Pemerintahan Negara Konsep Kekuasaan Pemisahan kekuasaan (separation of power) berarti kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpisah satu sama lain dan berdiri sendiri. Pembagian kekuasaan (divisions of power) dibagi dalam bagian legislatif, eksekutif, dan yudikatif dengan ada koordinasi dan kerjasama. Macam-Macam Sistem Pembagian Kekuasaan John Locke Kekuasaan legislatif: kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang Kekuasaan eksekutif: kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang Kekuasaan federatif: kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri Macam-Macam Sistem Pembagian Kekuasaan Montesquieu Trias Politica Kekuasaan legislatif: kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang Kekuasaan eksekutif: kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang Kekuasaan yudikatif: kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang Pembagian Kekuasaan di Indonesia KEKUASAAN HORISONTAL Keberadaan Kementrian diatur Pasal 17 UUD NRI tahun 1945 Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementrian negara diatur dalam undang- undang Tanggung Jawab Kementrian Negara Pasal 17 ayat 3 UUD NRI 1945: setiap menteri membidangi urusan tertantu dalam pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementriannya
meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan Urusan pemerintahan yang disebutkan dalam UUD NRI 1945 meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum, pertanian, dan kehutanan. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, sinkronisasi program pemerintah meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, pemuda dan olah raga. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia Pembagian kekuasaan secara Horizontal Kekuasaan konstitutif (MPR): kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3 ayat 1 UUD 1945). Kekuasaan eksekutif (Presiden): kekuasaan untuk menjalankan undang- undang penyelenggaraan pemerintahan negara (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945) Kekuasaan legislatif (DPR): kekuasaan untuk membentuk undang-undang (Pasal 20 ayat 1 UUD 1945) Kekuasaan yudikatif (MA dan MK): kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 2 UUD 1945) Kekuasaan eksaminatif (BPK): kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara (Pasal 23 E ayat 1 UUD 1945) Kekuasaan moneter (BI): kekuasaan untuk menetapkan atau melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 23 D UUD 1945) Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia Pembagian kekuasaan secara Vertikal Pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD 1945-> pemerintahan Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan kabupaten. Pemerintah pusat: kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, agama, moneter, dan fiskal. Pemerintah daerah: menjalankan otonomi daerah seluas- luasnya untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya Hubungan pemerintah provinsi dan kabupaten terjalin koordinasi, pembinaan, dan pengawasan oleh pemerintah pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan. Kedudukan dan Fungsi Presiden, kementrian, dan lembaga kementrian Presiden sebagai kepala Presiden sebagai kepala negara pemerintahan Memegang kekuasaan tertinggi Membentuk dewan pertimbangan atas AD, AU, dan AL (pasal 10) yang bertugas memberikan nasihat Menyatakan perang, membuat dan pertimbangan (Pasal 16) perdamaian dan perjanjian Mengangkat dan memberhentikan dengan negara lain dengan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2) persetujuan DPR (Pasal 11 ayat Membahas dan memberi 1) persetujuan atas RUU bersama Mengangkat duta dan konsul DPR serta mengesahkan RUU dengan pertimbangan DPR (Pasal 20 ayat 2 dan 4) (Pasal 13 ayat 1 dan 2) Menetapkan peraturan pemerintah Memberi grasi, rehabilitasi sebagai pengganti undang-undang dengan pertimbangan MA (Pasal 14 ayat 1) dalam kegentingan yang memaksa Memberi amnesti dan abolisi (Pasal 22 ayat 1) dengan memperhatikan Meresmikan keanggotaan BPK pertimbangan DPR (Pasal 14 yang dipilih DPR dengan ayat 2) memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat 1) Tugas/Kewenangan Presiden Sebagai Kepala Negara Pasal 10 Pasal 11 ayat 1 Pasal 13 ayat 1 dan 2 Pasal 14 ayat 1 Pasal 14 ayat 2 Tugas/Kewenangan Presiden Sebagai Kepala Pemerintahan (Pasal 16) Pasal 17 UUD NRI 1945 Pasal 20 ayat 2 dan 4 Pasal 22 ayat 1 Pasal 23F ayat 1 Tugas
Buatlah mind mapping atau
ringkasan Bab 1 Lembaga Pemerintah Non-Kementrian Dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu yang kedudukannya berada di bawah presiden serta bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri (perpres No 103 tahun 2001)
Badan Narkotika Nasional (BNN)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) koordinasi dengan menteri kesehatan Badan Intelijen Negara (BIN) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah menteri koordinator bidang perekonomian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian Tugas Kelompok 4-6 orang Sebutkan masing-masing 4 kewenangan presiden sebagai kepala negara dan kewenangan presiden sebagai kepala pemerintahan! Sebutkan 5 lembaga pemerintah non-kementrian! Jelaskan makna Pancasila dalam dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional? Sebutkan 3 nilai-nilai Pancasila sila 1 dalam penyelenggaraan pemerintahan negara! Sebutkan 3 nilai-nilai Pancasila sila 4 dalam penyelenggaraan pemerintahan negara! Buat Kelompok (7 orang) Jelaskan Implementasi Pancasila dalam dimensi spiritual, kultural, dan institusional! Berikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila pada sila 1, 2, 3, 4, dan 5. Presentasikan di depan. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 1. Sistem Nilai dalam Pancasila Pancasila sebagai sistem nilai mengandung serangkaian nilai yaitu ketuhanan, kemanusiaan, perstuan, permusyawaratan, keadilan. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 2. Implementasi Pancasila Pancasila yang termuat pada Pembukaan UUD 1945 mengandung tiga nilai utama yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dimensi institusional Dimensi spiritual (sila 1) mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan keseluruhan nilai dalam falsafah negara. Dimensi kultural (sila 2, 3, 4, 5) mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara. Dimensi institusional (sila 2, 3, 4) mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan utama untuk mencapai cita- cita, tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya Tidak memaksakan warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Tuhan karena manusia mempunyai sifat universal Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat universal Mewujudkan keadilan dan peradaban yang kuat karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nilai Sila Persatuan Indonesia Nasionalisme Cinta bangsa dan tanah air Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Terkandung nilai demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mengusahakan putusan bersama secara bulat dan diperlukan kejujuran bersama Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Nilai Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing Melindungi yang lemah agar kelomok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya