Anda di halaman 1dari 4

Artikel Ilmiah Mencegah Radikalisme di Kalangan

Mahasiswa

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Muslikh, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Ayu Prihatini(2151700008)

UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2021/2022
A. ABSTRAK

Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total (berubah
secara drastis) dan bersifat revolusioner dengan menjungkir balikkan nilai-nilai atau aturan
yang ada yang berlaku dalam kehidupan masyarakat secara drastis lewat cara- cara kekerasan
dan aksi-aksi yang ekstrem. Namun perlu diingat tidak semua orang yang radikal itu teroris,
karena radikalisme tidak selalu bersifat membunuh dalam menjalankan aksi dan tujuannya.
Oleh karena itu ideologi radikalisme dan terorisme ini sangat berbahaya karena sama-sama
bersifat merusak.

Atas dasar itulah sangat penting untuk mencegah dan menangkal masuknya ajaran itu dalam
kehidupan bermasyarakat. Perlu diingat penyelesaian kasus teroris ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan hanya menggunakan metode hard power berupa penegakan hukum dan
penindakan hukum. Harus dilakukan upaya metode soft power (pencegahan) secara
berkesinambungan. Salah satu kelompok yang paling rentan sekali yang menjadi target
rekrutan dari para kelompok teroris adalah kalangan kaum muda terpelajar yaitu mahasiswa.
Mahasiswa sangat sering dijadikan sasaran rekrutan oleh kelompok teroris mengingat
mahasiswa memiliki kapasitas fisik dan mental yang berani, kuat dan daya tahan yang prima.

B. PENDAHULUAN

Mahasiswa mudah terbawa dan tergabung menjadi bagian dari kelompok teroris tersebut. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yang paling kuat penyebabnya menurut yaitu
berasal dari internal diri yaitu belum matangnya pola pikir dan kondisi kesehatan batin. Hal
ini disebabkan karena sedikitnya pengetahuan tentang wawasan ilmu kognitif, afektif dan
esensi dari ilmu agama. Terlebih lagi dengan minimnya intensitas dari pihak pengajar
(dosen) dalam melakukan pengajaran yang bersifat pendekatan secara emosional seperti yang
dilakukan oleh pengajar sekolah (guru) pada umumnya. Sehingga membuat proses
penanaman nilai-nilai moral dan pembentukan karakter bagi mahasiswa tidak dapat cepat
tercapainya. Oleh karena itu maka sangat penting bagi para civitas kampus dan orang tua
agar terus melakukan upaya pencegahan dan pemantauan ihwal masuknya ideologi
radikalisme dan terorisme pada kalangan mahasiswa.
Tidak hanya civitas kampus dan para orang tua saja, melibatkan berbagai pihak seperti tokoh
agama, tokoh adat dan elit pemerintah dalam berbagai tingkatan sangat diperlukan sekali
sinergitasnya dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme ini.

C. METODE PENELITIAN

Saat ini, peran sekolah dan lembaga pendidikan memiliki arti penting dalam menghentikan
laju arus radikalisme dan terorisme. Ada beberapa cara dalam mencegah masuknya arus
doktrin radikalisme dan terorisme pada generasi muda

Pertama dengan menguatkan pemberian materi Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan


Pancasila secara holistis dan berkesinambungan. Tujuannya agar para pemuda (mahasiswa)
mampu menanamkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara sehingga mahasiswa
memiliki pondasi dasar nilai dan moral untuk berperilaku yang baik dalam kehidupan
seharinya. Lalu juga akan terbangun kepribadian yang menjunjung nilai-nilai luhur yang
universal, kepedulian yang tinggi antar sesama, semangat bela negara, berperilaku dan
berpikir positif, kritis, analitis dan perilaku anti korupsi.

Kedua dengan menguatkan pemberian materi Pendidikan Agama. Melakukan pengajaran


secara intens dan berkesinambungan agar eksistensi nilai religius agama dapat tertanamkan
dalam hati mahasiswa. Lalu meningkatkan pemberian pendidikan tentang manfaat akan
pentingnya menanam dan membangun budaya toleransi antar sesama umat beragama. Ini
sangat penting sekali mengingat negara kita ini terdapat enam agama yang berbeda yang
diakui secara sah.

Ketiga dengan memberikan Pendidikan Multikultural Budaya Bangsa. Selain agama, bangsa
kita ini juga memiliki budaya yang berbeda-beda. Atas dasar itulah pentingnya juga
memberikan materi pengajaran tentang nilai-nilai budaya-budaya yang ada di Indonesia
secara umum kepada seluruh mahasiswa. Agar kedepannya jika mahasiswa pergi ke daerah
lain yang memiliki budaya berbeda dari tempat asalnya dapat menghargai dan
menghindarkan perilaku-perilaku yang dianggap dilarang oleh budaya daerah setempatnya.

Keempat yaitu intensif menaungi Organisasi Kemahasiswaan. Sangat penting sekali bagi
para civitas akademis agar selalu membimbing dan melakukan pengawasan terhadap
berbagai pelaksanaan rotasi dari organisasi kemahasiswaan. Terlebih lagi pada zaman
globalisasi ini dimana arus sirkulasi masuknya informasi sangat pesat sekali yang rentan
membuat mahasiswa terjerumus kepada hal-hal yang negatif. Para civitas akademis kampus
harus memaksimalkan mewadahi mahasiswa dari segi kebutuhan ilmu dan sarana prasarana.
Agar kebutuhan mahasiswa dalam prosesi berorganisasi menjadi terpenuhi dan dapat meraih
hasil yang optimal.

Terakhir memberikan edukasi tentang Esensi Integrasi. Myron Weiner (1971) mengatakan
integrasi merujuk pada proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam
kesatuan wilayah dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Konsepsi ini sangat
penting sekali untuk diimplementasikan mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki
penduduk yang heterogen. Dalam artian perlunya kita sebagai masyarakat Indonesia selalu
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam dasar negara kita yaitu
Pancasila.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Inti dari tindakan radikalisme yaitu sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu
yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang di inginkan.
Kelompok radikal menginginkan perubahan dalam tempo singkat serta bertentangan dengan
sistem sosial. Maka yang harus mahasiswa lakukan agar tidak terbawa arus kaum anti
pancasila adalah mengamalkan dan menerapkan isi dari sila-sila pada pancasila.

E. KESIMPULAN

Jadi, agar mahasiswa terhindar dari radikalisme adalah dengan cara menjadi pribadi yang adil
dan bertanggung jawab, saling membantu dan gotong royoang, menjalankan syariat agama
dengan baik dan benar, bijaksana dalam mengambil keputusan, santun terhadap sesama,
saling bertoleransi. Serta mengikuti kegiatan mahasiswa yang positif untuk menambah
wawasan dan berpikir kritis di kalangan mahasiswa agar tidak mudah terpapar radikalisme

F. DAFTAR PUSTAKA

Mencegah Mahasiswa Dari Serangan Ideologi Radikalisme dan Terorisme – UKM PHP
UNAND

Pencegahan Radikalisme pada Mahasiswa - Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai