Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL T.A. 2020/2021


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Mata Ujian : PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen : JS. Murdomo, SH., M.Hum
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Desember 2020
Waktu : 90’
Sifat Ujian : Tertutup

1. Gambarkan skema pembagian kekuasaan di Indonesia menurut UUD 1945 ? Dan


mengapa di Indonesia menganut sistem Distribution of Power dan Chek And
Balances ? Serta apa yang dimaksud dengan sistem Separation of Power ?
2. Apakah Presiden didalam menjalankan tugasnya dapat diberhentikan walaupun
masa kerjanya belum selesai ? Bagaimana prosedur dan syarat yang harus
terpenuhi bila akan memberhentikan seorang Presiden ?
3. Pemilihan Umum merupakan perwujudan dari Demokrasi. Apa yang dimamaksud
dengan negara Demokrasi ? Dan sebutkan ciri-ciri Demokrasi Pancasila, Demokrasi
Liberal serta Demokrasi Terpimpin ?
4. Mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak bisa dirubah oleh siapapun, termasuk MPR
hasil pemilihan umum ?
5. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ? Dan apa yang dimaksud dengan
pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM biasa ?
6. Apa fungsi , wewenang dan Hak dari Dewan Perwakilan Rakyat dan mengapa
Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat dibubarkan oleh Presiden.
7. Apa yang menjadi wewenang dari Mahkamah Konstitusi , dan apa artinya bahwa
putusan Mahkamah Konstitusi bersifat final dan mengikat ?
8. Mengapa money politik merusak dan menciderai pelaksanaan demokrasi di
Indonesia ?

Selamat Mengerjakan
1. Berikut adalah skema pembagian kekuasaan di Indonesia menurut UUD 1945

Pembagian kekuasaan di Indonesia dibagi menjadi dua kekuasaan, yakni kekuasaan


secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
 Kekuasaan horizontal, merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan fungsi
lembaga-lembaga yang ada di Indonesia, yakni :
o Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-
undang dan penyelenggraan pemerintahan Negara. Contohnya
Presiden.
o Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-
undang. Contohnya DPR.
o Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini juga
berfungsi untuk mengawasi jalannya undang-undang. Contohnya
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Mahkamah Agung (MA).
o Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar. Contohnya MPR.
o Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara. Contohnya BPK.
o Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Contoh Bank Indonesia.
 Kekuasaan vertikal, merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya,
yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota).

Distribution of power adalah pembagian kekuasaan. yang artinya lembaga negara


satu dan lembaga negara lain memiliki kordinasi dan hubungan. seperti contoh
bahwa Indonesia adalah negara hukum. yang didalamnya ada lembaga eksekutif
legislatif dan yudikatif. dalam hal tugas undang undang dibentuk oleh badan
legislatif,dilaksanakan oleh badan eksekutif dan di pertahankan oleh lembaga
yudikatif. Berbeda dengan istilah separation of power yang tidak ada ada
hubunyan sama sekali antar lembaga negara. separation of power berasal dari kata
"seperate"yang artinya terpisah. Yang dianut di Indonesia adalah distribution of
power karena menerapkan Trias Politica.

Sedangkan Separation of Power adalah pemisahan kekuasaan, Pemisahan


kekuasaan juga disebut dengan istilah trias politica adalah sebuah ide bahwa
sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan
kuat yang bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang
terlalu banyak.
2. Ya, menurut undang-untdang seorang presiden di Indonesia bisa diberhentikan
dengan cara pada Bab XVII Pasal 102-105 dengan tata cara sebagai berikut:
1. Pertama, MPR wajib menyelenggarakan Sidang Paripurna MPR untuk
memutuskan usul DPR mengenai pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden
pada masa jabatannya paling lambat 30hari sejak MPR menerima usulan.
2. Usulan DPR harus dilengkapi dengan putusan MK bahwa presiden dan/atau wakil
presidenterbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi,penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden.
3. Kemudian, MPR mengundang presiden dan/ atau wakil presiden untuk
menyampaikan penjelasan yang berkaitan dengan usulan pemberhentiannya dalam
Sidang Paripurna MPR.
4. Apabila presiden dan/atau wakil presiden tidak hadir untuk menyampaikan
penjelasan, MPR tetap mengambil putusan terhadap usulan pemberhentian presiden
dan/atau wakil presiden.
5. Keputusan MPR atas usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden harus
diambil dalam Sidang Paripurna MPR yang dihadirisekurang-kurangnya 3/4 dari
jumlah anggota dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
3. Yang dimaksud demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan atau
kedaulatan negara berada di tangan rakyat, sehingga menjadikan seluruh warga
negara memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi secara aktif.

Demokrasi Pancasila

1. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau


golongan dan mengakui hak milik perorangan.
2. Keputusan diambil dengan musyawarah mufakat.

3. Agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bernegara.

Demokrasi Liberal

1. Mengutamakan kepentingan pribadi dengan mendukung sepenuhnya usaha pribadi.

2. Keputusan diambil dengan suara terbanyak

3. Memisahkan urusan agama dengan kehidupan bernegara (sekuler).

Demokrasi Sosialis

1. Mengutamakan kepentingan bersama dengan mengabaikan kepentingan pribadi.

2. Keputusan diambil berdasarkan kehendak mayoritas.

3. Tidak mengenal agama karena tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.

4. Bagian pembukaan (preambule) UUD 1945 tidak boleh diubah lewat cara apapun
adalah karena pada bagian ini terdapat inti dan dasar yang sesungguhnya dari bangsa
dan Negara Indonesia. Pada bagian ini terdapat dasar-dasar normatif dan filosofis
yang juga menjadi dasar dari seluruh ketentuan yang terdapat pada konstitusi kita.
Bagian pembukaan juga mengandung dasar berdirinya Negara Indonesia beserta
tujuannya yang harus senantiasa dipertahankan.
5. Perbedaan antara pelanggaran HAM biasa dan pelanggaran HAM berat
yaitu:Pelanggaran HAM biasa adalah pelanggaran HAM yang tidak mengancam
keselamatan jiwa Sedangkan pelanggaran HAM berat adalah pelanggaran HAM yang
mengancam keselamatan jiwa. Contoh pelanggaran HAM biasa adalah menghalangi
seseorang atau sekelompok untuk menyampaikan pendapat. Contoh Pelanggaran
HAM berat adalh pembunuhan atau pembantaian.
6.

Anda mungkin juga menyukai