Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjudian adalah sebuah tindak pidana yang banyak dilakukan oleh

masyarakat hingga menjadi suatu hal yang dianggap sudah biasa dikalangan

para pejudi. Perjudian merupakan permainan dimana pemain bertaruh untuk

satu pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang

benar dan menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan memberikan

taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan

sebelum pertandingan dimulai.1

Menurut Kartini Kartono,


perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu upaya mempertaruhkan
satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya
resiko dan harapan-harapan pada peristiwa-peristiwa, permainan,
pertandingan, perlombaan, dan kejadiankejadian yang tidak atau belum pasti
hasilnya.2

Masalah kriminalitas adalah suatu kenyataan sosial dalam kehidupan

masyarakat. Tingkat kriminalitas yang ada diperkotaan maupun yang ada

dipedesaan semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Hal ini disebabkan oleh adanya percepatan pembangunan di berbagai sektor

1
Josua Sitompul,2002, Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw: Tinjauan aspek Hukum pidana,
PT. Tatanusa, Jakarta.Hal, 24
2
Kartini Kartono, 2006, Pathologi Sosial, Rajawali Jilid I, Jakarta, hlm. 58.

1
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, serta

pertambahan penduduk yang sangat signifikan.3

Pengertian kejahatan yang dikemukakan oleh R. Soesilo,

Membedakan pengertian kejahatan secara juridis dan pengertian kejahatan


secara sosiologis. Ditinjau dari segi juridis, pengertian kejahatan adalah
suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang.4
Ditinjau dari segi sosiologis, maka yang dimaksud dengan kejahatan adalah
perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita, juga sangat
merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman
dan ketertiban.5

Dalam kehidupan bermasyarakat pasti akan menghadapi masalah-masalah


sosial. Masalah itu merupakan problema sosial jika mempunyai akibat
negatif dalam pergaulan hidup dalam bermasyarakat. Akibat dari problema
sosial tersebut adalah meresahkan kehidupan warga masyarakat, sehingga
interaksi dalam masyarakat itu sangat terganggu. Akibat negatif itu sangat
besar pengaruhnya apabila tidak di atasi secepat mungkin. Oleh sebab itu
penegak hukum khususnya aparat kepolisian harus bertindak tegas dan
serius dalam menangani kejahatan, khususnya kejahatan perjudian yang
sudah merebak dimana-mana dan tidak memandang kalangan.6

Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan

dengan norma agama, moral, kesusilaan, maupun hukum, serta membahayakan

bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sehubungan dengan itu dalam

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian

yang berbunyi “Menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai

kejahatan”.7

3
Masriana Irah, 2016 Tinjauan kriminologis terhadap kejahatan perjudian Bola Gelinding di
kota Makassar, skripsi, Makassar: jurusan hukum, universutas hasanuddin makassar. Hal 1

I Nyoman Gede Remaja, 2011. “Penanggulangan Perjudian Sabung Ayam Melalui


4

Pendekatan Kebijakan Kriminal” Vol. 10 No.03


5
Ibid.
6
Masriana Irah, Loc. Cit.
7
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian

2
Pengertian perjudian menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

Perjudian adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan


mendapatkan untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena
permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala
pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang
tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian
juga segala pertaruhan lainnya.8

Pada saat sekarang ini perjudian sangat marak terjadi di Indonesia,

perjudian tersebut tidak saja melibatkan orang dewasa tetapi juga kalangan

remaja. Hal tersebut juga terjadi di kota Padang khususnya perjudian yang

dilakukan oleh remaja. Remaja merupakan generasi muda penerus bangsa

dimana mentalnya harus berkembang dengan baik, tidak seharusnya terlibat

dalam perjudian. Hal ini tentu saja bisa mengakibatkan moral dari generasi

muda penerus bangsa itu sendiri menjadi rusak dan tercoreng oleh kegiatan

yang mengandung unsur-unsur perjudian tersebut.9

Mengingat masalah perjudian sudah menjadi penyakit dalam

masyarakat, maka perlu upaya yang sungguh-sungguh dan sistematis, tidak

hanya dari pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi juga dari

kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dan saling

membantu menanggulangi dan memberantas semua bentuk perjudian,

khususnya di Kota Kupang banyak terjadi tindak pidana perjudian yang

meresahkan masyarakat.

