Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PENELITIAN

“PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PERJUDIAN


DI KOTA PEKANBARU”

Dosen Mata Kuliah : Samariadi, S.H., M.H.

Disusun Oleh:

Muhammad Haikal 2209113934


Yusup Martua 2209113939
Ruhd Janed Karisma Hermawati 2209114137
Indira Chairina 2209124323
Elus Syahputra Effendi 2209124330
M. Adib Agusri 2209124337
Mila Sundari 2209124345

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS RIAU

2022 / 2023
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PERJUDIAN DI
KOTA PEKANBARU

ABSTRAK

Perjudian adalah suatu tindak pidana yaitu pertaruhan sejumlah uang atau benda,
dimana yang menang mendapat uang atau benda taruhan, dengan kata lain adu
nasib dan setiap bentuk permainan yang bersifat untung-untungan bagi yang turut
main, dan juga meliputi segala macam pertaruhan yang bertaruh tidak ikut dalam
perlombaan tersebut, termasuk juga segala macam pertaruhan lainnya dimana
tindak pidana perjudian ini dijumpai di berbagai lingkungan masyarakat tidak
terkecuali di wilayah Pekanbaru. Salah satu tindak perjudian yang cukup banyak
dilakukan adalah tindak perjudian online. Perjudian online dikategorikan sebagai
kejahatan dunia maya karena dalam melakukan kejahatannya, perjudian online
menggunakan komputer dan internet sebagai media untuk melakukan kejahatan
perjudian. Saat ini Polres Pekanbaru telah menangani kasus judi online ini, namun
meskipun sudah ditangani oleh Polres Pekanbaru, masih banyak dijumpai orang-
orang yang bermain judi online di warnet dan di tempat umum. Penyidik Satuan
Reserse Kriminal Polres Pekanbaru tidak bisa berbuat banyak jika tidak ada
laporan dari masyarakat atas kasus judi online tersebut. Selain kasus judi online,
kasus judi lain yang cukup banyak diungkap adalah judi dengan kedok gelandang
permainan anak-anak, yang di dalam praktiknya justru dimainkan orang dewasa
dan mengandung unsur hadiah. Namun demikian, walaupun telah beberapa di
antaranya ditangani oleh Penyidik Polda Riau dan Polresta Pekanbaru, di tengah
masyarakat masih kita jumpai beberapa permainan di mall yang dapat
dikualifikasi sebagai judi namun terhadap tenpat-tempat tersebut seakan tidak
tersentuh hukum. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penegakan hukum atas
kasus perjudian berkedok permainan anak-anak di pusat perbelanjaan di Kota
Pekanbaru belum optimal.
Kata Kunci: Penegakan, Hukum, Perjudian.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Upaya pembangunan hukum dan pembaharuan hukum harus
dilakukan secara terarah dan terpadu. Kodifikasi dan unifikasi bidang-
bidang hukum dan penyusunan perundang-undangan ini sangat diperlukan
untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang sesuai dengan tuntutan
pembangunan serta tingkat kesadaran hukum dan pandangan masyarakat
tentang penilaian suatu tingkah laku.

1
Hukum pidana seringkali digunakan untuk menyelesaikan masalah
sosial khususnya dalam kejahatan. Khususnya masalah perjudian sebagai
salah satu bentuk penyakit masyarakat, satu bentuk patologi sosial.
Penegakan hukum untuk menaggulangi perjudian sebagai perilaku yang
menyimpang harus terus dilakukan. Hal ini sangat beralasan karena
perjudian merupakan ancaman yang nyata terhadap norma-norma sosial
yang dapat menimbulkan ketegangan individual maupun ketegangan-
ketegangan sosial.

Perjudian dapat menjadi penghambat pembangunan nasional yang


beraspek pada material-spiritual. Perjudian mendidik orang untuk mencari
nafkah dengan tidak sewajarnya dan membentuk watak pemalas. Sedangkan
pembangunan membutuhkan individu yang giat bekerja keras dan bermental
kuat.6 Untuk mewujudkan tercapainya tujuan negara yang makmur serta
adil dan sejahtera makan diperlukan suasana yang kondusif dalam segala
aspek termasuk aspek hukum. Untuk mengakomodasi kebutuhan dan
aspirasi masyarakat tersebut, negaraIndonesia telah menentukan kebijakan
sosial yang berupa kebijakan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan
kebijakan memberikan perlindungan sosial.

Definisi perjudian sebagaimana diatur dalam Pasal 303 ayat (3) adalah
permainan dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung
berggantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih
atau mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang
turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.

2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka masalah pokok dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Penegakan Hukum tindak pidana perjudian online di kota
Pekanbaru?

2
2. Apa saja Upaya-upaya pencegahan (prefentif) yang di lakukan oleh
Polresta Pekanbaru dalam mengatasi masalah perjudian online?
3. Bagaimana Penegakan Hukum Terhadap masalah Gelanggan
Permainan (Gelper) di Kota Pekanbaru?
4. Apa saja Faktor penghambat penegakan hukum pemerintahan
terhadap Penyalahgunaan Izin Pemerintahan Gelanggang Permainan
di kota Pekanbaru?
3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Penegakan Hukum tindak pidana perjudian online


di kota Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui Upaya-upaya pencegahan (prefentif) apa saja yang
di lakukan oleh Polresta Pekanbaru dalam mengatasi masalah
perjudian online.
3. Untuk mengetahui Penegakan Hukum Terhadap masalah Gelanggan
Permainan (Gelper) di Kota Pekanbaru.
4. Untuk Mengetahui Faktor-faktor penghambat penegakan hukum
pemerintahan terhadap Penyalahgunaan Izin Pemerintahan
Gelanggang Permainan di kota Pekanbaru.

B. PEMBAHASAN
1. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perjudian Online Di Kota
Pekanbaru.
Dalam masyarakat Indonesia, kebiasaan bermain judi dilakukan
sampai kota sampai desa. Karena pada hakekatnya judi itu adalah
pertaruhan, maka permainan apapun dapat dijadikan pertaruhan atau judi.
Pada tingkat yang lebih maju, perjudian dilakukan secara kelompok dan
terorganisir. Dengan adanya jaringan internet perjudian dapat dilakukan
secara online tanpa harus bertemu dan berkumpul untuk dapat melakukan
perjudian. Agar tindak pidana perjudian ini tidak terus berkembang maka

3
diperlukan adanya suatu upaya untuk dapat meminimalisir terjadinya tindak
pidana perjudian online.
Selanjutnya kebanyakan alasan pelaku melakukan perjudian online
hanyalah untuk iseng semata. Walaupun alasan yang diberikan pelaku hanya
isengiseng, namun dalam kenyataannya pelaku melakukan perjudian itu
secara terus menerus. Hal ini dikarenakan pelaku mengalami kekalahan
sehingga ada keinginan untuk menang, dan ingin mencoba lagi. Selanjutnya
dari data kuisioner yang didapat pelaku perjudian online banyak yang
berstatus sebagai mahasiswa dan pegawai swasta. Hal ini dikarenakan
daerah Panam ialah salah satu pusat bisnis di Kota Pekanbaru yang
memungkinkan banyaknya pegawai yang bekerja disana.Dan juga di Panam
terdapat dua Universitas terkemuka yaitu Universitas Riau dan Universitas
Islam Negeri. Dengan alasan tersebut sangat memungkinkan perjudian
online sangat berkembang di Kota Pekanbaru.
Berdasarkan patroli irektorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum)
baru-baru ini, Polda Riau membongkar kasus judi online yang beroperasi di
ruko Kompleks Pemuda City Walk di Jalan Pemuda, Kelurahan Tirta Siak,
Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Dalam pengerebekan itu, polisi
berhasil mengamankan 59 orang yang menjalankan dua situs online yakni
AFK77.ORG dan Jaya89.NET. Ke-59 orang yang diamankan polisi terdiri
dari 51 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Selain itu Jenis perjudian
online yang banyak ditemukan bedasarkan penelusuran tersebut seperti
Perjudian jenis Slots, perjudian bola online, poker hingga MM.
Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana perjudian online
bukan hanya sebatas faktor kebebasan mengakses situs perjudian online,
tetapi juga karena pihak penegak hukum belum ada upaya dalam
menanggulangi perjudian online. Berdasarkan keterangan masyarakat yang
terlibat, pelaku perjudian online mengaku tidak pernah dimintai keterangan
oleh pihak Kepolisian karena bermain perjudian online di warnet, dan juga
hanya beberapa pelaku perjudian yang pernah melihat larangan bahwa
dilarang untuk membuka situs perjudian. Dapat disimpulkan bahwa penegak

