Pengaruh Konflik penelitian sampel menyimpulkan bahwa
Kerja, Beban ini dilakukan konflik kerja, beban
Kerja Dan kuantitatif. dengan cara kerja dan komunikasi
Kominikasi Metode simple rendom berpengaruh positif
Terhadap Stres analisis sampling, dan signifikan terhadap
Kerja Perawat data peneliti stres kerja perawat.
Bagian Rawat menggunak menggunakan Koefisien determinasi
Inap RSUD. an analisis semua diperoleh stres kerja
Patala Bumi regresi responden, perawat 0,936, yang
Pekanbaru. JOM linier yaitu sebanyak berarti bahwa konflik
Fekon, Vol. 4 No. berganda. 58 perawat tenaga kerja, beban
1. Tahun 2017) bagian rawat kerja dan komunikasi
inap. telah memberikan
kontribusi pengaruh
terhadap variabel
dependen yaitu sebesar
93,6% sedangkan
sisanya 6,4%
dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak
termasuk dalam model
regresi dan juga tidak
diperiksa dalam hasil
penelitian. Penelitian
yang telah dilakukan
sesuai dengan uji
regresi (uji t) dan (uji f)
menunjukkan variabel
independen yang
diteliti adalah konflik
kerja, beban kerja dan
komunikasi memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
variabel dependen stres
perawat.
4 Moudy Lombogia Jenis desain Jumlah sampel Hasil penelitian
(Hubungan Gaya penelitian 60 orang menunjukkan bahwa
Kepemimpinan Cross perawat gaya kepemimpinan
Dengan Sectional pelaksana dilakukan oleh kepala
Manajemen sebagai ruangan adalah gaya
Konflik Kepala responden yang kepemimpinan
Ruangan Di diambil secara demokrasi yaitu 75%,
Rumah Sakit proportional dan untuk manajemen
Umum Bethesda sampling dan konflik yang dilakukan
Tomohon Tahun memenuhi oleh kepala ruangan
54
2014) kriteria inklusi. adalah manajemen
konflik kolaborasi
yaitu 48,4%. Uji
Pearson Chi Square
didapatkan hasil
p=0,000 artinya ada
hubungan yang
signifikan antara gaya
kepemimpinan dengan
manajemen konflik
kepala ruangan di RSU
Bethesda Tomohon.
5 Fajar Mirja Jenis Teknik Hasil penelitian analisa
(Hubungan Gaya penelitian pengambilan univariat menunjukkan
Kepemimpinan kuantitatif; sampel adalah bahwa gaya
Kepala Ruang deskriptif teknik kepemimpinan yang
Dengan korelatif accidental digunakan adalah
Manajemen dengan sampling partisipatif (32,4%)
Konflik Di Ruang desain dengan jumlah dan manajemen konflik
Rawat Inap cross sampel 71 pada kategori kurang
Rumah Sakit sectional orang. baik (54,9%). hasil
Umum Daerah study. penelitian analisa
DR. Zainoel bivariat menunjukkan
Abidin RN Banda bahwa terdapat
Aceh Tahun 2014) hubungan gaya
kepemimpinan kepala
ruang dengan
manajemen konflik di
ruang rawat inap
rumah sakit umum
daerah dr. zainoel
abidin banda aceh
tahun 2014 dengan p-
value 0,001.
6 Juli Rostandi Desain Sampel 72 Hasil analisis univariat
Purba & Achmad yang orang perawat dari gaya
Fathi (Hubungan digunakan pelaksana, kepemimpinan kepala
Gaya dalam dengan ruangan yang
Kepemimpinan penelitian menggunakan dipersepsikan perawat
Dengan ini adalah metode pelaksana adalah
Manajemen deskriptif sampling partisipatif (70,8%)
Konflik Kepala proportionate dan manajemen konflik
Ruangan Di staratified yang dipersepsikan
Instalasi Rindu A random perawat pelaksana
RSUP H . Adam sampling. adalah kompromi (44,4
Malik Medan %).
Tahun 2010)
Tabel Kisi-kisi Kuosiner
55
Nomor Soal
No Variabel Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Gaya Kepemimpinan
1, 2, 3, 4 5
Otoriter
Gaya Kepemimpinan
1 6, 7, 8, 9, 10 -
Demokratis
Gaya Kepemimpinan
11, 12, 13, 14, 15 -
Laissez Faire
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14,
2 Penanganan Konflik 2, 4, 17
15, 16, 18, 19, 20,
21, 22
56
DAFTAR PUSTAKA
57
Lombogia, M. 2014. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Manajemen Konflik
Kepala Ruangan Di Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon. Digitalisasi
Perpustakaan Pusat UNHAS.
http://repository.unhas.ac.id:4002/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read
&id=--moudylombo-
2584&PHPSESSID=f528421bf0dc3de9d7c91897eaa649fc. Diakses 1
September 2018 (08.25).
