Anda di halaman 1dari 9

RUANG PUBLIK DAN EKONOMI POLITIK MEDIA

Oleh :
Media Sucahya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Serang Raya
Jl. Raya Cilegon, Drangong. Serang – Banten
memetsumemet@gmail.com

ABSTRAK
Media massa berfungsi sebagai kekuatan keempat, lembaga ekonomi, juga harus
menyediakan ruang publik, sebagai bentuk menyalurkan partisipasi masyarakat dalam
menegakkan sistem pemerintahan yang demokrasi. Meski media massa tumbuh sebagai
respons terhadap kebutuhan sosial, budaya, individu dan masyarakat, namun pengelolaan
media massa dikelola sebagai perusahaan bisnis Tekanan persaingan media massa serta
kebutuhan informasi yang semakin tinggi, mendorong pemilik media fokus untuk terus
mengembangkan media, mencari sumber-sumber keuangan, serta mengefisienkan dan
mengefektifkan proses produksi isi media. Arah perkembangan media massa, sebagai wujud
kapitalisme dilalui melalui merger (penggabungan usaha), akuisisi (pengambilalihan), atau
kerjasama. Sebagaimana sebuah entitas bisnis, media massa juga tumbuh dengan
mengintegrasikan bisnisnya secara horisontal maupun vertikal, melakukan globalisasi, serta
mengkonsolidasikan kepemilikan.
Kata Kunci: Ruang Publik, Ekonomi Politik Media, Homogenisasi

Sebuah negara yang menganut sistem berbagai masalah yang terkait dengan
demokrasi akan memberikan kebebasan pers. kehidupan publik dan kebaikan bersama,
Pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap sehingga opini publik dapat terbentuk. Dalam
pemberitaan yang dilakukan media massa. ruang publik tersebut, warga berkumpul
Pemerintah pun menjadikan media massa bersama untuk berdiskusi tentang masalah-
sebagai ruang publik (public sphere). Ruang masalah politik. Habermas menilai awalnya
publik ini merupakan tempat diskusi ruang publik terjadi di cafe-cafe, komunitas-
masyarakat, yang dapat disampaikan melalui komunitas diskusi, dan salon. Dengan adanya
media massa. Menurut Nurudin (2005:201) media massa, Habermas mengharapkan peran
rakyat harus diberikan ruang publik yang kritis dari media didalam ruang publik. Ia
memadai agar mampu mengekspresikan dirinya. menilai, media dimasa-masa awal lebih
Adanya ruang publik tidak semata dari banyak memusatkan diri pada berbagai isu
pemerintah, tapi juga bagaimana kebijakan kontroversi dan debat politik rasional.
pemberitaan media massa tersebut. Konsep kepentingan publik menurut
Pentingnya ruang publik diutarakan Denis McQuail sebagai kata sifat, kata
oleh Jürgen Habermas, yang menegaskan "publik" menunjukkan apa yang terbuka,
bahwa ruang publik memberikan peran yang sesuatu yang bisa diakses oleh semua orang,
penting dalam proses demokrasi di setiap dan sesuatu yang kolektif yang menjadi milik
negara. Ruang publik memberikan bersama dibanding kepentingan individu.
kesempatan kepada setiap warga negara untuk Ruang publik
dapat menyatakan opini-opini, kepentingan- menunjukkan ruang-ruang dalam masyarakat
kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan yang terbuka, dapat diakses, bersama, kolektif,
mereka secara diskursif. Ruang publik tidak dan umum. Kontribusi media dalam
hanya sebagai institusi atau organisasi yang kepentingan publik menunjukkan bahwa
legal, melainkan adalah komunikasi antar media secara fundamental terkait dengan
warga itu sendiri (Hardiman, 2009:128). masalah-masalah kepentingan umum bukan
Ruang publik adalah bagian dari hanya dengan keuntungan pribadi. Maka,
kehidupan sosial, dimana setiap warga negara ketika kita berbicara tentang media dan
dapat saling berargumentasi tentang kepentingan publik, kita perlu melihat

15
16 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agst 2013, halaman 15 - 22

apakah media telah memberikan pelayanan Pengelolaan media pada masa kini
publik, karena biasanya media terbatas pada sering jauh dari ideal kepentingan publik.
sistem komunikasi publik yang dimiliki. Meskipun industri media memiliki ratusan
Memang, standar kepentingan umum dapat karyawan yang bagus, rajin, dan berbagai
diterapkan untuk semua media, terlepas dari profesional, kendala struktural yang
struktur kepemilikan media itu sendiri. diciptakan oleh perusahaan terkadang
menjadi kendala untuk mempertemukan
Karakter media dalam kepentingan publik
berbagai potensi karyawan tersebut.
Media memiliki empat karakter yang Sebaliknya, media yang beragam,
harus dipunyai bila mengedepankan inovatif, substantif, dan independen karena
kepentingan publik perubahan kondisi struktural dan perubahan
(Croteau,Hoynes,2006:156). Pertama, srategis dalam industri media sering menyebabkan
keragaman. Dalam sistem pemerintahan yang media tersebut memiliki konten yang homogen,
demokratis, media harus mencerminkan memberitakan hal-hal sepele, dan membatasi ruang
berbagai pandangan dan memuat pengalaman gerak wartawan mereka sendiri. Sebuah media
masyarakat yang beragam. Warga harus membuat kepentingan publik bila isi media
menggunakan media sebagai representasi mencerminkan keberagaman format dan konten.
budaya dan ekspresi politik. Sebaliknya, Media tersebut menampilkan lebih banyak suara
media yang homogen kurang memberikan dan perspektif dari beragam
keragaman. titik, yang dimasukkan dalam setiap
Kedua, inovasi. Media harus menyatukan pemberitaan.
teknologi dan modal untuk mendorong
kreativitas dan inovasi dalam menciptakan Teori Ekonomi Politik Media
format dan isi berita. Inovasi harus membuat Ekonomi politik media terkait dengan
hiburan menjadi imajinatif, segar, kreatif, asli, masalah kapital atau modal dari para investor
mencerminkan sifat dinamis masyarakat. yang bergerak dalam industri media. Para
Sebaliknya, media peniru mengandalkan pemilik modal menjadikan media sebagai usaha
formula mencoba-coba dan menduplikasi dari untuk meraih untung, dimana keuntungan
yang sudah ada. tersebut diinvestasikan kembali untuk
Ketiga, substansi. Hiburan ringan mirip pengembangan medianya. Sehingga
dengan kembang gula; semakin enak tapi tidak pengakumulasian keuntungan itu, menyebabkan
baik untuk kesehatan diet. Suatu masyarakat kepemilikan media semakin besar. Dalam
demokratis yang sehat harus memiliki media menjalankan media, investor
yang menyertakan berita substantif dan mempekerjakan karyawan untuk
hiburan yang menangani isu-isu signifikan menghasilkan produk media. Untuk
yang dihadapi masyarakat, disajikan dalam mengetahui lebih jauh tentang bagaimana
cara yang melibatkan partisipasi masyarakat. media memproduksi isi, mendistribusikan
Sebaliknya, media sensasional lebih fokus sehingga bernilai ekonomis, Vincent Mosco
pada sensasi dan berita selebritas. menawarkan tiga konsep untuk
Keempat, independen. Masyarakat mendekatinya yakni: komodifikasi
bebas menolak budaya dan informasi yang (commodification), spasialisasi
terkonsentrasi. Media harus menyediakan (spatialization) dan strukturasi( structuration)
informasi dan pendapat yang independen bagi (Mosco, 1996:139).
masyarakat dan informasi tidak terkonsentrasi Komodifikasi berhubungan dengan
dari pemerintah atau perusahaan. Sebaliknya, bagaimana proses transformasi barang dan jasa
media disensor karena tekanan ekonomi dan beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas
idelogi dengan membatasi isu dan berbagai yang mempunyai nilai tukar di pasar.
pandangan lainnya Spasialisasi, berkaitan dengan sejauh mana
media mampu menyajikan produknya di depan
pembaca dalam batasan ruang dan
Media Sucahya, Ruang Publik dan Ekonomi Politik Media 17
waktu. Pada aras ini maka struktur kelembagaan (2010:263), para teoritikus ekonomi politik
media menentukan perannya di dalam menitikberatkan pada bagaimana proses
memenuhi jaringan dan kecepatan penyampaian produksi konten dan distribusi dikendalikan.
