Disusun Oleh :
Ananda Auberta Az-zakka (E0022039)
Devia Fasha Prasmifta (E0022117)
Nasywa Adinda Rahmafitria (E0022344)
Pramatya Sidqi Aulia S. (E0022369)
Steffian Afifta Ekapasha (E0022441)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
1
2
BAB 1
Istilah Kelembagaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “lembaga” antara lain
diartikan badan organisasi yang tujuannya melakukan penyelidikan keilmuan atau
melakukan suatu usaha; dan pola perilaku manusia yang mapan yang terdiri atas
interaksi sosial yang berstruktur di suatu kerangka nilai yang relevan.1
Istilah lembaga negara yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan state organ
secara sederhana dapat diartikan sebagai alat perlengkapan negara, badan negara, atau
dapat disebut juga sebagai organ negara. Penyebutan istilah-istilah diatas sering
digunakan dalam konteks yang sama untuk membedakannya dengan lembaga swasta,
lembaga masyarakat, atau organissi non-pemerintah yang dalam Bahasa Inggris
disebut dengan non-government organization atau non-governmental organization
(NGO’s)
Dalam contoh khusus ini, penting untuk diingat bahwa pemahaman terhadap
lembaga-lembaga ini pada akhirnya bermuara pada pemahaman mengapa orang
1
H.A.S. Natabaya, “Lembaga (Tinggi) Negara Menurut UUD 1945” dalam Refly Harun, dkk.
Menjaga Denyut Konstitusi, Refleksi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi, (Jakarta: Konstitusi Press,
2004), hlm. 60-61.
3
berperilaku seperti itu. Namun, perilaku sosial tidak membatasi suatu organisasi pada
aturan-aturan yang mengatur perilakunya atau persyaratan bahwa individu dan
organisasi mempunyai sikap positif terhadap norma-norma yang menjelaskan
perilaku mereka. Bertindak sesuai atau bertentangan dengan aturan yang ada. Dalam
kepustakaan Indonesia, lembaga negara digunakan dengan istilah yang berbeda-beda,
misalnya istilah organ negara, lembaga negara, dan perangkat negara, namun
maknanya sama. Dalam kelembagaan Inggris, lembaga negara disebut lembaga
politik, sedangkan dalam terminologi Belanda disebut staat organen.
4
stabil secara birokrasi dan berpotensi besar untuk negara tersebut dapat goyah dan
runtuh.4
Tujuan Kelembagaan
4
Patrialis Akbar, S. H. (2022). Lembaga-lembaga Negara menurut UUD NRI 1945. Sinar Grafika, hlm.
8
5
negara untuk memantau kinerja pemerintah dan meminta
pertanggungjawaban.
4. Melindungi Hak Asasi Manusia: Kelembagaan negara sering kali melibatkan
lembaga-lembaga yang bertugas untuk melindungi hak asasi manusia, seperti
komisi hak asasi manusia, pengadilan, dan badan-badan perlindungan hak-hak
warga negara.
5. Mengatur Ekonomi dan Sosial: Beberapa lembaga dalam kelembagaan negara,
seperti lembaga keuangan dan regulator ekonomi, bertujuan untuk mengatur
ekonomi dan mempromosikan kesejahteraan sosial.
6. Melaksanakan Kebijakan Publik: Kelembagaan negara bertugas untuk
merancang dan melaksanakan kebijakan publik yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, dan
infrastruktur.
7. Menjaga Keamanan dan Pertahanan: Beberapa kelembagaan negara, seperti
militer dan kepolisian, bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan
pertahanan negara dari ancaman dalam dan luar negeri.
8. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial: Kelembagaan negara juga bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan menyediakan
layanan dan dukungan bagi kelompok yang membutuhkan, seperti anak-anak,
lansia, dan kaum miskin.
6
BAB 2
Hans Kelsen mengatakan, suatu organ adalah setiap orang yang menjalankan suatu
fungsi yang ditetapkan oleh aturan hukum. Kualitas seseorang sebagai organ dibentuk
oleh fungsinya. Selanjutnya menurut konsep material yang dikemukakan oleh Hans
Kelsen menyatakan seseorang adalah organ negara hanya jika secara pribadi
menempati suatu kedudukan hukum tertentu. Menurut Hans Kelsen organ negara
menurut pengertian yang lebih sempit adalah karena dia dipilih atau diangkat untuk
menduduki fungsinya, karena dia menjalankan fungsinya secara profesional dan oleh
sebab itu menerima upah reguler, gaji yang bersumber dari keuangan negara. Dari apa
yang dikemukakan oleh Hans Kelsen tersebut, menurut Jimly Asshiddiqie, ada tiga
pokok yang menjadi inti disebut sebagai organ negara yaitu:
7
1). Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabatan atau fungsi
tertentu,
2). Fungsi itu dijalankan sebagai profesi utama dan bahkan secara hukum bersifat
eksklusif,
3). Karena fungsinya itu, ia berhak untuk mendapatkan imbalan gaji dari negara.
