Anda di halaman 1dari 11

Menganalisis Masalah Perjudian Dan Hukuman Bagi Para

Penjudi
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Pancasila
Dosen Pengampu:
Rofiq Musa M.pd.

Oleh:
Muhammad Nauval Ibrohim
NIM:202102022071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR

SARANG REMBANG

2021
Pendahuluan

Perjudian adalah suatu tindak pidana yaitu pertaruhan sejumlah uang


dimana yang menang mendapat uang taruhan itu atau dengan kata lain adu nasib
di dalam permainan itu(remi kopek dll). Sebagai bentuk permainan yang bersifat
untung-untungan bagi yang turut main danada juga meliputi segala macam
taruhan dimana yang bertaruh tidak terlibat secara langsung dalam perlombaan
tersebut,termasuk juga segala macam pertaruhan lainnya. Masalah perjudian dapat
merugikan masyarakat dan moral bangsa kita pada dasarnnya kejahatan ini
mengakibatkan ketertiban, ketentraman dan keamanan masyarakat menjadi
terganggu dikarenakan petaruhan itu atau perjudian membutuhkan uang/barang
yang berhargadari orang yang bertaruh. Selain itu perjudian ini bisa pengaruh
besar bagi penerus bangsa, mereka akan ikut-ikutanmelakukantindakanperjudian
yang merekalihatdari para orang tua atau tetangga sekitar yang melakukan
perjudian tersebut, akan berpengaruh besar negative terhadap psikologi sanak
serta menimbulkan kerugian materil bagi mereka yang melakukannya.

Saat ini realita dari pola hidup yang cenderung konsumtif,apalagi


ditambah dengan semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok akibat laju
inflasi perekonomian yang tidak stabil,membuat setiap orang ingin mencapai
segala sesuatu dengan cara yang praktis atau menurutnya mudah untuk dilakukan
termasuk berjudi. Perjudian juga dapat timbul karena adanya factor psikologis
yang menggambarkan jenis kepribadian individu tertentu yang mungkin condong
melakukan kejahatan jika dihadapkan pada situasi tertentu seperti agresif,suka
berkelahi,sikap curiga,takut,malu-malu,suka bergaul,menyenangkan sering kali
dipakai untuk menggambarkan keadaan tersebut.

Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan undang-undang


No. 7 tahun 1974 ternyata masih mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan
ini yang memungkinkan masih adanya celah kepada pelaku perjudian untuk
melakukan tindakan tersebut,adapun beberapa kelemahannya adalah perundang-
undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan mata pencaharian maka dapat
dijadikan celah hukum yang memungkinkan perjudian tidak dihukumi tindak
pidana.

A.Asal Mula Masalah Perjudian

Banyak yang berpendapat bahwa perjudian muncul pertama kali di


amerika serikat namun, walaupun amerika serikat mempunyai cukup banyak
casino yang menyelenggarakan perjudian tetapi ternyata asal usul perjudian itu
sendiri tidak berasal dari amerika, melainkan dari banyak tempat dari seluruh
dunia.

Asal usul permainan judi sangat terikat dengan peradaban


China,banyaknya jenis permainan judi yang dimainkan pada masa sekarang ini
berasal dari kebudayaan China, Keno adalah salah satu permainan lotere,
permainan keno ini kemungkinan berkembang perlahan-lahan dalam hitungan
ribuan tahun dan mengalami penyusuaian hingga akhirnya menjadi salah satu
permainan judi yang telah dimainkan di kasino- kasino di seluruh dunia.

China bukanlah salah satu bangsa yang berkontribusi dalam sejarah


perjudian dunia, sejumlah perjudian yang berasal dari dunia barat juga turut
meramaikan daftar perjudian yang diselengarakan oleh casino diseluruh dunia dan
bahkan disediakan oleh situs agen judi online yang dimainkan secara Live
permainan judi sepeti, Capsa, Barccarat, Roulette dan Black jack adalah
permainan yang asal usulnya berasal dari bangsa di Eropa.1

Dan Negara Indonesia juga terkena dampak perjudian dari berbagai bangsa
karena pejudian sudah terlalu marak di dunia seperti hannya di China,Amerika
Serikat,jepang dan lain lain. Oleh karena itu masyarakat Indonesia juuga
memainkan perjudian semacam togel,dadu kopyok,lotre,remi,sam gong hu dan
kiu kiu. Namun yang paling marak adalah judi togel (toto gelap),yaitu dengan cara
menebak dua angka lebih bila tebakanya benar maka si pembeli mendapatkan
hadiah beberapa ratus ribu yang sudah di tentukan atau yang di pertaruhkan sejak
sebelum bermain,dan sekarang juga marak permainan judi online seperti 25 in 1
casino,roulette,poker online,blackjack 21 hd.domino qiu qiu,sic bo dan higs
domino island. Merupakan suatu permasalahan yang di hadapi oleh bangsa kita
1
https://cirandas.net.com
karena tidak banyak msayarakat kita terpengaruh oleh permainan judi apalagi
sekarang teknologi semakin maju dan salah satu faktor penyebab makin
menjamurnnya perjudian.karena slitnnya mendapatkan uang dan pekerjaan yang
bisa menyababkan seseorang berspekulasi main judi atau arena perbedaan tingkat
ekonomi yang mencolok di mana satu pihak serba kekurangan dalam prnghasilan
dan keadaan rumah buruk sedangkan di pihak lain orang hidup serba kecukupan
dan mewah.

Pada kenyataannya berbagai perilaku perjudian sudah menjadi suatau


kebiasaan bagi para pelaku,bukan tidak mungkin perjudian togel atau domino higs
island dapat di jadikan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bahkan di
jadikan alternative mata pencaharian bagi mereka,sehingga dari perilaku tersebut
akan mengakibatkan kemerosotan moral,meningkatnnya tindak
criminal,menurunnya tingkat perekonomian atau kesejahteraan
keluarga,berubannya pemikiran dan perilaku konsumen menjadi tidak rasonal
seperti sering marah tanpa alasan dalam hal ini peran keluarga memiliki pengaruh
yang kuat dalam pembentukan kepribadian seseorang yang sudah rusak.

Dampak negative terhadap mayarakat sebagai berikut:

1. Berjudi dapat menyebabkan kehancuran rumah tangga.


2. Berjudi dapat menyebabkan rusaknnya iman.
3. Bejudi hanya menyianyiakan waktu.
4. Berjudi mengakibatkan malas bekerja.
5. Berjudi dapat mendorong pelakunya untuk berbuat kejahatan.

Cara masyarakat menghindari dampak negative dalam perjudian sebagai berikut:

1. Berusaha untuk mempelajari atau lebih mengenal lebih dalam


tentang bahaya berjudi bagi diri sendiri,keluarga dan masyarakat
dengan begitu seseorang akan menyadari pentingnnya meghindari
perjudian.
2. menjalankan perintah allah swt dan menjauhi larangan agama
maupun Negara yang tertulis maupun tidak tertulis .
3. Mengisi waktu luwang dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
4. Jangan sampai pernah mengunjungi tempat perjudian.

B.UudTentangPerjudian

Untuk mengetahui bagaimana peraturan tentang perjudian dalam sistem


hukum Indonesia dan bagaimana implikasi penerapan pasal 303 KHUP terhadap
perjudian. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative maka dapat
disimpulkan:

