Anda di halaman 1dari 19

Upaya Menangkal Radikalisme Masuk

Kampus

Nama
kelompok 4 :
• Nauval • Fikram Anjas • Nabila
Ramanda Pangestu
Dosen Pengampu : Fransisca Ully Marshinta S.Sos.,
M.Hum
Lustrum 14 UGM: Upaya Menangkal
Radikalisme Masuk Kampus

Sumber : https://edukasi.kompas.com/read/2019/07/28/17190971/lustrum-14-ugm-upaya-menangkal-radikalisme-masuk-kampus

Seminar yang digelar dalam rangka Lustrum UGM ke-14 di ruang seminar Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM, Yogyakarta
pada tanggal 26 juli 2019 juga menghadirkan pembicara lain antara lain; Mochammad Maksum (Wakil Ketua Umum
PBNU), Zuly Qodir (Anggota Lembaga Dakwah PP Muhammadiyah), Prof. Ismunandar (Dirjen Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kemenristek Dikti), Pof. Bondan Tiara Sofyan (Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan) dan lainnya. 
Tanggapan Upaya Menangkal Radikalisme
Masuk Kampus dalam beberapa Aspek

Seminar Nasional "Ketahanan Moral dn Budaya Bangsa: Bela Negara dan Pencegahan
Radikalisme di Kampus"
Franz Magnis Suseno atau akrab disapa Romo Magnis menyampaikan radikalisme dan
eksklusivisme menjadi tantangan Pancasila dalam mengakomodasi kebangsaan.

1. Peran Negara dan Pemimpin Agama.


"Kita sekarang menghadapi radikalisme yang tidak menerima Pancasila dan beragama tapi eksklusif.
Hanya 'aku' yang lain tidak, yang lain jadi nomor dua dan tiga,” kata Romo Magnis seperti dilansir dari
laman resmi UGM. 

2. Belajar dari Kudeta Mesir.


Romo Magnis menyatakan bahwa “Mesir mengalami seperti Indonesia tahun 1998, hanya ingin
mewujudkan UU Dasar yang bisa diterima semua pihak, berakhir dengan kudeta militer, sekarang Mesir
terpecah pro dan kontra, tapi Indonesia maju,”. Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi sahabatnya yang
jadi politisi seperti Amien Rais, Gus Dur dan Akbar Tanjung di kala itu membawa Indonesia menjadi
demokratis. “Tidak menjadi negara agama tapi atas dasar Pancasila,” ungkapnya.
3. Masuk Kampus dan Sekolah.
Wakil Ketua Umum PBNU, Prof Mochammad Maksum mengatakan agama Islam mengajarkan
umatnya untuk hidup toleran dengan agama lain. Soal negara Pancasila, Maksum menegaskan
seluruh komponen bangsa sudah sepakat Indonesia sebagai negara ‘kesepakatan’ menaungi
seluruh etnis, agama dan budaya.Sementara itu, Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan RI, Pof.
Bondan Tiara Sofyan mengatakan tidak ada agama apapun yang mengajarkan terorisme dan
radikalisme. Menurutnya pengajaran terorisme dan radikalisme saat ini masuk lewat kampus dan
sekolah sehingga generasi muda perlu dilindungi agar tidak terpapar paham ini. Ia mengutip salah
satu hasil survei yang menyebutkan bahwa sekitar 19,4 persen ASN(Aparatur sipil negara) tidak
setuju dengan ideologi Pancasila dan 23,4 persen mahasiswa setuju dengan jihad untuk
menegakkan negara Islam.

4. Penguatan ideologi Pancasila di kampus.


Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Prof. Ismunandar, mengatakan
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melakukan penguatan pembinaan ideologi Pancasila
dalam berbagai kegiatan pendidikan dan kemahasiswaan.”Salah satunya melalui penguatan mata
kuliah agama yang berkualitas dengan nuansa anti radikalisme dan terorisme. Kita ingin
menguatkan mahasiswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan inovatif,” ujarnya
LANDASAN TEORI
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara adalah gagasan yang menggambarkan
pandangan hidup suatu bangsa. Sedangkan, ideologi negara merupakan cita cita dari suatu
negara yang berbentuk sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan. Hadirnya Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu alat pemersatu
keberagaman yang ada pada bangsa Indonesia.
Dan saat ini berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh bangsa, negara dan
masyarakat Indonesia yang sangat pelik dengan munculnya paham dan gerakan di kalangan
masyarakat yaitu Radikalisme. Pemahaman radikalisme dan terorisme yang ingin merubah
tatanan bangsa Indonesia yang sangat bertentangan dengan dasar negara kita yaitu
Pancasila. Paham dan gerakan radikalisme ditandai dengan kegiatan menggunakan
kekerasan, namun ada juga pemahaman radikalisme yang tidak menggunakan kekerasan
yaitu dengan tindakan mencuci otak. Sedangkan, salah satu kasus terorisme di Indonesia
adalah kasus Organisasi Keagamaan Pelajar Intra Sekolah yakni Rohis (Kerohaniaan Islam)
yang gelagatnya disusupi oleh Gerakan Hizbut-Tahrir. Di Indonesia sendiri, Hizbut Tahrir
sudah dinyatakan sebagai organisasi yang dilarang karena bekerjasama atau berhubungan
dengan terorisme.