1. Dalam arti luas, konsep lembaga negara mencakup setiap individu yang
menjalankan fungsi pembuatan hukum dan penegakan hukum. Pemahaman luas ini
terfokus pada perkataan masing-masing individu. Individu tersebut dapat berupa siapa
saja (rakyat atau ketiga cabang kekuasaan: legislatif, eksekutif, dan yudikatif) dalam
rangka pembuatan dan penerapan undang-undang. Misalnya saja pemilihan umum
yang diikuti seluruh warga negara.
3. Konsep lembaga negara diartikan sebagai badan atau organisasi yang menjalankan
fungsi pembuatan hukum dan penegakan hukum dalam kerangka struktur dan sistem
negara atau pemerintahan. Dalam konsep ini yang dimaksud dengan lembaga negara
adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan undang-undang, peraturan presiden, atau
keputusan tingkat rendah, baik di pusat maupun daerah.
8
4. Konsep lembaga negara yang mencakup lembaga negara mulai di tingkat pusat
sampai di daerah, termasuk pula kecamatan, kelurahan, rukun tetangga (RT), dan
rukun warga (RW).
5. Konsep lembaga negara yang berada di tingkat pusat yang pembentukannya diatur
dan ditentukan oleh UUD 1945. Lembaga negara tersebut meliputi Majelis
Permusyawaratn Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah
Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Berdasarkan perbedaan tugas pokok atau misi yang mendasari suatu organisasi
birokrasi terdiri dari beberapa jenis yaituh ( Kumorotomo, 2008 ):
9
seperti pertanian, kesehatan, pendidikan dan industry fungsi pokoknya adalah
development function atau adaptive function.
10
BAB 3
LEMBAGA NEGARA
Ahmad Sukardja berpendapat bahwa ada beberapa bidang penerapan hukum tata
negara, yaitu:
11
mengikatnya dalam hierarki peraturan perundang-undangan, cakupan subtansi,
muatan isi sebagai dasar tertulis;
2. Pola dasar ketatanegaraan yang dianut dan dijadikan acuan bagi pengorganisasian
institusi, pembentukan dan penyelenggaraan organisasi negara dalam menjalankan
fungsi pemerintahan dan pembangunan;
12
7. Batas dari tugas organisasi negara.
1. Struktur umum dari organisasi negara yang terdiri dari bentuk negara, bentuk
pemerintahan, sistem pemerintahan, corak pemerintahan, sistem pemencaran
kekuasaan negara (desentralisasi), garis-garis besar tentang organisasi pelaksana
(perundang-undangan, pemerintahan, peradilan), wilayah negara, hubungan antara
negara dengan rakyat, hak politik rakyat, dasar negara, ciri-ciri kepribadian negara
Republik Indonesia (lagu kebangsaan, bahasa nasional, lambang, bendera dan
sebagainya.
Teori Kekuasaan
13
pengetahuan kemasyarakatan. Adanya wewenang maupun kekuasaan merupakan
suatu pengaruh yang nyata atau potensial.
Bagir Manan mengemukakan bahwa wewenang dalam bahasa hukum tidak sama
dengan kekuasaan atau match. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat
atau tidak berbuat. Di dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban
atau rechten en plichen. Di dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung
pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri zelfregelen, sedangkan kewajiban
secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan
sebagaimana mestinya. Vertikal berarti kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan
dalam suatu tertib ikatan pemerintahan negara secara keseluruhan.
Kekuasaan pemerintah tidak dapat lepas dari perkembangan asas legalitas yang
telah dimulai sejak munculnya konsep negara hukum klasik formele rechtsstaat atau
liberale rechtsstaat yaitu wetmatigheid van bestuur artinya menurut undangundang.
Setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kepada undang-undang. Sebagaimana
yang dikemukakan H.D. Van Wijk sebagai berikut:
“tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka segala macam aparat pemerintah itu tidak akan
memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi
hukum warga masyarakatnya”.
14
Asas legalitas ditujukan untuk memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat dari tindakan pemerintah. Dengan asas ini kekuasaan dan wewenang
bertindak pemerintah sejak awal sudah dapat diprediksi (predictable). Wewenang
pemerintah yang didasarkan kepada ketentuan perundang-undangan memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk mengetahuinya, sehingga masyarakat dapat
menyesuaikan dengan keadaan demikian. Indroharto mempersoalkan apakah asas
legalitas dalam pengertian wetmatigheid van bestuur harus dilaksanakan secara
mutlak.
Dasar wewenang Lembaga Negara adalah asas pelaksanaan UU dalam arti luas
(wet in ruime zein) atau terikat pada jiwa dan tujuan dari pemerintah kekuasaan itu
dilaksanakan menurut hukum tidak tertulis yaitu asas-asas pemerintahan yang baik
15
Kewenangan yang diberikan karena adanya pelimpahan/peralihan wewenang.
Menyinggung mengenai hak serta wewenang yang diperoleh lembaga administrasi
pemerintahan yang telah diatur dalam undang-undang ini, telah disebutkan di dalam
Pasal 12 dan 22, yaitu adanya Delegasi, Mandat, Atribusi, dan Diskresi. Hak dan
wewenang yang diperoleh lembaga administrasi pemerintahan bertujuan untuk
memperlancar penyelenggaraan administrasi pemerintahan dengan adanya beberapa
syarat dan ketentuan dalam rangka mencapai tujuan dari undang-undang itu sendiri.
Setiap penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan harus memiliki legitimasi,
yaitu kewenangan yang diberikan oleh undangundang. Dalam hukum Administrasi,
dikenal 3(tiga) sumber kewenangan, yaitu atribusi, delegasi, dan mandat.
1. Atribusi
16
b) Merupakan Wewenang baru atau sebelumnya tidak ada; dan
c) Atribusi diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan.
2. Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan
kepada organ pemerintahan lainnya. . Dalam artian kasarnya, delegasi merupakan
proses pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu lembaga pemerintahan kepada
organ pemerintahan lainnya. Pada delegasi tidak ada penciptaan wewenang,
melainkan hanya pelimpahan wewenang dari pejabat yang satu kepada pejabat
lainnya. Tanggung jawab yuridis pun turut berpindah kepada penerima delegasi.
Berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan, delegas adalah pelimpahan Kewenangan
dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih tinggi kepada Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan tanggung gugat
beralih sepenuhnya kepada penerima delegasi.
a. Badan dan/atau Pejabat
Daerah; dan
c) Merupakan Wewenang pelimpahan atau sebelumnya telah ada. Tanggung jawab
Kewenangan berada pada penerima Delegasi.
3. Mandat
Mandat terjadi jika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan
oleh organ lain atas namanya. Berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan, mandat
17
adalah pelimpahan kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih
tinggi kepadaBadan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat. Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh Mandat apabila:
1. Ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan di atasnya; dan
2. Merupakan pelaksanaan tugas rutin.
18
BAB 4
1. Prinsip Konstitualisme
19
Prinsip checks and balances merupakan prinsip ketatanegaraan yang
menghendaki agar kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif sama-sama sederajat
dan saling mengontrol satu sama lain. Kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi,
bahkan dikontrol dengan sebaik-baiknya, sehingga penyalahgunaan kekuasaan oleh
aparat penyelenggara negara ataupun pribadi-pribadi yang sedang menduduki jabatan
dalam lembaga-lembaga negara dapat dicegah dan ditanggulangi. Mekanisme checks
and balances dalam suatu demokrasi merupakan hal yang wajar, bahkan sangat
diperlukan. Hal itu untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan oleh seseorang atau
pun sebuah institusi, atau juga untuk menghindari terpusatnya kekuasaan pada
seseorang ataupun sebuah institusi, karena dengan mekanisme seperti ini, antara
institusi yang satu dengan yang lain akan saling mengontrol atau mengawasi, bahkan
bisa saling mengisi.
3. Prinsip integrasi
Prinsip yang paling utama membentuk lembaga negara yaitu demi kesejahteraan
masyarakat dan dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan cara pembentukan lembaga
– lembaga negara dapat menjamin hak-hak dasar yang di jamin oleh konstitusi.
20
persoalan yang ada ketika tuntutan perubahan dan perbaikan semakin mengemuka
seiring dengan munculnya era demokrasi. Selain itu, kelahiran lembaga-lembaga
negara mandiri merupakan bentuk ketidakpercayaan publik atas lembaga yang ada
dalam menyelesaikan persoalan ketatanegaraan.
21
(sebelum amandemen) Undang- Undang Dasar 1945 menganut paham pembagian
kekuasaan yang bersifat vertikal dan horizontal. Kedaulatan rakyat dianggap terwujud
penuh dalam wadah MPR yang dapat ditafsirkan sebagai lembaga tertinggi atau pun
sebagai forum tertinggi. Dari sini, fungsi-fungsi tertentu dibagikan sebagai tugas dan
kewenangan lembaga-lembaga tinggi negara yang ada di bawahnya, yaitu Presiden,
DPR, MA, dan seterusnya.
22
g) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
23
BAB 5
Pembedaan Lembaga Negara dari segi hirarkinya itu penting karena harus ada
pengaturan mengenai kedudukan hukum dari lembaga-lembaga negara tersebut mana
yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah. Menurut Jimly Asshiddiqie, sistem
ketatanegaraan pasca reformasi, konstitusi tidak lagi mengatur hubungan antar
lembaga yang bersifat vertikal. Sehingga Indonesia saat ini mengenal hubungan antar
lembaga negara yang bersifat horizontal. Perlakukan hukum antara lembaga yang satu
dengan yang lain adalah berbeda (misalnya dalam hal protokoler, gaji,dsb), hal ini
tergantung dari kedudukan lembaga negara tersebut apakah dibentuk berdasarkan
UUD, UU, PP atau Peraturan lain dibawahnya. Firmansyah Arifin, dkk
mengklasifikasikan lembaga-lembaga negara berdasarkan landasan hukum
pembentukkannya, yaitu lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD 1945,
berdasarkan Undang-Undang (UU), dan berdasarkan Keputusan Presiden (KepPres).8
Lembaga-lembaga negara yang terdapat di dalam UUD 1945 jumlahnya 2l lembaga,
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. lembaga negara yang bentuk atau nama dan wewenangnya diatur langsung oleh
UUD, yaitu MPR, Presiden, Wakil Presiden, Kementerian Negara, pemerintahan
daerah provinsi,pemerintahan daerah kabupaten, pemerintahan daerah kota, DPRD
24
Provinsi, DPRD Kabupaten, DPRD Kota, DPR, DPD, BPK, MA, KY, MK, TNI,
Kepolisian Negara RI;
2. lembaga negara yang bentuk atau namanya tidak ditentukan di dalamUUD, tetapi
wewenangnya diberikan oleh UUD, yaitu Dewan Pertimbangan Presiden dan KPU;
3. lembaga negara yang bentuk atau nama dan wewenangnya tidak ditentukan oleh
UUD, ialah bank sentral
Dalam ketentuan UUD 1945, terdapat lebih dari 35 subjek jabatan atau subjek hukum
kelembagaan yang dapat dikaitkan dengan pengertian lembaga atau organ negara
dalam arti yang luas .
1) Presiden ;
2) Wakil Presiden ;
3) Dewan pertimbangan presiden ;
4) Kementerian Negara ;
5) Menteri Luar Negeri ;
6) Menteri Dalam Negeri ;
7) Menteri Pertahanan ;
8) Duta ;
9) Konsul ;
10) Pemerintahan Daerah Provinsi ;
11) Gubernur/Kepala Pemerintah Daerah Provinsi ;
12) DPRD Provinsi ;
13) Pemerintahan Daerah Kabupten ;
14) Bupati/Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten ;
15) DPRD Kabupaten ;
16) Pemerintahan Daerah Kota ;
17) Walikota/Kepala Pemerintah Daerah Kota ;
25
18) DPRD Kota ;
19) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ;
20) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ;
21) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ;
22) Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri, yang diatur
lebih lanjut dengan undang-undang ;
23) Bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab,dan
independensinya diatur lebih lanjut dengan undang-undang ;
24) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ;
25) Mahkamah Agung (MA) ;
26) Mahkamah Konstitusi (MK) ;
27) Komisi Yudisial (KY) ;
28) Tentara Nasional Indonesia (TNI) , dan
29) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) .
30) Angkatan Darat (AD) ;
31) Angkatan Laut (AL) ;
32) Angkatan Udara (AU) ;
33) Satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa ;
34) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman ,
seperti Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan sebagainya;
35) Kesatuan Masyarakat Hukum Adat. (Jimly, 2006).