1. Pengaturan tentang larangan perjudian dalam sistem hukum Indonesia


ialah pada KHUP dan di luar KHUP. Pada KHUP tersebut diatur
dalam pasal 303 dan pasal 303 bis yang ancamannya kurungan paling
lama 4 tahun atau denda paling banyak 10 juta rupiah dan diperkuat
lagi dengan undang-undang NO.7 tahun 1974 tentang penertiban
perjudian yang merupakan perjudian secara konvensional. Sedankan
perjudian secara non konvensional adalah jenis baru yang berkembang
dan diatur dengan undang-undang no 11 tahun 2008 tentang informasi
dan transaksi elektronik yakni dalam pasal 27 ayat 1 dan pasal 45 ayat
1
2. Penerapan pasal 303 KHUP hanya menjangkau tindak pidana
perjudian yang terjadi dalam wilayah Negara republic indonesia.
Penerapan perjudian sebagai suatu tindak pidana dapat hilang sifat
perbuatan melawan hukum jika perjudian itu mendapat izin dari pihak
yang berwenang sehingga perjudian itu menjadi sah atau tidak legal.

Perkembangan yang digambarkan tersebut menarik pula untuk dikaji dari


aspek hukumannya,yakni landasan hukum indonesia yang melarang dan
mengancam pidana terhadap perjudian. Kitab undang-undang hukum pidana
(KHUP),mengatur,melarang dan mengancam perjudian pasal 303 KHUP buku
bab II bab XIV tentangkejahatanterhadapkesesuilaansebagaimana yang
dikemukakanolehmoeljatno.2

2
Moeljatno kitab undang-undang hokum pidana (KHUP) bumi aksara cetakan ke-21 jakarta 2001
hal 102
Praktik perjudian baru sehubungan berkembangnnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi,khususnya di bidang teknologi informasi,merupakan
fenomena baru dan menarik yang belum tertampung dalam pasal 303 KHUP
maupun dalam undang-undang no 7 tahun 1974 tentang perjudian menurut situs
https://archiefstyle87.worldpress.com,. jika diperhatikan perjudian yang
berkembang dalam masyarakat bias dibedakan berdasarkan alat/saranannya,yaitu
ada yang menggunakan hewan,kartu,mesin,bola dan berbagai jenis permainan
olah raga.3

Dan menurut pasal 1 undang-undang no 7 tahun 1974 dinyatakan bahwa


“semua tindak perjudian sebagai kejahatan”
ketentuanpasalinikurangsesuaidenganjudulundang-undang no 7 tahun 1974
tentang penertiban perjudian oleh karena konotasi,undang-undang no 7 tahun
1974 juga menentukan pada pasal 2 ayat-ayatnya sebagai berikut:

1. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 303 ayat 1 KHUP dari


hukuman penjara dua tahun delapan bulan dan denda Sembilan puluh
ribu rupiah menjadi hukuman penjara sepuluh tahun atau denda dua
puluh lima juta rupiah.
2. Merubah ancaman hokum dalam pasal 542 ayat 1 KHUP dari
hukumamn kurungan satu bulan atau denda empat puluh ribu lima
ratus rupiah menjadi hukuma kurungan selama-lamanya dan denda
lima belas juta rupiah.
3. Merubah ancaman hukuman dalam pasal542 ayat 2 KHUP dari
kurungan tiga bulan atau denda tujuh ribu lima ratus menjadi hukuman
penjara enam tahun atau denda lima belas juta rupiah.
4. Merubah sebutan pasal 542 menjadi 303 bis4

C.Penerapan Pasal 303 KHUP Terhadap Perjudian

Penerapan pasal 303 KHUP dengan jalan merumuskan unsur-unsur


subjektif dan unsure objektifnya merupakan bagian yang terikat erat dengan

3
Lihat, “Judi, Pengertian dan jenis-jenisnya,” dimuat pada https://archiefstyle87.worldpress.com.
Diunduhtanggal 24 Agustus 2015
4
Lihat UU. No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian (Pasal 2)
pembuktian,dan penerapan pasal ini ditunjukkan pada tindak pidana perjudian.
Penerapan ketentuan pasal 303 bis KHUP yang berbunyi sebagai berikut:

1. Barang siapa menggunakan kesempatan main judi yang di adakan


dengan melanggar ketentuan pasal 303.
2. Barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau ditempat
yang dapat dikunjungi umum,kecuali kalau ada izin dari penguasa
yang berwenang yang telah memberi izin/wewenang untuk
mengadakan perjudian tersebut.
3. Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun saja ada
pemindanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari
pelanggaran ini,dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam
tahun pidana denda paling banyak lima belas juta rupiah.