Misalnya saja kegiatan perjudian Bola Guling di Kupang yang sudah

diberikan larangan oleh wakil bupati namun yang terjadi larangan tersebut

8
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 1
9
Marsianah Irah.op.cit.hal. 2

3
tidak di hiraukan oleh masyarakat.10 Sementara di sisi lain, memang ada kesan

aparat penegak hukum yang kurang serius dalam menangani masalah perjudian

ini. Bahkan yang memprihatinkan, beberapa tempat perjudian disinyalir

memperoleh dukungan dari oknum aparat kepolisian.

Senin, 18 September 2017

Larangan Judi Bola Guling tak Digubris


KEFAMENANU- -Larangan perjudian selama pameran pembangunan di
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) sudah ditegaskan Wakil Bupati
TTU, Alosius Kobes.

Namun larangan itu terkesan tidak digubris oleh bandar bola guling,
buktinya sudah dua malam pameran berlangsung, permain judi BG masih
terlihat.

Pantuan Pos Kupang, Selasa dan Rabu (12-13/9/2017) malam, terlihat


sekitar lima sampai enam meja bola guling dibuka di arena pameran.
Modusnya, transaksi antara pemain dan bandar tidak menggunakan uang
tetapi menggunakan kupon replika uang pencahan lima ribu, sepuluh ribu
dan dua puluh ribu.

Transaksi yang menggunakan langsung uang hanya terjadi saat pemain


membeli kupon di bandar. Harga kupon bervariasi sesuai pecahan uang.
Untuk replika uang lima ribu dijual dengan harga Rp 5.000 per lembar.

Selanjutnya para peminat judi mulai memasang replika uang tersebut pada
angka-angka yang ada. Ketika menang, bandar siap membayar dengan
replika uang. Kupon itu akan ditukar setelah permainan selesai.

Para peminat judi BG bermain bebas tanpa ada rasa cemas dan takut
terhadap aparat kepolisian. Polisi juga tidak berani menghentikan
permainan BG tersebut meski melihatnya. Diduga kuat, perjudian bola
guling ini sudah diizinkan oleh kepolisian selama pameran berlangsung.

Kapolres TTU, AKBP Rishian Krisna Budhiaswanto, S.H, S.I.K, M.H


melalui Kasat Reskrim, Iptu Nyoman Arya, S.IK kepada Pos Kupang
mengatakan, polisi tidak memberikan izin untuk perjudian di pameran
pembangunan.

10
Teni Jehanes, “larangan judi bola guling tidak di gubris” di akses dalam
http://kupang.tribunnews.com/2017/09/18/larangan-judi-bola-guling-tak-digubris pada 8 oktober
2017

4
Polisi sudah menghimbau kepada para bandar bola guling agar
menghentikan permainan yang bernuansa judi di arena pameran.
Permainan yang diizinkan adalah permainan ketangkasan seperti lempar
gelang untuk mendapatkan hadiah.

Nyoman mengaku, pada hari pertama pameran, ia menemukan ada


permainan judi BG, namun belum ditindak. Polisi hanya melakukan
pendekatan persuasif kepada bandar BG untuk menghentikan permainan
judi BG.(jen)11

Dari kasus tersebut menjadi keprihatinan tersendiri terhadap kesadaran

perilaku masyarakat yang mengabaikan larangan dalam Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian yang berbunyi ”

Menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan”

Melihat fakta yang ada, penegakan hukum terhadap perjudian ini juga

belum maksimal terlaksana, para penjudi dan bandar-bandar judi tidak di

hukum sesuai dengan hukum yang berlaku, padahal perjudian ini jelas suatu

tindak pidana yang bertentangan dengan hukum di negara kita. Disamping itu

dalam kenyataannya dimana masyarakat tidak ada yang peduli akan kejahatan

perjudian yang terjadi di lingkungannya, mereka memilih diam dan tidak ada

perilaku hukum yang seharusnya ada dan dilakukan yaitu tidak menindak agar

perjudian tersebut dapat dihilangkan dan para penjudi bisa di tangkap sesuai

hukum yang berlaku.

Salah satu bentuk perjudian yang sejak dulu hingga sekarang ini masih

marak ditengah-tengah masyarakat kota kupang adalah Perjudian Bola guling.

Seperti nama yang digunakan, permainan judi Bola Guling adalah salah satu

variasi permainan judi yang menggunakan media bola sebagai penentu

11
Ibid.

5
kemenangan. Bola yang digunakan memiliki warna hitam. Nantinya, bola

hitam tersebut akan digelindingkan atau digulirkan di atas bidang datar. Bidang

datar tersebut telah bertuliskan nomor-nomor yang mewakili nilainya masing-

masing. Jumlah angka yang tertera dalam bidang datar tersebut berjumlah 12

angka, yang dimulai dari angka 1 (terkecil) sampai dengan 12 (terbesar).

Masing-masing angka mewakili warna yang berbeda. angka 1-3 berada bidang

berwarna merah, angka 4-6 berada di bidang berwarna hijau, angka 7-9 berada

di bidang berwarna kuning dan 10-12 berada di bidang berwarna hitam.

Membaca gambaran tersebut mungkin Anda sudah mulai menebak bagaimana

sistem cara bermain permainan judi Bola Gelinding. Secara garis besar,

permainan judi bola gelinding mengharuskan peserta untuk mampu menebak

dengan tepat di angka mana bola akan berhenti bergulir. Benar adanya jika

permainan judi Bola Guling merupakan salah satu permainan yang mudah

untuk dijalankan. Tidak hanya mudah, permainan judi Bola Guling ini

terbilang murah dan hemat. Bandar judi Bola Guling menyediakan berbagai

macam jumlah taruhan yang dimulai dari nominal seribu (Rp 1.000,-) sampai

dengan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah dan kelipatan yang di dapatkan

sangat besar yang membuat judi ini sangat di minati di berbagai kalangan yang

mana kelipatannya mencapai kelipatan 11 (sebelas).

Dampak dari perjudian Bola Guling sangatlah merugikan bagi

masyarakat dan bagi moral bangsa kita. Pada dasarnya kejahatan itu

mengakibatkan ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakat menjadi

terganggu dan begitu pula perjudian ini, selain itu pengaruh bagi anak-anak

6
sangat besar, mereka akan ikut-ikutan melakukan kejahatan perjudian yang

mereka lihat terjadi dilingkungannya dan akan menimbulkan kerugian materiil

maupun inmateriil bagi mereka yang melakukan. Namun di sisi lain, persepsi

mengenai kebudayaan adalah batu sendungan dalam upaya pemberantasan judi

Bola Guling itu sendiri.12

Menurut perspektif hukum sendiri. Tindak pidana perjudian ini sangat

tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita, yaitu diatur dalam

KUHP Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP, jo. Pasal 2 UU No.7 Tahun

1974 tentang penertiban perjudian:

Pasal 303 KUHP adalah sebagai berikut:


1. Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau
denda sebanyak-banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa
dengan tidak berhak:
a. Dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi
sebagai mata pencahariannya, atau dengan sengaja turut campur dalam
perusahaan main judi.
b. Dengan sengaja mengadakan atau memberi kesempatan berjudi kepada
umum atau dengan sengaja turut campur dalam perusahaan perjudian
itu, biarpun diadakan atau tidak diadakan suatu syarat atau cara dalam
hal memakai kesempatan itu.
c. Turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian.
2. Jika yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya, maka
dapat dicabut haknya melakukan pekerjaan itu.
3. Main judi berarti tiap-tiap permainan, yang kemungkinannya akan
menang pada umumnya bergantung pada untung untungan saja, juga
kalau kemungkinan itu bertambah besar karena pemain lebih pandai
dan atau lebih cakap . main judi mengandung juga segala pertaruhan
tentang keputusan perombakan atau permainan lain, yang tidak
diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu, dan juga
segala pertaruhan lain.13

12
Masriana Irah, Op.Cit. hal.5
13
Ibid. Hal 6

7
Adapun pasal 303 bis KUHP adalah sebagai berikut:

1. Dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda


sebanyak-banyaknya sepuluh juta rupiah dihukum:
a. Barangsiapa mempergunakan kesempatan main judi yang diadakan
dengan melanggar peraturan pasal 303.
b. Barangsiapa turut main judi di jalan umum atau di dekat jalan umum
atau di tempat yang dapat dikunjungi oleh umum, kecuali kalau
pembesar yang berkuasa telah memberi izin untuk mengadakan judi
itu.
2. Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lalu dua tahun sejak
ada pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran
ini, dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau
pidana denda palig banyak lima belas juta rupiah.

Walaupun judi dilarang dan diancam dengan hukuman, masih saja

banyak yang melakukannya. Hal itu antara lain karena manusia mempunyai

kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, sedangkan di sisi lain tidak setiap

orang dapat memenuhi hal itu karena berbagai sebab misalnya karena tidak

mempunyai pekerjaan atau tidak mempunyai penghasilan lain untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Atau dapat juga mempunyai pekerjaan tetapi

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Pilihan mereka

untuk menambah kekurangan kebutuhan tersebut adalah antara lain

melakukan perjudian, judi menjadi alternatif yang terpaksa dilakukan

meskipun mereka tahu resikonya, yang dilakukan untuk mencukupi

kebutuhan pribadi ataupun untuk keluarganya.14

Berdasarkan pertimbangan dari fenomena di atas maka penulis merasa

tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang “TINJAUAN

KRIMINOLOGIS TERHADAP PERJUDIAN BOLA GULING PADA SAAT

ADA WARGA YANG MENINGGAL DI KOTA KUPANG”

14
Ibid.

8
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka di rumuskan

permasalahan hukum sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk perjudian Bola Guling pada saat ada warga yang

meninggal ?

2. Faktor-Faktor apakah yang menyebabkan perjudian bola guling pada saat

ada warga yang meninggal ?

3. Bagaimanakah upaya polres kupang dalam menanggulangi terjadinya

perjudian bola guling yang terjadi pada saat ada warga yang meninggal ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk – bentuk perjudian bola guling pada saat ada

warga yang meninggal

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan judi Bola

Guling di Kota Kupang.

3. Untuk mengetahui upaya kepolisian polres kupang dalam menanggulangi

kejahatan perjudian Bola Guling di Kota Kupang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih

pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan

khususnya pada aparat di Kota Kupang.

9
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

dibidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis

dimasa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

a. Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat luas

mengenai perjudian Bola Guling.

b. Untuk meningkatkan penalaran dan membentuk pola pikir dinamis,

serta mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh penulis

selama studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Kegunaan penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pijakan baru dibidang

ilmu hukum dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan tentang

study kasus yang diteliti oleh penulis, sekaligus sebagai syarat akademik

untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 dibidang Ilmu Hukum.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang

konkrit atas study kasus yang diteliti oleh penulis, sehingga masyarakat

mampu memahami tentang perjudianBola Guling adalah perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, sekaligus memberikan pengetahuan

mengenai aspek-aspek atas kasus yang serupa dikemudian hari

berhubungan dengan perjudian Bola Guling.

10
3. Bagi Aparat Penegak Hukum

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

aparat penegak hukum untuk lebih meningkatkan kinerja dalam berupaya

menjalankan tugas khususnya aparat Kepolisisan agar dapat menjalankan

tanggung jawab dan menagani secara maksimal terhadap perjudian Bola

Guling.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi

para mahasiswa mengenai obyek study yang diangkat, sehingga

mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan hukum dapat berperan aktif

dalam penegakan hukum di tengah masyarakat.

F. Metode Penelitian

F.1 Metode Pendekatan

Sesuai dengan permasalahan yang di teliti oleh penulis, maka penulis

menggunakan Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

yuridis sosiologis yaitu melihat kasus yang terjadi di masyarakat dan di

hubungkan dengan peraturan yang sudah ada serta literatur-literatur hukum

yang berhubungan dengan kasus yang di teliti.

Penulis akan mengkaji terkait perjudian bola guling pada saat ada

warga yang meninggal yang meninggal di Kota Kupang.

11
F.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian

guna mendapatkan bahan-bahan hukum yang akurat adalah penulis

melakukan penelitian ini di wilayah hukum Polresta Kupang dan Polsek

Maulafa.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di Polresta Kupang dan di

Polsek Maulafa dikarenakan Polresta Kupang dan Polsek Maulafa yang

menangani kasus perjudian yang di kaji penulis dan Polresta Kupang dan

Polsek Maulafa lah yang mempunyai data yang akurat terkait dengan

penulisan penulis.