4
hukum belum serius menaggulangi penyakit masyarakat mengenai tindak
pidana perjudian online. Karena belum adanya kasus tindak pidana
perjudian online yang ditangani Kepolisisan Resort Kota Pekanbaru, bukan
berarti Kepolisian Resort Kota Pekanbaru tidak melakukan tindakan apa-
apa. Dalam melaksanakan penaggulangan terhadap tindak perjudian online,
Kepolisian Resort Kota Pekanbaru akan melakukan tindakan yang sifatnya
prefentif (pencegahan).
2. Upaya-upaya pencegahan (prefentif) yang di lakukan oleh Polresta
Pekanbaru dalam mengatasi masalah perjudian online
Upaya penanggulangan dengan prefentif ini tidak memakai sarana
pidana, tapi berusaha memanfaatkan potensi-potensi di dalam masyarakat
secara terpadu. Sasaran utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif
terjadinya kejahatan. Faktor kondusif itu berpusat pada masalah-masalah
atau kondisi sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat
menimbulkan kejahatan. Pencegahan kejahatan menurut upaya ini
didasarkan pada pengahapusan sebab dan kondisi yang menimbulkan
kejahatan. Adapun pelaksanaan yang sifatnya prefentif yang akan dilakukan
Kepolisisan Resort Kota Pekanbaru dalam melaksanakan penanggulangan
terhadap tindak pidana perjudian online adalah:
a) Menutup Semua Akses Perjudian Online
Langkah awal dalam mencegah perjudian melalui internet adalah
dengan menutup semua akses ke situs-situs perjudian online. Reskrim
Judisila akan melakukan kerjasama dengan beberapa ISP (Internet
Service Provider) atau penyedia jasa internet untuk menutup semua situs-
situs yang berpotensi bermuatan konten perjudian. Karena semua
warung-warung internet yang ada di Kota Pekanbaru pasti menggunakan
ISP seperti Speedy, Wanxp, Dashnet dan lain-lain.
b) Memberikan Himbauan Melalui Iklan
Langkah berikutnya untuk mencegah tindak pidana perjudian
online adalah memberikan teguran atau peringatan melalui iklan. Seperti
yang kita ketahui media-media sosial saat ini sudah banyak digunakan