Ketentuan pasal 303 bis tersebut semula adalah ketentuan pasal 542
KHUP dan ditempatkan pada buku lll KHUP tentang pelanggaran
(overtredingen).Kemudian berdasarkan undang-undang no 7 tahun 1974 tentang
penertiban perjudian,ketentuan pasal 542 KHUP tersebut ditarik dan dijadikan
pasal 303bis sesuai pasal 2 ayat (2) undang-undang no 7 tahun 1974 yang
menyatakan merubah ancaman hukuman dalam pasal 542 ayat 1 KHUP dari
hukuman kurungan satu bulan dan denda empat ribu lima ratus rupiah menjadi
hukuman empat tahun atau denda sepuluh juta rupiah.

Undang-undang no 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian serta


peraturan pelaksanaannya yakni peraturan pemerintah no 9 tahun 1981 tentang
pelaksanaan undang-undang nomor 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian
yaitu:

1. Memperbesar dan mempeberat ancaman pidana penjara dan


denda dalam pasal 303 KHUP.
2. Menarik ketentuan pasal 542 KHUP yang semula sebagai
pelanggaran ke dalam kejahatan yakni pada pasal 303 bis
KHUP,sekaligus juga memperbesar dan mempeberat ancaman
pidana penjarannya dan pidana dendannya
Penerapan pasal303 bis KHUP oleh S.R. Sianturi disebutkan istilah
“penindak” bahwa petindak pada butir ke 1 pasal 303 bis ini dapat disebut juga
sebagai “pelaku pelengkap” untuk delik tersebut pasal303,namun ditentukan
sebagai pelaku yang berdiri sendiri sepanjang mereka ini bukan yang pekerjaanya
main judi atau penjudi. Petindak pada butir ke 2pasal 303 bis,tidak ada
hubungannya dengan delik pasal 303,melainkan pada hakikatnnya
merupakan”pemain-pemain teri” di pinggir jalan,di tegalan,dikebun,di suatu
gubuk dan lain sebagainnya.5

Dan KHUP sendiri adalah produk hokum colonial yang telah lama
diberlakukan dengan beberapa perubahannya sehingga urgerensi perbuhanannya
menjadi penting sekali dalam rangka pembaruan hukum nasional oleh karena
telah terjadi perubahan besar dalam masyarakat,bangsa,Negara Indonesia,serta
hukum yang menuntut kemampuan untukmenampung perkembangan-
perkembangan baru. Dengan sifatnnya yang dikodifasikan maka akan berakibat
kelemahan dan ketertinggalan peraturan perundang-undang,sedangkan
masyarakat,bangsa,Negara Indonesia senantiasa berubah sejalan dengan
berubahnnya zaman atau bersifat dinamis.

D.Penerapan Uud Tentang Perjudian Online

Lahirnya Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik (ITE), juga dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa
perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat telah
menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang
yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan
hukum baru (Konsiderans Huruf c). Bentuk-bentuk hukum baru tidak selamanya
benar-benar baru, karena ada pula varian yang telah dikenal sebagai tindak pidana
secara konvensional dalam KUHP, Perjudian misalnya, adalah kejahatan menurut
Pasal 303 dan Pasal 303 bis KUHP, akan tetapi jangkauannya hanya sebatas pada
praktik-praktik perjudian secara konvensional misalnya judi kartu, judi adu
anjing, adu kambing, adu domba, berbagai judi permainan termasuk pula yang
‘dibungkus’ dengan nama permainan ketangkasan, padahal di dalamnya
terkandung unsur judi. Perjudian secara non-konvensional (atau tepatnya disebut
5
S.R. Sianturi, Ibid, hal. 282
perjudian kontemporer) merupakan varian baru yang berbasis teknologi informasi,
misalnya dengan alat bantu komputer atau internet.

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE, mengatur dan


mengancam pidana terhadap perjudian yang dikualifikasikannya sebagai
perbuatan yang dilarang, yang pada Pasal 27 ayat (2) dinyatakan bahwa “Setiap
orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan perjudian.”17 Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang
No. 11 Tahun 2008 tersebut hanya menentukannya sebagai perbuatan yang
dilarang, tanpa memberikan sanksi baik sanksi pidana maupun sanksi dendanya,
yang baru ditentukan secara terpisah yakni pada Bab XI tentang Ketentuan
Pidana,yang pada Pasal 45 ayat (1) menentukan bahwa, “setiap orang yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3)
atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Berdasarkan Pasal 45 tersebut di atas, maka unsur-unsurnya meliputi


unsur subjektifnya “Setiap orang”, sedangkan unsur-unsur objektifnya ialah:
dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik yang memiliki muatan
perjudian. Unsur-unsur tersebut jika dibandingkan dengan substansi perjudian
menurut Pasal 303 KUHP juga memiliki kemiripan, oleh karena unsur
kesengajaan (opzet) merupakan unsur penting dalam tindak pidana/delik perjudian
ini.6

KESIMPULAN

6
Lihat UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Pasal 45 ayat (1)
Pengaturan tentang larangan perjudian dalam sistem hukum Indonesia
ialah pada KUHP dan di luar KUHP. Pada KUHP diatur dalam Pasal 303 dan
Pasal 303bis KUHP dan diperkuat lagi dengan Undang Undang No. 7 Tahun 1974
tentang Penertiban Perjudian, yang merupakan perjudian secara konvensional.
Sedangkan perjudian secara nonkonvensional adalah jenis baru yang berkembang
dan diatur dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, yakni dalam Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 45 ayat (1).
Penerapan Pasal 303 KUHP hanya menjangkau tindak pidana perjudian
yang terjadi dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Penerapan perjudian
sebagai suatu tindak pidana dapat hilang sifat perbuatan melawan hukum jika
perjudian itu mendapat izin dari pihak yang berwenang sehingga perjudian itu
menjadi sah atau legal. Dalam rangka pembaruan KUHP, kiranya dimuat tindak
pidana perjudian dan ditempatkan sebagai kejahatan, sedangkan eksistensi
Undang-Undang tentang perjudian ini harus dipertahankan, bahkan diperluas
jangkauan berlakunya dan diperbarui lagi. Perlu peningkatan kemampuan aparat
penegak hukum untuk mencermati dan memahami kejahatan perjudian secara
online, oleh karena semakin beragam atau bervariasi serta semakin rumit dalam
rangka pembuktiannya.
Dalam rangka pembaruan KUHP, kiranya dimuat tindak pidana perjudian
dan ditempatkan sebagai kejahatan, sedangkan eksistensi Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik perlu dipertahankan,
bahkan diperluas jangkauan berlakunya. Perlu peningkatan kemampuan aparat
penegak hukum untuk mencermati dan memahami kejahatan perjudian secara
online, oleh karena semakin beragam atau bervariasi serta semakin rumit dalam
rangka pembuktiannya.
DAFTAR PUSTAKA
 https://cirandas.net.com
 Moeljatno kitab undang-undang hokum pidana (KHUP) bumi
aksara cetakan ke-21 jakarta 2001 hal 102
 Lihat, “Judi, Pengertian dan jenis-jenisnya,” dimuat pada
https://archiefstyle87.worldpress.com. Diunduhtanggal 24 Agustus
2015
 Lihat UU. No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian (Pasal
2)
 S.R. Sianturi, Ibid, hal. 282
 Lihat UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Pasal 45 ayat (1)

Anda mungkin juga menyukai