Marquis, B.L. & Huston, C.J. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan:
Teori dan aplikasi (edisike-4). (Widyawati, Wilda Eka handayani &
Fruriolina Ariani, Penerjemah). EGC: Jakarta. (Karya asli diterbitkan
2003).
58
Suni, A. 2018. Kepemimpinan dan Manajemen Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Klinik Manajemen Keperawatan. Bumi Medika. Jakarta.
Swanburg, R. C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
Untuk Perawat Klinis. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Tribun Makasssar. 2015. Kecewa, Karyawan RS Haji Makassar Mogok Kerja.
http://makassar.tribunnews.com/2015/05/04/kecewa-karyawan-rs-haji-
makassar-mogok-kerja. Diakses 1 September 2018 (08.50).
Pawerusi, E. P, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 16 Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Makassar. Makassar.
Pusat Data dan Informasi Kementeran Kesehatan RI. 2017. Situasi Tenaga
Keperawatan Indonesia.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodati
n%20perawat%202017.pdf. Diakses 1 September 2018 (09.00).
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika: Yogyakarta.
59
Lampiran 1
Kepada Yth,
Nim : 21706149
Hormat Saya,
( BADRIYANI NORSYAM )
60
Lampiran 2
Disusun Oleh :
BADRIYANI NORSYAM
21706149
Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka saya
dengan sadar menyatakan bahwa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Tanda tangan saya dibawah ini, menandakan bukti kesediaan saya menjadi
responden penelitian.
No. Responden :
Tanda Tangan
Nama :
61
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
No Responden:
Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan telitilah sebelum anda menjawab.
2. Untuk kelancaran penelitian ini, mohon isilah jawaban sesuai dengan
pengetahuan anda, tidak perlu bertanya dengan teman dan jawab dengan
jujur apa adanya.
3. Kerahasiaan anda akan tetap terjamin.
A. Karakteristik Responden
Isilah data-data dibawah ini :
1. Usia :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Status Kepegawaian : PNS Non PNS
4. Tingkat Pendidikan : D-III Keperawatan S-I Keperawatan
Ners S-II Keperawatan
5. Bertugas di Ruang :
6. Lama kerja di RS : Bulan/Tahun
7. Masa Kerja sebagai Perawat Pelaksana dibawah kepemimpinan Kepala
Ruangan :
A. Kuesioner Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai pendapat saudara dengan
memberi tanda ceklist () pada jawaban yang anda pilih.
2. Apabila responden ingin menggangti jawaban karna jawaban pertama
salah, cukup membuat tanda sama dengan (=) di atas jawaban pertama.
3. Periksa dan baca sekali lagi serta yakinkan setiap pernyataan telah
terjawab semuanya sebelum dikumpulkan.
No PERTANYAAN Ya Tidak
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepala Ruangan memaksa bawahan untuk melaksanakan
1
perintahnya
2 Keputusan diambil oleh kepala ruangan
3 Peraturan dibuat mutlak Kepala ruangan
4 Bawahan dibolehkan memberi pendapat
Kepala Ruangan tidak memberikan kesempatan kepada para
5
bawahan untuk mengembangkan kreatifitas bawahan
62
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepala Ruangan bekerja sama dengan bawahan dalam
6
membuat keputusan
7 Kepala Ruangan percaya kepada Perawat Pelaksana
8 Kepala Ruangan mendelegasikan tugas pada bawahan
9 Peratuan dibuat bersama
10 Kepala Ruangan menerima saran dari perawat
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
11 Keputusan kerja sepenuhnya diambil oleh bawahan
12 Kepala Ruangan hanya berkomunikasi jika diperlukan
13 Kepala Ruangan jarang berada di tempat
14 Kepala Ruangan tidak melakukan pengawasan
Kepala Ruangan memberikan pengarahan kepada Perawat
15
Pelaksana
63
yang harus dilakukan
Smoothing
Kepala Ruangan mengambil keputusan berorientasi
12
memuaskan kedua belah pihak
Kepala Ruangan memberikan gambaran mengenai persamaan
13
kedua belah pihak
14 Kepala Ruangan mendorong terjadinya kerjasama
Kepala Ruangan menyelesaikan masalah dalam rentang waktu
15
sementara
Menghindar
16 Kepala Ruangan menghindari masalah yang sulit
17 Kepala Ruangan tidak menyelesaikan pokok masalah
Kepala Ruangan membiarkan kedua belah pihak terlibat dalam
18
waktu yang lama
19 Kepala Ruangan menyatukan pandangan kedua belah pihak
Kolaborasi
20 Penyelesaian masalah berorientasi pada kebutuhan organisasi
21 Kepala Ruangan menyatakan pandangan kedua belah pihak
Kepala Ruangan membiarkan para pihak yang terlibat untuk
22 mengembangkan pikiran dalam mengambil keputusan yang
tepat.
64
BIODATA ALUMNI STIK MAKASSAR
Stambuk : 21706149
Agama : ISLAM
Telepon/HP : 081356922440
Jumlah SKS :
IPK : 3, 93
MAKASSAR
(BADRIYANI NORSYAM)
65