PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat hingga menjadi suatu hal yang dianggap sudah biasa dikalangan
satu pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang
benar dan menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan memberikan
1
Josua Sitompul,2002, Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw: Tinjauan aspek Hukum pidana,
PT. Tatanusa, Jakarta.Hal, 24
2
Kartini Kartono, 2006, Pathologi Sosial, Rajawali Jilid I, Jakarta, hlm. 58.
1
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, serta
bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sehubungan dengan itu dalam
kejahatan”.7
3
Masriana Irah, 2016 Tinjauan kriminologis terhadap kejahatan perjudian Bola Gelinding di
kota Makassar, skripsi, Makassar: jurusan hukum, universutas hasanuddin makassar. Hal 1
2
Pengertian perjudian menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
perjudian tersebut tidak saja melibatkan orang dewasa tetapi juga kalangan
remaja. Hal tersebut juga terjadi di kota Padang khususnya perjudian yang
dalam perjudian. Hal ini tentu saja bisa mengakibatkan moral dari generasi
muda penerus bangsa itu sendiri menjadi rusak dan tercoreng oleh kegiatan
hanya dari pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi juga dari
meresahkan masyarakat.
diberikan larangan oleh wakil bupati namun yang terjadi larangan tersebut
8
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 1
9
Marsianah Irah.op.cit.hal. 2
3
tidak di hiraukan oleh masyarakat.10 Sementara di sisi lain, memang ada kesan
aparat penegak hukum yang kurang serius dalam menangani masalah perjudian
Namun larangan itu terkesan tidak digubris oleh bandar bola guling,
buktinya sudah dua malam pameran berlangsung, permain judi BG masih
terlihat.
Selanjutnya para peminat judi mulai memasang replika uang tersebut pada
angka-angka yang ada. Ketika menang, bandar siap membayar dengan
replika uang. Kupon itu akan ditukar setelah permainan selesai.
Para peminat judi BG bermain bebas tanpa ada rasa cemas dan takut
terhadap aparat kepolisian. Polisi juga tidak berani menghentikan
permainan BG tersebut meski melihatnya. Diduga kuat, perjudian bola
guling ini sudah diizinkan oleh kepolisian selama pameran berlangsung.
10
Teni Jehanes, “larangan judi bola guling tidak di gubris” di akses dalam
http://kupang.tribunnews.com/2017/09/18/larangan-judi-bola-guling-tak-digubris pada 8 oktober
2017
4
Polisi sudah menghimbau kepada para bandar bola guling agar
menghentikan permainan yang bernuansa judi di arena pameran.
Permainan yang diizinkan adalah permainan ketangkasan seperti lempar
gelang untuk mendapatkan hadiah.
Melihat fakta yang ada, penegakan hukum terhadap perjudian ini juga
hukum sesuai dengan hukum yang berlaku, padahal perjudian ini jelas suatu
tindak pidana yang bertentangan dengan hukum di negara kita. Disamping itu
dalam kenyataannya dimana masyarakat tidak ada yang peduli akan kejahatan
perjudian yang terjadi di lingkungannya, mereka memilih diam dan tidak ada
perilaku hukum yang seharusnya ada dan dilakukan yaitu tidak menindak agar
perjudian tersebut dapat dihilangkan dan para penjudi bisa di tangkap sesuai
Salah satu bentuk perjudian yang sejak dulu hingga sekarang ini masih
Seperti nama yang digunakan, permainan judi Bola Guling adalah salah satu
11
Ibid.
5
kemenangan. Bola yang digunakan memiliki warna hitam. Nantinya, bola
hitam tersebut akan digelindingkan atau digulirkan di atas bidang datar. Bidang
masing. Jumlah angka yang tertera dalam bidang datar tersebut berjumlah 12
Masing-masing angka mewakili warna yang berbeda. angka 1-3 berada bidang
berwarna merah, angka 4-6 berada di bidang berwarna hijau, angka 7-9 berada
sistem cara bermain permainan judi Bola Gelinding. Secara garis besar,
dengan tepat di angka mana bola akan berhenti bergulir. Benar adanya jika
permainan judi Bola Guling merupakan salah satu permainan yang mudah
untuk dijalankan. Tidak hanya mudah, permainan judi Bola Guling ini
terbilang murah dan hemat. Bandar judi Bola Guling menyediakan berbagai
macam jumlah taruhan yang dimulai dari nominal seribu (Rp 1.000,-) sampai
dengan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah dan kelipatan yang di dapatkan
sangat besar yang membuat judi ini sangat di minati di berbagai kalangan yang
masyarakat dan bagi moral bangsa kita. Pada dasarnya kejahatan itu
terganggu dan begitu pula perjudian ini, selain itu pengaruh bagi anak-anak
6
sangat besar, mereka akan ikut-ikutan melakukan kejahatan perjudian yang
maupun inmateriil bagi mereka yang melakukan. Namun di sisi lain, persepsi
tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita, yaitu diatur dalam
KUHP Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP, jo. Pasal 2 UU No.7 Tahun
12
Masriana Irah, Op.Cit. hal.5
13
Ibid. Hal 6
7
Adapun pasal 303 bis KUHP adalah sebagai berikut:
banyak yang melakukannya. Hal itu antara lain karena manusia mempunyai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, sedangkan di sisi lain tidak setiap
orang dapat memenuhi hal itu karena berbagai sebab misalnya karena tidak
14
Ibid.
8
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk perjudian Bola Guling pada saat ada warga yang
meninggal ?
perjudian bola guling yang terjadi pada saat ada warga yang meninggal ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk – bentuk perjudian bola guling pada saat ada
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
9
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
2. Manfaat praktis
E. Kegunaan penelitian
1. Bagi Penulis
study kasus yang diteliti oleh penulis, sekaligus sebagai syarat akademik
2. Bagi Masyarakat
konkrit atas study kasus yang diteliti oleh penulis, sehingga masyarakat
10
3. Bagi Aparat Penegak Hukum
Guling.
4. Bagi Mahasiswa
F. Metode Penelitian
Penulis akan mengkaji terkait perjudian bola guling pada saat ada
11
F.2 Lokasi Penelitian
Maulafa.
menangani kasus perjudian yang di kaji penulis dan Polresta Kupang dan
Polsek Maulafa lah yang mempunyai data yang akurat terkait dengan
penulisan penulis.
penelitian yaitu :
a. Data primer
Data Primer yaitu data yang di peroleh secara langsung dari sumber
b. Data sekunder
yang menunjang bahan hukum primer. Dalam hal ini data sekunder
12
diperoleh dari buku, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang
a. Observasi
kuapang.
b. Wawancara
1. Pihak Kepolisian
Polsek Maulafa
Pangkat : Brigadir
13
2. Tokoh Mayarakat
Maulafa
3. Masyarakat
Pekerjaan : Pelajar
Pekerjaan : Nelayan
Pekerjaan : Nelayan
Pekerjaan : Pedagang
Pekerjaan : Pedagang
c. Studi Kepustakaan
14
d. Studi Dokumentasi
e. Studi Internet
mencari jalan keluar yang diharapkan akhirnya dengan analisa data akan
15
G. Rencana Sistematika Penulisan
bab yang terdiri dari sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan
Pada bab ini memuat penjelasan dari teori-teori yang berkaitan dengan
BAB IV PENUTUP
Pada bab IV ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan
16