Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

DASAR DASAR ILMU POLITIK


×

DOSEN PENGAJAR :

Faisyal Rani,S.IP,MA

DISUSUN OLEH :

Jerry Vinsensius Situmorang (2201111825)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU 2022


 

 
 Defenisi ilmu politik dari beberapa perspektif
Ilmu politik adalah studi tentang politik, politik atau politik. Politik adalah
usaha mengejar kehidupan yang baik. Di Indonesia kita mengenal pepatah
“gemah ripah loh jinawi”. Orang Yunani kuno, terutama Plato dan Aristoteles,
menyebutnya en damonia, atau kehidupan yang baik. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan isu-isu
seperti kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision-making),
ketertiban umum (public order) dan perampasan atau pembagian.

A. Perspektif klasik
-Karl Popper adalah penganut teoritik yang sangat kuat dan
menekankan cara kerja keilmuwan yang mendahulukan teori baru
penelitian. Karl Popper menyatakan bahwa cara paling efektif
untuk memajukan pengetahuan saintifik adalah melalui
pengembangan gagasan dan percobaan untuk menolak gagasan itu
melalui penelitian empirik.

-Kennet Waltz mengatakan, tidak mungkin melakukan penelitian


dengan strategi indukif, karena tanpa teori kita tidak mungkin tahu
dimana mau memulainya, data apa yang akan dicari, dan
sebagainya. Tanpa suatu teori yang jelas, tidak mungkin dilakukan
pengujian dengan sempurna dan banyak waktu akan terbuang
percuma.

B. Perspektif kelembagaan
-Menurut Roy C. Macridis, dalam bukunya ,” Comparative
Politics” menguraikan lembaga politik negara , dengan unsur-
unsurnya sebagai berikut :
1. Membahas mengenai konstitusi "constitution" atau undang
undang dasar sebagai suatu lembaga politik negara , Cf UUD 1945
2. Membahas mengenai lembaga politik negara yang sudah lazim
sampai sekarang, eksekutif "the executive" , legislatif "the
legislature" , dan judikatif "the judiciary"
3. Membahas mengenai lembaga administrasi/birokrasi
"administration".
4. Membahas mengenai lembaga kontrol politik dan
tanggungjawab politik.

·Menurut Laski, dalam bukunya , “A Grammar of Politics,”


menguraikan tentang lembaga politik negara, dengan pokok uraian
sebagai berikut :
1. Membahas mengenai lembaga politik negara , eksekutif,
legislatif, dan judikatif, mengenai perkembangannya berawal dari
teori pemisahan kekuasaan, pengaruh teori Montesquieu.
2. Membahas mengenai lembaga organisasi warga negara , dalam
teori politik disebuit "interest group" dan "political interest group"
dan masalah kepentingan umum, "public interest".
3. Membahas mengenai lembaga pemilihan umum dan sisten
pemilu yang dianut, distrik dan proposional dan atau campuran
keduanya, dan mengenai sistem kepartaian.
4. Membahas mengenai lembaga kontrol, "public governance,"
administrasi publik, sistem departemen dan daerah.

C. Perspektif kekuasaan
·Robert M. Mac Iver mengatakan bahwa kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik
secara langsung dengan jalan memberi perintah maupun secara
tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang
tersedia.

·Charles F. Audrain mendefinisikan kekuasaan sebagai


penggunaan sejumlah sumber daya (aset, kemampuan) untuk
memperoleh kepatuhan (tingkah laku menyesuaikan) dari orang
lain.
D. Perspektif fungsionalis
·Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian warga ini sebagai
"organ" yang melakukan pekerjaan demi berfungsinya seluruh
"badan" secara wajar.

·Emile Durkheim mengungkapkan bahwa warga yaitu sebuah


kesatuan dimana di dalamnya terdapat proses – proses yang
dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut benar fungsi masing
– masing yang membuat sistem dijadikan seimbang. Proses
tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional,
sehingga bila benar yang tidak berfungsi karenanya hendak
merusak keseimbangan sistem.

E. Perspektif konflik
·Ralf Dahendrof menganggap masyarakat bersisi ganda, memiliki
sisi konflik dan sisi kerjasama (kemudian ia menyempurnakan sisi
ini dengan menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat dianalisa
dengan fungsionalisme struktural dapat pula dianalisa dengan teori
konflik dengan lebih baik).

·Randall Collins mengatakan bahwa perselisihan relatif jarang


terjadi, apalagi perusakan fisik. Kondisi yang terjadi sebenarnya
hanya manuver untuk memisahkan hubungan organisasi. Ia juga
mengatakan bahwa teori konflik sama sekali tidak meninggalkan
teori solidaritas sosial, cita-cita sosial, sentimen sosial, dan
perasaan.

 Referensi
 http://digilib.uinsgd.ac.id/34226/1/MUSLIM%20MUFTI%20TEORI-TEORI
%20POLITIK.pdf

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13081/2/D_902006002_BAB%20II.pdf

http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Fungsionalisme_88134_p2k-unkris.html

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/386/jbptunikompp-gdl-jmpapasi-19300-2-bagian2.pdf

Anda mungkin juga menyukai