Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

NILAI NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia


A. Negara
 Istilah Negara merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris
(State), bahasa Belanda dan Jerman (Staat),Prancis ( Etat) semua
berasal dari bahasa latin yaitu Status atau Statum yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat
sifat yang tegak dan tetap.
 Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah mempunyai
kekuasaan tertinggi yang sah dan menjalankan pemerintahannya
untuk kepentingan rakyat
 Sifat hakikat Negara :
 Memaksa
Artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk memakai
kekerasan fisik secara sah. Tujuannya adalah agar peraturan
perundang undangan ditaati , ketertiban dalam masyarakat
tercapai, dan anarki ( kekacauan) dalam masyarakat dicegah
 Monopoli
Negara mempunyai monopoli untuk melakukan
sesuatu,sesuai dengan tujuan bersama dari masyarakat
 Mencakup semua
Semua peraturan perundang undangan berlaku untuk semua
orang tanpa kecuali
 Unsur unsur terbentuknya Negara
 Rakyat
 Wilayah
 Pemerintah yang berdaulat
 Pengakuan Negara lain
 Fungsi Negara
 Memelihara ketertiban untuk mencapai tujuan bersama dan
menyelesaikan konflik yang muncul dalam masyarakat
 Menguasahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
 Memperkokoh pertahanan yang diperlukan untuk menangkal
setiap ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar
 Menegakkan keadilan melalui lembaga keadilan

B. Bangsa
 Bangsa adalah kesatuan orang yang memiliki kesamaaan
adat,bahasa,sejarah, dan nasib serta penderitaan masa
lampau ,memiliki pemerintahan sendiri dan cita cita bersama
dimasa depan
 Unsur unsur pokok terbentuknya suatu bangsa antara lain :
 Latar belakang sejarah yang sama dimasa lampau
 Rasa senasib sepenanggungan
 Memiliki cita cita yang sama, baik dimasa lampau, masa
sekarang ,maupun dimasa mendatang
 Harus merasakan adanya ikatan yang erat dengan tanah airnya

C. Pemerintahan
Pengertian pemerintah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ;
 Pemerintahan dalam arti luas yaitu pemerintah sebagai gabungan
dari semua lembaga Negara kenegaraan atau gabungan seluruh
alat perlengkapan Negara yang meliputi badan lembaga
Legislatif,Eksekutif dan yudikatif
 Pemerintah dalam arti sempit yaitu hanya meliputi lembaga
Eksekutif

D. Macam macam kekuasaan Negara


 Menurut John Locke
Kekuasaan Negara dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
 kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang undang
 kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
undang undang termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang undang
 kekuasaan federatif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
hubungan luar negeri
 Menurut Monstesquieu
Kekuasaan Negara dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
 Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang undang
 Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaa untuk meaksanakan
undang undang
 Kekuasaan yudikatifyaitu kekuasaan untuk mempertahankan
undang undang termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undang undang

E. Sistem pengelolaan Negara


Secara umum di dunia dianut dua system pengelolaan Negara yaitu :
 Sistem pemisahan kekuasaan ( separation of power ) adalah
kekuasaan Negara dikelompokkan kedalam beberapa lembaga
yakni lembaga pembuat regulasi / aturan ( legislatif) ,
pelaksana regulasi ( eksekutif ) dan pengawas terhadap
pelaksanaan regulasi ( yudikatif). Dalam system pemisahan
kekuasaan ketiga lembaga tersebut terpisah secara tegas.
Masing masing lembaga menjalankan tugas pokok dan
fungsinya tanpa ada saling memengaruhi satu sama lain
 Sistem pembagian kekuasaan (division of power) adalah
kekuasaan Negara dikelompokkan kedalam tiga lembaga
yakni legislative,eksekutif dan yudikatif. Ketiga lembaga
Negara tersebut memiliki hubungan keterkaitan atau hubungan
saling memengaruhi satu sama lain dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.

F. Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia


Di Indonesia penerapan pembagian kekuasaan terdiri atas dua
bagian yaitu ;
 Pembagian kekuasaan secara horizontal.
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah.
Setelah amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintah pusat
mengalami pergeseran klasifikasi kekuasaan Negara yang
umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan
(legislative,eksekutif,dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan
Negara yaitu :
 Kekuasaan konstitutif yaitu kekuasaan untuk mengubah dan
menetapkan Undang Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk menjalankan
undang undang dan penyelenggaraan pemerintahan.
Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden
 Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membentuk
undang undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat
 Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman
yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang
oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
 Kekuasaan eksaminatif / inspektif yaitu kekuasaan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara.
Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
 Kekuasaan moneter yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan
nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia
selaku Bank Sentral di Indonesia
Pembagian kekuasaan secara horizontal pada tingkatan
pemerintah daerah berlangsung antara lembaga lembaga
daerah yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah
(Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD)
 Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menyatakan bahwa ‘’ Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah daerah propinsi dan daerah
propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap tiap
propinsi,kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang undang ‘’.
Dengan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara
vertikal di Negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah ( pemerintah propinsi dan
pemerintah kabupaten/kota). Pada pemerintahan daerah
berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang
ditentukan oleh pemerintah pusat.Hubungan antara pemerintah
propinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan
koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah pusat
dalam bidang administrasi dan kewilayahan.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas luasnya
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan Pada
dasarnya daerah memiliki kewenangan atas seluruh bidang
pemerintahan, kecuali beberapa bidang yang menjadi
wewenang pemerintah pusat yaitu kewenangan yang berkaitan
dengan politik luar negeri,pertahanan,keamanan,yustisi,
moneter dan fiskal nasional, dan agama.

G. Tugas dan Wewenang lembaga negara berdasarkan UUD Negara


Republik Indonesia Tahun 1945
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
 Dasar Hukum : Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR,DPR, dan
DPD
 Wewenang MPR :
a) Mengubah dan menetapkan Undang Undang Dasar
b) Melantik Presiden dan / atau Wakil Presiden
c) Memberhentikan Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut Undang Undang Dasar
d) Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan
Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya , paling lambat dalam
waktu enam puluh hari
e) Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari
dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih
suara terbanyak pertama serta kedua dalam pemilihan
sebeumnya, sampai habis masa jabatannya paling lambat
dalam waktu tiga puluh hari
f) Menetapkan Peraturan Tata Tertib dan Kode etik MPR
 Fungsi MPR
a) Fungsi legislasi dalam bentuk :
 Menetapkan Undang Undang Dasar
 Mengubah Undang Undang Dasar
b) Fungsi pengawasan dalam bentuk mengambil keputusan
terhadap usulan DPR untuk memberhentikan Presiden dan
Wakil Presiden ditengah masa jabatannya.
c) Fungsi electoral yaitu fungsi memilih pejabat publik, dalam
hal ini Presiden dan Wakil Presiden. Fungsi ini akan
dilaksanakan MPR jika rakyat gagal memilih Presiden dan
Wakil Presiden secara langsung. Jika rakyat berhasil
memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung,
MPR tinggal menetapkan hasil pilihan rakyat tersebut