26
BAB 6
27
7. Badan Pemeriksa Keuangan.
Organ lapis kedua atau lembaga negara, ada yang mendapatkan kewenangannya
dari UUD, ada pula yang mendapatkan kewenangannya dari undang-undang.
Walaupun kewenangannya diberikan oleh UUD (memiliki contitutional importance)
tapi belum tentu merupakan lembaga negara utama, Lembaga-lembaga negara sebagai
organ konstitusi lapis kedua itu adalah:
1. Menteri Negara;
2. Tentara Nasional Indonesia;
3. Kepolisian Negara
4. Komisi Yudisial
5. Komisi Pemilihan Umum
6. Bank Sentral
2. Gubernur
3. DPRD Provinsi
4. Pemerintahan Daerah Kabupaten
5. Bupati
6. DPRD Kabupaten
7. Pemerintahan Daerah Kota
8. Walikota
9. DPRD Kota.
28
karenanya rakyatlah yang berdaulat. Sebelum UUD 1945 dilakukan perubahan,
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa kedaulatan rakyat
dipegang dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun, setelah perubahan UUD
1945 terjadi perubahan fundamental dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, terutama
sistem demokrasi langsung yang diadopsi di Indonesia, dimana konsekuensinya
adalah kedaulatan rakyat tidak lagi dipegang oleh MPR. Ada begitu banyak faktor
yang menyebabkan Indonesia memillih demokrasi langsung, salah satunya adalah
dorongan politik dan demokrasi yang berlangsung pada masa era orde baru dengan
segala dinamikanya.
Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan “MPR terdiri atas anggota DPR dan
anggota DPD yang dipilih meIaui pemilu dan diatur Iebih lanjut dengan undang-
undang”. Undang-undang yang dimaksud adalah undang- undang pemilu legislatif,
yang disahkan oleh pemerintah bersama DPR. Jumlah anggota MPR didasarkan
penjumlahan anggota DPR dan DPD. Jumlah anggota DPR sebanyak 550 orang
sedangkan jumlah anggota DPD ditentukan, bahwa anggota DPD dan setiap provinsi
ditetapkan sebanyak 4 orang dan jumlah seluruh anggota DPD tidak Iebih dan 1/3
jumlah anggota DPR. MPR berkedudukan sebagai lembaga negara, MPR bukan lagi
sebagai lembaga tertinggi negara sebagaimana ditentukan dalam UUD 1945 sebelum
diamandemen. Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
29
jabatannya setelah presiden daniatau wakil presiden diberi kesempatan
untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR,
d) Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat,
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya;
e) Memilih wakil presiden dari dua .calon yang diajukan presiden apabila
terjadi kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya
selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
f) Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan
wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang paket calon presiden dan waki1 presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis
masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
g) Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR
30
- Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10).
- Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
- Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang (Pasal 15).
Wewenang Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
31
- Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2).
- Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan
RUU (Pasal 20 ayat 2 dan 4).
- Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan menetapkan sembilan orang
hakim konstitusi (Pasal 24 C ayat 3).
32
BAB 7
Pemerintahan Negara
Pemerintahan Daerah
Pada pasal 18 ayat (1) UUD 45 di sebutkan bahwa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia terdapat pembagian daerah daerah provinsi yang pada tiap tiap provinsi
33
tersebut dibagi atas kabupaten dan kota yang memiliki pemerintahan daerah yang
diatur oleh undang undang. Pemerintahan Daerah terdapat kepala pemerintah daerah
yang terdiri atas gubernur dan/atau walikota yang dipilih secara demokratis (pasal 18
ayat (4)) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dipilih melalui pemilu (pasal 18
ayat (3)), yang mana keduanya memiliki beberapa tugas dan wewenang yang sama,
diantaranya adalah :
34
Daftar Pustaka
I Gede Yusa (et.al). 2016. Hukum Tata Negara Pasca Perubahan UUD NRI 1945,
Malang: Setara Press.
Jimly Asshiddiqie. 2009. Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer.
H.A.S. Natabaya, “Lembaga (Tinggi) Negara Menurut UUD 1945” dalam Refly
Harun, dkk. Menjaga Denyut Konstitusi, Refleksi Satu Tahun Mahkamah Konstitusi,
(Jakarta: Konstitusi Press, 2004), hlm. 60-61.
Muhtadi, Lembaga Negara: Makna, Kedudukan dan Relasi, Fiat Justitia Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 7 No. 3, 2013
35
36