Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH BURUK TEMPAT HIBURAN BILLIARD TERHADAP

PEREKONOMIAN DI KOTA PEKANBARU

Disusun oleh:
Faturrahman Bima Aji Prasetya (2202124541)

RISET DAN KAJIAN


LEMBAGA PENGKAJIAN ILMIAH DAN INFORMASI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023
Pendahuluan

Dalam menjalankan kegiatan rutin sehari-hari, masyarakat tidak dapat lepas dari
masalah di dalam kehidupan. Oleh karena itu adanya berbagai hiburan atau
entertainment untuk mencegah timbulnya stress pada masyarakat. Entertainment
berasal dari Bahasa inggris yaitu Hiburan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) “Hiburan” Berasal dari kata Hibur atau Menghibur, yaitu
Menyenangkan hati yang susah. Dapat disimpulkan bahwa Hiburan adalah
sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati seseorang. Banyak orang yang
pergi ke tempat hiburan seperti bioskop, wahana, dan lain sebagainya untuk
menghibur hati dan menghilangkan masalah mereka. Setiap manusia dan
masyarakat memiliki cara yang berbeda beda untuk menghibur diri mereka.
Entertaiment atau dunia hiburan memiliki banyak cakupan seperti Film, Musik,
Games, tempat rekreasi, tempat karaoke, dan termasuk di dalamnya tempat bilyar
atau billiard. Pada moral dan norma yang berlaku di Indonesia, mendatangi
tempat yang rawan dengan Tindakan negatif umumnya dinilai melakukan
Tindakan yang buruk dan tidak sesuai dengan norma. Dan perjudian sudah diatur
di dalam undang undang KUHP pasal 303 dengan hukuman penjara paling lama
4 tahun atau denda pidana sebesar 10 Juta Rupiah
ISI

Billyard atau bilyar sebenarnya adalah sebuah cabang organisasi yang termasuk
dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, dan banyak orang atau masyarakat
baik anak muda maupun orang tua yang menjadikan billyard ini sebagai hiburan
bagi mereka untuk menghilangkan stress.
Namun, disayangkan tempat billyard ini sering sekali dijadikan tempat perjudian
untuk mendapat uang yang instan sehingga menimbulkan sifat malah bekerja
keras di kalangan masyarakat. Tak hanya itu saja, karena penyalahgunaan tempat
billyard ini masyarakat menganggap dan berasumsi bahwa seluruh tempat billyard
adalah tempat untuk berbuat sesuatu yang berbau negatif terutama judi. Sehingga,
berlaku moral dan norma yang ada di masyarakat bahwa pergi di tempat billyard
adalah sesuatu yang dianggap tidak normal dan menyalahi aturan dan moral.
Di kota pekanbaru itu sendiri moral ini berlaku di beberapa daerah seperti kota
lama, karena norma dan aturan yang berlaku di sana juga masih ketat dan kental.
Namun tidak sedikitnya orang tua di pekanbaru juga melarang anak anak mereka
untuk tidak mendatangi tempat billyard karena bisa menjadi pintu melakukan
kejahatan.
Dalam jurnal mpr (2022) dikatakan bahwa Berdasarkan studi dan UU N0.7 Tahun
1974, kegiatan perjudian menyebabkan penyakit sosial berupa lingkaran setan
kemiskinan, kemaksiatan dan kejahatan, berkontribusi terhadap 10-15% KDRT
dan kejahatan lokal lainnya di Indonesia. Dan gampang membuat anak-anak
kecanduan hingga berperilaku negatif melawan hukum serta merusak harmoni
rumah tangga juga masa depan mereka. Dengan disebabkan nya angka
kemiskinan yang tinggi maka pemerintah akan mengeluarkan biaya yang lebih
besar untuk mengatasi angka kemiskinan tersebut seperti pemberian modal,
bantuan sosial, dan lain sebagainya. sehingga, dengan banyaknya pengeluaran
tambahan untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut akan menghabat
pembangunan ekonomi di sebuah daerah, hal ini juga bisa menjadi penyebab
banyaknya alokasi dana untuk perbaikan jalan yang dialihkan untuk mengurangi
angka kemiskinan di pekanbaru, sehingga banyak jalan rusak di pekanbaru yang
belum diperbaiki.
Oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan mengenai perundang undangan
yang melarang perjudian yaitu Pasal 303 bis ayat 1 Kitab Undang Undang Hukum
Pidana (KUHP) yang mengatur tentang tindak pidana Perjudian berbunyi :
1. Dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun atau denda sebanyak-
banyaknya sepuluh juta rupiah dihukum: a. barang siapa mempergunakan
kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan Pasal 303; b.
barang siapa turut main judi di jalan umum atau didekat jalan atau di tempat yang
dapat dikunjungi oleh umum, kecuali kalau pembesar yang berkuasa telah
member izin untuk mengadakan judi itu.
2. Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lalu dua tahun, sejak
ketetapan putusan hukuman yang dahulu bagi si tersalah lantaran salah satu
pelanggaran ini, maka dapat dijatuhkan hukuman penjara selamalamanya enam
tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.

Dan Menurut UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian Menurut pasal 1
UU No.7 tahun 1974 menyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian sebagai
kejahatan. Bahwa pada hakekatnyaperjudian adalah perbuatan bertentangan
dengan agama islam, kesusilaan, danmoral Pancasila, serta membahayakan bagi
penghidupan dan kehidupanmasyarakat, bangsa dan negara. Perjudian adalah
penyakit masyarakat yang manunggal dengan kejahatan yang dalam proses
sejarah dari generasi ke generasi ternyata tidak mudah diberantas. Kebiasaan
berjudi menimbulkan masalah sosial seperti penyebab kemiskinan, perceraian,
anak terlantar, dan putus sekolah, dan membudayakan kemalasan, juga bersifat
kriminogen, yaitu menjadi pemicu untuk terjadinya kejahatan yang lain. Demi
mendapatkan uang berjudi, pelaku judi dapat merampok, mencuri, korupsi,
membunuh, ataupun KDRT.
PENUTUP

1. Simpulan
Dari uraian informasi diatas disimpulkan bahwa:
a. Billyard adalah cabang olahraga konsentrasi.
b. Tempat billyard sering dijadikan tempat perjudian sehingga, pada moral dan
norma masyarakat tempat billyard tidak boleh didatangi.
c. Perjudian mengakibatkan kemiskinan dan memperlambat pembangunan
ekonomi di Indonesia
d. Segala jenis perjudian dilarang di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.mpr.go.id/berita/HNW-:-Perjudian-Menyebabkan-Penyakit-
Sosial-Dan--Kemiskinan

eprints.umm.ac.id/39530/3/BAB II.pdf

Anda mungkin juga menyukai