F.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) jenis

penelitian yaitu :

a. Data primer

Data Primer yaitu data yang di peroleh secara langsung dari sumber

penelitian baik berupa wawancara langsung dengan pihak-pihak

yang terkait dengan permasalahan serta berupa dokumen lainya

yang di peroleh dari Polresta Kupang Dan Polsek Maulafa.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari laporan tertulis

yang ada pada dokumentasi, pendapat pakar, dan undang-undang

yang menunjang bahan hukum primer. Dalam hal ini data sekunder

12
diperoleh dari buku, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penulisan hukum penulis.

F.4 Tekhnik pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah penulis akan melakukan pencarian data secara

langsung dilokasi penelitian untuk menemukan data-data yang terkait

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai kasus

perjudian yang terjadi ketika ada warga yang meninggal di kota

kuapang.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan Tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dan yang di

anggap mengetahui pada permasalahan yang di angkat oleh penulis.

Wawancara dilakukan terhadap narasumber yaitu :

1. Pihak Kepolisian

 Polresta Kota Kupang

a. Nama : Alnofriwan Zaputra, S.H.

Kedudukan : Kepala Unit (Kanit) Reskrim

Pangkat : AKP (Ajun Komisaris Polisi)

 Polsek Maulafa

Nama : Azikin, S.H

Kedudukan : Kepala Satuan (Kasat) Intel

Pangkat : Brigadir

13
2. Tokoh Mayarakat

Nama : Bpk. Anton Wodo

Jabatan : Ketua RT.01 RW. 08 Desa Oepura, Kecamatan

Maulafa

3. Masyarakat

 Nama : Renaldy Muskanan

Pekerjaan : Pelajar

 Nama : Simon Robin

Pekerjaan : Nelayan

 Nama : Ronal Kajide

Pekerjaan : Nelayan

 Nama : Agus Nelson

Pekerjaan : Pedagang

 Nama : Berto Marcus

Pekerjaan : Pedagang

 Nama : Risky Amalo

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

c. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku, serta Peraturan Perundang-Undangan yang

berkaitan dengan permasalahan yang ditulis terkait dengan penelitian.

bertujuan untuk mendapatkan landasan teori mengenai permasalahan

yang akan diteliti.

14
d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu penulis

melakukan penelitian dengan cara mencari dan mengumpulkan bahan-

bahan yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah,

koran, bulletin, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

e. Studi Internet

Studi internet yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara

pencarian bahan-bahan yang terdapat diberbagai website resmi yang

berakitan dengan permasalahan didalam penelitian ini yaitu kasus

perjudian pada saat ada warga yang meninggal di kota kupang.

F.5 Teknik Analisa Data

Didalam pembahasan berdasarkan data yang terkumpul penulis

menggunakan deskriptif analisis yaitu semua cara permasalahan yang di

selediki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau

objek penelitian pada saat ini berdasarkan pada faktor-faktor yang

tampak. Jadi, penulis disini akan menguraikan, menjelaskan serta

menggambarkan dari data atau informasi yang di peroleh kemudian di

lakukan suatu analisa guna menjawab permasalahan-permasalahan untuk

mencari jalan keluar yang diharapkan akhirnya dengan analisa data akan

didapatkan suatu kesimpulan yang menyeluruh.

15
G. Rencana Sistematika Penulisan

Dalam sitematika penulisan hukum ini, penulis akan menyajikan empat

bab yang terdiri dari sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis

dalam penulisannya. Sistematika penulisan ini juga akan menyesuaikan dengan

buku pedoman penulisan penelitian hukum yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan

menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul,

rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, kegunaan

penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat penjelasan dari teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis yang digunakan untuk membantu

penulis dalam membahas permasalahan yang diangkat penulis.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan pokok atas permasalahan yang ada

dalam penulisan penelitian hukum ini. Menguraikan tentang hasil penelitian

pembahasan dan wawancara mengenai faktor-faktor penyebab dan

penanggulangan terjadinya perjudian bola guling.

BAB IV PENUTUP

Pada bab IV ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan

saran dari penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis.

16

Anda mungkin juga menyukai