Anda di halaman 1dari 4

Sebelum membahas tema yang diangkat yaitu: Mewujudkan Generasi Muda yang

Cerdas, sehat, dan berakhlak mulia, maka sudah seharusnya Ananda terlebih dahulu
harus menjelaskan siapa sebenarnya pemuda atau generasi muda?
Before discussing the raised theme of " Creating a Young Generation that is Smart,
healthy, and has a noble character, " I should first explain who the real youth is or who the
young generation is.
Siapa sebenarnya generasi muda? Menurut makna dasar Bahasa Arab, kata
pemuda yang yang diwakili oleh kata syaba>b atau sya>bba>t itu bermakna
perkembangan dan kekuatan.
Who is the actual young generation? According to the basic meaning of Arabic, the
word "youth" which is represented by the phrase syaba>b or sya>bba>t means development
and strength.
Fase muda ini dimulai dari usia balig sampai umur 40 tahun. Sebagian ulama
berdalil dengan firman Allah Swt. Dalam QS al-Ahqa>f/46: 15
.... ً‫ َح ٰتّ ٓىا ِ َذابَلَ َغا َ ُشد َّٗه َوبَلَ َغاَرْ بَ ِع ْينَ َسنَ ۙة‬...
Terjemah:
15. ... Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun ....

This youth phase starts from the age of puberty to the age of 40 years. Some
Islamic scholars argue with the word of Allah SWT. In QS al-Ahqa>f/46:15
46:15 … till, when he attaineth full strength and reacheth forty years…
Pemuda ialah pemimpin di hari esok, buah yang akan dipetik di masa depan,
harapan masyarakat, dan sumber kekayaan suatu bangsa. Sedangkan pemudi ialah calon-
calon ibu yang dari rahim mereka akan akan terlahir para pemimpin baik laki-laki maupun
perempuan. Olehnya itu, jika para pemuda dan pemudi baik, maka baik pula masa depan
suatu bangsa yang mampu bersaing di tingkat dunia di masa depan.
Youth are the leaders of tomorrow, like the fruits to be picked in the future, the hope
of society, and the source of the wealth of a nation. While young women are the future
mothers from whose wombs will be born leaders, both male and female. Therefore, if the
youth is good, then the future of a nation will also good and will be able to compete at the
world level.
Masa muda ialah masa kekuatan dan masa keemasan, sehingga Rasulullah saw.
Bersabda seraya menasehati sahabat Ibnu ‘Abbas ra.: “peliharalah 5 hal sebelum 5 hal,
masa muda sebelum masa tua ... ila akhiril hadis”.
Youth is a time of strength and a golden age, so the Messenger of Allah (Rasulullah
SAW) said while advising the friend of Ibn 'Abbas ra.: "Take care of 5 things before 5 things,
the youth before the old age ... ila Akhiril hadith".
Di sisi yang lain, masa muda ialah masa di mana syetan sangat cepat menggoda
dan menjerumuskan ke dalam limbah dosa. Sehingga dalam suatu hadis, Rasulullah saw.
Memberikan 2 penyakit dan 2 obat. Penyakit pertama ialah penyakit mampu menikah,
obatnya ialah menikah, sedangkan penyakit kedua ialah belum mampu menikah, maka
obatnya ialah puasa agar selamat dari godaan syetan.
On the other hand, youth is a time in which Satan seduces very quickly and plunges
into the waste of sin. So in a hadith, the Messenger of Allah. Gives 2 diseases and 2 cures.
The first disease is the disease of being able to marry, and the cure is marriage, while the
second disease is not being able to marry, then the cure is fasting to be safe from the
temptations of Satan.
Rasulullah saw. Bersabda:
.‫من استطاع الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء‬
"Barangsiapa yang sudah mampu (menafkahi keluarga), hendaklah dia kawin (menikah)
karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga
kemaluan. Barangsiapa yang tidak sanggup (manikah) maka hendaklah dia berpuasa
karena puasa itu akan menjadi benteng baginya."
Rasulullah saw. said:
Whoever is able (to provide for the family), let them marry (marry) because marriage is
more capable of lowering the gaze and more able to guard the genitals. Whoever is
unable (to marry) then let him fast because fasting will be a fortress for him."

Berdasarkan hadis tersebut dapat dipahami bahwa untuk mewujudkan generasi


muda yang berakhlak, mereka harus dijauhkan dari maksiat dan perbuatan-perbuatan
keji, sedangkan untuk mewujudkan hal itu, harus ditempuh melalui pernikahan agar para
pemuda dan pemudi memiliki benteng, atau melalui puasa agar mereka mampu
mengekang syahwat yang senantiasa mengarah pada maksiat. Agama ini mudah, jangan
dipersulit.
Based on the hadith, it can be understood that in order to create a young generation
with good morals, they must be kept away from immorality and heinous deeds, while to
make it happen, it must be done through marriage so that young men and women have a
stronghold, or through fasting so that they are able to curb their lust which always leads to
disobedience. Religion is easy, don't complicate it.
Pembahasan terkait tema yang diangkat yaitu: Mewujdukan Generasi Muda yang
Cerdas, sehat, dan berakhlak mulia, maka perkenankanlah Ananda untuk
menguraikannya ke dalam poin-poin berikut:
The discussion related to the theme is: Creating a Young Generation that is Smart,
healthy, and has a noble character, so please allow me to elaborate it into the following
points:
Pertama: Ajarkan para pemuda untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam akan
al-Qur’an dan hadis. Hal itu dapat diwujudkan melalui belajar di pondok pesantren,
madin, atau madarasah, bahkan melalui majelis juga bisa. Tujuan semua itu tak lain dan
tak bukan ialah untuk Mewujdukan Generasi Muda yang Cerdas, sehat, dan berakhlak
mulia, kita wujudkan hal itu sejak dini. Pepatah Arab mengatakan: “belajar di masa muda
ibarat mengukir di atas batu, sedanhkan belajar di masa tua ibarat mengukir di atas air”.
Bagi para kaum sarungan, tentu sudah tidak asing bagi kita sebuah kitab masyhur yaitu
kitab al-Akhlak lil Banin. Dalam juz pertama, halaman () pengarang kitab itu yaitu Ustaz
Ahmad Baraja menjelaskan suatu kisah inspiratif, di mana pada suatu hari seorang
pemuda yang bernama Ahmad melakukan rekreasi bersama ayahnya ke suatu kebun,
Ahmad melihat sebuah pohon bunga mawar yang begitu indah, namun batangnya telah
bengkok. Ahmad berkata kepada ayahnya: “alangkah indahnya pohon ini! Namun mengapa
batangnya bengkok wahai ayahandaku?” Ayahnya menjawab: “Karena tukang kebunnya
tidak perhatian untuk merawatnya di waktu batangnya masih kecil, sehingga batangnya
menjadi bengkok”. Ahmad mengatakan: “kalau begitu, kita luruskan sekarang”. Sang
ayahpun tersenyum seraya mengatakan kepada anaknya: “wahai anandaku, hal itu tidak
mungkin, karena batangnya sudah besar, jika diluruskan ia akan patah.” Begitu pula
seorang anak yang tidak dididik sejak dini, mustahil dididik di masa tuanya.
First: Teach young people to know and know more about the Qur'an and hadith.
This can be realized through studying at Islamic boarding schools, madin, or madrasas,
even though the majelis. The aim of all of that is none other than to create a Young
Generation that is Smart, healthy, and has a noble character, we make it happen from an
early age. The Arabic proverb says: "Learning in youth is like carving on the stone while
learning in old age is like carving on water". For the sarongs, of course, it is familiar to us a
famous book, namely the book of al-Akhlak Lil Banin. In the first juz, page () the author of
the book, Ustaz Ahmad Baraja explains an inspirational story, where one day a young man
named Ahmad went on recreation with his father in a garden, Ahmad saw a rose tree that
was so beautiful, but the trunk was bent. Ahmad said to his father: “how beautiful this
tree is! But why is the trunk bent, my father?" His father replied: "Because the gardener
did not pay attention to take care of it when the stems were still small, so the stems became
bent". Ahmad said: "then, we will straighten it out now". The father smiled as he said to
his son: "O my son, it is impossible, because the trunk is big if it is straightened it will
break." Likewise, a child who is not educated from an early age, is impossible to be
educated in his old age.
Meski demikian, satu kebanggan namun bukan untuk disombongkan, pemuda
merupakan salah satu golongan yang mendapatkan janji dari Rasulullah saw. Bahwa
mereka akan berada di naungan Arasy di hari kiamat kelak, namun dengan syarat, mereka
senantiasa berpegang teguh dengan ajaran al-Qur’an dan hadis yang telah diajarkan oleh
para kyai dan masyayikh.
However, it is a matter of pride but not to be proud of, youth is one of the groups who
get a promise from the Messenger of Allah (Rasulullah SAW). That they will be in the shade
of the Throne on the Day of Judgment, but on condition that they always hold fast to the
teachings of the Qur'an and hadith that have been taught by the kyai and masyayikh.

Rasulullah saw. Bersabda:


‫عن أبي هريرةعن النبي صلى هللا عليه وسلم قال سبعة يظلهم هللا في ظله يوم ال ظل إال ظله اإلمام العادل وشاب نشأ في عبادة ربه‬
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Ada tujuh golongan
manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan
'ibadah kepada Rabbnya,
Rasulullah saw. said:
Abu Hurairah from the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said: "There are seven groups
of people who will receive Allah's shade on a day where there is no shade except His
shade: fair leader, a young man who keeps himself busy with worshiping his Lord

Kedua: Para orang tua harus istikamah dalam mendidik putra-putrinya dengan
pendidikan yang fitrawi yang selaras dengan nilai dan norma agama Islam. Anak cucu
Adam, siapapun itu, ia pasti dilahirkan berdasarkan fitrah keberagamaan, namun kedua
orang tua atau salah satunya yang terkadang menodai fitrah itu.
Second: Parents must be consistent in educating their children with a natural
tendency education that is in line with Islamic religious values and norms. Adam's children
and grandchildren, whoever it is, must be born based on religious nature, but both parents
or one of them sometimes tarnish that nature.
... ‫ما من مولود إال يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه أو يمجسانه‬
"Tidak ada seorang anak pun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan
fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi
Yahudi, Nashrani atau Majusi
Prophet Muhammad.saw. said
There is no child is born unless he is born in a state of a natural tendency. So then
it is his parents who will make the child a Jew, Christian, or Magian
Agama Islam telah mengajari kita bagaimana memilih ibu yang salehah untuk
putra-putrinya, begitu pun juga, Islam telah mengajari kita bagaimana memilih ayah yang
saleh demi kesalehan generasi-generasi yang akan datang. Generasi-generasi muda yang
menjadi penerus dakwah Rasulullah Muhammad saw..
Islam has taught us how to choose a pious mother for their sons and daughters,
likewise, Islam has taught us how to choose a pious father for the sake of piety for
generations to come. The younger generations are the successors of the da'wah of the
Prophet Muhammad.
Ketiga: Generasi muda harus berakhlak dengan induknya akhlakul karimah, di
mana induknya itu ada 4 menurut al-Imam Hujjatul Islam, Abu Hamid, Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Gazzali. Empat induk akhlakul karimah
tersebut ialah hikmah (bijak), adil, berani, dan mampu mengontrol diri (‘iffah).
Third: The younger generation must have a moral character with the main source of
good character, of which there are 4 main sources according to al-Imam Hujjatul Islam,
Abu Hamid, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali. The four
main sources of morality are wisdom, fairness, courage, and self-control ('iffah).
Hikmah telah dijelaskan dalam al-Qur’an melalui QS al-Baqarah/2: 269 yang
berbunyi:
ِ ‫ىال ِح ْك َمةَ َم ْنيَّش َۤا ُ^ء ۚ َو َم ْنيُّْؤ ت َْال ِح ْك َمةَفَقَ ْداُوْ تِيَخَ يْرً ا َكثِيْرً ا ۗ َو َمايَ َّذ َّك ُرآِاَّل اُولُواااْل َ ْلبَا‬
‫ب‬ ْ ِ‫يُّْؤ ت‬
Terjemah Kemenag 2019
269. Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang
dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada
yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali ululalbab.
Wisdom has been explained in the Qur'an through QS al-Baqarah/2: 269
Ministry of Religion Translation 2019
269. He (Allah) grants wisdom to whom He wills. Whoever is given wisdom, indeed has
been awarded a lot of goodness. No one can take lessons (from him), except ululalbab.
Hikmah dalam ayat tersebut ditafsirkan oleh para ulama dengan makna akal,
pemahaman, dan kecerdasan. Sedangkan adil ialah sifat dan kekuatan dari dalam jiwa
yang mampu mengarahkan amarah dan syahwat pada cahaya hikmah. Berani ialah
kekuatan amarah yang disinari oleh cahaya akal dalam berbuat atau meninggalkan
perbuatan. Adapun ‘Iffah ialah kekuatan syahwat yang senantiasa berjalan seirama dengan
hidayah akal dan agama.
The wisdom in the verse is interpreted by Islamic scholars with the meaning of
sense, understanding, and intelligence. While the fair is the nature and strength from
within the soul that is able to direct anger and lust to the light of wisdom. Courage is the
power of anger that is illuminated by the light of reason in doing or leaving an action. As
for 'Iffah is the power of lust that always goes in tune with the guidance of reason and
religion.
Olehnya itu, jika ketiga poin tersebut telah terwujud, maka secara otomatis dan
fitrawi, akan terwujud pula generasi-generasi muda yang terhormat, yang senantiasa
mencerminkan ajaran al-Qur’an, hadis, dan petunjuk para ulama dalam ucapan dan
perbuatannya. Dengan demikian, generasi muda senantiasa mampu menjadi suri tauladan
dalam kecerdasan, kesehatan, dan tentunya budi pekerti yang luhur. Wallahu A’lam.
Therefore, if these three points have been realized, then automatically and naturally,
honorable young generations will also be realized, who always reflect the teachings of the
Qur'an, hadith, and the instructions of the Islamic scholars in their words and actions.
Therefore, the young generation is always able to become role models in intelligence, health,
and of course noble character. Wallahu A'lam.

Anda mungkin juga menyukai