Anda di halaman 1dari 3

ِ َّ ‫َأ‬

ُ‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم َو َرمْح َةُ اهلل َو َبَر َكاتُه‬


Yang Terhormat Ibu Kepala Sekolah SMA N 1 Peranap, serta dewan majlis guru yang
saya muliakan dan teman-teman seperjuangan yang saya cintai.
Seiring puji yang tak pernah henti hanyalah milik Allah yang maha suci, senandung
rindu yang takpernah layu hanyalah milik Allah yang maha tahu, segenap sanjung tertumpu
hanyalah milik Allah yang maha agung. Shalawat berbingkai salam marilah kita sanjungkan
kepada mahkota alam, pelipur lara dikala duka, pengobat kalbu dikala rindu, pengobat hati
dikala tersakiti, yakni habibana wa nabiyyana wa rasulana Muhammad SAW.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan lah saya Khairum Bahri untuk
menyampaikan sebuah tausiah dengan tema “Peran Pemuda di Masa Kini”
Berbicara mengenai pemuda tentu pasti identik dengan masa muda, masa yang hebat
luar biasa, karena dikala masa mudalah, masa yang paling tepat, masa yang paling kuat untuk
senantiasa taat kepada Allah SWT. Syeikh Abu Al-Fida Ibnu Umar Ibnu Katsir menyatakan
dalam kitab Tafsirnya yakni tafsir Ibnu Katsir, bahwa yang dimaksud dengan keadaan kuat
setelah lemah adalah
ِ ‫َشابا و ُهو الْ ُق َّوةُ ب ْع َد الض َّْع‬
‫ف‬ َ َ َ ً
“Bahwa masa muda adalah masa yang penuh kekuatan setelah sebelumnya berada pada masa
kelemahan”.
Masa muda adalah salah satu nikmat dari Allah SWT, dimana kita sebagai pemuda
dianugerahi bentuk fisik yang kuat, mata melihat dengan tepat, tangan dapat mengangkat
benda yang berat, kaki masih bisa berlari dengan cepat, wajah tampan atau cantik mengkilat
walaupun sedikit berjerawat, maka sudah semestinya kita gunakan nikmat agung ini, untuk
selalu taat kepada Allah yang maha hebat.
Tapi sayangnya disaat ini, di era yang serba digital atau juga disebut era society 5.0,
disaat seluruh informasi bisa digali dengan praktis, foto disana foto disini dengan gaya yang
narsis, kalau lagi ngumpul dengan teman-temannya subhanallah kece abis, tapi sadar atau
tidak yaa guyss, seiring berjalannya waktu, iman semakin tipis, keagamaan turun drastis,
akhlak semakin krisis, apalagi amal yang kian hari kian terkikis sedikit demi sedikit
hinggahabis, na’udzubillahimindzalik.
Teman teman seperjuangan yang saya cintai
Kita amat mengingat dalam catatan sejarah, bahwa dulu perjuangan para pemuda
mampu membuat islam berjaya. Pemuda juga mesin utama dalam memerdekakan Indonesia.
Usaha dan kegigihan pemuda zaman old telah memberikan coretan tinta emas. Itulah yang
harus dicontoh oleh pemuda masa kini. Sebagaimana ungkapan terkenal dari bapak
proklamator kita Sukarno “beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia. Di kesempatan lain
sukarno juga juga mengungkapkan betapa pentingnya para pemuda sebagai agen of change,
agen perubahan “seribu orang tua bisa bermimpi, tapi satu orang pemuda bisa mengubah
dunia”. Oleh sebab itu, Jangan sampai kita menjadi pemuda jaman now yang justru larut dan
bertekuk lutut terhadap dunia. Kemudahan teknologi dan melimpahnya ilmu justru tidak
dimanfaatkan dengan baik. Justru hanya rebahan dan nonkrong yang unfaedah saja.
Kemudahan dan kenikmatan justru membuat terlena hingga menjerumuskan pada
kemungkaran yang menyiksa.
Teman teman seperjuangan yang saya banggakan
Di masa sekarang ini begitu banyak kemudahan yang bisa dinikmati oleh kita para
anak muda. Pemuda masa kini sangat didukung oleh banyak fasilitas yang memudahkan
hidupnya. Contohnya saja dalam bidang Pendidikan, pendidikan kita saat ini sudah baik dari
sebelumnya. Mulai dari fasilitas sekolah yang kian tahun semakin terdigitalisasi, tidak hanya
itu, bagi yang ingin belajar pun bisa secara mandiri, bisa otodidak di google. Belajar bisa
online, kapanpun dan dimanapun, semua jenis ilmu sudah tersedia secara Online, tinggal
bagaimana kita bisa memanfaatkannya dengan baik atau tidak. Namun, dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak menutup kemungkinan yang
membuat kita, generasi muda penerus peradaban ini terjerumus kelembah hitam akibat dari
kemudahan dan keterbukaan akses internet yang tidak dapat dibatasi. Inilah yang harus kita
jaga dan wanti-wanti agar sebagai generasi agen perubahan, kita bisa mengulang bahkan
melebihi catatan emas sejarah pemuda dikancah peradaban dunia, khususnya lingkungan
dimana kita berada. Jadilah pemuda masa kini yang produktif, banyak pemuda yang sudah
bisa membangun bisnis dan sukses di usia muda. Banyak pemuda yang mulai merintis start
up. Mereka yang berfikir dan bergerak maju pastilah menuai hasil yang baik.
Jangan jadi pemuda yang tak berfaedah, kerjaanya nongkrong dan rebahan saja. Cuma
bisa omong tanpa ada aksi. Hanya bisa mengomentari tanpa ikut memperbaiki. Pemuda yang
malas dan bodoh akan susah dihari nanti. Ia hanya akan mendapatkan kegagalan dan juga
penyesalan ketika usia mendekati perut bumi. Oleh sebab itu, manfaatkan masa mudamu
sebelum datang masa tuamu. Kejar mimpimu, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
setidaknya diantara bintang-bintang”. Ingatlah...
ۗ ۡ‫ِإ َّن ٱللَّه اَل يغَِّير ما بَِق ۡوٍم حىَّت ٰ يغَِّيرواْ ما بَِأن ُف ِس ِهم‬
َ ُ ُ َ َُ ُ َ
Dapat kita artikan "Sesungguhnya Allah tidak merubah kondisi seorang pemuda,
sehingga pemuda itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri". Maka dari itu,
rubahlah keadaan kita, pikirkan tujuan kita, dan tuluskan niat kita dalam belajar dan menimba
ilmu dari bapak dan ibu guru kita yang mulia di sana.
Sebelum mengakhiri tausyiah singkat ini, maka izinkanlah saya menyampaikan
pengingat untuk kita semua, terutama diri saya sendiri. Indonesia menunggu kita untuk
mendunia, bukan menunggu kita untuk putus asa.
Jadi Pemuda jangan cuma rebahan saja, karena pemuda adalah agen harapan bangsa
Jadi Pemuda jangan besarin gengsi, tapi harusnya banyakin aksi
Pemuda itu harus aktif, dan kreatif, bukannya pasif dan apatif
Jangan menjadi anak muda yang labil, banyak maunya tapi hasilnya nihil, tapi jadilah
anak muda yang terampil, haus untuk belajar ilmu dan upgrading skill.
Jangan hanya mengandalkan uang orang tua untuk foya-foya, tapi buatlah karya yang
mengguncangkan dunia.
Sebagaimana pesan sahabat nabi Ali bin Abi Thalib Karrramallâhu Wajhah:
‫ َول ٰـ ِك َّن ْالفَت َى َم ْن يَقُوْ ُل ٰهـَأنَا َذا‬،‫بي‬ َ َ‫ْس ْالف‬
ْ ‫تى َم ْن يَقُوْ ُل َكانَ َِأ‬ َ ‫لَي‬
“Bukanlah pemuda yang mengatakan inilah (prestasi) bapakku, Akan tetapi, pemuda itu
adalah yang mengatakan inilah (pretasi) aku.”
Ketahuilah hanya kita generasi yang masih punya banyak stok energi dan waktu untuk
gagal dan mencoba lagi, berulang-ulang kali dalam segala sesuatunya, hingga pada saatnya
menemukan keberhasilan dan kesuksesan yang diimpikan dimasa yang akan datang. Oleh
sebab itu bekali diri kita dengan Ilmu, bekali diri kita dengan taqwa karena sesungguhnya
kehidupan dan kejayaan generasi muda hanya dengan ilmu dan taqwa. Demikianlah yang
dapat saya sampaikan, saya mohon maaf jika ada kesalahan. Dan saya tutup dengan sebuah
syair yang indah, yang mengandung nasihat mulia dalam kitab “Ta‘lîm al-Muta‘allim” untuk
mengamambil suatu pelajaran:
‫فَ َك ْم َعبْـ ٍد يَقُوْ ُم َمقَـا َم حُرٍّ * َو َك ْم ُح ٍّر يَقُوْ ُم َمقَـا َم َعبْـ ٍد‬
“Betapa banyak anak orang biasa menjadi mulia (karena ketekunannya), Namun, banyak juga
anak orang mulia menjadi hina (karena kemalasannya).”
Hidup sedirian tanpa kekasih, cukup sekian dan terimakasih.
ِ َّ ‫َواهللُ الْ ُم َوفِ ْق ِإىَّل َأْق َوِم الطَِّريْ ْق َو‬
ُ‫السالَ ُم َعلَْي ُك ْم َو َرمْح َةُ اهلل َو َبَر َكاتُه‬

Anda mungkin juga menyukai