Anda di halaman 1dari 7

Kemajuan Subscribe

dalam Penelitian Ilmu Pro


to DeepL Sosial, Pendidikan
to translate dan Humaniora,
larger documents.volume
524 Visit www.DeepL.com/pro for more information.

Prosiding Konferensi Internasional Pendidikan Karakter ke-1 (ICCE 2020)

Pancasila sebagai Ideologi Pembentuk Nasionalisme


Indonesia
Generasi Muda
Nuzon Sugito1,* , Ratu Aulia2 , Lisa Rukmana3
1 Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
2 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
Indonesia
2 Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
*Penulis korespondensi. Email: nuzonsugito@upi.edu

ABSTRAK
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tidak dapat menghindari tantangan globalisasi di segala bidang
kehidupan, namun dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia akan dapat bertahan menghadapi perkembangan zaman, karena segala sesuatunya telah diatur
dalam falsafah Pancasila. Artikel ini berargumen bahwa dengan tetap menjaga semangat nasionalisme dalam
pola pikir generasi muda melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan membuat mereka bertahan dari
pengaruh negatif dan kerusakan moral di era globalisasi yang tidak terkendali, pengaruh budaya asing yang
mampu membuat generasi muda dengan mudahnya meninggalkan budayanya sendiri karena menganggap
budaya asing lebih modern dari budaya Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan sangat
penting untuk memperkuat moralitas dan etika generasi muda, selain itu pendekatan persuasif dan dialogis
kepada masyarakat tentang pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara akan membuat mereka lebih baik
dalam menghadapi globalisasi dan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
Kata kunci: Pancasila, Ideologi, Generasi Muda, Nasionalisme

1. PENDAHULUAN konsensus para pendiri bangsa Indonesia sejak 18 Agustus


1945, yang berbunyi: 1) Percaya kepada Tuhan Yang
Ideologi merupakan hal yang paling mendasar yang Maha Esa,
akan menentukan arah dan tujuan dari suatu negara, dalam 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3) Persatuan
konteks masyarakat luas ideologi sering dijadikan landasan Indonesia, 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
dalam upaya memerdekakan pikiran manusia, seperti yang kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, 5)
dikemukakan Setyowati [1] bahwa ideologi adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
seperangkat gagasan yang menjadi pedoman sekelompok solusi bagi warga negara Indonesia, Pancasila seharusnya
orang dalam mencapai suatu tujuan, pada umumnya sudah meresap ke dalam diri setiap warga negara,
ideologi berupa teori-teori yang tidak berorientasi pada diamalkan dengan baik nilai-nilai yang terkandung di
kebenaran, tetapi pada kepentingan yang menyebarkannya dalamnya sehingga tidak akan ada masalah yang tidak
[2]. Ideologi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu dapat diselesaikan, hal ini juga berlaku bagi para
ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Ideologi tertutup pemegang kekuasaan dan kebijakan yang diposisikan
tidak hanya menentukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip sebagai panutan, baik yang tua maupun yang muda.
dasar, tetapi sampai pada sesuatu yang konkrit dan Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun
operasional, sebaliknya ideologi terbuka berisi orientasi- 2009 tentang Kepemudaan, pemuda adalah warga negara
orientasi dasar sedangkan penafsirannya tergantung pada Indonesia yang telah memasuki periode penting
prinsip-prinsip moral yang berkembang dalam masyarakat. pertumbuhan dan perkembangan, yang memiliki rentang
Contoh ideologi tertutup adalah ideologi komunis, ideologi usia 16 tahun sampai dengan 30 tahun yang dicirikan
ini merupakan hasil pemikiran dari Karl Marx seperti d i dengan semangat, sifat kritis, idealis, inovatif, progresif,
Uni Soviet, sedangkan contoh ideologi terbuka adalah dinamis, dan reformis [3]. Namun, melihat kondisi pemuda
ideologi Pancasila yang dianut oleh negara Indonesia. saat ini, sudah sepatutnya kita membuka lembaran sejarah,
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila bersifat bagaimana para pemuda bangsa yang besar ini
fleksibel, artinya Pancasila merupakan ideologi yang dapat membangun nasionalisme sehingga mampu melepaskan
beradaptasi dengan kondisi yang ada tanpa harus merubah diri dari penjajahan bangsa asing, namun demikian, kita
esensi dari nilai-nilai baku yang terkandung di dalamnya, juga harus melihat bahwa kesalahan di masa lalu juga
Pancasila merupakan suatu ide atau teori yang diyakini menunjukkan Pancasila menjadi komoditas politik,
kebenarannya sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga membuat sebagian masyarakat Indonesia menjadi
yang digunakan untuk menyelesaikan setiap permasalahan antipati terhadap Pancasila. Menurut Tribun News
yang ada, Pancasila juga selalu memberikan solusi dari Jogyakarta, sebanyak 20 persen generasi muda Indonesia
setiap permasalahan yang ada di Indonesia. Pancasila telah yang tidak hafal Pancasila sebagai dasar negara yang
sangat sederhana namun sarat akan makna [4], dan
sebagian besar masyarakat Indonesia
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