Sumber : Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1 Juni 2022 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328
LANDASAN TEORI
Hal sangat memprihatinkan terdapat kelompok dan organisasi tertentu yang belum menyadari dan
menghayati nilai dan fungsi Pancasila, serta beberapa kelompok dan organisasi yang ingin
mengganti Pancasila sebagai dasar dan Ideologi bangsa. Maka dari itu Pancasila sekarang ini
menghadapi banyak ancaman dan tantangan. Pancasila harus diajarkan sejak dini di bangku
Sekolah Dasar sebagai langkah untuk mencegah masuknya paham radikalisme. Tidak sedikit orang
beranggapan bahwa tidak ada nilai-nilai Pancasila yang tertanam kuat didalam diri mahasiswa.
Karena, mahasiswa dianggap mudah terpapar oleh paham radikalisme yang disebabkan oleh rasa
keingintahuan dan semangat diri terhadap sesuatu yang tidak diimbangi dengan pengendalian dan
mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang fanatic terhadap pemahaman tertentu.

Menteri Riset,  Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M.Nasir menegaskan, kampus
harus steril dari kegiatan yang mengarah pada gerakan radikalisme dan Propaganda yang
bertentangan dengan ideologi bangsa, untuk menjadi tanggung jawab dan pimpinan perguruan
tinggi untuk mengawasi segala kegiatan yang menjurus dan bersinggungan dengan radikalisme
serta gerakan mengganti bentuk negara dan dasar negara.

Sumber : https://jalandamai.org/pancasila-sebagai-pencegahan-radikalisme.html
Sumber : Franky Rengkung, J. P. L. (2020). Pentingnya Revitalisasi Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Untuk
Mencegah Mekarnya Radikalisme Pada Generasi Muda. Politico, 9(4), 1689–1699
PERAN PEMERINTAH DALAM MENCEGAH RADIKALISME
MELALUI PENDIDIKAN

1. Pemerataan Pendidikan.
2. Peningkatan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.
3. Peningkatan kualitas pendidikan nasional.
4. Peningkatan efisiensi pendidikan.
5. Pembangunan pendidikan nasional dalam menunjang kualitas SDM.

Sumber : POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 05, No. 01, Juli-Desember 2019
KEDUDUKAN PANCASILA

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara harus menjadi dasar dari tujuan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila harus menjadi acuan, tumpuan atau
panduan bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya
ditengah masyarakat. Pancasila sebagai dasar negara memiliki nilai-nilai luhur seperti
budi pekerti, etika dan moral dalam rangka merangkai rasa kebangsaan, rasa persatuan,
dan kedamaian bukan menyebarkan benih kebencian pada Pancasila. Pemahaman nilai
dari Pancasila sebagai jawaban buat mencegah radikalisme menyusup ke generasi belia.

Sumber : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/31285
Mahasiswa juga mempunyai 4 peran yang sudah tersemat dan harus dijalankan dan
dijaga oleh mahasiswa:

1. Social control adalah mahasiswa sebagai kontrol. Ketika ada penyimpangan di


masyarakat, mahasiswa tidak berdiam diri tetapi berusaha ikut meluruskan atau
mengontrol.
2. Iron Stock (cadangan) atau menggantikan orang orang yang mempunyai peran
strategis di masa yang sekarang. Konsekuensi mahasiswa sebagai Iron stok mahasiswa
harus mempersiapkan dengan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
3. Moral Force Sebagai mahasiswa yang menyandang status tertinggi sebagai pelajar,
mahasiswa dipandang masyarakat diharapkan lebih dari pelajar–pelajar lainnya.
4. Agent Of Change Perubahan dapat dimulai dari hal yang kecil. Contohnya, mengubah
perilaku–perilaku dari siswa menjadi mahasiswa.

Sumber : Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1 Juni 2022 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328
PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DIKALANGAN MAHASISWA
Eksistensi atau keberadaan mata kuliah Pancasila pada kurikulum pembelajaran di Universitas
sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa atas pentingnya menanamkan nilai-nilai
kebangsaan dalam upaya menuntut ilmu. Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi ialah
untuk:
1. Memperkuat Pancasila menjadi dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi
nilai-nilai dasar Pancasila sebagai adat dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Agar mahasiswa bisa mengembangkan karakter manusia Pancasila dalam pemikiran, sikap, dan
tindakan.
3. Menyampaikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa serta nilai-nilai dasar Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing agar dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap aneka macam
dilema kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.
5. Membentuk perilaku mental mahasiswa yang bisa mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, dan penguatan warga.

Sumber : https://bpip.go.id/berita/1035/571/tujuan-pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi-ketahui-
landasannya.html
ANALISIS Soal Pertanyaan
Sumber : Buku Pendidikan Pancasila
Penulis : Fransisca Ully Marshinta, S.Sos., M. Hum
1. Menurut wacana diatas, apa kedudukan
Pancasila dalam konteks bernegara di Indonesia

Kedudukan Pancasila merupakan sebagai ideologi negara Indonesia.


Berdasarkan wacana kedua yang diungkapkan oleh Romo Magnis
bahwa dia sangat mengapresiasi sahabatnya Amien Rais, Gus dur dan
Akbar Tanjung yang membuat negara Indonesia menjadi demokratis
yaitu “ Tidak menjadi negara agama tapi atas dasar Pancasila “.
2. Menurut wacana diatas, apakah Pancasila bisa
berkategori sebagai living ideology?

Ya tentu bisa, karena terdapat dalam wacana ketiga dan keempat


dengan adanya berbagai cara menangkal Radikalisme dan Terorisme
masuk kampus, merupakan suatu tindakan bahwa Pancasila sebagai
living ideology atau ideologi yang hidup dalam setiap tekad, sikap,
perilaku, dan tindakan seluruh warga negara Indonesia.
3.Apakah Saudara dapat menemukan bukti bahwa
Pancasila telah dilupakan? Jelaskan jawaban
saudara.
Bukti bahwa Pancasila telah dilupakan dapat ditemukan
dengan adanya kelompok yang memiliki tujuan atau
keinginan yang tidak berdasarkan nilai- nilai Pancasila, dan
terkadang kelompok itu dapat mempengaruhi kelompok
lain seperti mahasiswa di kampus, mereka berusaha untuk
memasuki setiap kelas atau ruangan dan mempengaruhi
pikiran mahasiswa hal ini berkaitan juga dengan wacana
saya diatas. Maka dari situlah kita melihat karakter
masyarakat yang telah melupakan dan tidak memperdulikan
bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
4. Apakah Saudara dapat menemukan bukti bahwa
Pancasila telah di lupakan oleh Mahasiswa? Jelaskan
jawaban saudara
Dengan adanya Organisasi mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah
suatu bukti bahwa Pancasila telah dilupakan oleh mahasiswa yang
memandang suatu negara hanya dalam satu sudut pandang. Walaupun
Organisasi HTI sudah dilarang di Indonesia, tidak akan menghentikan
kegiatan penyebaran paham mereka, bisa saja menjelma menjadi berbagai
bentuk organisasi yang tidak kita ketahui. Maka dari itu pada wacana
keempat tentang penguatan Ideologi Pancasila di kampus sangatlah perlu
dikalangan mahasiswa untuk membangun karakter yang berpikir secara
Kritis dalam menangkal semua kegiatan Radikalisme dan Terorisme, serta
lebih menguatkan paham bahwa Pancasila adalah sebuah Ideologi negara
yang harus menjunjung tinggi dan di pertahankan oleh Mahasiswa.
5. Apakah menurut saudara Pancasila dapat
diganti? Jelaskan jawaban saudara.

Tentu saja tidak dapat diganti, karena jika diubah atau diganti
akan terjadinya ketidakstabilan politik di masyarakat dan dapat
merugikan banyak pihak, Seperti berdasarkan teori Dirjen
Kementrian Keuangan bahwa Pancasila tidak dapat diubah dan
ditiadakan, karena Pancasila merupakan kaidah pokok yang
fundamental. Sedangkan kaidah fundamental itu mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi
negara tersebut.
Sumber teori : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/Pancasila
%20tidak%20dapat%20diubah%20dan,merupakan%20kaidah%20pokok%20yang
%20fundamental
KESIMPULAN

Ketika persaingan global terjadi, seperti masyarakat ekonomi asean dan revolusi industry 4.0
terjadi dan Indonesia sedang membutuhkan pemikiran dan aksi cerdas dari mahasiswa kita yang
berkualitas tinggi, yang terjadi malah kegiatan pemberontakan terhadap ideologi Pancasila dan
perusak integrasi bangsa. Hal ini dapaat terjadi bukan tanpa alasan. Kampus menjadi tempat yang
sangat nyaman bagi penyebar paham radikalisme karena kampus merupakan wadah untuk
kebebasan berpikir, pencarian jati diri, dan berbagai variasi latar belakang mahasiswa yang dapat
dilihat sebagai celah untuk dimanfaatkan menjadi penganut radikalisme dan melakukakn aksi
yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Penyebaran paham ini dilakukan secara beragam
dan terorganisir. Pancasila merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari sebagai bentuk
mewaspadai masuknya paham radikalisme di dunia pendidikan yang menjadi keprihatinan banyak
pihak karena dapat menimbulkan tindakan intoleranasi terhadap para pelajar. Untuk itu
diperlukannya ideologi dasar negara yaitu Pancasila terutama di kalangan mahasiswa yang
mempunyai peranan penting sebagai ujung tombak sebuah negara. Pendidikan Pancasila memiliki
peranan yang penting dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan radikalisme.

Sumber : Jurnal Kewarganegaraan Vol. 6 No. 1 Juni 2022 P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai