DOSEN PENGAJAR :
Faisyal Rani,S.IP,MA
DISUSUN OLEH :
Defenisi ilmu politik dari beberapa perspektif
Ilmu politik adalah studi tentang politik, politik atau politik. Politik adalah
usaha mengejar kehidupan yang baik. Di Indonesia kita mengenal pepatah
“gemah ripah loh jinawi”. Orang Yunani kuno, terutama Plato dan Aristoteles,
menyebutnya en damonia, atau kehidupan yang baik. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan dengan isu-isu
seperti kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision-making),
ketertiban umum (public order) dan perampasan atau pembagian.
A. Perspektif klasik
-Karl Popper adalah penganut teoritik yang sangat kuat dan
menekankan cara kerja keilmuwan yang mendahulukan teori baru
penelitian. Karl Popper menyatakan bahwa cara paling efektif
untuk memajukan pengetahuan saintifik adalah melalui
pengembangan gagasan dan percobaan untuk menolak gagasan itu
melalui penelitian empirik.
B. Perspektif kelembagaan
-Menurut Roy C. Macridis, dalam bukunya ,” Comparative
Politics” menguraikan lembaga politik negara , dengan unsur-
unsurnya sebagai berikut :
1. Membahas mengenai konstitusi "constitution" atau undang
undang dasar sebagai suatu lembaga politik negara , Cf UUD 1945
2. Membahas mengenai lembaga politik negara yang sudah lazim
sampai sekarang, eksekutif "the executive" , legislatif "the
legislature" , dan judikatif "the judiciary"
3. Membahas mengenai lembaga administrasi/birokrasi
"administration".
4. Membahas mengenai lembaga kontrol politik dan
tanggungjawab politik.
C. Perspektif kekuasaan
·Robert M. Mac Iver mengatakan bahwa kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik
secara langsung dengan jalan memberi perintah maupun secara
tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang
tersedia.
E. Perspektif konflik
·Ralf Dahendrof menganggap masyarakat bersisi ganda, memiliki
sisi konflik dan sisi kerjasama (kemudian ia menyempurnakan sisi
ini dengan menyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat dianalisa
dengan fungsionalisme struktural dapat pula dianalisa dengan teori
konflik dengan lebih baik).
Referensi
http://digilib.uinsgd.ac.id/34226/1/MUSLIM%20MUFTI%20TEORI-TEORI
%20POLITIK.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13081/2/D_902006002_BAB%20II.pdf
http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Fungsionalisme_88134_p2k-unkris.html
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/386/jbptunikompp-gdl-jmpapasi-19300-2-bagian2.pdf