Anda di halaman 1dari 15

Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME SEBAGAI UPAYA MENANGKAL PAHAM RADIKAL


PADA ANGGOTA PKPT IPNU-IPPNU UNESA

Durrotul Wardah Ulfiyyah


14040254020 (PPKn, FISH, UNESA) durrotulwardah@yahoo.co.id

Agus Satmoko Adi


0016087208 (Prodi S1 PPKn, FISH UNESA) agussatmoko@unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peran yang dilakukan oleh pengurus PKPT IPNU-IPPNU
Unesa dalam membentuk sikap Nasionalisme pada para anggota sebagai bentuk upaya menangkal paham
radikal. Landasan teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Teori Peran dari Biddle dan
Thomas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran yang dilakukan oleh pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa yakni dapat dilihat
dan diperhatikan dari pengabdiannya kepada agama, bangsa dan negara melalui berbagai fungsi, di
antaranya: konsolidasi, pengembangan, monitoring organisasi dan pengoptimalan yang diwujudkan
dengan cara: (1) Sosialisasi pada anggota baru mengenai pemahaman Nasionalisme, (2) Budaya
menyanyikan lagu wajib di setiap pra acara dalam kegiatan, di antaranya lagu Indonesia Raya, Syubbanul
Wathon, Mars IPNU dan IPPNU, (3) Kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh segenap pengurus PKPT
IPNU-IPPNU Unesa. Kegiatan yang dilakukan meliputi: KARUNIA (Kajian Rutin Islam Ahlussunnah
Wal Jama’ah) dilakukan dua kali dalam seminggu, MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) dilakukan
sekali dalam satu kepengurusan, LAKMUD (Latihan Kader Muda) dilakukan satu kali dalam satu
kepengurusan, (4) Seminar kebangsaan yang dilakukan sekali dalam setahun.
Kata Kunci: Peran, Sikap Nasionalisme, Paham Radikal, IPNU-IPPNU

Abstract
The purpose of this research is describe the role taken by the management of PKPT IPNU-IPPNU Unesa in
shaping the attitude of Nationalism to members as a form of efforts to ward off radical understanding. The
which theory used in this research is Role theory of Biddle and Thomas. The study is the descriptive. The
result showed that the role carried out by the administrators of PKPT IPNU-IPPNU Unesa that can be seen
and observed from their dedication to religion, nation and state through various functions, including:
consolidation, development, monitoring of the organization and optimization that is realized by: (1)
Socialization of new members regarding understanding Nationalism, (2) Culture of singing compulsory
songs at each pre-event in activities, including National anthem, Syubbanul Wathon, Mars IPNU and
IPPNU, (3) Activities designed by all administrators of PKPT IPNU-IPPNU Unesa. Activities carried out
include: KARUNIA (Routine Study of Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah) conducted twice a week,
MAKESTA (Member Loyalty Period) is conducted once in one management, LAKMUD (Youth Cadre
Training) is conducted once in one management, (4) National seminars are conducted once a year.
Keywords: Role, Nationalism Attitude, Radical Understanding, IPNU-IPPNU.

merupakan sosok yang paling rentan dengan perubahan


PENDAHULUAN tersebut.
Globalisasi merupakan salah satu tantangan besar yang Usia remaja merupakan fase pencarian jati diri dan
harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Kondisi di era haus akan informasi serta ingin mengetahui segala hal,
globalisasi ini semua generasi muda mengalami tantangan maka banyak remaja yang ikut dan terlibat dalam berbagai
yang cukup serius, mereka harus berhadapan dengan aktivitas sebagai identitas mereka untuk diakui oleh teman
budaya yang berbeda atau tidak sesuai dengan budaya dan kelompoknya, sehingga di usia remaja mereka lebih
ketimuran, dan juga memiliki tantangan berat di dalam suka bergabung dalam suatu organisasi baik formal
dunia teknologi informasi, sehingga mengakibatkan maupun nonformal. Selayaknya mahasiswa yang hidup di
perubahan sosial berdampak positif dan negatif. lingkungan kampus dengan beragamnya organisasi
Mahasiswa yang masih tergolong usia remaja ini mahasiswa yang ada baik internal maupun eksternal

1151
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

mereka akan bergabung pada salah satu organisasi kebijakan kampus yang telah mengikat setelah secara
mahasiswa yang ada. resmi menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang Tidak semua mahasiswa melakukan tugasnya sebagai
beranggotakan mahasiswa untuk mewadahi bakat, minat mahasiswa. Seperti mengikuti materi perkuliahan,
dan potensi mahasiswa yang dilaksanakan di dalam mengerjakan tugas kuliah, observasi, penelitian,
kegiatan. Organisasi ini dapat berupa organisasi berorganisasi dan lain-lain. Ada juga mahasiswa yang
kemahasiswaan intrakampus, organisasi kemahasiswaan berperilaku negatif, dengan adanya mahasiswa yang
antar kampus, organisasi ekstra kampus maupun semacam berperilaku negatif tersebut maka permasalahan di dalam
ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya kehidupan kampus semakin kompleks yang ditandai
beranggotakan lintas atau antar kampus. Dasarnya dengan semakin maraknya fenomena atau konflik sosial
organisasi mahasiswa juga memiliki andil dalam yang ada di dunia kampus seperti aksi bentrok antar
membentuk sikap nasionalisme mahasiswa, yang kini di mahasiswa, demonstrasi yang anarkis, narkoba, minum-
lingkungan kampus sendiri sikap nasionalisme telah minuman keras dan judi. Data yang didapat dari hasil
bersaing dengan paham paham ekstrimisme. penelitian yang dilakukan oleh puslitkes UI dan BNN
Kini nasionalisme menghadapi tantangan besar dari pada tahun 2016 bahwa pengguna narkoba merupakan
pusaran peradaban baru bernama globalisasi. pelajar dan mahasiswa yang mencapai 27,32%
Nasionalisme sebagai basic drive (kemampuan dasar) (Republika.co.id). Selain itu yang paling dikhawatirkan
serta elan vital (daya juang) dari sebuah bangsa bernama negara yakni berpaham radikalisme.
Indonesia sedang diuji fleksibilitasnya, dalam arti Paham radikal yang dimiliki sebagian mahasiswa
kemampuan untuk berubah sehingga selalu akurat dalam mampu memengaruhi menurunnya sikap nasionalisme
menjawab tantangan zaman. Fleksibilitas tidaklah mereka dan teman temanya, mereka meyakini bahwa
mengurangi jiwa nasionalisme, justru sebaliknya, ideologi terbenar yakni ideologi khilafah yang hanya
fleksibilitas menunjukkan begitu dalamnya nasionalisme hukum Tuhan yang berlaku. Fenomena mahasiswa ini
mengakar sehingga dalam waktu bersamaan dia tetap harus ditangani karena mahasiswa inilah yang digadang-
hidup dan terus-menerus bermetamorfosis. gadang sebagai agent of change. Mahasiswa adalah
Saat ini nasionalisme seakan-akan tenggelam, pelajar perguruan tinggi serta dalam struktur pendidikan
terutama di kalangan generasi muda Indonesia yang tidak Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi
lain adalah para mahasiswa yang sedang mencari jati diri. di antara yang lain. (KBBI)
Mahasiswa terbawa arus budaya Barat agar dianggap telah Ciri-ciri seorang mahasiswa yaitu, memiliki
maju. Pemikiran Barat yang menjunjung tinggi kebebasan kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di
menjadi sesuatu yang diidam-idamkan. Mereka lebih perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan dalam
menyukai hasil kebudayaan bangsa lain dibandingkan golongan intelegensi. Dengan memiliki kesempatan yang
kebudayaan bangsa sendiri. Inilah antara lain beberapa ada, mahasiswa diharapkan kelak bisa bertindak sebagai
gejala, di samping terlihat berkurangnya sikap pemimpin yang mampu membawa perubahan serta
nasionalisme di kalangan pelajar atau generasi muda. terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat maupun
(Liputan 6.com) dalam dunia kerja nantinnya. Mahasiswa juga diharapkan
Terpenting bagi suatu bangsa adalah kesetiaan atau dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses
komitmen. Bangsa Indonesia belum dapat menumbuhkan modernisasi dalam kehidupan mayarakat. Selain itu
rasa saling percaya di semua tingkat dan lingkungan mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan sebagai tenaga yang berkualitas serta profesional.
bernegara. Meskipun nasionalisme bagi Bangsa Indonesia, Tidak sedikit mahasiswa yang terlibat dikegiatan
masih sangat dibutuhkan, dan mungkin akan terus kampus baik kegiatan intra maupun ekstra seperti
diperjuangkan selama perjalanan negara kebangsaan mengikuti sebuah organisasi baik himpunan mahasiswa,
(nation state) ini ke depan, nyatanya bangsa Indonesia badan eksekutif mahasiswa, UKKI (Unit Kegiatan
hampir "kehilangan" nasionalisme. Kerohanian Islam), HIMAPALA (Himpunan Mahasiswa
Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan Pecinta Alam), organisasi mahasiswa daerah dan lain-lain.
menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan Salah satu bentuk organisasi ekstra kampus yang
peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang mewadahi para mahasiswa nahdliyin yang berlandaskan
memiliki kemampuan akademis dan profesional, sehingga Ahlussunah Wal Jamaah dan menjunjung tinggi nilai
dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan kebangsaan yakni organisasi IPNU-IPPNU (Ikatan Pelajar
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (UU No. 2 Nahdlatul Ulama- Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).
tahun 1989). Perguruan tinggi tempat menimba ilmu bagi IPNU-IPPNU merupakan organisasi yang berazaskan
para mahasiswa. Mereka dituntut untuk mengikuti Pancasila, beraqidah Islam Ahlussunah Wal Jamaah yang
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

mengikuti salah satu madzhab empat: Hanafi, Maliki, terhadap apa pun, termasuk ajaran intoleransi dan
Syafi'i, Hambali yang bersifat, keterpelajaran, radikalisme.
pengkaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan Pelajar dan mahasiswa nantinya akan menambah
keagamaan. Didirikan pada tanggal 20 Jumadil Akhir tenaga kerja di sektor-sektor strategis negara," kata
1373 H bertepatan pada tanggal 24 Februari 1954 untuk Hasanuddin. Menurut Hasanudin Ali, dari survei ini
IPNU dan 8 Rajab 1374 H yang bertepatan dengan diketahui, ada 23,5% mahasiswa dan 16,3% pelajar
tanggal 2 Maret 1955 untuk IPPNU. menyatakan negara Islam perlu diperjuangkan untuk
Bidang sosial, IPNU-IPPNU sebagai organisasi penerapan agama secara kaffah (keseluruhan). "Lalu
kepemudaan dan keterpelajaran di ranah kampus akan di ketika ditanya tentang peraturan daerah syariah, ada
tingkatkan fungsi dan perannya agar dapat menggerakkan 21,9% pelajar dan 19,6% mahasiswa setuju perda syariah
dan menyalurkan peran serta mahasiswa dalam untuk mengakomodasi penganut agama mayoritas.", ujar
pembentukan sikap nasionalisme, karena semakin Hasanuddin.
maraknya paham radikal di ranah kampus. Menurut hasil Hasanudin Ali menuturkan mayoritas pelajar dan
survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), mahasiswa memang setuju dengan NKRI sebagai bentuk
benih radikalisme di kalangan remaja (siswa/mahasiswa) negara dibandingkan khilafah. Namun, perlu diingat, ada
Indonesia berada tahap menghawatirkan. Berdasarkan 17,8% mahasiswa dan 18,3% pelajar yang memilih
hasil survei tersebut 6,12% responden menyatakan setuju khilafah daripada NKRI. Jumlah tersebut tidak bisa
bahwa kasus pengeboman di bali 2002 yang dilakukan diremehkan. Demikian juga tentang ideologi Pancasila,
Amrozi dkk merupakan perintah agama. Lalu sebanyak ada 18,6% pelajar memilih ideologi Islam dalam
40,82% responden menjawab “bersedia” dan 8,16% bernegara, sedangkan 16,8% mahasiswa memilih
menjawab “sangat bersedia” melakukan penyerangan ideologi Islam. "Soal pemimpin nonmuslim 29,5%
terhadap orang atau kelompok yang dianggap menghina pelajar dan 29,7% mahasiswa menyatakan tidak akan
Islam. Responden yang diambil dalam survei tersebut mendukung pemimpin nonmuslim. Menurutnya, ini
umumnya pelajar tingkat SMA dan mahasiswa. angkanya luar biasa dan warning yang perlu ditangkap,".
Penelitian LIPI menyimpulkan bahwa paham
radikalisme justru tumbuh di kampus-kampus, di METODE
komunitas terdidik inilah paham-paham keagamaan yang Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bertentangan dengan Pancasila dan NKRI berkembang pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif,
biak secara luas. Mantan kepala kebudayaan LIPI, Endang yakni sebuah desain yang memberi kemudahan bagi
Turmudi mengatakan bahwa pelajar dan mahasiswa peneliti untuk merekam, memantau dan mengikuti proses
dipaksa dengan ideologi bahwa Indonesia harus menjadi suatu peristiwa atau kegiatan sebuah organisasi
negara Islam, perang dibolehkan melawan musuh Islam, sebagaimana adanya dalam satu kurung waktu tertentu
dan kafir bagi kaum yang tidak mendukung syariat Islam. dan selanjutnya diinterpretasikan untuk menjawab
Hasil survei Wahid Foundation yang dirilis awal Agustus masalah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
2016 menyebutkan Indonesia masih rawan terhadap kualitatif karena dalam penelitian ini berguna untuk
intoleransi dan radikalisme, sebanyak 7,7% dari 1500-an mendeskripsikan peran pengurus PKPT IPNU-IPPNU
responden yang disurvei bersedia melakukan tindakan Unesa dalam membentuk sikap nasionalisme pada
radikal bila ada kesempatan dan sebanyak 0,4% justru anggotanya sebagai upaya menangkal paham radikal.
pernah melakukan tindakan radikal. Lokasi Penelitian terletak di kantor keskretariatan
Paham radikal mulai merasuk ke kalangan muda, PKPT IPNU-IPPNU Unesa di Jalan Ketintang Madya
khususnya mahasiswa dan pelajar. Survei Mata Air No. 63, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Jawa
Fondation dan Alvara Research Center menunjukkan Timur. Pemilihan organisasi ini didasarkan pada fakta
23,4% mahasiswa dan 23,3% pelajar SMA setuju dengan dan realita yang ada tentang budaya dan sikap
jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah. nasionalisme yang diterapkan oleh pengurus PKPT
"Penetrasi ajaran intoleran sudah masuk di kalangan IPNU-IPPNU Unesa dalam kegitannya, seperti budaya
pelajar, kemudian diperkuat saat menjadi mahasiswa menyanyikan lagu kebangsaan pada saat pra acara baik
melalui kajian-kajian di kampus," ujar CEO Alvara kegiatan formal maupun non formal, melaksanakan
Research Center, Hasanuddin Ali, dalam pemaparannya kajian rutin yang tema di antaranya menjelaskan tentang
di Jakarta, Selasa (31/10/2017). Menurut Hasanudin Ali, nasionalisme, melakukan pengkaderan yg materi di
pelajar dan mahasiswa masih dalam masa pencarian jati dalamnya juga diisi mengenai ke Indonesiaan, serta
diri. Oleh karena itu, mereka masih rentan terhadap kegiatan insidental lainnya.
doktrin radikalisme dan intoleransi. "Pelajar SMA dan Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive
mahasiswa adalah masa pencarian jati diri yang rentan sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel

1153
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

dengan pertimbangan tertentu misalnya, orang tersebut Pada bab IV pasal 7 dan 8 yang berisi tujuan dan
dianggap yang paling tahu tentang apa yang diinginkan usaha yang berbunyi: Tujuan IPNU adalah terbentuknya
oleh peneliti sehingga akan memudahkan untuk pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT,
memperoleh situasi sosial yang diteliti. Teknik Purposive berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan dan
sampling dipilih oleh peneliti dengan alasan bisa kebhinekaan serta bertanggungjawab atas terlaksananya
dijadikan sebagai pemberi informasi terkait dengan syari’at Islam Ahlussunnah Wal-jamaah yang
masalah penelitian. Dengan begitu, informan yang dipilih berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
antara lain: H. Khoirul Anwar M.A dan Nur Cholis Majid demi tegaknya NKRI. Dan Untuk mewujudkan tujuan
M.A selaku pembina, Muhammad Ichsan Khofi dan sebagaimana pasal 7, maka IPNU melaksanakan usaha-
Trinur Putriati selaku ketua, Syafruddin Nur dan Shofa usaha: (1) Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul
sebagai anggota. Informan tersebut dipilih oleh peneliti Ulama dalam suatu wadah organisasi; (2)
dianggap sudah bisa memberikan informasi sesuai Mempersiapkan kader-kader pemimpin militan yang
dengan kebutuhan data. berwawasan intelektual dan berjiwa spiritual sebagai
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, penerus perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan
wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan
analisis data yang digunakan mengacu pada model program perjuangan sesuai dengan perkembangan
analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan masyarakat (maslahah al ammah), guna terwujudnya
Huberman. Maksud analisis data model interaktif pada khaira ummah; (4) Mengusahakan jalinan komunikasi
teknik ini ada empat tahapan yaitu: pengumpulan data, dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. merugikan organisasi.
Uji kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Hasil dari keputusan kongres XVIII Pimpinan Pusat
teknik triangulasi. Teknik triangulasi digunakan untuk IPPNU pada tanggal 4-8 Desember 2015 di Boyolali
memeriksa keabsahan data. Menurut Sugiyono merumuskan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah
(2011:273). Teknik triangulasi merupakan pengecekan Tangga IPNU yakni pada BAB III pasal 8 yang berisi
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan IPPNU berfungsi sebagai: pertama, wadah berhimpun
berbagai waktu. Dari ketiga jenis triangulasi, triangulasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk melanjutkan nilai-
yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi nilai dan cita cita perjuangan NU; kedua, wadah
sumber. Triangulasi sumber merupakan teknik untuk komunikasi, interaksi dan integrasi pelajar putri
mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara Nahdlatul Ulama untuk menggalang ukhuwah Islamiyah
mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. dan mengembangkan syiar Islam ahlussunnah
waljama’ah; ketiga, wadah kaderisasi dan keilmuan
HASIL PENELITIAN pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan
Berdasarkan hasil dari peneltian ini yakni mengenai kader-kader bangsa.
peran pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa dalam Pada bab IV pasal 9 dan 10 yang berisi tujuan dan
membentuk Sikap Nasionalisme pada anggotanya sebagai usaha yang berbunyi: Tujuan organisasi ini adalah
upaya menangkal paham radikal. kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia
Adapun terkait Peran PKPT IPNU-IPPNU Unesa sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang
dalam membentuk sikap nasionalisme pada anggotanya bertaqwa kepada allah SWT, berilmu, berakhlak mulia
sebagai upaya menangkal paham radikal yakni sesuai dari dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab
hasil kongres XVIII Pimpinan Pusat IPNU pada tanggal atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut
4-8 Desember 2015 di Boyolali merumuskan Peraturan faham ahlussunah wal jamaah dengan tetap menjunjung
Dasar dan Peraturan Rumah Tangga IPNU yakni pada tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan
BAB III pasal 6 yang birisi IPNU berfungsi sebagai: usaha yakni: (1) Menghimpun dan membina pelajar putri
pertama, wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dan Islam dalam wadah organisasi IPPNU; (2)
kepelajaran; kedua, wadah kaderisasi pelajar untuk Mempersiapkan kader- kader intelektual sebagai penerus
mempersiapkan kader-kader penerus Nahdlatul Ulama perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan tercapainya tujuan
dan pemimpin bangsa; ketiga, wadah penguatan pelajar organisasi dengan menyusun garis besar kebijakan
dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam organisasi dan landasan program sesuai dengan
Ahlussunnah Waljamaah untuk melanjutkan semangat perkembangan masyarakat; (4) Membina persahabatan
jiwa dan nilai-nilai Nahdliyyah; keempat, wadah dan kerjasama dengan organisasi putri Islam pada
komunikasi pelajar untuk memperkokoh ukhuwah khususnya dan organisasi lain pada umumnya selama
Nahdliyyah, Islamiyyah, Insaniyyah, dan Wathoniyyah. tidak merugikan organisasi IPPNU baik dalam maupun
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

luar negeri; (5) Mengembangkan sumber daya pelajar di Pengurus pada para anggota PKPT IPNU-IPPNU
berbagai sektor kehidupan. Unesa dalam pelaksanaanya terdapat beberapa peran
Mengacu pada PD/ PRT Pimpinan Pusat IPNU yang telah dilakukan oleh pihak PKPT yakni dengan
IPPNU dan sesuai rancangan komisi program tentang melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa dan
garis besar program kerja pada rapat anggota tahunan mahasiswa baru tentang keberadaan IPNU-IPPNU di
PKPT IPNU-IPPNU Unesa masa khidmat 2017-2018 Unesa dengan tujuan untuk membentengi mahasiswa dari
bahwa dalam rangka mewujudkan peran aktif PKPT paham radikal yang di dalamnya didoktrin untuk
IPNU-IPPNU Unesa dalam usaha turut serta melakukan teror, aksi kekerasan dan intoleransi. Dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu disusun perbuatan tersebut sangat melenceng dari norma-norma
pokok program kerja PKPT IPNU-IPPNU Unesa yang pancasila yang telah menjadi dasar negara Indonesia.
mengandung arah serta kebijakan untuk melaksanakan Dasar negara Indonesia dibentuk melalui forum yang
upaya pemberdayaan kerja dan kinerja organisasi dalam diadakan oleh para pejuang, dan salah satunya terdapat
perannya sebagai sub sistem dari pembangunan nasional. juga kiai-kiai NU yang ikut serta dalam merumuskan
Rancangan program kerja ini mengandung dasar sebagai dasar negara yakni KH Abdul Wahid Hasyim yang
acuan dalam mengembangkan dan menjabarkan setiap merupakan putra dari pendiri NU KH M.Hasyim Asy’ari,
pemikiran yang berhubungan dengan konsepsi, strategi yang juga merupakan ayah dari presiden Abdurrahman
dan aktualisasi program kerja yang perlu dilaksanakan. Wahid.
Hasil rapat anggota tahunan PKPT IPNU-IPPNU Metode penyebaran paham radikal di kalangan
Unesa dijelaskan mengenai arah dan sasarannya yang mahasiswa ini melalui pendoktrinan bagi mahasiswa
berbunyi, arah dan sasaran program adalah target yang baru, faktanya dapat dilihat terdapat oknum yang sedang
diharapkan dapat tercapai dalam kurun waktu tertentu. membagikan selembaran atau kajian tentang paham
Sebagai berikut: (1) Catur Wulan I: Konsolidasi, pada radikalisme kepada mahasiswa Unesa. (Wawancara, 6
Catur-Wulan I PKPT IPNU-IPPNU Unesa menciptakan Juni 2018). Dari sinilah PKPT IPNU-IPPNU Unesa
sistem konsolidasi melalui komunikasi dan koordinasi sepakat dalam pentingnya membentuk sikap
antara organisasi dalam rangka menguatkan kelembagaan Nasionalisme sebagai upaya menangkal paham radikal,
IPNU-IPPNU. Langkah ini dimaksudkan untuk diwujudkan melalui kegiatan yang sudah dirangkum atau
membagun insfrastruktur organisasi yang kondusif dan sudah sesuai dengan PD/PRT oleh pimpinan pusat IPNU-
aman; (2) Catur Wulan II: Pengembangan, pada Catur- IPPNU.
Wulan II, PKPT IPNU-IPPNU Unesa melaksanakan Sesuai dengan hasil RAT bahwa pengurus PKPT
pengembangan sistem kaderisasi, sehingga memasuki IPNU-IPPNU Unesa memliki fungsi yakni konsolidasi,
Dwi-Wulan berikutnya sudah siap dengan kader-kader pengembangan, monitoring organisasi dan pengoptimalan.
yang unggul dan kreatif; (3) Catur Wulan III: Monitoring Berdasarkan dari fungsi tersebut dapat tercetus program
Organisasi dan Pengoptimalan, pada Catur-Wulan III, kerja yang akan dilaksanakan dalam satu tahun
PKPT IPNU-IPPNU Unesa berusaha memonitoring kepengurusan. PKPT IPNU-IPPNU Unesa berperan
program dari kegiatan-kegiatan yang telah dalam melaksanakan program kerja antara lain:
dirumuskandan menerapkan ilmu yang didapat dari menyanyikan lagu kebangsaan pada setiap memulai
semua rangkaian pengkaderan sehingga penerapannya kegiatan, kegiatan rutinan, pengkaderan, seminar
optimal. kebangsaan. Program tersebut dijadikan pengurus PKPT
Bentuk program kerja, secara umum penjabaran IPNU-IPPNU Unesa sebagai salah satu upaya dalam
program dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Badan membentuk sikap nasionalisme pada anggotanya. Berikut
Pengurus harian ( BPH ), secara umum berfungsi sebagai merupakan penjabaran program kerja berada di tabel 1.
mengembangkan dan mengontrol organisasi sesuai
dengan departemen dan lembaga yang ada di PKPT
IPNU-IPPNU Unesa, yang termasuk BPH antara lain:
ketua, wakil ketua, wakil ketua 1, wakil ketua 2,
sekertaris, bendahara; (2) Departemen, antara lain:
departemen kaderisasi, departemen da’wah dan
pengembangan masyarakat, departemen bakat dan minat,
departemen pengembangan organisasi; (3) Lembaga,
antara lain: lembaga pers dan infokom (informasi dan
komunikasi), lembaga kewirausahaan, lembaga
pengembangan intelektual pelajar

1155
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

Kepengurusan Struktur Bentuk Program


Tabel 1 Kepengurusan
Penjabaran Program Kerja wadah penyalur bakat
Kepengurusan Struktur Bentuk Program dan minat yang dimiliki
Kepengurusan anggota PKPT IPNU-
1. BPH Ketua Menentukan kebijakan IPPNU Unesa
organisasi yang bersifat Pengembangan Mengembangkan
umum dengan Organisasi organisasi sesuai
mematuhi peraturan dengan kondisi dan
umum yang berlaku latar belakang pada
Wakil ketua Membantu ketua dalam setiap fakultas; kedua,
melaksanakan melakukan penataan
kebijakan yang telah distribusi dalam
ditetapkan organisasi intra
Wakil ketua 1 Membantu ketua dalam kampus; ketiga,
melaksanakan mengembangkan
kebijakan yang telah kualitas kader dalam
ditetapkan membawahi persaingan organisasi
Departemen ekstra kampus;
Pengembangan keempat, menjembatani
Oragnisasi, dan hubungan PKPT IPNU-
Departemen Bakat dan IPPNU Unesa dengan
Minat organisasi lain
Wakil ketua 2 Membantu ketua dalam 3. Lembaga Pers dan Infokom Memberikan informasi
menglaksanakan terkait dengan
kebijakan yang telah organisasi yang bersifat
ditetapkan membawahi interndan ekstern
Depatemen Kaderisasi, melalui media cetak
dan Departemen dan elektronik; kedua,
Dakwah dan Mempublikasikan
Pengembangan keberadaan PKPT
Masyarakat IPNU-IPPNU Unesa di
Sekertaris Merumuskan kebijakan ranah kampus Unesa;
umum dan sistem ketiga, Menjalin
pengelolaan silaturrahim dan
administrasi organisasi menjaga komunikasi
Bendahara Menentukan kebijakan antar anggota,
umum dan sistem pengurus, alumni, dan
pengelolaan keuangan demisionar PKPT
organisasi yang IPNU-IPPNU Unesa
akuntabel dan Kewirausahaan Menumbuhkan dan
transparan mengembangkan jiwa
2. Departemen Kaderisasi Meningkatkan kemandirian dalam
kapasitas, kualitas serta berwirausaha bagi
potensi kader sebagai seluruh PKPT IPNU-
regenerasi PKPT IPPNU Unesa; kedua,
IPNU-IPPNU Unesa; Membentuk usaha atas
kedua, melaksanakan nama PKPT IPNU-
kurikulum pengkaderan IPPNU Unesa
dalam bentuk Juklak; Pengembangan Meningkatkan kualitas
ketiga, Intelektual Pelajar pendidikan dan
mengembangkan pola intelektual pelajar
pengkaderan, dalam PKPT IPNU-
kurikulum, dan model IPPNU Unesa; kedua,
pelatihan berdasarkan Menyelenggarakan
analisis kebutuhan kegiatan eksternal
organisasi PKPT IPNU- untuk memperbaiki dan
IPPNU Unesa meningkatkan kualitas
Da’wah dan Dapat pendidikan bagi pelajar
Pengembangan mengimplementasikan (Sumber: Dokumentasi penelitian)
Masyarakat nilai-nilai keagamaan;
kedua, berperan aktif
dalam keilmuan guna
Budaya Menyanyikan Lagu Kebangsaan Setiap
memberdayakan Memulai Kegiatan
masyarakat tentang Langkah awal yang dilakukan oleh segenap pengurus
tradisi-tradisi NU;
ketiga, meningkatkan PKPT IPNU-IPPNU Unesa dalam hal meningkatkan sikap
pemahaman anggota nasionalisme bagi anggota baru dengan cara menyanyikan
dalam mengkaji dan
mendalami ilmu agama lagu kebangsaan setiap memulai acara yang sesuai pada
dan ilmu umum PD/PRT pimpinan Cabang IPNU-IPPNU hal ini
Bakat dan Minat Mengembangkan
kreatifitas sebagai
disampakan oleh khofi selaku ketua PKPT IPNU-IPPNU
pengembangan potensi Unesa. Hal ini menjadi elemen yang sangat penting
kader; kedua, sebagai
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

karena kandungan dari lagu kebangsaan tersebut akan Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
mengingatkan mereka terhadap jasa pahlawan yang menumbuhkan sikap nasionalisme bagi para anggota baru
berjuang demi kemerdekaan, selain lagu kebangsaan yakni dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta
Indonesia Raya juga menyanyikan lagu Syubbanul Syubbanul Wathon yang diciptkan oleh pahlawan
Wathon. Republik Indonesia yang syair atau liriknya mampu
Lagu Syubbanul Wathon merupakan lagu perjuangan mendokrak jiwa nasionalisme bagi para anggota baru.
Nasional karena terbukti menanamkan cinta tanah air dan
nasionalisme kuat di dada para pejuang terutama anak-
anak muda saat itu, yang diciptakan oleh pejuang
sekaligus kyai yakni KH Abdul Wahab Chasbullah
bertujuan untuk membakar semangat para pejuang
Indonesia yang notabenya adalah santrinya sendiri. Lagu
tersebut telah diresmikan pada tanggal 10 November 2016
bertepatan dengan momen Hari Pahlawan Nasional. Hal
tersebut disampaikan oleh Ustadz Anwar selaku pembina
PKPT IPNU-IPPNU Unesa.
“....Yang saya amati dalam hal langkah pertama
menumbuhkan sifat nasionalisme untuk para
anggota baru dari pengurus PKPT IPNU-IPPNU
Unesa yaitu dengan cara selalu menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia raya di setiap awal mereka
memulai kegiatan serta mars IPNU-IPPNU dan
lagu syubbanul wathon yang diciptkan oleh KH.
Wahab Hasbullah selaku pejuang bangsa
Indonesia....” (Wawancara, 25 Mei 2018)
Hal selaras dikemukakan oleh Khofi selaku pengurus
Gambar 2 Lirik Mars Syubbanul Wathon
di PKPT IPNU-IPPNU Unesa bahwa,
“....Dalam mengawali semua kegiatan di PKPT Kegiatan Rutinan Karunia
IPNU-IPPNU Unesa harus menyanyikan lagu
Kegiatan rutinan merupakan program kerja rutin yang
Indonesia Raya sesuai dengan PD/PRT yang
diterapkan pada pimpinan pusat IPNU-IPPNU, diselenggarakan pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa,
selain Indonesia Raya diwajibkan juga pengurus menggagas sebuah kegiatan dan yang dijadikan
menyanyikan lagu Syubbanul Wathon yang landasan utama dalam membentuk sikap nasionalisme
menceritakan atau menyairkan bahwa Indonesia itu dari para anggota PKPT secara keseluruhan. Kegiatan
harga mati contoh di lirik Indonesia negeriku rutinan ini sangat penting dalam membentuk karakter
engkau panji martabatku siapa datang atau sikap dari anggota baru.
mengancammu kan binasa di bawah durimu....”
Banyak hal yang dilakukan dalam kegiatan rutinan di
(Wawancara, 6 Juni 2018)
Selain kedua gagasan yang dismpakian oleh Ustadz antaranya yakni tahlil, istighosah, dhiba’iyah, serta
Anwar dan Khofi dalam setiap pra acara juga mengaji risalah aswaja dan fiqih, di dalam kegiatan
menyanyikan lagu mars IPNU-IPPNU yang berdasarkan mengaji ini berisi mengkaji kitab risalah aswaja dan buku
kandungan maknanya sebagai penyemangat pelajar putra fiqih, yang di dalam kajian tersebut sedikit banyak
dan putri Indonesia senantia semangat belajar dan membahas tentang NU dan sejarahnya yang mana jika
mengabdi di organisasi dan negara yang termaktub pada membahas tentang sejarah NU maka akan bersinggungan
liriknya. pula dengan sejarah berdirinya Indonesia. Salah satu
kegiatan rutinan ini diberi nama Karunia (Kajian Rutin
Islam Ahlussunnah wal jama’ah).

Gambar 1 Lirik Mars IPNU dan IPPNU

1157
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

Pernyataan yang telah disampaikan Khofi selaku


pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa dengan pernyataan
yang telah disampaikan oleh Shofa sebagai anggota baru
PKPT IPPNU Unesa sebagai berikut.
“....Di situ kita mendengarkan Ustadz atau Kiai
berceramah dalam konsep kenegaraan yang dilihat
dari sudut pandang Islam yaitu ahlusunnah wal
jama’ah suatu ajaran yang mengagkat kearifan
lokal yang dipadukan dalam ajaran agama seperti
kenduren dan lain-lain, selain itu kita juga bisa
bertanya pada Ustadz dan Kiai tentang masalah
yang kita alami di Negara Indonesia pada saat ini,
seperti kemarin waktu terdapat bom di Surabaya
Gambar 3 Kegiatan Karunia kita mengkaji pandangan bom bunuh diri
dipandangan Islam yang berkedok pada ajaran
Kegiatan karunia merupakan salah satu kegiatan rutin jihad....”(Wawancara, 25 Juni 2018)
yang dilakukan oleh pengurus PKPT IPNU-IPPNU Penyampaian karunia ini disampakan oleh ustadz-
Unesa yang berisi mengkaji kitab yang dikarang oleh KH ustadz dengan cara berceramah, tanya jawab serta diskusi
hasyim asy’ari yang berjudul Risalah Aswaja dan Islam dengan bertatap muka, salah satu materi yang
Nusantara. Selain mengkaji juga melakukan proses disampaikan dalam karunia seperti fiqih, tauhid, sejarah
pemahaman makna atas materi yang dibahas. Islam aswaja yang berkaitan dengan nasionalisme, di
Pemahaman makna yang dilakukan adalah melalui proses dalamnya juga banyak pelajaran yang bisa diambil
pencarian makna dari konsep nasionalisme oleh anggota (persepektif Islam nusantara, cinta tanah air dan rasa
yang mengikuti kegiatan karunia dan akan dikaji torelansi yang tinggi).
bersama-sama. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
ustadz Anwar dengan pihak pengurus dan anggota PKPT
IPNU-IPPNU Unesa sebagai berikut:
“....Di PKPT IPNU-IPPNU Unesa itu sebenarnya
kita ingin belajar dari nasionalisme dan risalah
aswaja yang menceritakan tenteng kebudayaan
masyarakat Indonesia terhadap Islam dikarenakan
Islam yang ada di Indonesia ini merupakan Islam
pencampuran budaya dan kepercayaan. Terkadang
banyak ajaran yang menggangap bahwa
kebudayaan itu adalah bid’ah yang berujung pada
radikalisme yang menyebakan perpecahaan....”
(Wawancara, 25 Mei 2018)
Pernyataan yang telah disampaikan oleh Ustadz
Anwar selaku pembina PKPT IPNU-IPPNU Unesa
senada dengan pernyataan yang telah disampaikan oleh
Khofi selaku pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa Gambar 4 Buku Nasionalisme dan Islam Nusantara
sebagai berikut:
“....Memang karunia yang diadakan oleh pengurus Dalam kegiatan Karunia ini salah satu materi
dari PKPT IPNU-IPPNU Unesa ini unik sedikit mengkaji dan menjelaskan tentang Islam Nusantara,
berbeda dengan organisasi lainnya. Saya boleh Islam Nusantara bukan berarti mengislamkan nusantara
bilang ini satu-satunya yang di dalam pembelajaran
ekstra kampus tentang jiwa nasionalisme yang melainkan Islam yang berbudaya Indonesia, seperti
dikaji dari prespektif atau sudut pandang agama, dawuh Gus Mus “bahwa kulo lan panjenengan sedoyo
materi-materi yang dibahas dari karunia ini pada adalah orang Indonesia yang beragama Islam bukan
setiap pertemuan pasti berbeda tema tetapi uniknya orang Islam yang kebetulan di Indonesia”. Dalam
itu dari anggota baru bisa bertanya diluar tema praktiknya Islam di Indonesia di tempatkan dalam
yang sedang dibahas. Pematerinya adalah Ustadz konteks keindonesiaan modern, yang bernegara bangsa,
Anwar kedudukan beliau selaku ketua jurusan
berpancasila dan demokratis, Islam yang masih
ekonomi syariah dan dari Ustadz Majid selaku
dosen UINSA Surabaya....” (Wawancara, 6 Juni memperkuat nilai-nilai budaya.
2018) Kajian ini sebagai kegiatan dalam upaya membentuk
karaketer atau sikap nasionalisme dari anggota baru,
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

dalam kajian ini membahas tentang bagaimana NU yang juga berlatarbelakang aliensi ekonomi dan politik.
menerima pancasila, mendahulukan cinta tanah air, Jadi radikalisme bisa dipecahkan melalui dua pendekatan
sejarah resolusi jihad, nasionalisme para santri, sekaligus yaitu struktural dan kultural. Secara struktural,
keindonesiaan dan keislaman dan masih banyak tema pemerintah harus menjamin kesejahteraan sosial
besar lainnya. Seperti penjelasan KH. Said Aqil Siroj sebagaimana diamanatkan konstitusi. Sementara itu,
yang dikutip dari buku tersebut bahwa warga Indonesia secara kultural, pemerintah harus melibatkan kelompok
harus mendahulukan cinta tanah air, yang berbunyi: “ada masyarakat sipil dalam memberikan pemahaman
tiga konsep tentang ukhuwah (persaudaraan), yaitu keagamaan yang komprehensif tentang nilai-nilai
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah universal agama, terutama dalam rangka memperkukuh
wathaniyah (persaudaraan bangsa) dan ukhuwah solidaritas keagamaan. Secara historis, radikalisme bukan
basyariyah (persaudaraan umat manusia). Disini saya hal baru dalam konteks berbangsa. Bung hatta dalam
tekankan pada pentingnya ukhuwah wathaniyah. memoarnya mengisahkan dengan jujur tentang
Ukhuwah wathaniyah ini harus didahulukan ketimbang radikalisme yang disponsori kaum padri sehingga
ukhuwah Islamiyah. Alasannya, tanpa negara, bagaimana kemudian meletus perang.
umat Islam bisa melakukan kegiatan keagamaannya?” Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut
(Abdulloh ubaid, 2015:03) menunjukkan bahwa kegiatan karunia merupakan salah
Hasil observasi saya dari kegiatan karunia tersebut satu kegiatan unggulan yang dimiliki olehpengurus PKPT
para anggota dan ustadz saling berdiskusi, yang dapat IPNU-IPPNU Unesa dan dilakukan secara rutin dua kali
saya tarik kesimpulannya bahwa pada saat ini Indonesia dalam seminggu. Kegiatan yang dilakukan dalam karunia
tengah menghadapi orang-orang yang sudah kehilangan meliputi mendengarkan serta bertanya kepada ustadz dan
rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik kiai yang bersangkutan tentang masalah-masalah yang
Indonesia (NKRI). Mereka ini adalah orang-orang yang ada di lingkungan sekitar, salah satu di antaranya
“kost” di negeri ini. Bagi mereka yang terpenting adalah pengeboman Surabaya 2018 ini merupakan rangkaian
“cinta agama” dan buang jauh-jauh “cinta tanah air”. peristiwa meledaknya bom di berbagai tempat di
Padahal Kh. Ahmad Shiddiq sudah mengenalkan tentang Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 13-14
konsep trilogi ukhuwah yang kemudian di kemukakan Mei 2018. Tiga tempat di antaranya yakni tempat ibadah.
menjelang muktamar NU ke-28 di Krapyak pada tahun Setelah diusut yang menjadi latar belakang kejadian
1989. tersebut yaitu orang-orang WNI yang kembali dari Suriah
Konsep trilogi ukhuwah ini adalah menyatukan antara dan Irak yang telah tergabung dengan pasukan Negara
ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah serta ukhuwah Islam Irak dan Syam atau ekstrimis lokal yang
basyariah. Pentingya tanah air dapat di lihat dari bersumpah untuk NIIS. NIIS atau yang sering disebut
perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke ISIS merupakan kelompok salafi atau wahabi yang
Madinah. Nabi ingin mempunyai tanah air (negara) mengikuti penafsiran Islam ekstrim, mendukung
sehingga dakwah Islam bisa berkembang dengan baik, kekerasan dalam agama dan menganggap muslim yang
begitupula dengan perjalanan pendakwah Islam di bumi tidak sepakat dengan penafsirannya sebagai kafir atau
Nusantara ini membuktikan tidak adanya pertentangan murtad. Pemikiran NIIS diwakili oleh simbol hitam yang
antara nasionalisme dan ajaran Islam. Mereka menyadari digunakan Nabi Muhammad saat bertempur, bendera
betul bahwa untuk bisa berdakwah, dibutuhkan tanah air tersebut menampilkan lambang Muhammad di dalam
yang kondusif. lingkaran putih disertai tulisan “Tiada Tuhan selain
Jelas, Islam di Indonesia tidak punya akar radikal, Allah”. Simbolis seperti ini mengacu pada kepercayaan
munculnya radikalisme dan terorisme merupakan hasil NIIS bahwa kelompoknya akan mengembalikan kejayaan
adopsi kultur keagamaan yang datang dari luar. Dapat kekhalifahan Islam zaman dulu.
dikatakan Islam yang radikal lebih merupakan “produk Selain membahas peristiwa terkini juga membahas
impor”, layaknya sebuah produk yang diimpor dari luar tentang konsep nasionalisme dilihat dari sudut pandang
negeri dan kemudian dijajakan di dalam negeri. Arus agama Islam. Akar-akar nasionalisme dapat ditemukan
komunikasi global saat ini yang memungkinkan orang dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan dalam kehidupan Nabi
begitu mudahnya menyerap paham luaran menjadi fakta Muhammad SAW. Hal ini lah yang membuat kalangan
adanya pergulatan “model baru” dalam memaknai dan Islam nasionalis berani memerjuangkan berdirinya NKRI
menindaki ajaran Islam. Kasus pemblokiran situs radikal tanpa mendasarkan diri formalisasi dari syariat Islam.
menjadi potret ketegasan untuk mempertahankan tanah Kelompok ini menyatakan bahwa kehidupan spiritual
air dari serbuan informan yang merusak. diatur oleh agama sedangkan kehidupan duniawi diatur
Radikalisme dan terorisme adalah akibat dari proses oleh logika duniawi. Pemikiran ini seakan-akan
pemahaman tak sempurna terhadap doktrin keagamaan, mengandung unsur sekularistik, yaitu adanya pemisahan

1159
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

agama dengan dunia, meskipun sejatinya hanya


pemisahan wilayah. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak
Dien Syamsudin bahwa hubungan antara Islam dan
negara adalah hubungan yang simbiotik mutualisme,
negara membutuhkan agama sebagai pijakan
moralitasnya dan agama membutuhkan negara untuk
mengembangkan agama yang dimaksud.
Nahdlatul Ulama’ yang sudah 30 tahun telah
menerima pancasila sebagai dasar negara, dan NU juga
merupakan organisasi Islam terbesar pertama yang
berazaskan pancasila. Seperti yang ada di museum
Hasyim Asy’ari jombang menegaskan bahwa negara RI
berdasar pancasila bukanlah negara yang bertentangan Gambar 5 Kutipan materi sejarah IPNU-IPPNU Unesa
dengan Islam. Bahwa masih banyak rakyat yang belum
sejahtera dan banyak terjadi ketidakadilan, bukan karena PKPT IPNU dan IPPNU Unesa berdiri pada tahun
memakai dasar negara pancasila, melainkan justru karena 2002 yang di sahkan oleh Pimpinan cabang IPNU-IPPNU
tidak menerapkan pancasila. Surabaya karena usulan dari mahasiswa yang berlatar
Pada saat observasi berlangsung kegiatan karunia belakang dari keluarga NU, mereka merasa resah dengan
dilakukan di PKPT IPNU-IPPNU Universitas Negeri keadaan kampus yang mulai dimasuki aliran-aliran yang
Surabaya pada tanggal 23 Mei 2018. Kegiatan dilakukan sesat atau radikal yang tidak dilandasi pancasila dan
dua minggu sekali pada hari senin dan rabu, peserta UUD 1945. Selain dari segi sejarah di dalam
kegiatan merupakan semua pengurus dan anggota PKPT pengkaderan juga terdapat tujuan yang membentuk
IPNU-IPPNU Unesa yang merupakan mahasiswa aktif. anggota untuk memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
Kegiatan karunia merupakan salah satu kegiatan rutin
yang dilakukan oleh pengurus PKPT IPNU-IPPNU
Unesa, disetiap pertemuan dengan tema yang berbeda-
beda serta dalam penyampaiannya menggunakan contoh
yang sekarang menjadi viral atau polemik dari negara
contoh kejadian bom bunuh diri yang ada di surabaya itu
dikaji dalam pandangan Islam ahlusunnah waljamaah.
Tentang keberagama toleransi dan hak beragama bagi
semua warga negara Indonesia.

Pengkaderan Makesta dan Lakmud


Kegiatan pengkaderan menjadi elemen penting dalam
meningkatkan sifat Nasionalisme bagi anggota baru
PKPT IPNU-IPPNU Unesa, pengurus melaksanakan Gambar 6 Tujuan pengkaderan
kegiatan lagi yaitu kegiatan MAKESTA (masa kestiaan
anggota) dan LAKMUD (latihan kader muda) kedua Sebagai kegiatan yang sangat penting dalam
kegiatan pengkaderan tersebut merupakan bentuk organisasi tujuan dalam pengkaderan harus jelas. Hal ini
pengkaderan wajib yang harus dilakukan di PKPT sesuai sesuai dengan hasil wawancara dengan Putri selaku
dengan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga pengurus PKPT berikut ini:
piminan pusat IPNU-IPPNU. Dalam kegiatan tersebut “....Yang pertama tujuan diadakan sebuah kegiatan
terdapat materi-materi tentang ke Indonesiaan yang dapat pengkaderan awal oleh PKPT IPNU-IPPNU Unesa
membentuk serta menumbuhkan sikap nasionalisme bagi sebagai langkah awal atau pondasi dari setiap
para anggota baru secara keseluruhan. Kegiatan ini anggota gimana anggota baru tersebut memiliki
merupakan kegiatan pertama dan wajib yang dilakukan sikap cinta dengan tanah air serta mendoktrin dari
setiap anggota baru tentang gimana cinta tanah air
pengurus secara rutin untuk para anggota baru yang
dan bagaimana caranya mewujudkan dikehidupan
berkeinginan masuk dan menjadi anggota di PKPT. sehari-hari yang tertuang dari sikap dan prilaku
Materi yang pertama tentang sejarah terbentuknya PKPT terhadap sesama. Pada kegiatan pengkaderan awal
IPNU-IPPNU Unesa. ini disampaikan dengan cara persentasi dan
permainan....” (Wawancara, 22 Juni 2018)
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

Pernyataan yang telah disampaikan oleh Putri selaku games yang disajikan di dalam pengkaderan. Sehingga
pengurus PKPT IPPNU Unesa senada dengan pernyataan semua kegitan yang ada akan menarik dan tidak
yang telah disampaikan oleh Khofi pengurus PKPT IPNU membosankan bagi para peserta, selain itu semua materi
Unesa sebagai berikut: akan mudah dimengerti oleh para anggota. Hal ini sesuai
“....Hal ini sudah kami lakukan dalam bentuk dengan hasil wawancara dengan Putri selaku pihak
pengkaderan yang pertama, itu adalah hal yang pengurus dan anggota PKPT IPNU-IPPNU Unesa
paling mendasar, bagaima bentuk dari sebagai berikut:
nasionalisme dilihat dari segi ke NU an bahwa
“....Mereka selama tiga hari akan bersama-sama di
misalkan bagaimana kita dapat menghargai bahwa
dalam pengkaderan akan didoktrin dengan jiwa
keberagaman dan keanekaragaman suku yang ada
atau sikap nasionalisme tapi dengan dikemas yang
diindonesia adalah sebuah tradisi yang ada
menarik agar para anggota baru tidak bosan karena
dimasyarakat tentang pandangan Islam selain itu
kegiatan pengkaderan ini selama tiga hari
banyak materi yang kami sampaikan setiap
dilaksanakan secara non stop kita dari pihak
pelaksanaan dari pengkaderan yaitu tasyakuran dan
pengurus menggunakan metode presentasi game
kenduren sebagai tradisi jawa kuno....”
serta ice briking. Diakhir acara kiata akan membagi
(Wawancara, 6 Juni 2018)
dua kelompok kita kasih masalah yang sekarang
ada diindonesia di sana para anggota akan
berdiskusi secara intensif memecahkan
permasalahan tersebut....” (Wawancara, 22 Juni
2018)
Pernyataan yang telah disampaikan oleh Putri selaku
pengurus PKPT IPPNU Unesa senada dengan pernyataan
yang telah disampaikan oleh Khofi selaku pengurus
PKPT IPNU Unesa sebagai berikut:
“....Jadi bukan hanya teori yang kita terapkan di
dalam pengkaderan tetapi kita juga
mengaplikasikan teori tadi itu dalam bentuk games
yang lebih menarik atau yang sekiranya yang bisa
lebih diterima. Jadi dari situ dalam teori yang
Gambar 7 Kegiatan pengkaderan Makesta sudah kami akan terapkan kami mencontohkan
lebih dulu, visualisasinya seperti cinta tanah air itu,
Peryataan yang telah disampaikan oleh Khofi selaku dan dari visualisasi itu tadi kita perdalam dengan
pengurus PKPT IPNU Unesa senada dengan pernyataan materi, dengan adanya visualisasi pendalaman
yang telah disampaikan oleh Rudin selaku anggota materi mereka akan terdoktrin hal-hal dalam
sebagai berikut: kebaikan yang seharusnya kita lakukan dengan
mencintai tanah air tadi itu....” (Wawancara, 6 Juni
“....Sebagai kegiatan di awal saya menjadi anggota,
2018)
kegiatan di pengkaderan itu banyak ya, yang
Pernyataan yang telah disampaikan oleh Khofi selaku
pertama itu persentasi dari para fasilitator tentang
pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa senada dengan
konsep cinta tanah air dan bagaimana mewujudkan
pernyataan yang telah disampaikan oleh Rudin sebagai
dari sikap yang dipandang dari segi Islam, yaitu
berikut:
tasyakuran dan kenduren sebagai tradisi jawa
“....Menurut saya pengkaderan merupakan event
kuno....”(Wawancara, 24 Juni 2018)
yang menyenangkan, meskipun bahasan yang
diangkat berbau nasionalisme agama dan
organisasi cukup serius, tapi kegiatan ini dikemas
degan cukup santai. Kegiatan tidak melulu
disuguhi teori melainkan dikemas dalam bentuk
game, sharing di selal-sela dilaksanakan kegiatan
pengkaderan ini. Pengkaderan ini dilakunan di
pacet dengan suasana pacet yang sejuk jadi nilai-
nilai yang ada di dalam pengkaderan itu bisa
masuk semuanya....” (Wawancara, 24 Juni 2018)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan
bahwa kegiatan pengkaderan yang dilakukan oleh
pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa secara rutin dua
kali dalam setahun dapat memberikan dampak positif
Gambar 8 Kegiatan Pengkaderan Lakmud bagi anggota baru dalam membentuk sikap nasionalisme.
Semua materi di dalam pengkaderan disampaikan Materi yang diberikan, dilakukan secara menarik dengan
secara mendalam dan menarik. Banyak permainan dan berbagai isu terbaru yang sedang dialami di Indonesia.

1161
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

Antusias para anggota baru sangat terlihat ketika materi “....Langkah awal dalam menumbuhkan jiwa
disampaikan secara mendalam melalui permainan dan nasionalisme yaitu harus faham dengan pengertian
diskusi mendalam, sehingga acara yang dilakukan dapat nasionalisme ini bertujuan agar audien tersebut
diikuti secara menarik dan tidak membosankan. memahami konsep nasionalisme dan cara
Hasil data yang diperoleh melalui wawancara ini juga mewujudkannya....” (Wawancara, 8 April 2018)
didukung oleh data yang dikumpulkan melalui kegiatan Pengertian nasionalisme yang dijlaskan pada seminar
observasi dan dokumentasi di lapangan. Berdasarkan kebangsaan adalah paham mempertahankan kedaulatan
hasil obsevasi dan dokumentasi penelitian ditemukan negara dengan mewujudkan suatu konsep bersama untuk
adanya kegiatan terkait pengkaderan yang meliputi kelanggengan keberadaan negara dengan pengertian
sharing dan diskusi. Nasinaisme yang pada awal seminar kebangsaan ini
bertujuan agar konsep dasar dari nasionalisme ini
Seminar Kebangsaan tertancap pada pemikiran sehari-hari.
Selain ketiga kegiatan diatas pengurus dari PKPT IPNU- Mewujudkan sikap nasionalisme dari kalangan
IPPNU Unesa juga membuat kegiatan yang ada di mahasiswa yaitu melalui sikap, tekad, semangat dan
kampus yaitu kegiatan seminar kebangsaan yang bertema tanggung jawab yang dituangkan pada kehidupan sehari-
menjaga rasa nasionalisme generasi muda di tengah hari sebagai suatu kontribusi bagi mahasiswa untuk
pengaruh media pada tanggal 8 oktober 2017 di gedung bangsa Indonesia.
auditorium pascasarjana k10 lantai 3 Unesa dengan Selain penjelasan dari Ustadz Majid dapat
berbagai narasumber dan narasumber utama yakni, bapak disimpulkan juga penjelasan dari Prof Dr. H.C Dahlan
Prof. Dr. H.C Dahlan Iskan. Seminar kebangsaan tersebut Iskan bahwa sebagai generasi penerus bangsa harus tetap
diikuti sebanyak kurang lebih 100 peserta baik dari luar menjaga rasa nasionalisme melalui sumber munculnya
organisasi maupun dari pengurus dan anggota sendiri. hal rasa nasionalisme dalam pribadi masing-masing.
tersebut dikemukakan oleh Putri selaku pengurus PKPT Uraian dari kedua narasumber dapat disimpulkan
IPNU-IPPNU Unesa sebagai berikut: bahawa seminar tentang nasionalisme sangat perlu
“....Tujuan diadakan sebuah seminar ini yaitu dilaksanakan di lingkungan kampus bahwa tidak semua
sebagai pondasi awal bagi generasi muda mahasiswa memahami tentang sikap nasionalisme, agar
khususnya mahasiswa agar senantiasa menjaga tidak melenceng dari ajaran UUD 1945 dan Pancasila
sikap nasional terhadap tingkah dan prilaku setiap sebagai dasar negara serta mencegah paham radikal yang
hari serta membentengi mahasiswa dari segi bentuk sangat jauh dari ajaran dan dari dasar Negara Indonesia.
ajaran radikalisme yang disebarkan melalui media
sosial dikarenakan mahasiswa adalah poros PEMBAHASAN
tertinggi dari seorang pelajar, pada seminar seperti Penelitian ini bertujuan untuk mendriskripsikan peran
ini biasanya dilaksanakan satu tahun sekali di pengurus Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT)
lingkungan kampus.....” (Wawancara, 22 Juni IPNU-IPPNU Unesa dalam meningkatkan sikap
2018) nasionalisme sebagai upaya mencegah radikalisme bagi
Hal selaras disampaikan oleh Shofa selaku peserta para anggota baru.
seminar sekaligus anggota PKPT IPNU-IPPNU Unesa Dalam menumbuhkan sikap nasionalisme bagi para
sebagai berikut: anggota baru PKPT IPNU-IPPNU Unesa meliputi empat
“....Seminar yang dilaksanakan oleh sederet aspek yang pertama dilakukan menyanyikan lagu
pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa itu sangat Indonesia Raya dan Syubbanul waton yang diciptakan
menarik yang bisa menumbuhkan jiwa oleh pejuang sebagai pondasi bagi anggota baru
nasionalisme dalam mencegah radikalisme melalui senantiasa mengingat ketulusan hati para pejuang
media, terutama saya sangat senang dengan adanya meperjuangkan kemerdekaan, yang kedua tetang
seminar tersebut karena kita tau bahwa ajaran pengkaderan awal yaitu MAKESTA (masa kestiaan
radikal itu bisa membuat negara menjadi kacau anggota) dan LAKMUD (latihan kader muda) sebagai
selain itu kita ditunjukkan bahwa sifat upaya pendoktrinan bagi anggota baru agar memiliki sifat
nasionalisme tidak hanya sebatas kita perang loyalitas kepada organisasi serta NKRI.
melawan penjajah melainkan sikap kita sehari-hari Poin yang ada dalam pengkaderan ini adalah rasa cinta
dan sikap kita meneruskan perjuangan para anggota baru terhadap organisasi dan nasionalisme dilihat
pahlawan melalui pretasi kita.” (Wawancara, 25 dari sisi agama Islam supaya tidak terjerumus pada ajaran
Juni 2018) atau aliran radikalisme yang terdapat di lingkungan
Pelaksanakan seminar kebangsaan terdapat materi kampus ataupun luar kampus serta pandangan Islam
materi tentang nasionalisme cara mewujudkan dalam terhadap kultur budaya yang ada di Indonesia seperti
kehidupan nyata yaitu kehidupan bernegara sebagai tasyakuran dan sebagainya, yang ketiga KARUNIA
berikut hal pertama tentang pengertian, yang kedua (kajian rutinan Islam ahlussunnah wal jama’ah) yakni
kataristik nasionalisme, dan yang ketiga cara kegiatan mengaji atau mendengarkan ceramah dari ustadz
mewujudkan sikap nasionalisme. Nasionalisme yang sekaligus pembina dalam hal ini tentang kultur budaya di
dikemukanan oleh Ustadz Majid selaku salah satu mata Islam selain itu juga mengkaji bentuk kejadian
narasumber radikal di mata Islam seperti contoh kemarin khilafah atau
bom bunuh diri yang ada di surabaya di situ dikupas
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

tuntas tanpa mengesampingkan dasar negara UUD 1945 pancasila melainkan ajaran radikal upaya untuk
dan pancasila hal tersebut anggota baru yang awam meruntuhkan Indonesia supaya menjadi negara Islam dan
pengetahuan tentang tersebut tidak dapat dihasut dan mengesampingkan budaya yang ada di Indonesia.
bergabung dengan hal-hal yang melanggar norma yang Setiap kegiatan yang dilakukan oleh PKPT IPNU-
berlaku dalam hidup bernegara. IPPNU Unesa memiliki landasan aturan yang jelas dalam
Selain tiga hal tersebut dari pengurus juga proses mencapai tujuan. Aturan yang dimiliki oleh PKPT
mengadakan seminar tentang kebangsaan yang ada di IPNU-IPPNU Unesa meliputi standar operasional
lingkungan kampus yang boleh diikuti semua mahasiswa prosedur yang sesuai UUD 45 dan pancasila dalam
tujuan agar mahasiswa bisa meningkatkan nasionalisme merancang seluruh kegiatan yang ada. Pengurus sebagai
dikehidupan sehari-hari yang merupakan bentuk actor berkewajiban memberikan arahan kepada seluruh
kontribusi pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa terhadap anggota sebagai target untuk mengikuti seluruh kegiatan
kampus dalam hal membentengi mahasiswa atas paham yang ada, agar tercapai dalam upaya membentuk sikap
radikalisme. nasionalisme; (3) Analisis wujud perilaku peran
Pembahasan hasil dari penelitian ini, akan digunakan diwujudkan dalam perilaku atau sikap oleh aktor. Berbeda
teori peran dari Biddle and Thomas sebagai pisau analisis dari norma, wujud perilaku atau sikap ini nyata, bukan
dalam membahas hasil penelitian. Terdapat beberapa sekedar harapan. Proses membentuk sikap nasionalisme
istilah dalam teori peran dari Biddle and Thomas, yaitu mencegah ajaran radikalisme yang menjadi aktor atau
istilah tentang orang dan istilah tentang perilaku dalam pelaku yaitu pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa yang
peran. Istilah tentang orang dibagi menjadi dua bagian menjadi target anggota baru yang baru masuk PKPT
yaitu aktor dan target, sedangkan istilah tentang perilaku mewujudkan perilaku melalui sikap atau perilaku sehari-
dalam peran terbagi menjadi lima yaitu expectation hari tentang cinta tanah air dalam hal ini bayak seperti
(harapan), norm (norma), performance (wujud perilaku mencintai budaya lokal dari sudut pandang agama Islam
nyata), evaluation and sanction (penilaian dan sanksi), selain itu dari pengurus mengadakan acara sebagai
dengan pembahasan sebagi berikut: (1) Analisis harapan pondasi bagi para anggota baru agar terhindar dari ajaran
tentang peran adalah harapan-harapan orang lain tentang radikalisme yang sekarang mengarah pada lingkungan
perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditunjukkan oleh kampus yaitu dengan setiap acara diwajibkan
seseorang yang mempunyai peran tertentu (Sarwono, menyanyikan lagu kebagsaan Indonesia raya, lagu
2008:217). Ketika para anggota dapat meningkatkan jiwa syubbanul wathon selain itu dari pengurus PKPT
nasionalisme pada diri sedndiri dan lingkungan agar tidak membuat acara pengkaderan awal MAKESTA dan
terjerumus pada ajaran-ajaran yang melenceng dari ajaran LAKMUD hal ini diwajibkan bagi anggota baru agar
atau dasar Negara Republik Indonesia yaitu UUD 1945 terhindar dari paham atau ajaran radikal kegiatan yang
dan Pancasila, serta anggota baru bisa mengaplikasikan terakhir adalah KARUNIA yag membahas tentang isu
pada kehidupan sehari – hari serta kehidupan yang ada di negara dan menerima tausiyah dari ustadz yang sudah
kampus selain itu sebagai benteng terhadap ajaran terpercaya; (4) Analisis perilaku dan sanksi Biddle and
radikalisme yang sekarang mengincar mahasiswa sebagai Thomas mengatakan bahwa “penilaian dan sanksi
poros pendidikan tinggi supaya ikut pada ajaran yang didasarkan pada harapan masyarakat tentang norma.
melenceng dari ketetntuan negara Indonesia. Disini peran Berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif
PKPT IPNU-IPPNU Unesa sebagai garda depan agar atau negative terhadap suatu perilaku” (dalam Sarwono,
anggota baru atau mahasiswa baru yang awam dengan 2008:220). Setiap kegiatan yang dilakukan pasti terdapat
ajaran tersebut bisa lebih seleksi dalam memilih ajaran sebuah masalah yang dihadapi. Ketika terdapat masalah
kehidupannya. Dikarenakan ajaran radikal tersebut ingin yang terjadi di antara anggota maka akan dilakukan
mengislamkan Indonesia tanpa memperhatikan sebuah proses dialog untuk melakukan penyelesaian.
keanekaragaman Indonesia. Untuk proses perilaku dan sanksi yang dilakukan oleh
Harapan yang muncul dapat diwujudkan melalui pihak pengurus diperlukan adanya sebuah evaluasi dari
pemberian pendidikan anggota baru tentang pentingnya setiap wujud perilaku yang sudah dilaksanakan. Evaluasi
sifat nasionalisme dan pengertian tentng dapak ajaran sangat diperlukan bertujuan agar dapat melihat sejauh
radikalisme bagi kehidupan bangsa Indonesia; (2) Analisis mana peran yang sudah dilakukan dapat mencapai tujuan
norma wujud dalam peran dapat digambarkan melalui yang sudah rencanakan dalam proses peran untuk
harapan yang bersifat meramalkanya itu harapan tentang membentuk sikap nasionalisme dan mencegah ajaran
perilaku atau sikap yang akan terjadi (Sarwono, 2008:217- radikal di kalangan anggota baru.
218). Pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa tidak hanya Tujuan utama yang ingin dicapai oleh pengurus PKPT
membekali tentang sikap nasionalisme melainkan IPNU-IPPNU Unesa agar anggota terhindar paham
pengertian ajaran radikalisme dilihat dari sudut pandang radikal yang tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia
Islam dalam pengertian nasionalisme terdapat nilai-nilai melalui kegiatan yang sudah dirancang oleh pengurus
yang diterapkan oleh pengurus PKPT IPNU-IPPNU PKPT IPNU-IPPNU Unesa yang sesuai dengan nilai-nilai
Unesa yang sesuai dengan dasar negara yaitu UUD 1945, yang tertuang UUD 45, Pancasila dan AD/ART IPNU-
pancasila dan terdapat AD/ART dari pimpinan pusat IPPNU.
IPNU-IPPNU yang sesuai yaitu nilai toleransi beargama,
sudut pandang kebudayaan menurut Islam. Pengertian
radikalisme bahwa radikal itu tidak dilandasi UUD 45 dan

1163
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 06 Nomor 03 Tahun 2018, 1151-1165

PENUTUP
Simpulan DAFTAR PUSTAKA
Peran pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa dalam Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
meningkatkan sikap nasionalisme sebagai upaya Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
mencegah ajaran radikalisme di kalangan anggota baru,
Baskara Wardaya. 2002. ”Nasionalisme Universal:
yang dapat dilihat dan diperhatikan dari pengabdiannya
Menjawab Ajakan “Pasca-Nasionalis”nya Romo
kepada agama, bangsa dan negara melalui berbagai Mangun”, dalam Jurnal Iman, Ilmu, Budaya. vol. 3.
strategi yakni: konsolidasi, pengembangan, monitoring Sept.2002. Jakarta: Yayasan Bhumiksara
organisasi dan pengoptimalan yang diwujudkan dengan
Braindilog Sociology. 2017. Perilaku Konsumtif dan
cara (1) Sosialisasi pada anggota baru mengenai Tren Shopaholic Pada Mahasiswa Di Indonesia,
pemahaman Nasionalisme, (2) Budaya menyanyikan lagu (online), (www.Braindilogsociology.or.id/2017/09/
wajib di setiap pra acara dalam kegiatan, di antaranya perilaku-konsumtif-dan-tren-shopaholic.html?m=1,
lagu Indonesia Raya, Syubbanul Wathon, Mars IPNU dan diakses 13 Februari 2018)
IPPNU (3) Kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh Creswell, John. W. 2009. Research Design: Pendekatan
segenap pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa, di Kualitatif,Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
antaranya yakni: KARUNIA (Kajian Rutin Islam Pustaka Pelajar
Ahlussunnah Wal Jama’ah) dilakukan dua kali dalam Duta. 2017. Survei BNPT: 39 Persen mahasiswa
seminggu, MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) terpapar radikalisme, (online), (https://duta.co/survei-
dilakukan sekali dalam satu kepengurusan, LAKMUD bnpt-39-persen-mahasiswa-terpapar-radikalisme/ ,di
dilakukan satu kali dalam satu kepengurusan, (4) dan akses 26 Desember 2017 )
seminar kebangsaan yang dilakukan sekali dalam Echlos, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus
setahun. Melewati kegiatan tersebut para anggota IPNU- Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama..
IPPNU Unesa dapat membentuk sikap nasionalisme yang
Gumilang, Prima. 2016. Radikalisme ideologi menguasai
dapat dibuktikan melalui tindakan mereka dalam kampus, (online), (https://www.cnnindonesia.com/
keseharian yang berpegang teguh pada ideologi nasional/20160218193025-12-111927/radikalisme-
pancasila. ideologi-menguasai-kampus, diakses 26 Desember
Demikian pengurus PKPT IPNU-IPPNU Unesa 2017)
mempunyai peran dalam membentuk sikap nasionalisme Jawa pos. 2017. Radikalisme dan peran perguruan
bagi para anggota umumnya dan khususnya pada anggota tinggi, (online), (https://www.pressreader.com/
baru, serta mencegah agar seluruh anggota baru tidak indonesia/jawa-pos/20171027/281590945816030
terkena ajaran paham radikal. ,diakses 26 Desember 2017)
Kohn, H. 1969. The Idea of Nationalism. Toronto: Cillier
Saran Books.
1. Bagi organisasi PKPT IPNU-IPPNU Unesa
Miles, B. Matthew dan Huberman A. Michael. 2007.
Kaitanya dengan peran yang dilakukan oleh Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press
pengurus dalam melaksanakan program kerja, agar
memanfaatkan segala kegiatan dengan maksimal Moelyono, Anton. 1949. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta
serta membuat terobosan baru yang sasarannya
tidak hanya dilingkup anggota baru PKPT IPNU- Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif
IPPNU Unesa melainkan semua mahasiswa, agar Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya
senantiasa meningkatkan jiwa nasionalime pada diri Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan
serta memberi penjelasan tentang dampak yang Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
ditimbulkan dalam ajaran radikalisme yang muncul Republik. 2017. BNN: 27 Persen Pengguna Narkoba
di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Pelajar dan Mahasiswa, (online), (m.republika.co.id
Surabaya. /berita /nasional/daerah/17/10/30/oymn2n423-bnn-27-
2. Bagi peneliti berikutnya: persen-pengguna-narkoba-pelajar-dan-mahasiswa ,di
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meneliti akses 13 Februari 2018)
tidak hanya melihat dari sisi peran pengurus, namun Republik Indonesia. 1989. Undang-Undang N0. 02
juga melihat dari sisi metode, strategi serta Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
pengaplikasian dalam sikap nasionalisme, Lembaran Negara RI Tahun 1989, No. 3390.
mengingat penelitian ini hanya membahas tentang Sekertariat Negara. Jakarta.
peran pengurus. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Rajawali Pers
Pembentukan Sikap Nasionalisme Sebagai Upaya Menangkal Paham Radikal

Smith, A. D. 1979. Nationalist Movement. London: The


Macmillan Press.
Snyder, L. L. 1964. The Dynamic of Nationalism.
Princeton: D. Van Nostrand Co. Inc.
Shafer, Boyd C. 1955. Nationalism Myth and Reality.
New York: A Harvest Book Harcourt
Sutrisno, Hadi. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta:
Andi Ofset
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Suwandi dan Basrori. 2008. Memahami Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Suwarno, dkk. 1992. Rumusan Hasil Seminar Nasional
Nasionalisme dalam Menyongsong Era Kebangkitan
Nasional Kedua. Malang: Universitas Merdeka.
Taneko, Soleman. 1986. Konsepsi System Sosial Dan
System Sosial Indonesia. Jakarta: Fajar Agung
Ubaid, Abdullah. 2015. Nasionalisme dan Islam
Nusantara. Jakarta: Buku Kompas

1165

Anda mungkin juga menyukai