Sejak dini perlu adanya pengenalan terhadap bahaya yang dapat mengancam keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Negara pun harus mulai serius memperhatikan
meningkatnya benih-benih paham Exstrim Kiri di dunia pendidikan, khususnya pada generasi
muda di lingkungan pelajar dan santri.
Bahkan, gejala Aktivitas Gerakan Exstrim Kiri mulai terlihat dengan pernyataan sikap Pelajar
dan santri secara terbuka.Di salah satu lembaga pendidikan terdapat pernyataan sikap
mendukung kelompok gerakan extrim kiri tersebut,mereka sering memutar balikan dalil-dalil
agama untuk kepentingannya padahal itu sangatlah jelas bertentangan dengan ruh agama islam.
Belum lagi pelajar-pelajar kita yang kini banyak terkontaminasi oleh paham-paham
ekstrim kiri. Survei yang dirilis Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat dan Alvara yang tidak
jauh berbeda, berada di kisaran 20 persen, cukup menjadi dasar gambaran dunia pendidikan kita
saat ini.Hal ini menjadikan sebuah tantangan langkah pembaharuan para Pelajar Nahdlatul
Ulama’ yaitu dengan adanya Tugas IPNU dan IPPNU adalah mengader pelajar dan santri
sebagai bibit atau tunas yang bakal menjadi pionir terdepan dalam meneruskan perjuangan para
ulama terdahulu dalam menebarkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah dan menjaga keutuhan
NKRI. Hal tersebut sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Dasar Pasal 6 ayat 2, bahwa
fungsi IPNU adalah wadah kaderisasi pelajar untuk mempersiapkan kader-kader penerus
Nahdlatul Ulama dan pemimpin bangsa.
Langkah yang perlu kita kenalkan sebagai benteng Pelajar dan santri yaitu Sosialisme
dengan mengajarkan atau memahamkan kenegaraan,ekonomi,merupakan suatu harta benda
Negara yang perlu kita jaga dan lestarikan,dan begitu juga dengan adanya industri,perusahaan
yang sepenuhnya harus kita upayakan untuk menjadi aset Negara seutuhnya,pembekalan untuk
pelajar dan santri dapat kita lakukan dengan adanya Aktivitas
Pengetahuan,Penumbuhan,Pengkaderan,Pembimbingan dan Penjagaan untuk tidak terjerumus di
gerakan yang mengarah pada Exstrim Kiri tersebut.
Dua poin utama, agama dan bangsa, selalu menjadi titik sudut pandang dalam
pengkaderan yang dilakukan oleh IPNU dan IPPNU. Yaitu dengan Forum kaderisasi yang mana
selalu dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran dan lantunan slolawat sebagai sarana ngalap
berkah . Kegiatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Syubbanul
Wathan, dan Mars IPNU dan IPPNU. Hal itu dilakukan guna menumbuhkan jiwa kebangsaan
atau nasionalisme dan sense of belonging, kepemilikan terhadap organisasi.