Anda di halaman 1dari 2

Faktor Penyebab Terjadinya Perjudian

Faktor terjadinya tindak perjudian dikarenakan adanya hobi atau kebiasaan, faktor pendidikan,
faktor ekonomi, lingkungan, dan teknologi dimana adanya situs online yang memudahkan untuk
permainan judi sehingga banyak yang berminat menjadi pemain untuk menerima pasangan-
pasangan nomer dari orang yang hobi judi tersebut. Selain itu, ada beberapa faktor yang
melatarbelakangi perilaku perjudian tersebut, di antaranya:

1. Ketamakan
Ketamakan adalah keinginan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya. Ketamakan
sangat berhubungan dengan moral individu dan secara potensial ada di dalam diri setiap
orang.
2. Kesempatan
Tentu saja dalam hal ini sangat mempengaruhi seseorang menjadi pelaku judi. Tanpa
adanya kesempatan, seseorang tidak dapat melakukannya. Kesempatan ini dipermudah
dengan adanya situs online yang memudahkan pelaku untuk melakukan perbuatannya,
hal tersebut menjadi peluang bagi pelaku untuk berjudi.
3. Kebutuhan
Berkaitan dengan faktor-faktor yang dibutuhkan individu-individu untuk menunjang
kehidupan yang berkecukupan. Pelaku melakukan kejahatan tersebut dikarenakan adanya
kebutuhan hidup yang tinggi dan membantu perekonomian keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Kecanduan
Berkaitan dengan tindakan dan konsekuensi yang akan didapatkan oleh pelaku apabila
pelaku ditemukan melakukan kecurangan dalam berjudi, bahwasanya dalam melakukan
perjudian didasarkan karena kebutuhan yang mendesak dan melihat adanya kesempatan
walaupun bahwa [erbuatannya melanggar hukum.
5. Kurangnya pemahaman agama
Karena faktor kurangnya pemahaman agama para penjudi tidak sungkan lagi
menggunakan uang hasil komisi dari penjualan nomor untuk membeli segala kebutuhan
ekonomi yang secara tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
dan setengah uangnya akan digunakan kembali untuk sebagai uang taruhan.

Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya perjudian, yaitu faktor lingkungan sosial
budaya yang merupakan area dimana individu menjalani berbagai hubungan sosial dan individu
lain atau kelompok-kelompok lain yang ada sebagai sesama manusia perjudian. Rendahnya
pendidikan menyebabkan seseorang berpikir sederhana kalau nomor yang dipasang tembus 2
atau 3 angka akan memperoleh uang sekian juta tanpa berpikir seberapa besar jumlah uang yang
telah dipertaruhkan dalam perjudian.1

Pandangan Masyarakat tentang Perjudian

Berbagai kepentingan saling berbenturan dapat dimaklumi bahwa kepentingan-kepentingan itu tidak
selalu bersamaan adanya. Semakin kompleks suatu masyarakat, akan semakin besar pula keaneka
ragaman maupun perbedaan yang dapat dijumpai pada kepentingan-kepentingan anggota masyarakat.
Masalah-masalah sosial merupakan perkembangan dari hubungan sosial antara individu-individu, antara
individu dengan kelompok, atau hubungan antar manusia dalam suatu kelompok masyarakat. Hubungan
sosial yang dimaksud merupakan sekitar lingkungan daripada ukuran nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat
dan ideologi yang hidup dalam setiap masyarakat manusia. (Rizani Puspawidjaja, 2008: 5) Kasus judi
ataupun perjudian dari hari ke hari semakin marak. Masalah judi ataupun perjudian merupakan masalah
klasik yang menjadi kebiasaan yang salah bagi umat manusia. Sejalan dengan perkembangan kehidupan
masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi maka tingkat dan modus kriminalitas juga
mengalami perubahan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pada hakikatnya judi maupun perjudian jelas-
jelas bertentangan dengan agama, kesusilaan, dan moral Pancasila, serta membahayakan bagi
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Kemudahan masyarakat untuk memperoleh informasi dari
dunia luar dengan memanfaatkan kemajuan fasilitas teknologi informasi dan sebagai dampak langsung
globalisasi dalam era reformasi maka pengaruh buruk terhadap sesuatu hal secara langsung akan
dirasakan oleh masyarakat, apalagi bagi masyarakat yang taraf pendidikan dan ekonominya menengah
ke bawah. Sebagai dampaknya jalan pintas untuk memperoleh sesuatu bukan hal yang diharapkan,
termasuk judi dan perjudian. Secara psikologis, manusia Indonesia memang tidak boleh dikatakan
pemalas, tapi memang agak sedikit manja dan lebih suka dengan berbagai kemudahan dan mimpi-
mimpi yang mendorong perjudian semakin subur. Dari sisi mental, mereka yang terlibat dengan
permainan judi ataupun perjudian, mereka akan kehilangan etos dan semangat kerja sebab mereka
menggantungkan harapan akan menjadi kaya dengan berjudi. Semua akibat-akibat yang ditimbulkan
karena judi, jika dibandingkan dengan hasil yang dicapai, tidak ada manfaatnya lagi, atau dengan kata
lain merehabilitasi masyarakat yang disebabkan oleh pengaruh atau akibat-akibat negatif dari perjudian,
biaya yang lebih besar/berat dari pada dana (hasil yang diperoleh). Mereka ada yang beranggapan pula
bahwa tidak ada orang kaya dari judi. Demikianlah pandangan atau penilaian masyarakat yang menolak
adanya judi dan dititik beratkan pada akibat- akibat negatifnya, disamping karena judi merupakan
pantangan yang tidak boleh dilakukan dan harus dijauhi. 2

1
Diana Ariani, Diakses pada jurnal yang berjudul Analisis Kriminologis terhadap Pelaku Tindak Pidana Bandar Judi
Toto Gelap (Togel) yang Dilakukan oleh Wanita. Universitas Lampung. 2018
2

Anda mungkin juga menyukai