produk media di hadapan khalayak. Strukturasi Kekuatan utama teori ini terletak pada
berkaitan dengan relasi ide antar agen kemampuannya dalam menyodorkan gagasan
masyarakat, proses sosial dan praktik sosial yang dapat dibuktikan secara empiris, yakni
dalam analisis struktur. Strukturasi dapat gagasan yang menyangkut kondisi pasar. Salah
digambarkan sebagai proses dimana struktur satu kelemahan aliran ekonomi politik ialah
sosial saling ditegakkan oleh para agen sosial, unsur-unsur yang berada dalam kontrol publik
dan bahkan masing-masing bagian dari struktur tidak begitu mudah dijelaskan dalam pengertian
mampu bertindak melayani bagian yang lain. mekanisme kerja pasar bebas. Walaupun aliran
Hasil akhir dari strukturasi adalah serangkaian memusatkan perhatian pada media sebagai
hubungan sosial dan proses kekuasaan proses ekonomi yang menghasilkan komoditi
diorganisasikan di antara kelas, gender, ras dan (isi), namun aliran ini kemudian melahirkan
gerakan sosial yang masing-masing ragam aliran baru yang menarik, yakni ragam
berhubungan satu sama lain. aliran yang menyebutkan bahwa media
Teori ekonomi politik memiliki sebenarnya menciptakan khalayak dalam
kekuatan pada tiga hal yaitu berfokus pada pengertian media mengarahkan perhatian
bagaimana media dibangun dan khalayak ke pemasang iklan dan membentuk
dikendalikan, menawarkan penyelidikan perilaku publik media sampai pada batas-batas
empiris mengenai keuangan media, dan tertentu.
mencari hubungan antara proses produksi Ekonomi politik adalah pendekatan
konten media dan keuangan media (Barant, kritik sosial yang berfokus pada hubungan
2010:263) antara struktur ekonomi dan dinamika industri
Teori ekonomi politik bersifat kritis, media dan konten ideologis media.
dimana teori ini mengajukan pertanyaan- (McQuail,2011:105). Melihat hal ini maka
pertanyaan tentang segala sesuai dan institusi media merupakan sebagai bagian dari
menyediakan cara-cara pengganti untuk sistem ekonomi dengan hubungan erat kepada
menafsirkan peran sosial media. sistem politik. Hal ini mengakibatkan
(Barant,2010:252). berkurangnya sumber media yang
Teori ekonomi politik media fokus pada independen, konsentrasi pada khalayak yang
media massa dan budaya massa, dimana lebih luas, menghindari risiko, dan
keduanya dikaitkan dengan berbagai mengurangi penanaman modal pada tugas
permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. media yang kurang menguntungkan. Pada sisi
Teori ini mengindentifikasi berbagai kendala lainnya, media juga akan mengabaikan
atau hambatan yang dilakukan para praktisi kepentingan khalayak potensial yang kecil dan
media yang membatasi kemampuan mereka miskin, karena dinilai tidak menguntungkan.
untuk menantang kekuasaaan yang sedang Kemudian pemberitaan terhadap kelompok
mapan. Dimana penguasa membatasi produksi masyarakat minoritas, cenderung tidak
konten yang dilakukan pekerja media, sehingga seimbang. Barant (2011:250) menyebutnya
konten media yang diproduksi tersebut kian teori ekonomi politik media fokus pada
memperkuat status quo. Sehingga menghambat penggunaan elite sosial atas kekuatan ekonomi
berbagai upaya untuk menghasilkan perubahan untuk mengeksploitasi institusi media.
sosial yang konstruktif. Upaya penghambatan
Pasar Bisnis Media
para pemilik pemodal, bertolak belakang dengan
teoritikus ekonomi politik ini, yang justru aktif Memasuki era moderen, media massa
bekerja demi perubahan sosial. telah memasuki era industri atau telah
Karena itu, menurut Barant
18 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agst 2013, halaman 15 - 22

menjadi institusi ekonomi. Ciri dari era pabrik dan transportasi, melandasi muncul dan
industrialisasi adalah adanya kebutuhan modal berkembangnya radio, film, dan televisi.
