Anda di halaman 1dari 11

 Demokrasi Formal

adanya keberadaan lembaga-lembaga


perwakilan rakyat.
 Demokrasi Material

keberadaan lembaga-lembaga perwakilan


rakyat hanya sebagai simbol saja dan hanya
mementingkan kepentingan negara saja
dibandingkan rakyat.
 Demokrasi Gabungan

Demokrasi Demokrasi Demokrasi


Formal Material Gabungan
 Demokrasi Konstitusional/Liberal
 Contoh Demokrasi Konstitusi
 Sistem persatuan dan federal adalah contoh
demokrasi konstitusi dalam penerapan yang
paling umum untuk mengatur demokrasi
konstitusional. Ada juga asosiasi negara yang
disebut konfederasi.
 Sistem Uniter
 Dalam sistem kesatuan pemerintah pusat
memiliki kekuasaan penuh, yang dapat
didelegasikan kepada pemerintah subordinat.
 Sistem Federal
 Dalam sistem federal kekuasaan dibagi antara
pemerintah pusat yang memiliki kekuasaan
penuh atas beberapa hal dan satu set
pemerintah provinsi atau negara bagian
bawahan yang memiliki kekuasaan atas hal-
hal lain.
 Konfenderasi
 Dalam konfederasi, sebuah liga negara merdeka, yang
memegang kedaulatan penuh, setuju untuk mengizinkan
pemerintah pusat melakukan fungsi tertentu, namun
pemerintah pusat mungkin tidak membuat undang-
undang yang berlaku untuk individu tanpa persetujuan
negara-negara anggota.
 Keseimbangan Lembaga
 Ini adalah mekanisme konstitusional dimana setiap
cabang pemerintah berbagi kekuasaan dengan cabang
lainnya sehingga tidak ada cabang yang bisa menjadi
mutlak. Setiap cabang “memeriksa” yang lain, karena
seimbang dengan sumber kekuatan lain.
 Pemisahan dan Pembagian Konstitusi
 Semua demokrasi konstitusional menggunakan
pemisahan kekuasaan sebagai sarana penting untuk
membatasi pelaksanaan kekuasaan politik. Pemisahan ini
biasanya antara fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Meskipun tanggung jawab utama untuk masing-masing
kekuatan ini dapat ditempatkan pada satu atau lebih
lembaga atau cabang pemerintah tertentu, lembaga
dan cabang lainnya berbagi kekuasaan.
 Misalnya, walaupun satu cabang mungkin memiliki tanggung
jawab utama untuk membuat undang-undang, cabang
lainnya dapat merancang undang-undang yang diusulkan,
menafsirkan maknanya, atau mengelola perselisihan
mengenai hal tersebut.
 Sistem Parlemen dan Presiden
 Pemerintah dapat diatur sebagai sistem parlementer atau
presidensial. Di beberapa negara, kedua sistem
digabungkan dan disebut sistem “eksekutif ganda”
seperti perbedaan demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin di indonesia.
 Sistem Parlemen
 Kepala eksekutif, yang biasa disebut perdana menteri, dipilih
dari kalangan anggota legislatif. Sementara hukum
memperbaiki interval maksimum antara pemilihan,
pemerintah parlementer mungkin akan berakhir lebih cepat.
Jika mayoritas suara parlemen memilih mosi “tidak percaya
diri” dalam pemerintahan, maka wajib mengundurkan diri.
Dalam kasus ini, pemerintah dikatakan “jatuh” dan pemilihan
baru diadakan.
 Sistem parlementer mengharuskan anggota kabinet
perdana menteri menjadi anggota legislatif (parlemen).
Perdana menteri adalah kepala pemerintahan tapi bukan
kepala negara. Pemegang jabatan terpisah, baik raja
konstitusional atau “presiden”, adalah kepala negara.
 Sistem Presiden
 Kekuasaan eksekutif dipisahkan dari kekuasaan legislatif.
Kepala eksekutif atau kepala pemerintahan bukan
anggota legislatif. Dia menjalani masa jabatan yang
ditetapkan oleh konstitusi dan dapat dihapus hanya
dalam keadaan luar biasa seperti impeachment dan
proses persidangan. Presiden juga merupakan kepala
negara dan mewakili kebijakan pada acara seremonial.
 Dalam sistem kepresidenan, pemisahan kekuasaan
legislatif dan eksekutif mungkin tidak lengkap. Eksekutif
dapat menjalankan kekuasaan atas legislatif, dan
sebaliknya. Dengan demikian, eksekutif dapat memveto
undang-undang yang disahkan oleh legislatif sementara
legislatif dapat mengurangi tindakan eksekutif dengan
memotong dana untuk kegiatan eksekutif tertentu.
 Demokrasi Rakyat/Proletar

Contoh: pemilu
 Demokrasi Langsung

 Demokrasi Tidak Langsung

Anda mungkin juga menyukai