Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEORI ORGANISASI

“TEORI NEO-KLASIK ORGANISASI SEBAGAI RANGKAIAN KEPUTUSAN”

Penyusun : Kelompok 6:
- Farhan R Sofiyan
- Dedi S
- Agus S
Prodi : PPS Administrasi (Reguler)

Dosen :
Dr. H. Suhaya, M.M, M.Sc

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG


PROGRAM PASCASARJANA
PRODI ADMINISTRASI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa gambaran muncul dari bab sebelumnya yang mengkaji dasar untuk
berteori tentang organisasi. Gambaran yang paling jelas ialah kiasan organisasi
sebagai suatu sistem sederhana: sebuah mesin, dengan pengungkit dan perseneling
yang dimanipulasi agar berjalan dengan lancar. Gambaran lainnya ialah sang
pemimpin, eksekutif dalan istilah Barnard, sebagai pusat otoritas dan kekuasaan, dan
juga pemberi makna dan maksud didalam organisasi. Di sini, esensi organisasi ialah
hubungan hirarkis klasik. Gambaran ketiga ialah organisasi sebagai perwujudan
maksud; organisasi adalah mekanisme yang menyatukan manusia untuk mengerjakan
hal yang tidak dapat dilakukan secara individual, hal ini menyatukan gagasan tentang
sistem dan hierarki, yang memusatkan perhatian pada cara organisasi disusun untuk
memenuhu suatu maksud.

Istilah-istilah ini mendefinisikan batas-batas diskusi itu ketiga tema ini didasari
oleh kepercayaan tentang rasionalitas manusia yan sentral bagi teorisasi barat tentang
organiasi. Kepercayaan ini menjelaskan bahwa aspek rasionalitas ialah memutuskan,
memilih, menimbang, menganalisa dan membeda-bedakan, ada suatu perspektif
dalam teori organisasi yang sangat puas dengan penekanan utama pada manusia
sebagai penganalisis pembuat keputusan yang sering dikenal sebagai “teori organisasi
neo klasik”, perspektif ini melihat organisasi sebagai rangkaian keputusan yakni,
serangkaian pilihan dan keputusan-keputusan yang dihasilkan dan saling
berhubungan secara rasional dan terikat oleh tujuan organisai didalam bab ini
menyelidiki perspektif teori-teori rangkaian keputusan .

Perspektif neo klasik,di sini disebut “teori-teori rangkaian keputusan”


memandang rasionalitas instrumental sebagai esensi bagian pengorganisasian
manusia yang dikenal sebagai administrasi.sikap teoritis ini meliputi para penulis
yang melihat pembuatan keputusan sebagai faktor penjelas utama dalam memahami
perilaku didalam organisasi. Terdapat empat karakteristik perspektif rangkaian
keputusan yang patut diperhatikan:
1. Pembuatan keputusan adalah titik fokus administrasi.
2. Cara inti pelaksanaan dalam organisasi ialah rasionalitas instrumental.
3. Ukuran utama kemampuan organisasional,administratif dan kegiatang yang
efisien
4. Ada suatu penekanan dalam perspektif ini pada peran organisasional
1.2 Identifikasi masalah
Berdasrkan latar belakang diatas maka permasalah yang dapat kami jadikan
identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pembuatan Keputusan Adalah Titik Fokus Administrasi?


2. Bagaimana Cara Inti Pelaksanaan Dalam Organisasi?
3. Ukuran Utama Kemampuan Organisasi ?

1
2

1.3 Batasan masalah


Mengingat luasnya pembahasan mengenai teori neo klasik,maka perlu adanya
batasan-batasan masalah yang jelas mengenai apa yang harus diselesaikan didalam
makalah ini adapun batasan masalahnya sebagai berikut:
1. Posdorcap sebagai filsafat berorganisasi
2. Prinsip-prinsip Administrasi
3. Keputusan sebagai basis untuk teori administratif
4. Rasionalitas instrumental sebagai basis untuk membuat keputusan
5. Batas-batas bagi pembuat keputusan
6. Teori neo klasik dan kerangka kerja Administrasi Publik

1.4 Rumusan masalah


Merujuk pada indentifikasi masalah yang telah kami buat, maka kami dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: “TEORI NEO-KLASIK ORGANISASI
SEBAGAI RANGKAIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN”.

1.5 Tujuan penulisan


Tujuan makalah ini adalah:

1. Mengetahui teori neo klasik yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.


2. Mengetahui lebih dalam tentang teori neo klasik

1.6 Manfaat penulisan

1. Untuk menyelesaikan tugas makalah yang telah diberikan oleh dosen pengampu.
2. Sebagai bahan diskusi didalam proses perkuliahan.
3. Sebagai menambah ilmu pengetahuan mengenai teori neo klasik yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan.

1.7 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan
sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka


Bab ini membahas tentang segala teori yang berhubungan dalam
pembuatan makalah ini.

Bab III Pembahasan Masalah


Didalam bab ini membahasa isi atau pembahasan yang sesuai dengan
judul atau mosi yang terdapat didalam pembuatan makalah ini.

Bab IV Penutup
Didalam bab ini membahasa kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan
makalah ini untuk pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Teori

Pengertian teori secara umum adalah analisis hubungan antara fakta yang satu

dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta yang disusun secara

sistematis, logis (rasional), empiris (kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan

suatu fenomena. Namun berikut adalah pengertian teori menurut beberapa para

ahli:

Menurut Jonathan H. Turner

Teori merupakan proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita

menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.

Menurut Littlejohn Dan Karen Foss

Teori merupakan sebuah sistem konsep-konsep abstrak dan hubungan

dari konsep yang membantu kita untuk memahami fenomena.

Menurut Kerlinger

Teori merupakan sebuah konsep yang berhubungan satu sama lain yang

berisi pandangan sistematis fenomena.

Menurut Stevens

Teori merupakan pernyataan yang isinya menyebabkan atau ciri beberapa

fenomena.

3
4

2. Pengertian Organisasi

Pengertian organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya

sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali,

dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada. Pada umumnya organisasi akan memanfaatkan berbagai

sumber daya tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan, seperti; uang, mesin,

metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya, yang

dilakukan secara sistematis, rasional, dan terkendali.Agar lebih memahami apa

arti organisasi, maka kita perlu merujuk pada pendapat para ahli. Beberapa ahli

pernah menjelaskan definisi organisasi, diantaranya adalah:

Menurut Stoner pengertian organisasi adalah sebuah pola hubungan-

hubungan melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan untuk

mencapai tujuan bersama

Menurut Stephen P. Robbins pengertian organisasi adalah kesatuan

(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang

relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus

untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Menurut Drs. H. Malayu S,P, Hasibuan pengertian organisasi adalah

sebagai proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam

aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Max Weber pengertian organisasi adalah suatu kerangka

hubungan terstruktur yang didalamnya terdapat wewenang, dan tanggung jawab

serta pembagian kerja menjalankan sesuatu fungsi tertentu.


5

Menurut Sondang P Siagian pengertian organisasi adalah setiap bentuk

persekutuan antara dua orang / lebih yang saling bekerjasama serta terikat secara

formal dalam rangka melakukan pencapaian tujuan yang sudah ditentukan dalam

ikatan yang ada pada seseorang atau beberap orang yang dikenal sebagai atasan

dan seorang atau kelompok orang yang dikenal sebagai bawahan.

3. Pengertian Teori Organisasi

Teori organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah

organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang

bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi

dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja

organisasi tersebut.\

Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah

sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua

orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada

setiap individu.

4. Teori Neo Klasik

Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan

manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan

atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek

psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian

kelompok kerjanya.

Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-

percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.


6

Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai

permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi

teori neoklasik.Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana

kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi

organisasi. Teori ini merefleksikan perhatian lebih besar terhadap hubungan

sosial dilingkungan kerja, dan lebih menekankan harmoni kelompok sebagai

tujuan organisasi yang paling utama.

Pemikiran manajemen lebih dipusatkan pada hubungan manusia dengan

manusia, dan pada seluruh organisasi yang ada. Dengan kata lain teori neoklasik

mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok orang yang saling berhubungan

untuk mencapai suatu tujuan bersama.Dalam teori neoklasik, organisasi lebih

menekankan pentingnnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu

yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Teori ini muncul karena ketidak puasan bahwa yang dikemukakan

pendekatan klasik tidak sepenuhnnya menghasilkan efisiensi produksi dan

keharmonisan kerja dalam organisasi. Para manajer masih menghadapi kesulitan-

kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang sesuai

dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para manajer dirangsang untuk

bersikap lebih kooperatif dengan karyawan, memperbaiki lingkungan sosial

ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para pekerja secara individual.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam peningkatan produktifitas,

maka seorang manajer perlu untuk memahami aspek-aspek sosial dan psikologi

yang mendorong para karyawan dapat melakukan kerjasama yang optimal dalam

meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang telah ditentukan akan tercapai.

Dalam Teori Neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :


7

1. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.

3. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para

yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen

puncak

Dari uraian dan penjabaran mengenai pengertian dan munculnya teori neoklasik,

maka kita dapat mengetahui karakteristik tentang teori neoklasik itu sendiri, yaitu

a. Teori Organisasi Neoklasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang

dengan tujuan bersama.

b. Teori Organisasi Neoklasik berkembang dengan pembenahan Teori

Organisasi Klasik berdasar percobaan Hawthorne yang memandang

organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen teknis dan

manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap karyawan merupakan

faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.

c. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional,

struktur organisasi, serta rentang kendali.

d. Teori Organisasi Neoklasik memahami adanya organisasi “informal” yang

muncul karena faktor lokasi, jenis pekerjaan, minat dan masalah khusus

(vested).

Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai pendekatan

untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi

di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui

maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari


8

keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang

tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional.

Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang tertentu

dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda:

1. Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat

diidentifikasi dan terkait dengan nilai.

2. Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan

keuntungan .

3. Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan relevan.

5. Organisasi Sebagai Penetapan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran

dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur

tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan

keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu

tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :

Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan

alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan

mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling

cepat.
9

Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang

digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah

suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat

menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih

diterima oleh semua pihak. Dasar Pengambilan Keputusan Menurut George

R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan

keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1. Intuisi

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan

memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan

keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan

kelemahan.

2. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi

pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan

keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan

yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan

lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau

tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan

yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap

pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima

keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.


10

4. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh

pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya

kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan

berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Logika/Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang

rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan

keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional,

keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten

untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu,

sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang

diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan, yaitu :

Kejelasan masalah

- Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.

- Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan

konsekuensinya.

- Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria

- Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil

ekonomis yang maksimal.


BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

1. POSDCORB Sebagai Filsafat Berorganisasi

Menurut Luther M. Gullick dalam karyanya “Papers on the Science of

Administration” mengatakan bahwa fungsi organik administration and

manajemen adalah :

1. Planing (perencanaan)

Proses menetapkan secara garis besar apa yang perlu dilakukan dan

metode yang digunakan untuk melakukannya agar mencapai tujuan yang

telah ditetapkan bagi organisasi (working out in broad outline the things that

need to be done and the methods for doing them to accomplish the purpose

set for the enterprise). Menurut Drs.Malayu Hasibuan Planing atau

perencanaan adalah sebuah keputusan yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan tertentu

2. Organizing (pengorganisasian)

- Penciptaan dari struktur otoritas formal dimana sub bagian kerja dapat

diatur, dirumuskan, dan dikoordinasi, untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

- (the establishment of the formal structure of authority through which

work subdivisions are arranged, defined and coordinated for the defined

objective).

- Mengatur struktur dan proses-proses organisasional dengan cara pantas

dan penting untuk mencapai tujuan-tujuan akhir.

11
12

- Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan yang

berkaitan dengan penyusunan struktur yang dirancang untuk membantu

pencapaian tujuan-tujuan telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan

suatu proses mengorganisasikan orang-orang untuk melaksanakan misi

utama mereka.

3. Staffing (pengadaan tenaga kerja)

Kegiatan yang berhubungan dengan penentuan siapa-siapa yang

melakukan seluruh pekerjaan sesuai dengan tugasnya bidang dan keahliannya

masing-masing dalam organisasi tersebut serta merekrut dan mempekerjakan

personalia untuk melaksanakan pekerjaan agen yang penting. Bila organizing

menyusun wadah yang legaal tempat menampung segala kegiatan maka

staffing berhubungan dengan penentuan tenaga-tenaga pelaksananya.Dengan

kata lain menentukan fungsi personil keseluruhan akan menduduki tiap posisi

serata memelihara kondisi yang favorabel.

4. Directing (pemberian bimbingan)

Directing yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha

bimbingan, memberikan guidance, saran-saran , perintah-perintah , instruksi-

instruksi agar tujuan yang telah ditentukan semula dapat dicapai.Selainitu

directing adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha bimbingan,

memberikan guidance, saran-saran, perintah-perintah, instruksi-instruksi,

agar tujuan yang telah ditentukan semula dapat dicapai.


13

5. Coordinating (pengkoordinasian)

Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization)

dari usaha-usaha (efforts) untuk mencapai pangaturan waktu (timing) dan

terpimpin (directing) dalam hasil pelaksanaan yang harmonis dan bersatu

untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan (stated objective).[8].

Selain itu pengkoordinasian yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

menyatukan dan mengarahkan kegiatan dari seluruh echelon organisasi itu

agar dalam setiap gerak dan langkahnya tertuju pada tujuan. Dengan kata lain

adanya interelasi dari berbagai corak kerja

6. Reporting (pelaporan)

Pelaporan adalah kegiatan berhubungan dengan laporan dari setiap

kejadian, lancer tidaknya aktivitas, apakah ada kemajuan atau tidak. Ini

kebalikan dari directing yang datang dari atasan kebawahan sedang ini dari

bawah keatas. Disini terjadi “two-way traffic”. Kegiatan eksekutif

menyampaikan informasi tentang apa yang sedang terjadi kepada alasannya,

termasuk menjaga agar dirinya dan bawahannya tetap mengetahui informasi

lewat laporan-laporan, penelitian, dan inspeks.

7. Budgeting (penganggaran)

Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian

organisasi melalui perencanaan fiskal dan akutansi. Allen Schick

mengungkapkan adanya tiga tujuan anggaran: pengawasan, manajemen, dan

perencanaan. Sedangkan fungsi anggaran berdasarkan perjalankan

historisnya terdiri dari empat macam yaitu: fungsi kontrol, fungsi

manajemen, fungsi perencanaan, dan fungsi evaluasi. penyusunan anggaran

belanja yaitu bagaimana uang itu digunakan, untuk keperluan apa, berapa
14

banyaknya, termasuk kepada pos mana, kemudian dari sumber-sumber apa

saja keuangan didapat. Bila terjadi deficit darimana kekurangan itu akan

ditutup. Didalam ilmu ekonomi ada istilah “hedging” yang oleh William H.

fewman dalam bukunya “administration dan management”, memberikan

keterangan sebagai berikut :

“ by arranging operations so that losse in one area will be offset by

gains in another or vice versa” atau kurang lebih adalah bahwa didalam

suatu penyelenggaraan kerja, kerugian dalam suatu bidang dapat ditutup

dengan keuntungan yang didapat dalam bidang lain dan sebaliknya.Ditinjau

dari segi penggerakan bawahan dalam rangka filsafat administrasi dan

manajemen, dari rangkaian itu yang terpenting ialah fungsi directing.

Directing sebagai konsep adalah lebih lunak dari comanding. Jika

dihubungkan dengan masyarakat Amerika dan perkembangan ilmu

administrasi yang telah semakin berkembang , dengan mudah dapat dipahami

penggunaan istilah yang lebih lunak itu. Gullick menulis karyanya tahun

1930 pada waktu Ilmu Administrasi Negara telah lebih meningkat.