5
sebagai alat untuk melakukan promosi, pemberitahuan dan lain-lain.
Kepolisian Resort Kota Pekanbaru membuat larangan untuk membuka
situs-situs yang memuat konten perjudian dengan mencantumkan kalimat
larangan disertai sanksi. Kemudian membuat poster atau selebaran yang
nantinya akan ditempel di warung-warung internet dan tempat dimana
masyarakat dapat mengakses internet.
c) Dibentuknya Polmas (Polisi masyarakat)
Selanjutnya yaitu dengan dibentuknya Polmas (Polisi Masyarakat)
dan Kantibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang terdapat
dimasingmasing kecamatan dalam mencegah atau menangani terjadinya
tindak pidana, khususnya tindak pidana perjudian online. Sistem ini
dilakukan dengan cara mendekatkan diri pada masyarakat dan harus
mengetahui kejadian apa yang terjadi dimasyarakat. Hal ini bertujuan
selain mendekatkan diri aparat Kepolisian kepada masyarakat, bertujuan
juga untuk mencari dan memperoleh informasi dari masyarakat tentang
kejahatan yang terjadi di lingkungan yang dimaksud.
d) Melakukan Razia Warung Internet
Langkah yang terakhir yaitu dengan melakukan razia warung
internet secara berkala dan tidak terpusat pada suatu wilayah yang
dicurigai saja. Selain itu melarang warung internet buka 24 jam, karena
dapat menimbulkan kejahatan baru pada saat malam hari.Langkah ini
memang terlihat susah karena sebagaimana telah diketahui bahwa ada
ratusan warung internet di Kota Pekanbaru ini.
3. Penegakan Hukum Terhadap masalah Gelanggan Permainan (Gelper)
di Kota Pekanbaru
a. Izin Pemerintahan Gelanggang Permainan dan Landasan Hukum
yang Mengatur Gelanggang Permainan di Kota Pekanbaru
Penegakan hukum Pemerintahan merupakan suatu proses yang
dijalankan atau dilakukan oleh pemerintah untuk menegakkan norma-
norma hukum yang terlanggar oleh warga masyarakat. Tujuan dari

6
penegakan hukum pemerintahan yaitu bagaimana memberikan rasa aman
dan damai dalam kehidupan masyarakat.
Dengan mudahnya pemberian izin dari pemerintah, pengusaha
gelanggang permainan banyak yang melakukan pengalihfungsi dari
gelanggang permainan itu sendiri. Banyak aduan dari masyarakat yang
menyatakan bahwa gelanggang permainan sudah berindikasi menjadi
arena perjudian.
Maraknya perjudian yang yang ada di gelanggang Permainan,
seperti sudah jadi pembiaran dari pihak yang berwajib. Pembiaran ini
diketahui sudah banyak aduan masyarakat yang belum ditindak lanjuti.
Selain aduan masyarakat, pihak media sudah sering kali memberitakan
prihal tentang arena perjuadian yang ada di gelanggang permainan.
b. Penegakan Hukum oleh Pemerintah terhadap Penyalahgunaan Izin
pemerintahan atas Gelanggang permainan (Gelper) di Kota
Pekanbaru
Penegakan hukum pemerintahan dapat berlansung secara normal
dan damai,dalam arti ditaati dengan baik oleh warga masyarakat dan
bilamana dalam pelaksaannya tidak menimbulkan adanya sifat
perlawanan atau resisitensi dari warga masyarakat. Hukum yang dibuat
dan diciptakan dalam bentuk peraturan (Regeling) itu harus dapat
memenuhi sisi kepentingan dan kebutuhan rakyat atau dengan kata lain,
harus dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat (dari aspek
sosiologisnya).
Dalam hukum administrasi dijelaskan ada beberapa jenis sanksi
yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk dapat meneguhkan norma-
norma pemerintha yang talah melanggar oleh warga masyarakat.
Menurut Philipus M. Hadjon, sebagai macam sanksi hukum administrasi
yang khas yang dapat digunakan oleh pemerintah antara lain: paksaan
pemerintah (bestuursdwang); penarikan kembali keputusan (ketetapan)
yang menguntungkan (izin, pembayaran, subsidi); pengenaan uang paksa
oleh pemerintah (dwangsom); dan pengenaan denda administratif.

7
c. Upaya Penanggulangan atas tindak perjudian Gelanggang
Permainan (Gelper) di Kota Pekanbaru
Dalam perspektif kriminologis, kebijakan atau upaya
penanggulangan kejahatan pada hakikatnya merupakan bagian integral
dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya
mencapai kesejahteraan masyarakat (social welfare). Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa tujuan akhir atau tujuan utama dari politik
kriminal ialah perlindungan masyarakat.
Dalam usaha mencari kebenaran materil tersebut, haruslah
ditempuh tahapan-tahapan dalam sistem peradilan pidana yang meliputi
kegiatan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, peradilan, dan
pemasyarakatan. Penyelidikan merupakan tahap awal dari upaya mencari
kebenaran materil terhadap suatu perkara pidana. Aparat penegak hukum
haruslah menggunakan segala kewenangan yang dimilikinya untuk
mengupayakan semaksimal mungkin kebenaran yang ingin ditemukan.
Secara umum, diketahuinya suatu tindak pidana dapat terjadi
dengan tiga hal yaitu, tertangkap tangan, laporan dan atau pengaduan.
Dalam kasus-kasus judi yang berkedok gelandang permainan di Kota
Pekanbaru berdasarkan laporan dari masyarakat dan patroli yang
dilakukan oleh penegak hukum baik Polda Riau maupun Polresta
Pekanbaru.
Salah satu Patroli baru-baru ini yang pernah dilakukan Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekanbaru yang mewaspadai
adanya aktivitas judi dengan melakukan razia di sejumlah gelanggang
permainan (Gelper) di wilayah setempat bersama Kepolisian Daerah
Riau dan Resor Kota Pekanbaru.
Pada patrol tersebut ditemukan ada tiga tempat arena ketangkasan
atau Gelper didatangi. Diantaranya Gelper King Zone di Jalan Tuanku
Tambusal Kecamatan Marpoyan Damai, Gelper Binggo Jalan Riau,

8
Kecamatan Senapelan, dan juga Gelper Pokemon 21 Jalan Riau,
Kecamatan Senapelan. Gelper-gelper tersebut baru beroperasi setelah
sebelumnya sempat tutup.
Pada kesempatan tersebut juga Satpol PP bersama kepolisian
mengimbau pengelola Gelper agar mengikuti Peraturan Daerah (Perda)
Kota Pekanbaru Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Hiburan Umum seperti
Waktu operasional tidak boleh melebihi dari ketentuan serta jangan
sampai gelanggang permainan ini dijadikan area perjudian ataupun
tempat menggunakan narkoba ataupun peredaran minuman keras. Setelah
ini pihaknya akan memantau perkembangan. Apakah nantinya akan
ditempatkan orang disana atau seperti apa ke depannya untuk
memastikan bahwa tidak ada unsur judi di sana.
4. Faktor penghambat penegakan hukum pemerintahan terhadap
Penyalahgunaan Izin Pemerintahan Gelanggang Permainan di kota
Pekanbaru
a. Perda yang digunakan sudah terlalu lama
Dalam kasus perjudian yang ada di gelanggang permainan Kota
Pekanbaru, landasan hukum pemerintahan yang digunakan untuk
melakukan penyelidikan sudah sangat lama, yaitu Peraturan Daerah Kota
Pekanbaru Nomor 3 tahun 2002 Tentang Hiburan Umum. Pada perda ini,
tidak menyebutkan tentang Gelanggang permainan. Sedangkan untuk
perjudian itu sendiri sudah masuk dalam hukum pidana yang ranahnya
oleh pihak kepolisian.
Pemerintah Daerah melalui DPRD seharusnya melakukan upaya
amandemen Peraturan daerah tersebut. Hal ini dikarenakan umur dari
Peraturan daerah itu sendiri. Selain itu, Kota Pekanbaru sudah mengalami
banyak perubahan. Untuk dibidang hiburan sendiri, sudah banyak
jenisnya. Gelanggang permainan itu sendiri harus diatur lebih terperinci.
b. Mengelabuhi Aparat Penegak Hukum dengan Alasan Gelanggang
Permainan Anak Untuk Menguji Ketangkasan.

9
Dalam kasus perjudian dengan modus mesin permainan ini, pihak
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru mengalami kendala dalam
pembuktian kasus ini. Karena pemilik gelanggang permainan berdalih
bahwasannya gelanggang permaian tersebut digunakan untuk uji
ketangkasan anak. Untuk penghargaannya setiap yang berhasil diberikan
koin yang nantinya bisa ditukarkan ke kasir dalam bentuk barang, seperti:
pena, boneka, jam atau yang lainnya. Sedangkan untuk membuktikan
kedok perjudian tersebut masih terasa sulit karena mereka menyamarkan
dengan menggunakan koin yang ada di gelanggang permainan tersebut.
setiap poin diberi dengan tarif yang berbeda-beda. Untuk tempat
penukaran koin dengan uang tersebut tidak berada di kasir tersebut
melainkan adda tempat khusus agar koin tersebut bisa ditukar dengan
uang.
c. Adanya Oknum Penegak Hukum Yang Terlibat Sebagai Penjaga
Gelanggang Permainan (Gelper) Yang Terindikasi Judi.
Oknum selalu menjadi biang kerok dalam melegalkan perjudian di
Gelanggang Permainan Kota Pekanbaru. Banyak Gelanggang Permainan
di Kota Pekanbaru melakukan pelayanan perjudian dengan aman. Setiap
oknum diberi uang tip sebagai ucapan terima kasihnya. Seperti hasil
sidak DPRD Kota Pekanbaru ada sekitar 14 arena Gelanggang Permainan
yang beroperasi judi secara terang-terangan sampai tengah malam.
Seperti kata salah seorang yang bekerja di kawasan Arena judi gelper
Pekanbaru.
d. Kurangnya Kesadaran Hukum Bagi Pemilik Usaha Gelanggang
Permainan Maupun Masyarakat
Salah satu pemicu yang dapat menghambat kerja aparat kepolisian
dalam mengungkap perjudian dengan modus mesin permainan adalah
kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk membantu
mengungkap perjudian dengan modus mesin permainan. Kebanyakan
kasus yang terjadi di lapangan, masyarakat sekitar berusaha untuk
menutup-nutupi dan melindungi para pelaku yang terlibat. Padahal

10
dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas dengan masyarakat untuk
mengungkap perjudian dengan modus mesin permainan. Kurangnya
koordinasi antara masyarakat dengan pihak kepolisian juga termasuk
faktor kendala dalam menanggulangi tindak pidana perjudian dengan
modus mesin permainan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Penegakan hukum atas kasus perjudian berkedok permainan anak-
anak di Gelper-gelper seperti di pusat perbelanjaan di Kota
Pekanbaru belum optimal.
b. Penegakan hukum tindak pidana perjudian online oleh Kepolisian
Resort Kota Pekanbaru yaitu dengan cara pencegahan (Prefentif).
Tindakannya adalah dengan cara menutup semua akses perjudian
online, memberikan himbauan melalui iklan, serta membentuk
Polmas.
c. Banyak Faktor yang menjadi penghambat penegakan hukum
pemerintahan terhadap tindak perjudian berkedok Gelanggang
Permainan di kota Pekanbaru. Mengelabuhi Aparat Penegak Hukum
dengan Alasan Gelanggang Permainan Anak Untuk Menguji
Ketangkasan, Adanya Oknum Penegak Hukum Yang Terlibat
Sebagai Penjaga Gelanggang Permainan (Gelper) Yang Terindikasi
Judi, hingga Kurangnya Kesadaran Hukum Bagi Pemilik Usaha
Gelanggang Permainan Maupun Masyarakat.

D. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Farid, Zainal, 2007, Hukum Pidana 1, Sinar Grafika, Jakarta.
Atmasasmita, Romli, 2005, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, PT Refika
Aditama Bandung.

11
Katono, Kartini, 2005, Patologi Sosial jilid I, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Puracaraka, Purnadi, 1997, Penegakan Hukum Dalam Mensukseskan
Pembangunan, Alumni, Bandung.
Simandjuntak, B, 1980, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, Tarsito,
Bandung.
Soekanto, Soerjono, 2008, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai