Anda di halaman 1dari 27

Sistem Pembagian Kekuasaan

Negara Republik Indonesia

By
Posmanto Marbun
Pengertian Pemerintah
• Pemerintah dalam arti luas adalah seluruh kegiatan
penguasaan negaa oleh lembaga pemegang
kekuasaan negara dalam rangka mencapai tujuan
negara.
• Pemerintah dalam arti sempit adalah pelaksana
penguasaan negara yang merupakan

Dalam konteks UUD 1945, pemerintaha berarti seluruh


kegiatan penguasaan negara oleh Presiden, MPR, DPR,
DPD, BPK, MA, MK dan KY.
Definisi Pemerintah Menurut Para Ahli
• Suradinata, pemerintah adalah organisasi yang memiliki
kekuatan besar di negeri ini, termasuk urusan publik,
teritorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka mencapai
tujuan negara.
• Wilson, pemerintah adalah kekuatan pengorganisasian, idak
selalu dikaitkan dengan organisasi angkatan bersenjata, tapi
dua atau sekelompok orang dari
berbagai kelompok masyarakat yang diselenggarakan oleh
sebuah organisasi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
dengan mereka, dengan hal-hal yang
memberikan perhatian urusan publik publik.
• Ndraha, pemerintah adalah semua peralatan
di negara atau negara lembaga yang berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
• Affan, pemerintah adalah kegiatan terorganisir
orang / warga di wilayah negara berdasarkan
atas dasar kedaulatan negara dan bersumber
untuk mencapai tujuan dari orang / warga di
daerah itu sendiri.
Macam-Macam Pemerintahan
• Republik
Pemerintahan Republik adalah
bentuk pemerintahan yang berasal dari (dipilih)
rakyat dan dipimpin atau dikepalai oleh seorang
presiden untuk masa jabatan tertentu.
• Monarki
Pemerintahan Monarki adalah
bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang
seorang raja atau kaisar.
• Persemakmuran
Pemerintahan persemakmuran adalah bentuk
pemerintahan untuk kebaikan atau kemakmuran
bersama.
Pengertian Kekuasaan
• Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain supaya melakukan
tindakan-tindakan yang dikehendaki atau
diperintahkannya.

• Kekuasaan negara adalah kewenangan negara


untuk mengatur seluruh rakayanta untuk
mencapai keadilan dan kemakmuran serta
keteraturan.
Menurut John Locke
Kekuasaan dibagi tiga macam yaitu :
a. Kekuasaan legislatif
Kekuasan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat atau
membentuk undang-undang. Contoh: MPR, DPR, DPD.
b. Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
undang-undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili
setiap pelanggaran terhadap undang-undang. Contoh
Presiden dan wakil presiden beserta menteri-menterinya.
• Kekuasaan federatif
Kekuasaan federatif yaitu kekuasaan untuk
melaksanakan hubungan luar negeri. Contoh :
Indonesia menjadi anggota ASEAN, Kerjasama
Indonesia-Australia, dan lain sebagainya.
Menurut Montesquieu
• Kekuasaan legislatif
Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat
atau membentuk undnag-undang.
• Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk
melasanakan undang-undang.
• Kekuasaan yudikatif
Kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan untuk
mempertahankan undang-undang, termasuk kekuasaan
untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang.
Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia

Tidak jarang pemusatan kekuasaan pada satu


orang saja sehingga pengelolaan sitem
pemerintahan dilakukan secara absolut atau
otoriter. Untuk menghindari hal tersebut
diperlukan pembagian kekuasaan.

• Pemisahaan kekuasaan berarti kekuasaan negara


itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik
mengenai organ maupun fungsinya.
• Mekanisme pemisahan kekuasaan di dalam
mekanisme pembagian kekuasaan yang mana
kekuasaan negara dibagi dalam beberapa
bagian (legislatif, eksekutif dan yudikatif),
tetapi tidak dipisahkan.
• Hal ini membawa konsekuensi bahwa di
antara bagian-bagian itu dimungkinkan ada
koordinasi atau kerja sama.
• Mekanisme pembagian kekuasaan banyak
sekali dilakukan oleh banyak negara termasuk
Indonesia
Konsep pembagian kekuasaan yang dianut
oleh Indonesia
• Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia
diatur sepenuhnya di dalam UUD Negera
Republik Indonesia Tahun 1945.

• Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia


terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian
kekuasaan secara vertikal.
a) Pembagian kekuasaan secara horizontal
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu
pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, secara horisontal
pembagian kekuasaan negara dilakukan pada
tingkatan pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan
pada tingkatan pemerintah pusat berlangsung
antara lembaga-lembaga negara yang sederajat.
Pembagian kekuasaan pada tingkat
pemerintahan pusat mengalami
pergeserannsetelah terjadinya perubahan
UUD Negara Republik Indonesia tagun
1945. Pergeseran yang dimaksud adalah
pergeseran klasifikasi kekuasaan negara
yang umumnya terdiri atas tiga jenis
kekuasaan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara
1. Kekuasaan Konstitutif
Kekuasan Konstitutif yaitu kekuasaan untuk
mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar . Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 145 yang menyatakn
bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menentapakan
Undang-Undang Dasar.
2. Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk
menjalankan undang-undang dan
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar”.
3. Kekuasaan legislatif
Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk
membentuk undang-undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1 )
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan
Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undang-undang.
4. Kekuasaan Yudikatif/Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan Yudikatif/Kekuasaan Kehakiman yaitu
kekuasaan untuk menyelenggrakan peradilan guna
menegakkan hukum da keadilan. Kekuasaan ini
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi sebagaimana dtegaskan dalam Pasal 24
ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yag menyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif
Kekuasaan eksaminatif/inspektif yaitu kekuasaan
yang berhubungan dengan penyelenggaan
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuanga negara. Kekuasaan ini
diajalankan oleh Badan Pemerikasa Keuangan
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa “untuk memeriksa
pengelolaan dan tangung jawa tentang keuangan
negara diadakan satu Badan Pemerikasa
Keuangan yang bebas dan mandiri.
6. Kekuasaan moneter
Kekuasan moneter yaitu kekuasaan untuk
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai
rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh Bank Indonesia
selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan,kewenangan, tanggung jawa, dan
independensinya diatur dalam undang-undang”.
•Pembagian kekuasaan secara horisontal pada
tingkatan pemerintah daerah berlangsung antara
lembaga-lembaga daerah yang sederajat, yaitu
antara Pemerintah Daerah (Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah) dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Pada tingkat provinsi, pembagian
kekuasaan berlangsung antara pemerintah Provinsi
(Gubernur/Wakil Gubernur) dan DPRD provinsi.
Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota,
pembagian kekuasaan berlangsung anatar
pemerintah Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati
atau Walikota/Wakil Walikota) dan DPRD
Kabupaten Kota.
b) Pembagian kekuasaan secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan
pembagian kekuasaan berdasarkan tingkatannya,
yaitu pembagian kekuasaan antar beberapa
tingkatan pemerintahan. Pasal 18 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagai atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
•Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian
kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia
berlangsung antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah (pemerintah provinsi dan
pemerintah Kabupaten/kota). Pada pemerintahan
daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan
secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintah
pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi
dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin
dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan
oleh pemerintahan pusat dalam bidang
administrasi dan kewilayahan.
•Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul
sebagai konsekuensi dari ditetapkannya asas
desenteralisasi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah pusat
menyerahkan wewenang pemerintahan kepada
pemerintahan daerah otonom (provinsi dan
kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur
sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat, yaitu kewenangan yang
berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal. Hal
tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pertanyaan
1) Sebutkan pengertian pemerintah!
2) Sebutkan dan jelaskan macam-macam
pemerintah!
3) Sebutkan pengertian kekuasaan!
4) Sebutkan dan jelaskan pembagian kekuasaan
menurut John Locke!
5) Sebutkan dan jelaskan pembagian kekuasaan
menurut Montesquieu

Anda mungkin juga menyukai