Dari berbagai penjelasan yang menjadi klasifikasi dari berbagai penulis

hampir serupa, namun ketika membahas tentang hubungan yang terjadi disaat

perkembangan POAC menuju POSDCORB akan ada beberapa perspektif, namun

dalam hal ini kami akan mengambil salah satu dari berbagai pendapat tersebut

untuk menjadi panduan dalam analisis kami.

Hanya saja pada saat diPOSDCORB akan ada tambahan untuk planning

yaitu budgeting, untuk masalah ini dapat kita lihat dari arti kedua kata tersebut

dimana planning memiliki arti perencanaan untuk mencapai tujuan, dan


15

budgeting memiliki makna sebagai penganggaran yang sangat berhubungan

dengan rencana kerja atau program apa saja yang akan dilaksanakan sehingga

perlu perhitungan cermat untuk menjalani sebuah rencana dalam bentuk

optimalisasi penggunaan dana, planning dalam POSDCORB telah dengan jelas

dipisahkan menjadi dua, sehingga yang dalam POAC perencanaan itu termasuk

di dalamnya penganggaran dispesialisasikan dalam POSDCORB dengan dua

aspek, yaitu perencanaan dan penganggaran. Maksud dan tujuan dari hal tersebut

tak lain sebagai bentuk perubahan lebih baik untuk menjalani sebuah organisasi,

namun terkadang pada prakteknya tak sedikit organisasi dalam memutuskan

penganggaran juga langsung dibahas dalam perencanaan program kerja, sehingga

tanpa pembedaan antara perencanaan dan penganggaran, hal tersebut mengingat

juga berbagai bentuk factor pendukung untuk spesialisasi atau hanya perlu sekali

jalan bisa menyelesaikan dua tugas.

Sedangkan untuk perubahan atau tambahan menjadi adanya staffing

(pengadaan/penempatan tenaga) dan yang erat hubungannya dengan hal ini ada

coordinating (pengkoordinasian) untuk kerja yang merupakan pecahan dari

organizing pada POAC. Untuk hal ini penulis melihat dari sudut pandang prinsip

kerja dari staffing dan coordinating, yang merupakan bagian dari proses

pengorganisasian, yaitu proses untuk penentuan tenaga yang seperti apa yang

berhak dan bisa berada dimana. Sehingga untuk melakukan hal tersebut perlu

pengorganisasian yang jelas dan sebagai upaya untuk membuat kejelasan dari

pembagian tugas.

Selanjutnya dapat kita lihat adanya fungsi directing(pembimbingan),

yang pada hal ini penulis menyimpulkan bahwa merupakan perubahan dari

actuating(pergerakan) yang bermaksud sama yaitu proses dan upaya


16

memobilisasi setiap sumber daya yang ada untuk partisipasi aktif dalam

pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan bersama dan telah ditetapkan.

Dan satu lagi hal terpenting yang merupakan cerminan dan perbaikan

dari fungsi POAC dalam POSDCORB, yaitu controlling(pengawasan) menjadi

reporting(pelaporan) sehingga kemajuan cara berpikir mengajarkan untuk

membuat para tenaga untuk bisa melakukan tugas tanpa ada tekanan yang bersifat

intimidasi peran sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan sering

terganggu, namun hal tersebut tidaklah dilepaskan begitu saja karena telah ada

directing yang merupakan kegiatan mengarahkan tenaga untuk melakukan

tugasnya dengan baik dan sesuai tujuan sehingga nantinya mereka setelah bekerja

hanya harus melakukan pelaporan dan bila ada kesalahan akan bisa dilakukan

perbaikan dengan baik.

POAC dan POSDCORB memiliki tujuan yang sama sebenarnya, yaitu

bagaimana membeuat organisasi bisa tumbuh dan berkembang serta bisa

mencapai tujuan yang diinginkan, namun untuk locus dari kedua fungsi tersebut

tentu berbeda, karena POAC yang merupakan teori atau memiliki fungsi-fungsi

yang lebih sederhana daripada POSDCORB maka penggunaannya pun lebih

kepada organisasi yang baru tumbuh dan belum terlalu kompleks untuk tugas-

tugas, berbeda dengan fungsi-fungsi yang ada di POSDCORB, fungsi-fungsi

yang ada di POSDCORB lebih spesifik dan lebih kompleks, sehingga cocok

untuk organisasi yang sudah besar dan berkembang, yang memerlukan

sepesialisasi serta kejelasan dari peran masing-masing sumber daya, maka

POSDCORB lebih banyak digunakan pada organisasi yang cenderung lebih besar

dan kompleks.
17

2. Prinsip-prinsip Administrasi

Henry Fayol juga meletakkan sejumlah prinsip-prinsip umum

administrasi yang dipergunakan sebagai suatu kerangka dari salah satu bab di

dalam bukunya. la membagi prinsip-prinsip itu menjadi 14 (empat belas) bagian

yaitu:

1. Pembagian Pekerjaan (devision of work);

2. Kewenangan (authority);

3. Disiplin (dicipline);

4. Kesatuan perintah (unity of command);

5. Kesatuan tujuan (unity of direction);

6. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi

(subordination of individual interests to the general interes);

7. Pengaturan tentang upah/penggajian (remuneration);

8. Centralisasi (centralization);

9. Skala organisasi yang berdasarkan hirarki atau garis kewenangan (line of

outhority);

10. Tata tertib (order);

11. Keadilan (equity);

12. Stabilisasi dari pada jabatan personil (stability of tenure of personnel);

13. Prakarsa (inisiative); dan

14. Solidaritas diantara kawan sekerja (exprit de corps).

Di samping memformulasikan asas-asas sebagaimana dituturkan di atas,

berdasarkan analisanya, Henry Fayol kemudian mengemukakan 5 unsur

administrasi, yaitu:

1. Perencanaan (planning)
18

2. Mengorganisir (organizing)

3. Memberikan perintah (commanding)

4. Mengkoordinir (coordinating)

5. Pengawasan (controlling)

Lebih lanjut Fayol memberikan saran bahwa setiap kekakuan (igidity) dalam

administrasi tidak perlu ada. Menurut Fayol semua prinsip-prinsip administrasi

adalah fleksibel, dan menyesuaikan dengan situasi yang ada, yaitu: kebutuhan,

intelegensi, pengalaman, keputusan, dan keseimbangan.

3. Herbert Simon dan Prilaku Administratif

Meskipun perang duna kedua menyimbolkan sejumlah hal yang berbeda,

bagi banyak orang ia memperagakan kekuasaan, kebutuhan dan bahkan

perkembngan teknlogi yang tak terelakan. Bagi cara berpikir ini, inti teknologi ini

adalah esensi normatif dan metodelogis metode ilmiah. Setelah perang, ilmu

sebagai cara untuk menuju kehidupan yang lebih baik menjadi sehelai bendera

yang diangkat tinggi-tinggi dalam komunitas ilmu sosial.

Untuk kajian administrasi, hal ini diterjemahkan menjadi keinginan untuk

menciptakan suatu teknologi administratif yang akan membuat organisasi

menjadi efisien. Sebagian konsep ilmu sosial ini adalah perluasan intelektual

manjemen ilmiah akan tetapi pada saat yang sama adalah reaksi terhadap berteori

yang lebih awal secara logis tidak terstrukur dan tidak bmemadai secara ilmiah

dan kurang didasarkan pada bukti empiris. Pada 1946, Hebert Simon menerbitkan

sebuah makalh dalam Public Admistration Review yang berjudul “Pepatah-

pepatah Admiistrasi yang digabungkan dalam bukunya Administrative Behavior

dua tahun kemudian.


19

4. Keputusan Sebagai Basis Untuk Teori Administratif

Herbert simon mengubah fokus studi administratif dari tindakan menjadi

analisis dengan mengawalinya dengan asumsi tersirat bahwa pilihan, yang

didasarkan pada analisi, menentukan tindakan selanjutnya. Pilihan disini

bersinonim dengan membuat keputusan, dimana ia sendiri merupkan sebuah

keputusan yang ditarik dari sekumpulan premis-premis nilai dan premis faktual.

Didalam termologi Herbert Simon keputusan ialah suatu kesimpulan

yang ditarik dari sekumpulan antara premis-premis,premis nilai dan premis

faktual. Pembedaan pendekataan pada teori administrasi, suatu pendekatan secara

filosofis didasarkan pada postitifme logis

5. Rasionalitas Instrumenal Sebagai Basis Untuk Pembuatan Keputusan

Max Weber dalam perempat pertama abad ini berfokus secara luas pada

rasionalitas manuisa. Dia mengidentifikasi empat orientasi tindakan sosial

tradisonal, afektual, nilai-nilai rasional dan rasional secara instrumental.

Pengertian alat tujuan rasionalitas, yang mencirikan tindakan sosial dimana sang

aktor mempertimbangkan alat-alat, tujuan-tujuan dan segala konsekuensi

tindakan.

Bagi Max Weber bersikap rasional secara intrumental berarti menimbang

dan menaksir semua aspek dalam bertindak, membandingkan bukan hanya

alternatif-alternatif yang dihadapi, tetapi juga maksud alternatif itu, disisi lain

bagi Hebert Simon, bersikap rasional berarti menaksir hanya alternatif-alternatif

yang tersedia didalam suatu sistem nilai yang sudah ditetapkam sebelumnya.

Pengertian rasional yang weberian tidak terbatas pada weber, sebagaimana

pengertian Hebert Simon hampir tidak terbatas pada Hebert Simon.


20

Konsepsi Hebert Simon atas rasionalitas terkait dengan uraiannya atas

organisasi sebagai suatu sistem yang seimbang, ide yang dipinjam langsung

dariChester Bernad. Bagi simon kebtuhan organisasi untuk memilihara

keseimbanga juga menghendaki agar sasaran dan tujuan organisasional

mendominasi dalam memandu tindakan organisasional. Karena itu bertindak

secar rasional berarti bertindak didalam kerngka kerja sasaran dan tujuan

organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hebert Simon dan juga orang-orang yang telah mengikuti langkah

intelektualnya dalam arti tertentu setia kepada tradisi-tradisi penting dalam

pemikiran administrasi publik klasik. Hal ini jelas terutama dalam komitmen

mereka terhadap nilai efisiensi dan secara lebih luas kepada peran penting ilmu

dalam memandu teori dan praktik administratif akan tetapi dalam hal lain dan

sama pentingnya mereka telah memisahkan satu sama lain etos demokratis yang

menginformasikan basis filosofis adm publik. Hal ini benar-benar mengajukan

peringatan kepada orang-orang yang ada didalam adm publik yang mungkin dan

sering telah mengambil teori organisasi Neo-Klasik sebagai fondasi teoritis yang

memadai bagi bidang mereka.

B. SARAN

Dengan hasil makalah yang telah kami buat maka kami memiliki saran sebagai

berikut:

1. Dengan pembahasan mengenai teori neo klasik diharapkan bisa

dipergunakan didalam pengambilan sebuah keputusan didalam organisai

2. Didalam implementasi teori neo-klasik dapat dipergunakan di dalam kegitan

administratif

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Michael M. Harmon & Richard T Mayer 2014 Tentabg Teori Organisasi

Untuk Administrasi Publik.Kasihan Bantul.Kreasi Wacana

Blog,Webste dan Jurnal Online:

http://agungzetiadji.blogspot.com/2012/10/teori-organisasi.html

https://idtesis.com/teori-organisasi-neo-klasik/

https://nimassyafitri.wordpress.com/2015/11/24/pengambilan-keputusan-

dalam-organisasi/

http://www.pendidikanekonomi.com/2015/05/prinsip-prinsip-administrasi-

dan-badan.html

Anda mungkin juga menyukai