2. Dewan Perwakilan Rakyat


 Dasar Hukum : - Pasal 19 ayat (1),(2),(3)
 Pasal 20 ayat (1),(2),(3),(4) dan (5)
 Pasal 20 A ayat (1),(2),(3),dan (4)
 Pasal 21,
 Pasal 22 ayat (1),(2), dan (3)
 Pasal 22A
 Pasal 22B
 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang MPR,DPR, dan DPD
 Pasal 71 UUNo.27 Tahun 2009 Tentang
MPR,DPR,DPD,dan DPRD
 Tugas dan wewenang DPR :
a) Membentuk undang undang yang dibahas dengan presiden
untuk mendapat persetujan bersama
b) Membahas dan memberikan persetujan peraturan
pemerintah pengganti undang undang
c) Menerima dan membahas usulan rancangan undang
undang yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan
d) Memerhatikan pertimbangan DPD atas rancangan
undangan undangan APBN dan rancangan undang undang
yang berkaitan dengan pajak,pendidikan, dan agama
e) Menetapkan APBN bersama Presiden dengan
memerhatikan pertimbangan DPD
f) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang
undang,anggaran pendapatan dan belanja Negara, serta
kebijakan pemerintah
g) Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
diajukan olah DPD terhadap pelaksanaan undang undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan , pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusatdan daerah ,
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksana APBN , pajak, pendidikan , serta agama
h) Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
i) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan Negara yang disampaikan
oleh BPK
j) Memberikan persetujuan kepada Presiden atas
pengangkatan dan pemberhentian anggota KY
k) Memberikan persetujuan calon hakim agung yang
diusulkan KY untuk ditetapkan sebagai hakim aging oleh
Presiden
l) Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan
mengajukan kepada Presiden untuk ditetapkan
m) Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk
mengangkat duta, menerima penempatan duta Negara lain
serta memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti
dan abolisi
n) Memberikan persetujan kepada Presiden untuk
menyatakan perang,membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan Negara lain, serta membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan Negara dan / atau pembentukan undang
undang
o) Menyerap,menghimpun,menampung dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat
p) Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
ditentukan dalam Undang Undang
q) DPR juga mempunyai hak interpelasi, angket,dan
menyatakan pendapat

 Fungsi DPR
a) Fungsi legislasi DPR untuk membentuk undang undang .
Dalam menjalankan fungsi ini DPR memiliki :
 Hak budget adalah hak untuk menetapkan APBN
 Hak inisiatif adalah hak untuk mengajukan rancangan
undang undang
 Hak amandemen adalah hak untuk mengubah rancangan
undang undang
b) Fungsi anggaran yaitu fungsi untuk menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
c) Fungsi pengawasan / kontrol yaitu fungsi mengawasi
tindakan pemerintah baik melalui ratifikasi perjanjian,
persetujuan atas pernyataan perang, pengangkatan duta,
maupun pengawasan terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dan penggunaan uang negara.
Dalam menjalankan fungsi ini DPR memiliki :
 Hak interpelasi yaitu hak DPR untuk meminta
keterangan kepada pemerintah mengenai kebijaksanaan
pemerintahan di bidang tertentu
 Hak menyatakan pendapat yautu hak DPR untuk
menyatakan penilaian dan pandangan atas keterangan
maupun tindakan pemerintah
 Hak angket yaitu hak DPR untuk mengadakan
penyelidikan sendiri atas suatu masalah yang terjadi
terhadap kebijakan pemerintah

3. Dewan Perwakilan Daerah


 Dasar Hukum : - Pasal 22C ayat (1),(2),(3) dan (4)
- Pasal 22D ayat (1),(2),(3) dan (4)
- UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD
dan DPRD
- Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
MPR,DPR, dan DPD
 Fungsi DPD :
a) Pengajuan usul kepada DPR mengenai RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah dan
lain lain.
b) Ikut dalam pembahasan RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah dan lain lain
c) Pemberian pertimbangan kepada DPR atas RUU tentang
APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak,pendidikan
dan agama
d) Pengawasan atas pelaksanaan undang undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan , pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, dll
 Wewenang DPD :
a) Dapat mengajukan rancangan undang undang kepada DPR
yang berkaitan dengan otonom daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran, dan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, RUU yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah
b) DPD ikut membahas rancangan undang undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah,pembentukan,pemekaran, serta penggabungan
daerah,pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya serta berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diajukan baik oleh DPR
maupun pemerintah
c) DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas
rancangan undang undang APBN dan RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama. Pertimbangan
tersebut diberikan dalam bentuk tertulis sebelum
memasuki tahapan pembahasan antara DPR dan
pemerintah, sehingga menjadi bahan bagi DPR dalam
melakukan pembahasan dengan pemerintah
d) DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dalam
pemilihan anggota BPK. Pertimbangan tersebut
disampaikan secara tertulis sebelum pemilihan anggota
BPK
e) DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
undang undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan,pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya. Pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama.
Pengawasan tersebut merupakan pengawasan atas
pelaksanaan undang undang. Hasil pengawasan tersebut
disampaikan kepada DPR sebagai bahan pertimbangan
untuk ditindaklanjuti
f) DPD menerima hasil pemeriksaan keuangan Negara dari
BPK untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi
DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN

4. Presiden
 Dasar Hukum : - Pasal 4 ayat (1),dan (2)
 Pasal 5 Ayat (1) dan (2)
 Pasal 6 ayat (1) dan (2)
 Pasal 6A ayat (1),(2),(3),(4)dan (5)
 Pasal 7,Pasal 7A
 Pasal 7B ayat (1),(2),(3),(4),(5),(6),dan (7)
 Pasal 7C
 Pasal 8 ayat (1),(2),dan (3)
 Pasal 9 ayat (1),dan (2)
 Pasal 10 dan Pasal 11 ayat (1),(2)dan (3)
 Pasal 11 ayat (1),(2),dan (3)
 Pasal 12, pasal 13 ayat (1),(2)dan (3)
 Pasal 14 ayat (1),(2)
 Pasal 15 dan pasal 16
 Tugas dan fungsi dan wewenang Presiden
 Tugas dan fungsi dan wewenang Presiden sebagai kepala
Negara
a) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan
Dasar, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
b) Menyatakan perang , membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan Negara lain dengan persetujuan DPR
c) Menyatakan keadaan bahaya
d) Mengangkat duta dan menempatkan duta dari Negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan DPR
e) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan MA
f) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
g) Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya
h) Mengajukan calon hakim konstitusi

 Tugas dan fungsi dan wewenang Presiden sebagai kepala


pemerintahan
a) Memegang kekuasaan menurut pemerintahan
b) Mengajukan RUU kepada DPR
c) Menetapkan peraturan pemerintah
d) Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden
e) Mengangkat dan memberhentikan menteri menteri
f) Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama
DPR serta mengesahkan RUU
g) Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
undang undang dalam kegentingan yang memaksa
h) Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD
i) Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
j) Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan KY
dan disetujui DPR
k) Mengangkat dan memberhentikan anggota KY dengan
persetujuan DPR
l) Mengajukan tiga calon hakim konstitusi dan menetapkan
Sembilan orang hakim konstitusi

5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga Negara yang memegang
kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan
 Dasar hukum : - Pasal 24A UUD NRI Tahun 1945
- UU No.5 Tahun 2004
- UU No. 3 Tahun 2009
 Wewenang Mahkamah Agung :
a. Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang
undangan di bawah undang undang terhadap undang undang
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan undang
undang
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi
grasi dan rehabilitasi

6. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga Negara yang
keberadaannya muncul setelah amandemen UUD NRI Tahun 1945
 Dasar Hukum : - Pasal 24C UUD NRI tahun 1945
- UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi
 Wewenang MK :
a. Menguji undang undang terhadap Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c. Memutus pembubaran partai politik
d. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden :
a. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap Negara,korupsi, penyuapan, dan
tindak pidana berat lainnya
b. Telah melakukan perbuatan tercela
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan /atau
Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial merupakan lembaga baru yang dibentuk
berkaitan dengan pelaksanaan kekuasaan kehakiman
 Dasar Hukum : - Pasal 24B UUD NRI Tahun 1945
- UU No. 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial
 Tugas dan wewenang Komisi Yudisial :
a. Dalam Pasal 24B ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, disebutkan
bahwa Komisis Yudisial bersifat mandiri yang berwenang
mengusulkan pengangkatan Hakim Agung serta
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan,keluhuran martabat, serta
perilaku hakim
b. Pasal 13 UU RI No. 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial
menyebutkan bahwa tugas dan kewenangan Komisi
Yudisial adalah sebagai berikut :
1) Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR .
dalam kewenangan Komisi Yuisial adalah sebagai
berikut :
a) Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
b) Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
c) Menetapkan calon Hakim Agung
d) Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
2) Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
perilaku hakim. Dalam kewenagan ini, Komisi Yudisial
mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan
terhadap perilaku hakim dalam rangka menegakkan
kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga
perilaku hakim.

8. Badan Pemeriksa Keuangan


Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga Negara yang
memiliki tugas memerisa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan Negara. BPK bersifat bebas dan mandiri,
artinya agar pelaksanaan tugas badan ini tidak diampuri,
dipengaruhi,oleh lembaga atau badan negara, masyarakat,atau
perseoragan.
 Dasar Hukum : - Pasal 23 E UUD NRI Tahun 1945
- UU RI No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
- UU RI No.1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
- UU RI No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab
Keuangan Negara
 Wewenang BPK :
BPK berwenang meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang,badan/instansi , atau badan swasta sepanjang
tidak bertentangan dengan undang undang. BPK dalam hal ini
mengawasi tentang kebijakan dan arah keuangan Negara yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Hasil pemeriksaan BPK
diserahkan kepada DPR,DPD dan DPRD sesuai kewengannya
 Fungsi BPK :
a. Fungsi operatif, berupa pemeriksaan , pengawasan, serta
penyelidikan atas penguasaan , pengurusan, dan
pengelolaan kekayaan Negara
b. Fungsi yudikatif, berupa kewenangan menuntut
perbendaharaan Negara dan tuntutan ganti rugi terhadap
bendaharawan dan pegawai negeri bukan bendahara yang
karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan
kewajiban yang menimbulkan kerugian keuangan dan
kekayaan Negara
c. Fungsi advisory, yaitu memberikan pertimbangan kepada
pemerintah mengenai pengurusan dan pengelolaan Negara

2. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan


Lembaga Pemerintah Non- Kementerian
1) Dasar Hukum Pementukkan Kementerian Negara Republik
Indonesia
Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang Undang Dasar NRI Tahun 1945.Pada pelaksanaan
tugasnya, Presiden dibantu oleh menteri menteri Negara yang
membidangi urusan tertentu dibidang pemerintahan.
Dasar hukum yang melandasi pembentukan kementerian Negara
dalam UUD NRI Tahun 1945 ialah Bab V Pasal 17 :
a) Presiden dibantu oleh menteri menteri Negara
b) Menteri menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
c) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan
d) Pembentukan , pengubahan , dan pembubaran kementerian
Negara diatur dalam undang undang
Selain diatur oleh UUD NRI Tahun 1945, mengenai
kementerian terdapat dalam :
 Undang Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara
 Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara
 Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara
2) Pengertian Kementerian Negara
UU No. 39 Tahun 2008 mengatur hal hal sbb :
a. Kementerian merupakan perangkat pemerintah yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
b. Menteri merupakan pembantu Presiden yang memimpin
Kementerian
c. Urusan Pemerintahan merupakan setiap urusan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
d. Pembentukan Kementerian dilakukan dengan nomenklatur
tertentu setelah Presiden mengucap sumpah / janji
e. Pengubahan Kementerian adalah pengubahan nomenklatur
Kementerian dengan cara menggabungkan, memisahkan
dengan menggantikan nomenklatur Kementerian yang sudah
terbentuk
f. Pembubaran Kementerian merupakan tindakan menghapus
kementerian yang sudah terbentuk

3) Kedudukan dan Urusan Pemerintahan


Kementerian berkedudukan di ibu kota Negara Indonesia.
Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
tertentu dalam pemerintahan dibawah Presiden dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Kementerian Negara merupakan :
a. Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan dibidangnya, pengelolaan barang milik / kekayaan
Negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas
pelaksanaan tugas dibidangnya, dan pelaksanaan kegiatan
teknis dari pusat sampai daerah
b. Perumusan , penetapan, pelaksanaan kebijakan dibidangnya,
pengelolaan barang milik / kekayaan Negara yang menjadi
tanggung jawabnya , pengawasan atas pelaksanaan tugas
dibidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan kementerian di daerah dan pelaksanaan
kegiatan teknis yang berskala nasional
c. Perumusan dan penetapan kebijakan dibidangnya, koordinasi
dan sikronisasi pelaksanaan kebijakan dibidangnya,
pengelolaan barang milik / kekayaan Negara yang menjadi
tanggung jawabnya dan pengawasan atas pelaksanaan tugas
di bidangnya
Pembentukan kementerian disesuaikan dengan urusan
tertentu dalam pemerintahan. Adapun urusan pemeritahan yang
Hal hal yang menjadi tanggung jawab kementerian Negara sbb :
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya
secara tegas disebutkan dalam UUD NRI Tahun 1945 meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri dan pertahanan
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD NRI Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum,
keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan ,
kebudayaan , kesehatan, social, ketenagakerjaan, industri,
perdagangan, pertambangan, energy,pekerjaan umum,
transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi
dan sikronisasi program pemerintah ,meliputi urusan
perencanaan pembangunan nasional, aparatur Negara,
kesekretariatan Negara, badan usaha milik Negara,
pertanahan, kependudukan, lingkup hidup,ilmu pengetahuan,
teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah,
pariwisata,pemberdayaan perempuan, pemuda , olahraga,
perumahan , dan pembangunan kawasan atau daerah
tertinggal
Susunan organisasi kementerian yang mengurusi urusan
pemerintahan sebagaimana butir (a) diatas, terdiri atas unsur :
a. Pemimpin, yaitu Menteri
b. Pembantu pemimpin, yaitu Sekretariat Jenderal
c. Pelaksana Tugas Pokok, yaitu Direktorat Jenderal
d. Pengawas, yaitu Inspektorat Jenderal
e. Pendukung, yaitu badan dan / atau pusat
f. Pelaksana tugas pokok di daerah dan / atau perwakilan luar
negeri sesuai denga peraturan perundang undangan
Susunan organisasi kementerian yang mengurusi urusan
pemerintahan sebagaimana butir (b) terdiri atas :
a. Pemimpin, yaitu Menteri
b. Pembantu pemimpin, yaitu Sekretariat Jenderal
c. Pelaksana Tugas Pokok, yaitu Direktorat Jenderal
d. Pengawas, yaitu Inspektorat Jenderal
e. Pendukung, yaitu badan dan / atau pusat
Susunan organisasi kementerian yang mengurusi urusan
pemerintahan sebagaimana butir (c) terdiri atas :
a. Pemimpin , yaitu Menteri
b. Pembantu Pemimpin yaitu Sekretariat Kementerian
c. Pelaksana yaitu Deputi
d. Pengawas, yaitu Inspektorat

4) Pembentukan , Pengubahan dan Pembubaran Kementerian


Dalam Pasal 15 UU No. 39 Tahun 2008 menyebutkan bahwa
jumlah keseluruhan kementerian paling banyak 34 ( tiga puluh
empat). Adapun pembentukan Kementeria dilakukan paling lama
14 (empat belas)hari kerja sejak presiden mengucapkan sumpah /
janji.

Dalam pasal 17 UU No. 39 Tahun 2008 tiga kementerian yang


tidak dapat diubah oleh presiden adalah kementerian luar negeri,
kementerian dalam negeri, dan kementerian pertahanan. Adapun
kementerian lainnya dapat diubah oleh presiden , dengan
mempertimbangkan :
a. Efisiensi dan efektivitas
b. Perubahan dan / atau perkembangan tugas dan fungsi
c. Cakupan tugas dan proporsionalitas beban tugas
d. Kesinambungan , keserasian, dan keterpaduan
pelaksanaantugas
e. Peningkatan kinerja dan beban kerja pemerintah
f. Kebutuhan penanganan urusan tertentu dalam pemerintahan
secara mandiri
g. Kebutuhan penyesuaian peristilahan yang berkembang
Pengubahan kementerian , baik sebagai akibat pemisahan
atau penggabungan kementerian, dilakukan dengan
pertimbangan DPR . pertimbangan tersebut , akan diberikan
DPR paling lama 7 hari kerja sejak surat presiden diterima.
Apabila dalam 7 hari kerja, DPR belum menyampaikan
pertimbangannya, DPR dianggap sudah memberikan
pertimbangan
Untuk dapat menjadi seorang menteri, seseorang harus
memenuhi persyaratan sbb :
a. Warga Negara Indonesia
b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita cita
proklamasi kemerdekaan
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Memiliki integritas dan kepribadian yang baik
f. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih
Apabila telah dipilih dan dilantik menjadi menteri , setiap
orang dilarang merangkap jabatan sebagai :
a. Pejabat negara lainnya sesuai dengan peraturan perundang
undangan
b. Komisaris atau direksi pada perusahaan Negara atau
perusahaan swasta
c. Pimpinan organisasi yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dan / atau Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD)
Selain pengangkatan, seorang menteri dapat berhenti dari
jabatannya karena :
a. Meninggal dunia
b. Berakhir masa jabatan
Selain kedua hal tersebut, menteri juga dapat diberhentikan
dari jabatannya oleh presiden karena :
a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis
b. Tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara
berturut turut
c. Dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap, karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih
d. Melanggar ketentuan larangan rangkap jabatan
e. Alasan lain yang ditetapkan oleh Presiden .

3. Hubungan Fungsional Kementerian dan Lembaga Pemerintah


Nonkementerian
Selain dibantu oleh wakil Presiden dan menteri menteri Negara,
dalam menjalankan kewenangan dan tugasnya, Presiden juga
dibantu oleh Lembaga Pemerintahan Non Kementerian
(LPNK).Lembaga Non Kementerian (LPNK) pada awalnya disebut
Lembaga Pemerintah Nondepartemen.
Lembaga Pemerintah Nonkementerian merupakan lembaga Negara
yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu dari presiden.Lembaga Pemerintah
Nonkementerian berada dibawah presiden dan bertanggungjawab
langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat
menteri yang terkait.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2013 Lembaga
Pemerintah Non Departemen diubah namanya menjadi Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK).Selain Kepres tersebut juga
menyederhanakan jumlah LPNK. Adapun yang tergolong kedalam
LPNK menurut Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 adalah sbb :
a. Lembaga Administrasi Negara (LAN)
b. ARSIP Nasional Republik Indonesia (ANRI)
c. Badan Kepagawaian Negara (BKN)
d. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS)
e. Badan Standarisasi Nasional (BSN)
f. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
g. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
h. Lembaga Sandi Negara ( LEMSANEG)
i. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
( BKKBN)
j. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional ( LAPAN)
k. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
l. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
m. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
n. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Struktur Organisasi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)
terdiri atas:
a. Seorang kepala
b. Sekretariat utama,
c. Deputi,
d. Inspektorat utama.
Apabila dipandang perlu, LPNK dapat membentuk komisi /
kelompok kerja non struktural sesuai dengan kebutuhan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan ketentuan
peraturan perundang undangan yang berlaku.

4. Nilai Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan


1. Arti dan makna nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, benar, dan berguna.Sesuatu
dianggap punya nilai, jika sesuatu itu dianggap benar dan
berguna bagi kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi religius,
etika, moral, estetika, ekonomi, dan sosial budaya.
Menurut Kaelan berdasarkan pemikiran filsafat, Pancasila
sebagai filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai. Adapun
rumusannya sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 adalah sbb :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusaiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Menurut Winarno , kelima sila dari Pancasila hakikatnya
adalah suatu nilai. Nilai nilai dari Pancasila adalah sbb:
1. Nilai Ketuhanan
2. Nilai Kemanusian
3. Nilai Persatuan
4. Nilai Kerakyatan
5. Nilai Keadilan
Nilai nilai tersebut , selanjutnya menjadi sumber nilai
penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan bahwa ada tingkatan
nilai yaitu :
a. Nilai dasar adalah asas asas yang diterima sebagai dalil yang
bersifat mutlak dan diterima sebagai nilai dasar yang mutlak
dan tidak mungkin diubah. Hal ini meliputi nilai dasar yang
tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
b. Nilai instrumental adalah pelaksaaan umum dari nilai dasar,
biasanya dalam wujud norma social dan norma hukum.
Selanjutnya nilai nilai ini akan mengkristal dalam lembaga
lembaga yang sifatnya dinamis dan kreatif. Nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai dasar, nilai ini terelisasi
dalam berbagai peraturan perundang undangan.
c. Nilai praksis adalah nilai yang seseungguhnya dilaksanakan
dalam kenyataan.
2. Nilai nilai Pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
Negara
Pokok pokok pikiran dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945
dijabarkan dalam pasal pasal.Pasal pasal ini dalam praktik
ketatanegaraan Indonesia menjadi dasar hukum dalam
penyelenggaran pemerintahan Negara. Adapun nilai nilai yang tersirat
dapat dikaji dalam setiap pasal pasal UUD NRI Tahun 1945 :

N Sila Pancasila Perwujudan dalam UUD NRI Tahun


o 1945
1 Ketuhanan Yang Maha Esa Pasal 28E ayat (1) dan (2) dan Pasal 29
ayat (1) dan (2)
2 Kemanusiaan yang adil dan Pasal 27 sampai 34
beradab
3 Persatuan Indonesia Pasal 1 ayat (1)
4 Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan Pasal 2 ayat(3) pasal 22 E
dalam permusyawaratan /
perwakilan
5 Keadilan sosial bagi seluruh Pasal 33 dan 34
rakyat indonesia
Dengan demikian penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada
nilai nilai Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945
sebagai berikut :
a) Nilai sila Ketuhanan Yang Maha ESa
1) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa
2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing masing dan
beribadah menurut agamanya
3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan
memeluk agama esuai hukum yang berlaku
4) Ateisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia
5) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga negara dan menjadi mediator ketika terjadi konflik
antaragama
b) Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai
makhluk Tuhan
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
3) Perlindungan hak hak asasi manusia dalam segenap aspek
kehidupan seperti politik,ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
dan keamanan
c) Nilai Persatuan Indonesia
1) Nasionalisme
2) Cinta bangsa dan tanah air
3) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan,
dan perbedaan warna kulit
5) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan
d) Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
1) Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
2) Permusyawaratan , artinya mengusahakan putusan bersama
ecara bulat baru sesudah itu diadakan tindakan bersama
3) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal
yang perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara
bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama
4) Diadakannya pemilihan umum sebagai mekanisme
permusyawaratan dalam menentukan wakil wakil rakyat di
dalam pemerintahan
e) Nilai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1) Kemakmuran yang errata bagi seluruh rakyat dalam arti
dinamis dan berkelanjutan
2) Upaya upaya mensejahterakan rakyat melalui berbagai
upaya, seperti pembangunan,pendidikan, ekonomi, dan
kesejahteraan sosial
3) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing masing
4) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat
dapat bekerja sesuai dengan bidangnya

Anda mungkin juga menyukai