Anda di halaman 1dari 24

Lembaga-lembaga Negara di Indonesia

Teori dan Konsepsi


KONSEPSI LEMBAGA NEGARA
Konsepsi Lembaga Negara
dalam pengertian luas

Hans Kelsen menguraikan bahwa “siapa saja yang menjalankan suatu


fungsi yang ditentukan oleh suatu tata hukum (legal order) adalah suatu
organ”. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, (New York: Russell
& Russell, 1961), hal.192.
Organ negara tidak selalu berbentuk organik, tetapi setiap jabatan yang
ditentukan oleh hukum dapat pula disebut organ, asal fungsi-fungsinya itu
bersifat menciptakan norma (normcreating) dan/atau bersifat menjalankan
norma (norm applying).

“Fungsi-fungsi tsb, baik yang bersifat pembentuk norma maupun yang


bersifat penerapan norma, pada akhirnya ditujukan untuk pelaksanaan
sanksi hukum”.
Teori Lembaga Negara
 Bahkan Hans Kelsen yang menyatakan bahwa semua organ yang
menjalankan fungsi-fungsi ‘law-creating function and law-applying
function’ adalah merupakan organ atau lembaga negara baik sebagai
institusi maupun sebagai individu yang memegang jabatan (officials)
 Menurut Kelsen, setiap warga negara yang sedang berada dalam
keadaan menjalankan suatu ketentuan undang-undang juga dapat
disebut sebagai organ dalam arti luas, misalnya, ketika warga negara
yang bersangkutan sedang melaksanakan hak politiknya untuk
memilih dalam pemilihan umum, dianggap sedang menjalankan
undang-undang (law applying function) dan juga sedang melakukan
perbuatan hukum untuk membentuk lembaga perwakilan rakyat (law
creating function) melalui pemilihan umum. Namun ia tidak dapat
dikategorikan sebagai organ negara, karena bukan institusi dan tidak
sebagai memegang jabatan negara
Teori Lembaga Negara

George Jellinek Hans Kelsen

• Unmittelbare Organe • Luas : setiap individu


(Alat Kelengkapan yang memiliki jabatan
Negara Langsung) : yang melakukan law
mendapatkan creating function dan/atau
kewenangan langsung law applying function
dari sumber kekuasaan • Lebih sempit : institusi
tertinggi yang melakukan law
• Mittelbare Organe (Alat creating function dan/atau
Kelengkapan Negara law applying function
yang Tidak Langsung) :
mendapatkan
kewenangan dari alat
kelengkapan negara
langsung
LEMBAGA NEGARA…. lanjutan
Jimly Asshiddiqie merumuskan konsepsi lembaga negara dalam beberapa pengertian.
• Pertama, mengutip yang dikemukakan oleh Kelsen, setiap individu yang menjalankan fungsi
membentuk dan menerapkan norma hukum.
• Kedua, pengertian luas namun lebih sempit dari yang pertama – yaitu setiap individu yang
menjalankan fungsi membentuk dan menerapkan norma hukum yang juga memiliki posisi
dalam jabatan kenegaraan atau pemerintahan.
• Ketiga, pengertian yang lebih sempit lagi, yaitu lembaga yang memiliki fungsi membentuk dan
menerapkan norma hukum dalam kerangka struktur kenegaraan, yaitu dibentuk berdasarkan
UUD, UU dan peraturan perundangan-undangan atau keputusan-keputusan, baik di tingkat
pusat ataupun di tingkat daerah.
• Keempat, pengertian yang lebih sempit lagi, yaitu lembaga-lembaga yang dibentuk
berdasarkan UUD, UU atau peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.
• Kelima, untuk pengertian khusus terhadap lembaga-lembaga di tingkat pusat yang
pembentukan dan pengaturannya didasarkan pada UUD, yaitu Presiden/Wakil Presiden,
MPR, DPR, DPD, BPK, MA dan MK, yang dapat juga disebut sebagai Lembaga Tinggi
Negara.
Organ Negara
Dalam ketentuan UUD 1945, terdapat lebih dari 35 subjek jabatan atau subjek hukum
kelembagaan yang dapat dikaitkan dengan pengertian lembaga atau organ negara dalam arti
yang luas:
1) Presiden; 2) Wakil Presiden; 3) Dewan pertimbangan presiden; 4) Kementerian Negara; 5)
Menteri Luar Negeri; 6) Menteri Dalam Negeri; 7) Menteri Pertahanan; 8) Duta; 9) Konsul; 10)
Pemerintahan Daerah Provinsi; 11) Gubernur/Kepala Pemerintah Daerah Provinsi; 12) DPRD
Provinsi; 13) Pemerintahan Daerah Kabupten; 14) Bupati/Kepala Pemerintah Daerah
Kabupaten; 15) DPRD Kabupaten; 16) Pemerintahan Daerah Kota; 17) Walikota/Kepala
Pemerintah Daerah Kota; 18) DPRD Kota; 19) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); 20)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 21) Dewan Perwakilan Daerah (DPD); 22) Komisi pemilihan
umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri, yang diatur lebih lanjut dengan undang-undang;
23) Bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab, dan
independensinya diatur lebih lanjut dengan undang-undang; 24) Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK); 25) Mahkamah Agung (MA); 26) Mahkamah Konstitusi (MK); 27) Komisi Yudisial (KY);
28) Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan 29) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);
30) Angkatan Darat (AD); 31) Angkatan Laut (AL); 32) Angkatan Udara (AU); 33) Satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa; 34) Badan-badan lain yang fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman, seperti Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan sebagainya; 35) Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat.
(Jimly Asshiddiqie)
KONSEPSI ORGAN NEGARA
dalam pengertian sempit

Ciri-ciri penting organ negara dalam arti sempit :


• Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabatan
atau fungsi tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan;
• Dalam menjalankan fungsinya tersebut, yang bersangkutan
berhak untuk mendapatkan perlakuan khusus dari segi
keprotokoleran, anggaran untuk menjalankan fungsinya dan
imbalan gaji dari negara.
• Lembaga atau organ negara dalam arti sempit dapat dikaitkan
dengan jabatan dan pejabat  public office dan public officials
• Law-creating or law-applying function dalam konteks kenegaraan
Lembaga Negara

1. Penafsiran Luas, sehingga mencakup semua lembaga


negara yang nama dan kewenangannya disebut/tercantum
dalam UUD
2. Penafsiran Moderat, yakni yg hanya membatasi pada apa
yang dulu dikenal sebagai lembaga tertinggi dan tinggi
negara
3. Penafsiran Sempit, yakni penafsiran yang merujuk secara
implisit dari ketentuan Pasal 67 UU ttg Mahkamah
Konstitusi

(Abdul Mukthie Fajar)


Hubungan antar Lembaga Negara,
Status dan Dasar Pembentukan

Jimly Asshiddiqie: Sistem ketatanegaraan pasca reformasi


konstitusi tidak lagi mengatur hubungan antar lembaga negara
yang bersifat vertikal. Sehingga kita hanya mengenal
hubungan antar lembaga negara yang bersifat horizontal.

Status Lembaga Negara Berdasarkan Dasar Hukum


Pembentukannya:
a. Pembentukan Lembaga Negara melalui UUD 1945;
b. Pembentukan Lembaga Negara melalui UU;
c. Pembentukan Lembaga Negara melalui Peraturan Presiden atau
Keputusan Presiden.
Susunan Pemerintahan

Horizontal & Vertikal


membicarakan

Susunan Organisasi Negara


(Horizontal & Vertikal)
berarti

membicarakan
bagaimana

pembagian kekuasaan
serta

hubungan antara lembaga-lembaga negara


yang menjalankan kekuasaan-kekuasaan negara

dalam rangka menyelenggarakan kepentingan


rakyat.
HUBUNGAN KEKUASAAN
Hubungan yang bersifat horizontal:
Hubungan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Contoh :
Indonesia :
MPR (DPR+DPD), Pres, MA, MK, BPK, KY
Hubungan horizontal antara pemegang kekuasaan negara dapat melahirkan berbagai sistem
pemerintahan (Parlementer atau Presidensial)

Hubungan yang bersifat vertikal:


Hubungan yang bersifat atasan dan bawahan, dalam arti antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Di dalamnya terdapat semacam pembagian
kerja antara pusat dan daerah.
Contoh:
Indonesia:
Presiden

Menteri Gubernur Bupati


HORIZONTAL :
Pembagian Kekuasaan

berdasarkan

Fungsi Kekuasaan
yang berbeda-beda

yang menimbulkan berbagai macam

Lembaga Negara
Tujuannya:
Mencegah Kesewenang-wenangan
PEMBAGIAN KEKUASAAN
SECARA VERTIKAL

• Pembagian Kekuasaan menurut tingkatnya.


• Dalam hal ini yang dimaksud adalah Pembagian Kekuasaan
antara beberapa tingkat pemerintahan.
• Carl J. Friedrich memakai istilah Pembagian Kekuasaan secara
Teritorial (Territorial Division of Power).
• Pembagian Kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau
kita melakukan perbandingan antara negara KESATUAN, negara
FEDERAL serta KONFEDERASI.
• Pembagian kekuasaan secara vertikal melahirkan garis
hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Medebewind (Tugas Pembantuan)
Lembaga Negara Bantu

Lembaga negara bantu adalah lembaga yang dalam


pelaksanaan fungsinya tidak memposisikan diri sebagai
salah satu dari tiga lembaga kekuasaan sesuai trias
politica. KPK adalah lembaga negara bantu yang
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat
independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun.
Definition
Sebagian pakar juga menyebut Lembaga Negara Bantu dengan
“the fourth branch of the government (cabang keempat dari
pemerintah”,

misalnya Yves Meny and Andrew Knapp:


“Bandan pengatur dan pemantau adalah jenis administrasi
otonom baru yang paling banyak dikembangkan di Amerika
Serikat (dimana sering disebut sebagai cabang keempat dari
pemerintah). Umumnya sering disebut sebagai Komisi
Regulasi Independen.”
Lembaga Negara Bantu di Indonesia

Sources of power/establishment
 Constitution (UUD 1945)
 Undang-undang
 Others (Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, etc)
Latar belakang munculnya Lembaga Negara Bantu

abuse of power & dugaan korupsi yang berkelindan di lingkungan


lembaga negara yang terjadi secara masif

Hilangnya kepercayaan publik/legitimasi

as result: tuntutan untuk membentuk lembaga negara baru,


Lembaga negara yg lebih independen
Teori Negara Hukum
Gagasan konstitusionalisme Negara Hukum (RechtsStaat) di Eropa
Kontinental (tempat berlakunya sistem hukum civil law) pada abad ke 19
hingga permulaan abad 20, oleh ditandai dengan Ciri2:
 Mengakui dan melindungi HAM;
 Untuk melindungi hak asasi tersebut, maka penyelenggaraan
negara harus berdasarkan pada teori trias politica;
 Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah berdasar atas
berdasarkan undang-undang (Wetmatigheid van Bestuur);
 Peradilan Administrasi.
 Apabila dalam menjalankan tugasnya berdasarkan undang-
undang pemerintah masih melanggar HAM, maka ada
pengadilan administrasi yang akan menyelesaikannya.

(Friedrich Julius Stahl)


Duabelas prinsip pokok Negara Hukum
Jimly Asshiddiqie mereformulasi prinsip-prinsip Negara Hukum dalam kondisi kontemporer
hubungan masyarakat dengan negara saat ini, dengan menguraikan dua belas prinsip pokok
negara hukum. Diantaranya:
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law);
2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law);
3. Asas Legalitas (Due Process of Law);
4. Pembatasan Kekuasaan;
5. Organ-Organ Eksekutif Independen;
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak;
7. Peradilan Tata Usaha Negara;
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court);
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia;
10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat);
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat);
12. Transparansi dan Kontrol Sosial.
LEMBAGA NEGARA INDONESIA
SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945

MPR

DPR PRESIDEN MA DPA BPK


LEMBAGA NEGARA INDONESIA
SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945

UUD 1945

Presiden/
BPK Wakil DPR MPR DPD MA MK
Presiden
bank
KY
kpu sentral
Kementerian
Negara
badan-badan lain
yang fungsinya
ber kaitan dengan
kekuasaan
dewan kehakiman
pertimbangan PUSAT
TNI/POLRI

PERWAKILAN BPK PEMDA PROVINSI


PROVINSI
Lingkungan
Peradilan DAERA
KPD DPRD H
Umum
PEMDA KAB/KOTA Agama
Militer
KPD DPRD TUN
END OF SESSION

Anda mungkin juga menyukai