Hak Cipta © 2021 Para Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Press SARL.
Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0 -http://creativecommons.org/licenses/by-
nc/4.0/. 177
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

warga negara yang tidak hafal Pancasila berada di provinsi proses penelitian dengan mengeksplorasi masalah dan
Bangka Belitung [5]. Di sisi lain, survei dari Kementerian mengembangkan pemahaman yang rinci tentang fenomena
Dalam Negeri (Kemendagri) menyatakan bahwa 50 persen sentral [11]. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan
masyarakat Indonesia tidak hafal lagu kebangsaan dengan aspek pengukuran kualitas, nilai atau makna yang
Indonesia Raya [6] sedangkan untuk generasi muda terkandung dalam suatu fakta atau fenomena. Kualitas,
berdasarkan survei 80 persen anak sekolah juga tidak hafal nilai atau makna tersebut hanya dapat diungkapkan dan
lagu Indonesia Raya [7]. Lowethal (1994) menjelaskan dijelaskan melalui kata-kata. Metode penelitian yang
bahwa sesuatu yang menjadikan simbol identitas atau ikon digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
suatu negara salah satunya adalah lagu kebangsaan, maka yang dilakukan dengan cara menganalisis faktor-faktor
dapat dikatakan jika kita tidak mengingat secara detail yang berhubungan dengan objek penelitian dengan
simbol negara kita (Indonesia Raya & Pancasila) maka kita menyajikan data-data yang lebih mendalam terhadap objek
termasuk dalam kategori orang yang tidak memiliki penelitian [12]. Penelitian ini dilakukan dengan mencari
nasionalisme [8]. Menurunnya rasa nasionalisme juga data-data yang relevan dengan pembahasan mengenai
disebabkan oleh globalisasi yang tidak terkendali yang Pancasila sebagai ideologi pembentuk nasionalisme
masuk ke Indonesia. Sundawa [9] berpendapat bahwa arus generasi muda Indonesia. Setelah data diperoleh, peneliti
globalisasi yang berdampak negatif dan menjadi ancaman menginterpretasikan dan menganalisis data-data tersebut
dapat berupa penyebaran paham-paham baru terutama dari untuk menghasilkan gagasan yang mendalam mengenai
Barat (westernisasi), degradasi moral, perubahan pola pikir objek penelitian.
ke arah materialisme, dan kebebasan tanpa batas
(liberalisme). Globalisasi menyebabkan terjadinya
benturan antara budaya lokal dengan budaya bebas dari 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
negara lain di luar Indonesia. Selain itu, pada tataran
generasi muda, dapat dilihat bahwa sudah banyak yang
berkiblat pada budaya luar yang memunculkan cara 3.1. Pancasila sebagai ideologi
pandang bahwa budaya luar lebih modern dibandingkan
dengan budaya lokal mereka, hal ini dapat dilihat dari p e m a n t a p a n nasionalisme generasi muda
antusiasme mereka untuk mengubah sikap, cara berbicara, Indonesia
penampilan (fashion) bahkan pola hidup. Padahal pemuda
memiliki peran sebagai kontrol sosial yang seharusnya Pancasila sebagai ideologi Indonesia merupakan
memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan pemahaman konsensus politik yang dibuat oleh para pendiri bangsa
terhadap Pancasila sebagai dasar yang membentuk [13][14][15]. Pancasila menjanjikan komitmen untuk
nasionalisme. bersatu dalam sikap dan pandangan, membangun negara
Lebih lanjut menurut Azra, Pancasila terpinggirkan tanpa mempersoalkan perbedaan latar belakang, budaya,
dan sulit berkembang saat ini disebabkan oleh tiga faktor, agama, ras, suku, dan bahasa [16] sehingga tujuan nasional
Pertama, Pancasila telah tercemar akibat kebijakan- dapat terwujud [17].
kebijakan rezim orde baru yang menjadikan Pancasila Pancasila memiliki perbedaan dengan sistem
sebagai alat politik untuk mempertahankan status quo kapitalisme-liberal dan sosialisme-komunis. Perbedaan ini
kekuasaannya; Kedua, liberalisasi politik dengan membuat Pancasila lebih unggul dari sistem lainnya karena
dihapuskannya ketentuan bahwa Pancasila sebagai satu- Pancasila mengakui dan melindungi hak-hak individu dan
satunya asas dalam berorganisasi, pemberlakuan ketentuan hak-hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun
tersebut secara otomatis membuka peluang asas-asas lain politik. Dengan demikian ideologi Pancasila secara
untuk dijadikan asas berorganisasi, seperti asas agama dan harmonis mengakui kolektivisme yang ada pada sistem
sebagainya, Hal ini menyebabkan Pancasila tidak lagi komunis dan individualisme yang ada pada sistem kapitalis
menjadi satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan liberal [2]. Dalam rumusan definitif Pancasila tersusun
berpolitik; Ketiga, keluarnya kebijakan desentralisasi dan secara hirarkis dan sinergis sesuai dengan kedudukannya
otonomi daerah. Kebijakan ini sedikit banyak berdampak sebagai falsafah negara dan dasar negara yang menganut
pada menguatnya sentimen kedaerahan yang secara paham kerakyatan yang berkedaulatan rakyat, kerakyatan
otomatis meningkatkan chauvinisme di daerah dan sebagai konsekuensi dari bangsa Indonesia yang majemuk
menghilangkan nasionalisme terhadap Indonesia [10]. [3].
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menawarkan sedikit Secara historis dalam pidato Soekarno pada tanggal
terapi kepada negara kita yang sedang sakit, dengan 1 Juni 1945, secara tidak langsung memunculkan
bagaimana generasi muda dapat kembali menghayati Pancasila sebagai Filsafat Grondslag, ketika itu Pancasila
Pancasila dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebagai memiliki redaksi yang berbeda, yaitu dasar kebangsaan,
upaya untuk mengembalikan nasionalisme kepada bangsa, dasar internasionalisme, dasar permusyawaratan dan
seperti pada saat peristiwa Rengasdengklok, atau pada saat permufakatan perwakilan, dan dasar kesejahteraan serta
sumpah pemuda tahun 1928. dasar ketuhanan [16]. Sedangkan menurut Sundawa (2016)
Pancasila kaya akan nilai-nilai luhur budaya Indonesia
yang dibalut dengan demokrasi [15][19]. Di era revolusi
industri 4.0 sangat penting untuk menjaga eksistensi
2. METODE kepribadian bangsa Indonesia, hal ini dikarenakan arus
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini informasi yang sangat cepat yang diiringi dengan
adalah pendekatan kualitatif. seperti yang dikemukakan masuknya budaya asing yang sangat cepat pula. Memang
Creswel penelitian kualitatif adalah perkembangan teknologi informasi juga memberikan efek
positif, diantaranya memudahkan generasi muda untuk
mendapatkan

