Disini saya akan memaparkan tentang salah satu materi bahasan yaitu taat akan
bernegara, toleransi antar umat beragama dilingkungan kampus
Disetiap momentum penting bangsa selalu dipromotori oleh pemuda yakni pelajar
dan mahasiswa. Kemudian, menurut Indonesia merupakan negara yang mempunyai
dua konsensus kenegaraan yang diakui secara de fato oleh dunia. Pertama Sumpah
Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Dua konsensus
ini hadir dan terbentuk dalam satu negara besar yakni Indonesia.
Namun, menurut ( Biyanka, 2016) degradasi moral dan nilai kebangsaan perlahan
mengikis dari Marwah dan semangat masyarakatnya, terkhusus kaum muda
terdidik-mahasiswa. Degradasi moral sendiri diakibatkan karena kurangnya literasi
serta filtrasi budaya asing yang masuk ke Indonesia diakibatkan oleh globalisasi.
Paham-paham yang dapat mengikis kedaulatan negara, kian hari semakin subur.
Paham-paham seperti itu sudah sepatutnya kita lawan, berantas, bahkan larang.
Adapun kelompok yang giat melakukan aktivitas seperti itu, diantaranya Hizbu Tahrir
Indonesia (HTI), Ikhwanul Muslimin-PKS, dan FPI yang sampai sekarang disinyalir
masuk golongan mereka-memperjuangkan Indonesia bersyariat ( Daulah khilafah).
1. Nasionalisme
2. Landasan Nilai Bangsa Indonesia
a). Pancasila sebagai ideologi
Pancasila dalam hal ini tidak hanya sebagai suatu pemikiran filsafat dan dasar
negara, melainkan berlanjut dalam bentuk gagasan bertindak yang kita sebut
ideologi.
Moderasi secara umum artinya moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam
menyikapi perbedaan dan keragaman. Moderasi beragama pada dasarnya tidak
terlepas dari akidah Ahlusunnah waljama’ah (Aswaja) yang dapat digolongkan
paham moderat.
Visi moderasi islam merupakan tawaran paradigma dan konsepsi yang ideal baik
dilingkungan masyarakat atau lingkungan kampus. Sebab, moderasi islam tidak
hanya terhenti dan se batas wacana dan paradigma semata, melainkan moderasi
dapati mengejawantah dalam bentuk gerakan (movement).
Dalam era yang super instan dewasa ini, sikap antar umat beragama dihadapkan
dengan tantangan digitalisasi. Dalam ruang digital, arus informasi sangat deras,
begitu juga dengan kurikulum digital yang ada saat ini telah mendekati kurikulum
tuhan, jadilah maka jadi. Negara kesatuan republik Indonesia adalah negara dengan
kesatuan yang berbeda beda suku, budaya, bahkan agama. Dengan
keberagamannya, masyarakat kita sering dihadapkan masalah sikap beragama
yang eksklusif. Eksklusifisme adalah satu pandangan yang hanya mengakui
kebenaran dan keselamatan sepihak, tentu hal ini menimbulkan konflik antar umat
beragama dalam masyarakat Indonesia hingga tak jarang berujung kerusuhan.
PANITIA PELAKSANA
PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2023
Sekretariat: Jln. Laksda Adisucipto, Student Center Lt. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
E-mail: pbak2023.uinsk@gmail.com Contact Person :089507717736 (M. Ashar Sahiz P)
Sebagai kaum muda yang memiliki kelebihan menjadi MAHASISWA, tentu dalam
melihat peristiwa ini tentu secara langsung memikul tanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah intoleransi beragama.
Menurut (Sarman, 1995) Secara kritis menulis sempitnya kerangka piker Sebagian
besar orang mengenai nasionalisme. Menurutnya, nasionalisme sering diartikan
sebagai kecintaan terhadap tanah air yang tanpa reserve, yang merupakan symbol
patriotisme heroic semata sebagai bentuk perjuangan yang seolah-olah
menghalalkan segala cara demi negara yang dicintai.
saat ini sangat kompleks, menyangkut berbagai aspek kehidupan. Ada tiga problem
besar yang mesti direspon, yaitu : korupsi, narkoba, dan terorisme.
Dengan itu, mahasiswa hari ini harus lebih cakap dengan perkembangan yang
begitu cepat. Selain mengoptimalkan manfaat dari perkembangan zaman,
mahasiswa juga perlu untuk mencegah, bahkan melawan dengan tegas terkait
dampak-dampak dari perkembangan zaman, salah satunya tantangan ideologi trans
nasional yang dapat menganggu dan mengancam kedaulatan dan keutuhan bangsa.
Agent of change, adalah orang-orang yang bertindak sebagai perubah atau pemicu
terjadinya sebuah Gerakan yang bisa berdampak positif atau berdampak negatif.
1. PENDIDIKAN
Mahasiswa dan Pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
sehingga Ketika mahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua
harus di dasari pertimbangan rasional, bukan dengan adu otot.
2.PENELITIAN
Penelitian mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan diri mahasiswa itu
sendiri, namun juga memberi manfaat bagi kemajuan peradaban dan kepentingan
bangs akita dalam mensejahterakan bangsa. (BUKMAN, 2020)
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan kemampuan yang dibutuhkan oleh
mahasiswa mengingat dinamika yang terjadi dalam dunia kampus. Secara umum,
PANITIA PELAKSANA
PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2023
Sekretariat: Jln. Laksda Adisucipto, Student Center Lt. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
E-mail: pbak2023.uinsk@gmail.com Contact Person :089507717736 (M. Ashar Sahiz P)
kehidupan seorang mahasiswa terdiri dari tiga hal yaitu, akademik, organisasi,
masyarakat.