Anda di halaman 1dari 3

SOAL PTS PPKN ESSAY PPKN KELAS X SMK AL MADANI

1. Jelaskan pengertian pembagian kekuasaan!


2. Jelaskan pengertian kekuasaan eksekutif menurut John Locke!
3. Sebutkan tugas dan wewenang Menteri-menteri secara umum!
4. Sebutkan tugas dan wewenang presiden!
5. Bagaimana system pemerintahan di Indonesia?
6. Jelaskan pembagian kekuasaan menurut Zul Afdi Ardian!
7. Tuliskan perbedaan pembagian konsep yang dikemukakan oleh John Locke dengan
konsep yang dikemukakan oleh Montesquieu!
8. Tuliskan isi landasan hukum pemerintahan daerah dalam pasal 18 ayat (1) UUD
1945!
9. Sebutkan pembagian kekuasaan secara horizontal!
10. Sebutkan beberapa Lembaga pemerintah nonkementrian yang ada di Indonesia !

JAWABAN
1. Pembagian kekuasaan adalah proses menceraiakan wewenang yang dimiliki oleh
negara untuk (memerintah,mewakili,mengurus,, dan sebagainya) menjadi beberapa
bagian (legislatif,eksekutif, dan yudikatif) untuk diberikan kepada beberapa Lembaga
negara untuk menghindari pemusatan kekuasaan (wewenang) pada satu pihak atau
Lembaga.
2. Kekuasaan eksekutif menurut john locke adalah kekuasaan untuk melaksakan
undang-undang. pemegang kekuasaan eksekutif harus melaksanakan undang-undang
dengan baik agar pelaksanaan kekuasaan dalam pemerintahan berjalan lancar.
3. Tugas dan wewenang menteri
a. Memimpin departemen sesuai tugas pokok yang ditetapkan pemerintah dan
membina aparatur departemen yang dipimpinnya.
b. Menentukan kebijakan pelaksanaan pemerintahan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai kebijakan umum yang ditetapkan oleh presidan
c. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan departemen, instansi, dan
organisasi terkait lainya untuk memecahkan persoalan yang timbul
4. 12 tugas dan wewenang presiden
a. membuat undang-undang bersama MPR
b. Menetapkan peraturan pemerintah
c. Memegang kekuasaan yang tertinggi, yaitu angkatan darat, angkatan laut, dan
angkatan udara
d. Mentyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain atas
persetujuan DPR.
e. Menyatakan keadaan berbahaya
f. Mengangkat dan menerima penempatan duta konsul negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR
g. Memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung
h. Memberikan amnesti dan abolsi dengan memperhtikan pertimbangan DPR
i. Memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
j. Mengangkat dan memberhentikan Menteri
k. Mengajukan RUU APBN kepada DPR
5. Sistem pemerintahan yang bisa disebut juga sebagai system ketatanegaraan Republik
Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu system negara manapun, tetapi
adalah suatu system khas menurut kepribadian Bangsa Indonesia. Namun, system
ketatanegaraan Republik Indonesia tidak terlepas dari ajaran trias politica
Montesqueiu. Ajaran Trias Politica tersebut adalah tentang-tentang pemisahan
kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu legislative, eksekutif, dan yudikatif yang
kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam pelaksanaanya diserakan kepada
suatu badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama lain tidak dapat
saling mempengaruhi dan tidak dapat saling meminta pertanggung jawaban
6. Ada dua cara pembagian kekuasaan menurut Zul Afdi Ardian, yaitu secara vertikan
dan horizontal
a. Secara Vertikal, yaitu pembagian kekuasaan menurut tingkatnya. Maksudnya,
pembagian kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan, misalnya antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam negara kesatuan, atau
antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam suatu negara
federal
b. Secara Horizontal, yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsinya. Dalam
pembagian ini lebih menitikberatkan pada pembedaan antara fungsi
pemerintahan yang bersifat legislative, eksekutif, dan yudikatif (Zul Afdi
Ardian, 1994:62).
7. John Locke, dalam bukunya yang berjudul Two Treaties of Government
mengusulkan agar kekuasaan di dalam negara itu dibagi dalam organ-organ negara
yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Menurut beliau agar pemerintahan tidak
sewenang-wenang, maka harus ada pembedaan pemegang kekuasaan-kekuasaan ke
dalam tiga maacam kekuasaan, yaitu :
a. Kekuasaan legislatife (membuat undang-undang)
b. Kekuasaan eksekutif ( melaksanakan undang-undang)
c. Kekuasaan yudikatif (melakukan hubungan diplomatic dengan negara lain)
Pendapat John Locke inilah yang mendasari munculnya teori pembagian kekuasaan
sebagai gagasan awal untuk menghindari adanya pemusatan kekuasaan (absolut)
dalam suatu negara. Sedangkan , Montesquieu berpendapat lain, dalam bukunya
yang berjudul L’esprit des Lois pada tahun 1748 menawarkan alternative yang agak
berbeda dari pendapat john Locke. Menurut Montesquieu tegaknya negara demokrasi
perlu diadakan pemisahan kekuasaan negara ke dalam tiga bagian, yaitu:
a. Kekuasaan legislatife (membuat undang-undang)
b. Kekuasaan eksekutif ( melaksanakan undang-undang)
c. Kekuasaan yudikatif (mengadili jika terjadi pelanggaran atas undang-undang)

8. “ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur undang-undang “.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertical menunjukan
pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintah.
9. Pembagian kekuasaan secara horizontal
a. Kekuasaan konstitutif
b. Kekuasaan eksekutif
c. Kekuasaan legislative
d. Kekuasaan yudikatife
e. Kekuasaan eksaminatif
f. Kekuasaan moneter

10. Lembaga nonkementrian di Indonesia


a. Badan Intelejen Negara (BIN)
b. Badan Narkotika Nasional (BNN)
c. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
d. Badan Urusan Logistik (BULOG)
e. Asip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
f. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Anda mungkin juga menyukai