178
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

data dan informasi serta memudahkan hubungan jarak dari semangat kemanusiaan yang menuntut kebersamaan
jauh, sehingga antar negara tidak ada s e k a t , namun di antara masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia
juga globalisasi mampu mengalihkan nilai-nilai Pancasila [20]. Jelas sekali bahwa para pendiri bangsa ini ingin
yang dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa dan menunjukkan bahwa tanpa persatuan tidak akan ada
tentunya akan memicu konflik di tengah masyarakat, Indonesia. Karena pada saat itu persatuanlah yang menjadi
terutama pada generasi muda yang menurut Undang- alat untuk melepaskan diri dari penjajahan dan penindasan.
Undang Nomor 40 Tahun 2009 sebagai manusia yang Sehingga persatuan dan kesatuan Indonesia menjadi hal
masih labil dan mudah terpengaruh [3]. yang wajib bagi Indonesia untuk menjaga eksistensinya
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sebagai sebuah negara dan sebagai negara yang memiliki
sekaligus ideologi yang penuh dengan toleransi dan masyarakat yang majemuk dan multikultural, dengan latar
pluralisme. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan belakang etnis, bahasa, budaya, dan agama yang berbeda.
negara yang multikultural dan majemuk yang dibangun di Salah satu upayanya adalah dengan menciptakan bahasa
atas perbedaan latar belakang suku, budaya, agama dan persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Poin ketiga ini secara
etnis. Persatuan ini tidak akan terwujud jika tidak langsung menjelaskan bahwa generasi muda harus bersatu
dibarengi dengan rasa nasionalisme dari setiap warga dalam semangat nasionalisme yang sama dengan semangat
negara. Jika kita telaah Pancasila sudah sesuai dengan sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
kondisi negara ini sesuai dengan jamannya, seperti pada Kemudian pada sila keempat yaitu "Kerakyatan
sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa", yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
mengandung kesadaran akan ketuhanan, hal ini permusyawaratan perwakilan yang terhormat dalam
dikarenakan Indonesia sebagai negara yang memegang permusyawaratan perwakilan", kalimat ini menunjukkan
teguh agama sebagai identitas bangsa Indonesia. Butir bahwa masyarakat Indonesia harus memiliki rasa tanggung
pertama dalam Pancasila merupakan representasi dari jawab dan kerukunan dalam setiap keputusan yang diambil
keberagaman kepercayaan yang tidak terbatas di oleh para wakil rakyat yang duduk di Dewan Perwakilan
Indonesia, mulai dari zaman prasejarah, nenek moyang Rakyat (DPR) melalui musyawarah untuk kepentingan
kita sudah menganut kepercayaan animisme dan bersama. Menurut Morfit (1981) "musyawarah" berarti
dinamisme, yang secara tidak langsung mengakui bahwa "yang berarti musyawarah dan diskusi di antara
dirinya lemah dan mengagungkan sesuatu di atasnya, yang masyarakat, .... Dan menyiratkan kehendak akan dominasi
meliputi kepercayaan kepada berbagai macam pepohonan. mayoritas atau tirani minoritas"[14]. Artinya kunci dari
kepercayaan terhadap binatang buas dan roh-roh leluhur. musyawarah adalah mempertimbangkan semua lapisan
Hal ini berlanjut pada kepercayaan Hindu-Budha di masyarakat sehingga tidak ada dominasi antara kelompok
Indonesia yang menjadi sangat besar pada masa kerajaan mayoritas dan minoritas, musyawarah inilah yang
Sriwijaya Majapahit, serta kepercayaan Nasrani yang membedakan demokrasi pancasila dengan demokrasi
berkembang di daerah Tapanuli dan sebagian wilayah barat. Menurut Sitorus (2016) "Kerakyatan" dalam
Indonesia bagian timur pada abad ke-16 ke atas dan naungan demokrasi menguatkan semua unsur yang
diiringi dengan masuk dan tersebarnya agama Islam, dari membuat manusia menjadi lebih humanis, seperti ciri khas
kemajemukan tersebut Pancasila mampu mengayominya, orang Indonesia [20]. Sehingga apabila generasi muda
Indonesia condong ke salah satu agama sebagai pengakuan menginternalisasi poin keempat ini, maka akan
atas kemajemukan Indonesia, menurut Meinarno [21] meningkatkan rasa nasionalisme mereka, karena setiap
bahwa ada hubungan antara watak transenden dengan sila keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan dan
pertama Pancasila, nilai ketuhanan ini dilandasi oleh kemaslahatan bersama.
toleransi antar umat beragama, jika nilai-nilai sila ini Terakhir, sila kelima yang berbunyi "Keadilan
dilaksanakan dengan baik maka nasionalisme Indonesia sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mengandung makna
akan terbentuk dengan sendirinya. bahwa sebagai warga negara kita memiliki hak dan
Selanjutnya sila kedua adalah "Kemanusiaan yang kewajiban, konsep keadilan sosial di mana setiap warga
adil dan beradab", yang berarti kemanusiaan menjadi poin negara mendapatkan bagian yang sama atas kekayaan
utama dalam sila ini, sila kedua ini lebih menitikberatkan intelektual, spiritual dan kekayaan negara. yang dikelola
pada karakter warga negara Indonesia yang oleh para wakil rakyat di pemerintahan, sehingga tercipta
mengedepankan akhlak atau budi pekerti yang luhur dan keseimbangan yang dinamis sesuai dengan kebutuhan dan
memiliki sikap yang mulia antar sesama warga negara. Hal situasi. Jika hal ini diserap dengan baik oleh generasi
ini menjelaskan bahwa bangsa Indonesia sebagai manusia muda, maka rasa nasionalisme akan tumbuh dengan
yang beradab menjunjung tinggi keadilan, tidak hanya sendirinya, karena kepentingan bersama dan kebanggaan
mementingkan diri sendiri, menghormati dan menghargai bersama adalah kunci dari nasionalisme.
sesama manusia. Nilai-nilai kemanusiaan pada sila kedua Benedict Anderson menyatakan bahwa
juga memiliki keterkaitan dengan ketuhanan dan agama nasionalisme adalah sebuah gagasan dari masyarakat atau
yang berkembang di Indonesia [20]. Secara tidak komunitas. Nasionalisme dapat diartikan sebagai
langsung, founding father Indonesia memikirkan secara "Imagined Communities" yang berarti suatu pemikiran
mendalam dan telah mempertimbangkan bahwa yang dibayangkan oleh setiap manusia dalam suatu bangsa
kepentingan umum, kemanusiaan dan keadilan merupakan sebagai suatu identitas sosial, gambaran ini didasarkan
ciri khas Indonesia, sehingga jika sila kedua dijiwai dengan pada konsep-konsep seperti etnonasionalisme atau
baik oleh generasi muda, maka secara otomatis nasionalisme kultural yang memandang manusia secara
nasionalisme yang kuat akan terbentuk dengan sendirinya. inheren terorganisir ke dalam komunitas-komunitas
Sedangkan pada sila ketiga, "Persatuan Indonesia", historis yang memiliki kekuatan dan keunikan serta
kalimat yang secara redaksional singkat, mengandung kekhasan budaya yang didasarkan pada nilai-nilai
banyak makna. Konsep persatuan yang terbentuk adalah setempat. Dalam arti sempit, nasionalisme adalah sikap
yang mengagungkan bangsa dan negara sendiri, dalam
konteks Indonesia yang berideologi Pancasila,
nasionalisme diartikan sebagai
179
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

yang menunjukkan kecintaan setiap warga negara terhadap kemauan yang kuat untuk membangun karakter positif
bangsa dan tanah airnya yang dilandasi oleh nilai-nilai bangsa, menjunjung tinggi nilai-nilai moral Pancasila dan
luhur Pancasila [23]. mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata; Kedua,
Nasionalisme tumbuh bersama dari rasa persamaan character enabler, di mana generasi muda menjadi role
dan kebersamaan masyarakat Indonesia pada masa mode bagi pengembangan karakter positif bangsa dengan
penjajahan hingga terciptanya Negara Kesatuan Republik membangun kesadaran positif dengan kohesivitas yang
Indonesia (NKRI). Mengenai nasionalisme, sebenarnya tinggi, seperti menjadi penengah dalam suatu penyelesaian
bukan merupakan fenomena baru, karena jika kita melihat konflik; dan Ketiga, character engineer artinya generasi
sejarah, konsep nasionalisme berawal dari konsep bangsa muda harus berperan dengan cara berprestasi di bidang
dan negara, di Eropa baru muncul pada abad ke-18. ilmu pengetahuan dan budaya serta teknologi, serta terlibat
Nasionalisme merupakan sebuah pemikiran yang terbentuk dalam proses pembelajaran dalam mengembangkan
dari gelombang revolusi kerakyatan yang membawa karakter positif bangsa sesuai dengan perkembangan
semangat egalitarianisme untuk menumbangkan hegemoni zaman.
kelas aristokrat. Nasionalisme di Indonesia tidak dapat Dari konsep tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
disamakan dengan nasionalisme di negara-negara barat, peran generasi muda sangatlah penting, karena pemuda
hal ini dikarenakan nasionalisme Indonesia memiliki sebagai pilar peradaban di masa depan, maka nilai-nilai
kehidupan yang berkeadilan dan anti penjajahan [22]. Dari luhur yang terkandung dalam Pancasila harus benar-benar
segi pertumbuhan dan perkembangan nasionalisme di diserap oleh pemuda dan dapat diaplikasikan dalam
Indonesia, Latief (2015) membaginya menjadi dua, yang kehidupan sehari-hari. Pancasila sangat berperan dalam
pertama nasionalisme kuno (Archaic Nationalism) dan menumbuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda,
nasionalisme lama (Proto Nationalism) [23]. Nasionalisme dengan catatan generasi muda mau menjiwai dan
kuno (Archaic Nationalism) muncul secara sederhana dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, sehingga mampu
mengikuti struktur kesempatan politik yang dimungkinkan menyaring derasnya arus informasi dan budaya luar yang
oleh rezim kolonialisme, nasionalisme ini bersifat lokalitas bertentangan d e n g a n nilai-nilai ideologi bangsa
meskipun pada tingkat tertentu dapat saling mempengaruhi Indonesia, yaitu Pancasila. Dengan demikian, generasi
dengan ideologi yang terbentuk di daerah lain di Indonesia. muda akan mampu memilah-milah budaya asing y a n g
Sementara itu, nasionalisme lama (Proto Nasionalisme) masuk tanpa melupakan budaya sendiri.
adalah nasionalisme yang lebih terorganisir karena
munculnya gerakan-gerakan sosial nasional. Dari kedua
jenis nasionalisme Indonesia tersebut, berkaitan dengan 3.2. Kontribusi Kami
partisipasi pemuda pada eranya, dimana pada nasionalisme
kuno, pemuda turut berjuang dalam mengusir Portugis di Tulisan ini memaparkan bagaimana Pancasila
Ternate di bawah Komando Sultan Babullah, begitu juga sebagai ideologi negara dalam membentuk nasionalisme
pada era nasionalisme lama, bagaimana generasi muda di generasi muda. Tulisan ini juga mengkaji tentang
STOVIA memiliki ide untuk mendirikan organisasi Budi nasionalisme Indonesia yang berbeda dengan nasionalisme
Utomo, atau bagaimana para pemuda dapat mengasingkan barat dan hubungan antara nasionalisme dengan sila-sila
Soekarno ke Rengasdengklok untuk meminta agar Pancasila yang harus diinternalisasi oleh generasi muda
proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dipercepat. demi menjaga persatuan Indonesia sebagai negara yang
Namun, nasionalisme ini tidak dapat tumbuh multikultural.
dengan sempurna di era sekarang dimana tidak ada
ancaman penjajahan secara fisik lagi, sehingga dibutuhkan
alternatif baru terutama di era modern ini. Mahpudz 3.3. Struktur Kertas
memiliki pandangan bahwa membangun nasionalisme
pada tataran generasi muda dapat diwujudkan melalui Bagian selanjutnya dari makalah ini disusun
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang dapat sebagai berikut. Bagian 1 memperkenalkan latar belakang
menciptakan rasa senasib sepenanggungan yang mampu penulisan makalah ini, penulis melihat menurunnya rasa
membentuk kepedulian dan kepekaan terhadap masalah- nasionalisme generasi muda sebagai akibat dari arus
masalah yang dihadapi bangsa, termasuk masalah-masalah globalisasi yang tidak terkendali. Bagian 2 memaparkan
yang berkaitan dengan rasa solidaritas terhadap bangsa dan metode yang digunakan dalam proses penyusunan hasil
negara. Karena pemuda sejatinya memiliki tanggung jawab dan pembahasan. Selanjutnya adalah Bagian 3 hasil yang
untuk turut serta dalam pembangunan bangsa, salah berisi temuan dan pembahasan mengenai bagaimana
satunya seperti menjaga keutuhan NKRI, memperkokoh Pancasila sebagai ideologi mampu memberikan solusi
persatuan dan kesatuan bangsa, mempertahankan dan untuk membentuk nasionalisme pada generasi muda
mengamalkan Pancasila [3]. Seperti yang dikemukakan Indonesia. dan terakhir pada Bagian 4 penutup yang berisi
oleh Lemhanas, semangat nasionalisme yang harus kesimpulan dari makalah dan saran untuk penelitian
dimiliki oleh generasi muda dalam hal ini mahasiswa yaitu selanjutnya.
"semangat kebersamaan untuk membangun masa depan
yang lebih sejahtera bagi seluruh warga negara Indonesia,
tanpa membedakan suku, agama, ras, warna kulit, jenis 4. KESIMPULAN
kelamin, maupun golongan" [24].
Menurut Rajasa (2007) bahwa generasi muda dapat Pancasila merupakan salah satu ideologi terbuka di
mengembangkan karakter nasionalisme melalui tiga dunia yang memiliki keunggulan dibandingkan ideologi
proses, yaitu: Pertama, pembangunan karakter, yang lainnya. Hal ini dikarenakan Pancasila secara filosofis
berarti generasi muda harus memiliki mengandung nilai-nilai luhur dari

180
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

Negara Indonesia, nilai-nilai yang terbentuk melalui [7] N.N. (2006). Diakses https://news.detik.com/berita
sejarah panjang negara ini dalam menghadapi penjajahan /653718/80--anak-sekolah-tidak-hafal-lagu-indonesia-ra
dan kolonialisme, sebagai ideologi terbuka Pancasila ya
mampu mengakomodir segala permasalahan yang ada di
Indonesia, terutama permasalahan generasi muda. Di era [8] Kyridis, A., Mavrikou, A., Zagkos, C., Golia, P.,
revolusi industri 4.0 ini. Setiap butir Pancasila memiliki Vamvakidou, I., & Fotopoulos, N. (2009).
makna yang dalam jika benar-benar dihayati oleh generasi
Nasionalisme melalui simbol-simbol yang dikonstruksi
muda, jika kita menanamkan ideologi Pancasila sejak dini
melalui Pendidikan Kewarganegaraan maka menjadi solusi negara: Kasus lagu kebangsaan. International Journal
preventif terhadap pengaruh negatif dari budaya luar. of Interdisciplinary Social Sciences, 4(6), 1-13.
Pendekatan persuasif dan diskusi juga perlu dilakukan https://doi.org/10.18848/1 833-1882/CGP/v04i06/52940
kepada generasi muda agar dapat menginternalisasi nilai-
nilai Pancasila, sehingga rasa nasionalisme generasi muda [9] Sundawa, D. (2017). Penguatan Karakter
tetap terjaga dari dulu hingga saat ini dan di masa yang Mahasiswa Yang Berwawasan Kebangsaan dalam
akan datang. Menghadapi Tantangan Disintegrasi Bangsa. Prosiding
Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1
UCAPAN TERIMA KASIH 2017, Hal. 202-205. http://semnastafis.unimed.ac.id.

[10] Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan


Artikel ini didukung oleh Ibu Nurilah Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan
yang telah memberikan saran dan rekomendasi Tinggi. Surakarta: PT. Bumi Aksara.
sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel
ini. Kemudian, penulis juga menyampaikan [11] Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan:
kepada panitia International Conference on Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset
Character Education (ICCE) Universitas Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muhammadiyah Semarang sebagai reviewer [12] Prabowo A. & Heriyanto, (2013). Analisis
artikel ini. Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh
Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang.
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2,
REFERENSI Tahun 2013 Halaman 1-9