yang cukup besar untuk mendirikan dan Kemajuan teknologi telah meningkatkan
mengelola bisnis media massa. Menurut McQuail ukuran, jangkauan, dan efisiensi dalam semua
(2011:245) media semakin menjadi industri tanpa lini usahanya untuk menghadapi persaingan
meninggalkan bentuknya sebagai institusi industri media. Efisiensi dapat dilakukan pada
masyarakat; dan pemahaman tentang prinsip- level manajemen, organisasi, produksi, dan
prinsip utama struktur dan dinamika media distribusi. Sehingga dapat memperkecil
menuntut analisis ekonomi, selain politik dan biaya operasional perusahaan, meningkatkan
budaya. Meski media tumbuh sebagai respons kualitas produk, memperluas jaringan, dan
terhadap kebutuhan sosial dan budaya individu meningkatkan pendapatan. Kemajuan teknologi
dan masyarakat, media pada umumnya dikelola memunculkan produk media baru yang memiliki
sebagai perusahaan bisnis. Karena itu, maka nilai ekonomis seperti film, radio, dan televisi,
pengelolaan media massa membutuhkan modal. dan internet. Lahirnya media baru tersebut,
Menurut Vivian (2008:20), mendirikan dan untuk melengkapi bisnis media tersebut.
mengoperasikan media massa butuh biaya mahal. Ketiga, media berubah karena lahirnya
Peralatan dan fasilitas membutuhkan investasi kota-kota baru. Adanya kota baru, pertama
besar. Media massa beroperasi dalam lingkungan karena adanya kebijakan pemerintah untuk
kapitalistis. Dengan sedikit pengecualian, mereka membuat kota baru. Kedua, karena daerah
berusaha mendapatkan banyak uang. tersebut memiliki sumber kekayaan alam yang
Kondisi ini membuat bisnis media hanya besar, sehingga membuat arus urbanisasi
bisa dilakukan para pemodal kuat. Pemodal masyarakat dari desa menuju kota tersebut
akan menanamkan uangnya, tidak hanya untuk cukup tinggi. Ketika kota-kota itu tumbuh
mengembangkan perusahaan, tapi juga untuk yang ditandai dengan bertambahnya populasi
menghadapi persaingan bisnis media yang dan meningkatnya sumber pendapatan
cukup ketat. Maka untuk mengembalikan masyarakat, maka jumlah penduduk yang
modal yang sudah ditanamkan, pemilik media meningkat tersebut merupakan pasar baru bagi
akan mengharuskan media tersebut meraih media. Sehingga secara ekonomis, media
laba. Bisnis media selalu mengalami dapat tumbuh di kota tersebut
perubahan. Menurut William L River (2004:51) Mengelola media massa memerlukan
perubahan media akibat perkembangan strategi khusus, karena manajemen media
demokrasi, revolusi industri dan teknologi, massa berbeda dengan manajemen bisnis
serta bermunculan kota-kota baru. nonmedia. Menurut David Croteau dan
Pertama, sistem demokrasi yang dianut William Hoynest (2001:26-29), ada tiga hal
oleh setiap negara, amat menentukan bagaimana yang membedakan bisnis media dengan
perkembangan media massa. Negara-negara yang nonmedia.
mengusung sistem demokrasi memberikan Pertama, bisnis media massa beroperasi
kebebasan pers sebagai bentuk untuk tumbuhnya dalam pasar produk ganda yaitu menjual produk
industri media. Kedua, revolusi industri dan dan menawarkan iklan. Pada pasar pertama,
teknologi telah mengubah cara kerja media dalam media massa menjual produknya kepada
bisnis, pemberitaan, distribusi, dan iklan. masyarakat secara langsung. Untuk media cetak,
Revolusi teknologi mengubah media dari manajemen media menjual suratkabar, majalah,
kegiatan sambilan menjadi industri yang dan tabloid. Untuk media elektronik menjual
membutuhkan investasi cukup besar. Revolusi program acara hiburan yaitu film, talkshow, dan
industri ditandai dengan digunakannya berbagai program berita yang dapat disaksikan langsung
teknologi mekanik. Ketersediaan listrik yang oleh masyarakat. Pada pasar
memacu energi
Media Sucahya, Ruang Publik dan Ekonomi Politik Media 19
kedua, media massa menyediakan ruangan perkembangan yang terjadi dalam bisnis
(space) kepada produsen untuk memasang media, yaitu:
iklannya. Maka bagian pemasaran media Pertama, growth (pertumbuhan) yang
massa akan mendatangi produsen untuk pesat, diwarnai dengan fenomena mergers antar
melakukan promosi dengan memasang iklan -perusahaan atau join, sehingga menjadi makin
di media tersebut. besar dan merambah ke mana-mana. Kedua,
Kedua, media massa sebagai sumber- integration (integrasi), raksasa media
sumber kewargaan. Media massa tidak hanya terintergrasi secara horisontal dengan bergerak
memberikan informasi kepada warga, namun ke berbagai bentuk media seperti film,
memberikan pendidikan informal kepada penerbitan, radio dan sebagainya. Tapi juga
masyarakat. terjadi integrasi secara vertikal, dengan
Ketiga, keunikan status hukum media pemilikan perusahaan di berbagai tahapan
massa. Kebebasan berekspresi merupakan hak produksi dan distribusi, dari hulu sampai hilir.
warga negara yang diidentikkan dengan media Misalnya memiliki perusahaan produksi film,
massa. Kebebasan menyatakan pendapat, sekaligus perusahaan bioskop, perusahaan
yang menggunakan saluran media massa, DVD, dan jaringan stasiun televisi. Ketiga,
sudah di atur dalam berbagai perangkat globalization, konglomerat media telah menjadi
hukum. entitas global, dengan jaringan pemasaran yang
Media massa mengandalkan menembus
pendapatannya pada pasar konsumer dan pasar yuridiksi negara. Keempat,
iklan, menyebabkan media massa terkonsentrasinya kepemilikan media pada
memiliki ketergantungan terhadap konsumen satu pemilik.
selaku pembeli produk dan produsen selalu
Ruang Publik VS Konglomerat Media
pemasang iklan. Sehingga semakin tinggi
ketergantungan terhadap iklan sebagai sumber Ada empat indikator yang dapat
pendapatan, semakin rendah pula kebebasan ditandai bila suatu media lebih
media massa dalam menulis konten berita dari mementingkan ekonomi dibanding
kepentingan pengiklan dan bisnis secara umum. menyediakan ruang publik (Crotau dan
Dengan kata lain, setiap produsen yang telah Hoynest, 2006:159-167) yaitu program
memasang iklan pada media tersebut, acaranya homogen dan imitasi, menyiarkan
konsekuensinya adalah media massa hanya informasi sensasional, hilangnyanya batas
memberitakan berita-berita yang bernada positif jurnalistik dan bisnis, serta menyensor diri
terhadap pemasang iklan. Media yang sendiri.
menggantungkan pendapatannya pada iklan, Pertama, homogenisasi dan imitasi adalah
amat riskan terhadap perkembangan produk yang disajikan media semuanya adalah
perekonomian suatu negara. Semakin tinggi sama, seragam, dan duplikasi dari produk yang
perekonomian suatu negara, produsen semakin pernah ada. Sehingga penonton dihadapkan pada
sering mengiklankan produknya di media massa. suguhan yang programnya hampir sama.
Namun begitu perekonomian negara jatuh, Banyaknya jumlah media dan produk yang
produsen pun mengurangi atau menghentingan disajikan, tidak selalu berarti program yang
belanja iklanya, yang berimplikasi surutnya para disajikan setiap media berbeda. Sebaliknya,
pemasang iklan di media massa. Persaingan berbagai media yang beragam itu justru
dalam bisnis media, membuat kompetisi di menampilkan keseragaman. Dua kunci dari
bisnis media kian ketat. Maka, dalam struktur pasar media adalah banyak perusahan
menghadapi persaingan, media membuat berita pemasok program media dan tingkat keragaman
yang memiliki nilai berita tinggi sehingga ingin produk. Pada gilirannya, jumlah perusahaan
diketahui semua orang. pemasok program ke media seperti rumah
Menurut David Croteau dan Wiliam produksi terus menurun. Hal ini disebabkan
Hoynes (2006:77) ada empat macam konsentrasi
20 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agst 2013, halaman 15 - 22

kepemilikan media dan penjanjian untuk pada homogenisasi mengubah wajah industri
menggabungkan usaha. media. Konsolidasi bisa menyebabkan banyak
Homogenisasi adalah langkah meniru format tetapi hanya menyuarakan satu suara
produk perusahaan lain yang tengah trend dan kepentingan yaitu
telah menuai sukses dengan tujuan untuk kepentingan nasiohal sehingga menghilangkan
meminimalkan risiko kerugian dan meraih kepentingan lokal. Seperti, menutupi isu-isu
keuntungan dengan cepat. Mereka lebih suka lokal, mengurangi pelaporan berita lokal,
melakukan imitasi dibanding membuat sesuatu mengurangi program lokal, serta tidak lagi
program yang baru. Karena membuat program menyediakan tempat untuk kepentingan
inovasi baru, belum teruji di pasar. masyarakat lokal. Bahkan di beberapa negara
Homogenisasi terjadi karena perusahaan maju, banyak stasiun radio telah berubah
berupaya meminimalkan risiko dan menjadi "stasiun virtual", yang tidak memiliki
memaksimalkan keuntungan. Sebagai penyiar mereka sendiri. Tetapi seluruh program
perusahaan raksasa media, menggunakan acara telah direkam sebelumnya oleh penyiar
strategi sinergisnya untuk mengurangi risiko dari kantor pusat.
kerugikan secara finansial, agar bisa bersaing Kedua, media lebih menyajikan
dari raksasa media lain. Akibatnya adalah menyiarkan program-program sensasional dan
perusahaan media melakukan inovasi yang informasi gosip. Tujuannya adalah media
sangat sedikit dan banyak melakukan peniruan memproduksi dengan biaya murah,
program. Dengan mengikuti rumus-rumus menghasilkan penonton yang banyak, dan
standar yang sudah terbukti laku pada saat meraih iklan besar. Misalnya pemberitaan
ditayangkan di negara lain.Meskipun cara ini tabloid, skandal seksual para politisi, membuat
merupakan langkah untuk mendapatkan program reality yang menampilkan kecelakaan
keuntungan secara cepat, tapi media semacam dan penangkapan, menjadi cepat kaya melalui
ini tidak mungkin untuk melayani kepentingan permainan, seks, dan kekerasan. Media tidak
publik. membuat program yang melayani kepentingan
Homogenisasi kadang-kadang berkaitan yang lebih besar yaitu kepentingan umum,
dengan fenomena lain yang dihasilkan dari sehingga merugikan setiap misi pelayanan
konsentrasi kepemilikan media yaitu publik. Maka divisi berita tidak ditambah
hilangnya lokalisme di media. Lokalisme anggarannya. Bahkan divisi berita a tersebut
memiliki dua elemen penting yaitu kontrol ditambahkan ke dalam jaringan berita nasional.
lokal dan konten lokal. Konsentrasi Ketiga, Perubahan dalam struktur
kepemilikan media membuat produk lokal: media memiliki dampak yang signifikan
stasiun televisi, surat kabar, dan stasiun radio terhadap isi media. Sehingga demi
dikontrol oleh kantor pusat perusahaan mengejar keuntungan, media sering melompati
konglomerat media. Untuk berbagai tingkat, batas-batas antara berita dan bisnis pun. Media
anggaran dan keputusan strategis langsung sering tidak mengindahkan batas jurnalistik dan
dibuat oleh eksekutif kantor pusat dengan bisnis. Kekuatan komersial mempengaruhi
tidak mengindahkan kepentingan masyarakat profesi jurnalisme dan isi berita. Bisnis baru
lokal. Maka kontrol media lokal banyak yang media telah mengakibatkan tekanan langsung
ditangani kantor perusahaan nasional dari dan tidak langsung untuk meningkatkan
beberapa media raksasa. Hal ini menyebabkan keuntungan dan melindungi kepentingan
isu lokal yang tengah terjadi di suatu daerah, perusahaan. Maka, perubahan isi media adalah
diberitakan dalam perspektif nasional, yang efek yang paling jelas dari perubahan dalam
terkadang perspektif nasional tidak sesuai industri media. Perubahan struktur bisnis dan
dengan budaya dan karakter lokal. Pada strategi isi media, jelas memiliki dampak yang
akhirnya, gelombang konsolidasi yang lebih luas di
mengarah
Media Sucahya, Ruang Publik dan Ekonomi Politik Media 21
masyarakat. Kesimpulan
Keempat, self-censorship terjadi Kebijakan pemberitaan suatu media tidak
ketika norma-norma organisasi dan terlepas dari kepentingan pemilik dan ekonomi
kepentingan pemilik media yang kuat politik media yang ditempuhnya. Sehingga
menyebabkan perubahan dalam isi media. sangat dimaklumi, bila media saat ini mengalami
Sensor sendiri karena tekanan yang berasal komersialisasi yang luar biasa. Media
dari dalam perusahaan itu, bukan dari sumber- menempatkan audience semata-mata hanya
sumber luar. Self-censorship terdiri dari tiga dilihat sebagai pasar, bukan warga negara
jenis (Crotau dan Hoynest, 2006:178), (citizens). Tujuan utama dari dibentuknya media
pertama terjadi pada diri wartawan itu sendiri adalah meraih keuntungan untuk pemilik dan
karena berbagai para pemangku kepentingan lainnnya. Dengan
alasan. Kedua, penyensoran oleh perusahaan, di demikian fungsi media sebagai penyampai
mana manajer dan wartawan membatasi upaya beragam gagasan-gagasan, informasi,
karyawan mereka sendiri. Ketiga, konflik pendidikan, dan integrasi sosial yang merupakan
kepentingan antar bagian di inti dari ketersediaan ruang publik, semakin
perusahaan media yang dapat terkesampingkan dengan kepentingan
mengakibatkan sensor perusahaan atau self- komersialisasi.
censorship.
Prinsip dasar yang mendasari pendekatan DAFTAR PUSTAKA
kepentingan publik pada media, tidak terlepas Baran, Stanley J & Davis Dennis, K, 2010,
dari pengertian dari sebuah demokrasi, yaitu
Teori Komunikasi Massa: Dasar,
saling menghargai nilai-nilai yang ada dalam
Pergolakan, dan Masa Depan,
masyarakat, warga negara memiliki kedudukan
Salemba Humanika, Jakarta,
yang sama, dan masyarakat dapat berpartisipasi
Crateau, David dan Hoynes William, 2000,
dalam pengambilan keputusan pemerintah.
Media/Society, Industries, Images,
Peningkatan partisipasi masyarakat yang lebih
and Audience, Pine Forge P r e s s ,
berorientasi pada kepentingan publik menjadi
London
penting, karena merupakan langkah-langkah
Crateau, David dan Hoynes William,
untuk menghidupkan nilai-nilai budaya dan
2006, The Business of Media: Corporate
demokrasi itu sendiri.
Media and The Public
Namun pada akhirnya, seperti dikutip
Interest, Pine Forge Press,
Croteu dan Honest (2006:158), meluasnya
London
partisipasi demokrasi di media menjadi ancaman
F. Budi Hardiman, Demokrasi Deliberatif,
bagi mereka yang telah mendapatkan
Yogyakarta: Kanisius, 2009
keuntungan ekonomi dan sosial. Pengusaha
McQuail, Denis, 2011, Teori Komunikasi
yang telah mendapatkan keuntungan ekonomi
Massa, Salemba Humanika, Jakarta
adalah mereka yang terus memproduksi
Mosco, Vincent, 2009, The Political
berbagai program acara yang diminati para
Economy of Communication, Sage,
pemasang iklan, sehingga setiap tahun
London.
pendapatan dan keuntungannya meningkat.
Nurudin, 2007, Pengantar Komunikasi
Pengusaha media yang mendapatkan
Massa, Raja Grafindo Persada,
keuntungan sosial adalah mereka yang secara
Jakarta
langsung memiliki status di masyarakat,
-----------, 2005, Sistem Komunikasi
sehingga dirinya menerima berbagai keuntungan
Indonesia, Raja Grafindo Persada,
dan keistimewaan dari status sosial yang
dimilikinya. Karena itu, kelompok ini lebih
Jakarta
Rivers, William L & Peterson, Theodore &
berpihak kepentingan pemilik media, dibanding
Jensen Jay W, 2003, Media Massa
harus memperluas ruang publik.
dan Masyarakat Moderen,
Prenada Media, Jakarta
Severin, Werner J & Tankard, Jr, James W,
22 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, Mei - Agst 2013, halaman 15 - 22

2005, Teori Komunikasi, Sejarah,


Metode dan Terapan di Dalam
Media Massa, Predana Media,
Jakarta
Vivian, John, 2008, Teori Komunikasi,
Kencana, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai