bekerja dan dana yang mengalir dalam permainan ini cukup besar
materiil dan imateriil tidak saja bagi para pemain tetapi keluarga
mereka sekaligus1.
1
Josua Sitompul, Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum Pidana, PT. Tatanusa, Jakarta hal
230
2
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hlm. 419.
48
mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada
jumlah uang atau harta semula 3. Dalam bahasa inggris judi maupun
perjudian dalam arti sempit artinya gamble yang artinya “play cards
atau a gambler yaitu one who plays cards or other games for money4.
diartikan sebagai:
dan lain-lain”6.
3
ibid
4
Michael West, An International Reader‟s Dictionary, Longman Group Limited, London, 1970, hlm. 155.
5
Kartini Kartono, Patologi Sosial, jilid I, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 56.
6
Dali Mutiara, Tafsiran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1962, hlm. 220.
49
orang Jawa khususnya judi benar-benar mendarah daging.7 Dari sisi
budaya telah lama di kenal bentuk-bentuk judi seperti judi dadu, adu
jago, pacuan kuda, dan adu domba yang sudah menjadi tradisi di
kuda dan di daerah Sulawesi selatan serta daerah Bali denga adu ayam
7
Nurdin H. Kistanto, Kebiasaan Masyarakat Berjudi, Harian Suara Merdeka, Minggu, 4 November 2001, hal. 8
8
Hasil wawancara dengan Briptu Widhiyanto, Salah satu Polantas Polres Kabupaten
Kendal(dilakukan pada tanggal 1 februari 2016)
50
kalau pengaharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan
diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian
dikatakan pemalas, tetapi memang agak sedikit manja dan lebih suka
51
yang terlibat dengan permainan judi maupun perjudian, mereka akan
judi togel biasanya ada yang pergi ke dukun, ketempat keramat atau
togel yang akan keluar besok hari padahal jika di logika jika seorang
dukun mengetahui nomor yang akan keluar atau jumlah skore dan
judi atau memilih tim atau pemenang untuk dirinya sendiri serta ia tak
52
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat penulis simpulkan
meliputi:
dan yang bersih dari segala perbuatan yang dipandang kurang baik
berikut:
menerima perjudian;
53
2. Golongan kedua, yaitu masyarakat yang tidak senang atau
judi dari segi ekonomi semata untuk dapat dengan mudah keluar dari
judi itu benar dan tepat sekali dan harus diterima, karena dengan
cara.
54
Dengan berfikir dari segi ekonomi memang tepat sekali untuk
senang dan menerima kehadiran judi, yang dititik beratkan pada segi
permainan judi, karena ingin dia baik. Judi adalah suatu perbuatan
dan Negara.
dan karapan sapi, serta tidak lupa dalam balap motor yang di jalan
55
umum pun menggunakan perjudian. Permainan dan acuan-acuan
kelompok tertentu.
2. Unsur-unsur Perjudian
Ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai judi,
atau perlombaan.
9
Unsur-unsur Perjudian, hlm 45, dalam skripsi Kris Demirto Faot dengan Judul Skripsi
Tinjauan Kriminologi terhadap Tindak Pidana Perjudian Kupon Putih di Timika Papua , dikutip
pada tanggal 26 Agustus 2016 Pukul 19.00
56
kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan atau
maka tentu saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang
Penertiban Perjudian
57
Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, Pasal 1 ayat (1), disebutkan
1. Roulette;
2. Blackjack;
3. Baccarat;
4. Creps;
5. Keno;
6. Tombala;
7. Super ping-pong;
8. Lotto Fair;
9. Satan;
10. Paykyu;
12. Ji si kie;
17. Pachinko
18. Poker;
20. Hwa-Hwe;
58
21. Kiu-Kiu
2. Lempar gelang;
4. Koin;
5. Pancingan;
7. Lembar bola;
8. Adu ayam;
9. Adu kerbau;
15. Hailai;
16. Mayong/macak;
17. Erek-erek;
59
c) Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain
kebiasan:
1. Adu ayam;
2. Adu sapi;
3. Adu kerbau;
4. Pacu kerbau;
5. Karapan sapi;
yang terdapat dalam angka 3, seperti adu ayam, karapan sapi, dn lain
60
dimana-mana timbul pencurian, perampokan, penodongan, dan lain
dengan hasil yang dicapai, tidak ada manfaatnya lagi atau dengan
apabila tata tertib yang berlaku dalam masyarakat itu lemah dan
61
2) Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka
larangan tersebut10.
hukum pidana itu masih ada hukum-hukum yang lain misalnya hukum
dan sebagainya.
yang menjadi subyek dari hukum pidana itu adalah manusia selaku
10
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. hlm. 1.
62
terganggu yang menyebabkan didalam masyarakat tersebut sudah
bersangkutan dengan tata tertib ini dalam kaidah atau norma yang
63
disebut hukum. adapun maksud disusunnya hukum dan peraturan
harus diberi reaksi atau tindakan yang tepat, pantas agar wibawa
11
Ronny Hanitijo Soemitro, Beberapa Masalah Dalam Studi Hukum dan Masyarakat, Remadja Karya, CV.
Bandung, 1985, hlm. 132
64
Peraturan hukum pidana dan munculnya undang-undang pidana di
luar W.V.S.
lain, seorang petaruh judi yang kalah akan merasa penarasan dan akan
berusaha lagi mengejar jumlah uang yang akan hilang dengan cara
dari aparat kepolisian yang tidak memantau atau yang belum diketahui
oleh pihak kepolisian terhadap jalan raya atau tempat yang dijadikan
balap liar. Selain itu para pelaku mencari jalan yang sepi dan jarang
12
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Dahlia Indonesia, Jakarta, 1997. hlm.17
65
pengendara motor lewat dimana jalan tersebut mempunyai kondisi
menjalankan balap liar agar tidak tercium oleh aparat kepolisian selain
itu mereka juga sudah mempunyai 2 atau 3 jalan yang akan mereka
gunakan balap liar dimana dari jalan tersebut mereka memilih yang
paling aman untuk di jadikan sirkuit balap liar. Para pelaku penjudi
melainkan dari daerah lain atau diluar wilayah terjadinya aksi balap
liar. Sedangkan, pelaku balap liar atau yang biasanya di sebut dengan
dan razia pada saat mereka melakukan balap liar dan dari sini aparat
balap liar.
Selain itu perjudian balap liar yang mempunyai cara yang sangat
rapi dan selalu memanfaatkan celah dari aparat kepolisian, pasti ada
66
mengenai balap liar yang di dalamnya terdapat unsur perjudian yatu
wilayah tersebut.
dan adat istiadat atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum 13.
umum atau jalan raya. Balap liar ini kemudian berkembang dan
atau pelaku perjudian dengan cara bertemu disatu tempat yang telah
13
Kartini kartono, Pantalogi Sosial, Rajawali Pers, 1981, Jakarta, hlm 53
67
disepakati antara kedua belah pihak yang akan menjadi lawan masing-
khusus untuk itu. Arena adu ketangkasan balap liar ini dilakukan di
14
Susanto,2011, Statistik Kriminal Sebagai Konstruksi Sosial, Yogyakarta:Gentha
Publisihng,hlm2.
68
Di dalam kasus balap liar ini tidak bisa lepas dari tindak pidana
Perjudian balap liar di Kabupaten Kendal saat ini sangat marak dan
keselamatan nyawa dan jiwa seseorang yang diatur dalam Pasal 359
69
Pidana Pasal 283 dan Pasal 287 Undang-undang Nomor 22 tahun
untuk joki pribadi yang menang 35% untuk bengkel yang sudah
oleh ketua Bandar, keputusan tidak bisa di nego atau di ganggu gugat.
penjudi maupun keluarganya mungkin sudah sngat banyak disadari oleh para
penilitian lintas budaya yang telah dilakukan para ahli diperoleh beberapa
berjudi.
70
mengherankan jika pada masa undian SDSB di Indonesia zaman
orde baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan
menjadi kaya dalam sekejab tanpa usaha yang besar. Selain itu
komunitas.
penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan
71
menjadi kemenangan atau mengagung-agungkan sosok sang
permainan judi
72
tertanam pikiran: "kalau sekarang belum menang pasti di
juga KUHP tersebut tidak lebih dari produk warisan penjajah Belanda, dan
73
karenanya tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
hukum itupun termasuk bidang kebijakan sosial, yaitu segala urusan yang
perlu diadakan terhadap hukum yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan-
“ius constituendeum” atau hukum pada masa yang akan datang. Hal tersebut
diatas sejalan dengan yang dikemukakan oleh salah satu ahli hukum yaitu:
upaya untuk melakukan reorientasi dan reformasi hukum pidana yang sesuai
15
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung:
Alumni, 1992), hal. 119.
74
masyarakat Indonesia yang melandasi kebijakan social, kebijakan criminal
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa ada tiga rumusan latar
turunan dari Wetboek van Strafrecht negeri Belanda tahun 1886 18. Meskipun
dalam KUHP sekarang ini telah dilakukan tambal sulam namun jiwanya tetap
tidak berubah.
disingkat W.V.S atau KUHP yang sehari-hari digunakan oleh para praktisi
hukum Indonesia telah berusia lebih dari 50tahun. Selama itu ia mengalami
lahirnya UUD 1945, tidak dapat dilepaskan pula dari landasan sekaligus
tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia seperti telah dirumuskan
16
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan... op.cit. hlm. 30-31
17
Sudarto, Hukum Pidana Dan Perkembangan Masyarakat, Sinar Baru:Bandung, 1983 hlm. 66-68
18
Muladi, Lembaga Pidana ... op.cit. hlm. 10.
19
Sudarto, 1974, Suatu Dilema Dalam Pembaharuan Sistem Pidana Indonesia, Pusat Study Hukum dan
masyarakat, FH UNDIP Semarang, hlm. 2
75
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, “melindungi segenap bangsa Indonesia
pembangunan yang dilakukan tidak hanya pada satu sisi kehidupan saja akan
masyarakat21.
Ancaman hukuman yang berlaku sekarang ternyata sudah tidak sesuai lagi
Definisi dari permainan yang digolongkan sebagai judi diatur dalam Pasal
karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala
20
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Pengembangan Ilmu Hukum Pidana (Menyongsong Generasi Baru
Hukum Pidana Indonesia), Pidato Pengukuhan Guru Besar FH UNDIP, Semarang, 1994 hlm.1.
21
Sudarto, Hukum Pidana, Alumni: Bandung, Cet. ke-2, 1981 hlm. 102
76
tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian
kesopanan pada Pasal 303 bis menetapkan perjudian sebagai kejahatan yang
pidana perjudian dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis KUHP yang
Kelenteng Bandung;
77
Sampul Rejeki, Sampul Borobudur di Solo, Sampul Danau
a. Negara;
b. Oleh suatu perkumpulan yang diakui sebagai badan hukum, atau oleh
pemerintah yang berwajib, dalam hal ini kepala daerah pemerintah untuk
bersifat umum.
22
Kartini Kartono, Patalogi Sosial..., op.cit., hlm. 61.
78
menggantungkan pada nasib baik atau buruk, pemain-pemain tidak
Hukum pidana atau system pidana itu merupakan bagian dari politik
kriminal, ialah usaha yang rasional dalam mencegah criminal atau kejahatan
yaitu, yang diatur melalui Pasal 303 dan 303 bis, hal ini sesudah dikeluarkan
berikut:
1. Ancaman pidana dalam Pasal 303 ayat (1) KUHP diperberat menjadi
79
1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau
pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang
khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta
sesuatu cara;
menjalankan pencahariannya
80
Rumusan kejahatan dalam Pasal 303 KUHP tersebut diatas, ada lima
Pasal 303 ayat 2 KUHP memuat tentang dasar pemberatan pidana, dan
Pasal 303 ayat 3 KUHP menerangkan tentang pengertian permainan judi yang
komentar terhadap pasal ini mengenai yang biasa disebut dengan hazardspel
ialah seperti permainan dadu, selikuran, jemeh, bakarat, kemping keles, keplek,
tombola. Juga termasuk totalisator pada pacuan kuda, pertandingan sepak bola
dan sebagainya. Namun, tidak termasuk hazardspel seperti domino, bridge, ceki
303 KUHP mengandur unsur tanpa izin. Pada unsur tanpa izin inilah melekat
sifat melawan hukum dari semua perbuatan dalam lima macam kejahatan
mengenai perjudian itu. Artinya, tidak adanya unsur tanpa izin, atau jika telah
ada izin dari pejabat atau instansi yang berhak memberikan izin, semua
23
Adami Chazawi, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005, hal. 158
81
tidak dipidana. Untuk itu dimaksudkan agar pemerintah atau pejabat pemerintah
1. Kejahatan pertama
Unsur obyektif
a) Perbuatannya:
1) Menawarkan kesempatan;
2) Memberikan kesempatan;
Unsur subyektif:
Dengan sengaja.
Bandar judi, sedangkan bagi orang yang bermain judi dapat dipidana
24
ibid
82
Menawarkan kesempatan bermain judi maksudnya adalah si
25
Ibid
83
bermain judi, dan di sadarinya bahwa yang ditawarkannya atau yang
tanpa izin, karena unsur tanpa izin dalam rumusan letaknya sebelum
2. Kejahatan kedua
Unsur-unsur obyektif:
tanpa izin;
Unsur subyektif:
Dengan sengaja
26
Ibid
84
Kejahatan jenis kedua ini, perbuatannya adalah turut serta.
seperti yang telah dilakukan oleh orang yang turut serta menurut Pasal
tidak terlibat secara fisik dalam orang lain melakukan perbuatan yang
terlarang itu27.
bermain judi, yang dari kegiatan tersebut dia mendapatkan uang atau
penghasilan.
3. Kejahatan ketiga
27
Ibid
85
Kejahatan ketiga yang dimuat dalam ayat 1butir 2e yaitu:
Unsur-unsur obyektif:
a. Perbuatannya:
1) Menawarkan kesempatan;
2) Memberikan kesempatan;
Unsur subyektif:
Dengan sengaja
4. Kejahatan keempat
adalah:
Unsur obyektif:
86
b. Objek: dalam kegiatan usaha permainan judi tanpa
izin;
Unsur subyektif:
Dengan sengaja.
keempat ini perbuatan turut serta dalam permainan judi tanpa izin
Unsur obyektif:
sertanya itu ada kegiatan usaha perjudian yang dijadikannya sebagai mata
87
dan perbuatan memberikan kesempatan bermain judi kepada khalayak
umum28.
5. Kejahatan kelima
Unsur obyektif:
izin;
pelaku hanya ikut terlibat dalam permainan judi bersam orang lain
28
Ibid
88
Pasal 303 ayat 2 KUHP memuat dasar pemberatan pidana
usahanya.
89
Kejahatan mengenai perjudian yang kedua dirumuskan
rupiah:
90
mengenai perjudian menurut KUHP aslinya adalah konsep orang
dengan asas hukum Lex Posteriori Derogat Lex Priori yang berarti
Ke-2 : Barangsiapa ikut serta permainan judi yang diadakan dijalan umum
umum, kecuali jika untuk mengadukan itu ada izin dari penguasa yang
wenang.
91
pemain yang ikut judi tampak niat pembentuk undang-undang itu dari
jelas bahwa perjudian dilarang oleh norma hukum pidana karena telah
memenuhi rumusan yang seperti dimaksud, untuk itu dapat dikenai sanksi
Dalam kenyataannya bahwa judi tumbuh dan berkembang serta sulit untuk
pinggir jalan raya bahkan ada yang dilakukan secara terorganisir dan
terselubung dan beraneka ragam yang dilakukan oleh para penjudi tersebut
Sanksi pidana baik bagi Bandar, orang yang turut serta dan orang
KUHP dan Pasal 303 bis KUHP dipisahkan dan bobotnya berbeda.
Khususnya untuk Bandar dan orang yang turut serta sanksi pidananya
paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh
lima juta rupiah. Sedangkan pemain judi sanksi pidananya lebih ringan
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh
juta rupiah.
92