[1] Setyowati, P. J. (2016). Fungsi Filsafat, Agama, [13] Fossati, D., Aspinall, E., Muhtadi, B., &
Ideologi Dan Hukum Dalam Perkembangan Politik Di Warburton, E. (2020). Representasi ideologis dalam
Indonesia. Yuridika, 31(1), 37. https://doi.org/10.20473 demokrasi klientelistik: Kasus Indonesia. Electoral
/ydk.v31i1.1957 Studies, 63 (Juli 2019), 102111.
https://doi.org/10.1016/j.electstud.2019.102111
[2] Jimly, A. (2006). Ideologi, Pancasila, dan konstitusi.
Jaringan Informasi Hukum, (1), 1-23. Diambil kembali [14] Juneman, Meinarno, E. A., & Rahardjo, W. (2012).
dari Makna Simbolik Uang, Harga Diri, dan Identifikasi
jdih.ristekdikti.go.id/?q=system/files/perundangan/1927 terhadap Nilai-Nilai Pancasila. Procedia - Ilmu Sosial
202140.pdf%0A dan Ilmu Perilaku, 65(ICIBSoS), 106-115.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.11.099
[3] Undang Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan [15] Sudaryanti, D., Sukoharsono, E. G., Baridwan, Z.,
& Mulawarman, A. D. (2015). Analisis Kritis Atas
[4] Gunawan, (2017). https://jogja.tribunnews.com Informasi Akuntansi Berbasis Nilai Pancasila. Procedia
/2017/06/01/banyak-generasi-muda-tak-hapal-pancasila - Ilmu Sosial dan Ilmu Perilaku, 172, 533-
-lambang-garuda-juga-jarang-terlihat-terpasang. 539. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.399
[5] Lesmana & Arandito, (2019). https://www.suara. [16] Huda, M.C. (2018). Meneguhkan Pancasila
com/news/2019/07/16/113931/banyak-warga-indonesia Sebagai Ideologi Bernegara: Implemetasi Nilai-Nilai
-tak-hafal-pancasila-terparah-bangka-belitung Keseimbangan dalam Upaya Pembangunan Hukum di
[6] Gunandha, (2017). https://www.suara.com/news Indonesia. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 78-99.
/2017/09/27/024408/survei-separuh-warga-indonesia-ta https://doi.org/https://doi.org/10.2489/resolusi.v1i1.160
k-hafal-lagu-indonesia-raya

181
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, volume
524

[17] Maulia, S. T. (2011). Pemahaman Konsep Nilai-


Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa, 46-55.
SEMINAR NASIONAL : Aktualisasi Nilai-nilai
Pancasila di Era Reformasi ISSN: 2598-6384

[18] Riyanto, A. (2007). Pancasila Dasar Negara


Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 37(3), 457.
https://doi.org/10.21143/jhp.vol37.no3.151

[19] Sundawa, D. (2016). Menumbuhkan Kecerdasan


Demokratis Warga Negara Muda Melalui Implementasi
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas Sebagai
Laboratorium Demokrasi, 55-62. https://doi.org/10.2991
/icse-15.2016.12

[20] Sitorus, J. H. E. (2016). Akuntansi


Pertanggungjawaban Sosial Berbasis Pancasila.
Procedia - Ilmu-ilmu Sosial dan Perilaku, 219, 700-
709. https://doi.org/10. 1016/j.sbspro.2016.05.054

[21] Meinarno, E. A., & Mashoedi, S. F. (2016).


Pembuktian Kekuatan Hubungan Antara Nilai-Nilai
Pancasila Dengan Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(1), 12-
22. https://doi.org/10.17977/um019v1i12016p012

[22] Miftahuddin, M. (2015). Nasionalisme Indonesia:


Nasionalisme Pancasila. MOZAIK: Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial Dan Humaniora, 4(1), 1-20. https://doi.org/10.
21831/moz.v4i1.4386

[23] Latief dkk. (2015). Nasionalisme: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

[24] Sofyan, F., S., dan Sundawa, D. (2015). Hubungan


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan
Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Semangat
Nasionalisme Mahasiswa. JPIS. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, Vol. 24, No. 2, Edisi Desember 2015. DOI:
https://doi.org/10.17509/jpis.v24i2.1455.

[25] Ginting, H. (2017). Peranan Pancasila Dalam


Menumbuhkan Karakter Bangsa Pada Generasi Muda.
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan, 1(1), 197-201.
Diambil kembali dari heryansyahginting@gmail.com

182

Anda mungkin juga menyukai