Anda di halaman 1dari 51

KERANGKA SISTEM

PEMERINTAHAN NEGARA
Oleh: Drs. Ismanudin, M.Si.

*) Disampaikan dalam Kuliah Program Inovasi Pembelajaran Digital (IPD) – MBKM


Kemendikbud RI Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UGJ Mata
Kuliah Sistem Administrasi Negara Indonesia (SANI) tanggal 12 Juli 2021.
**) Dosen/Dekan FISIP Universitas Wiralodra, Indramayu.
OUTLINE
1
Landasan Administrasi Negara
2
Cita-Cita & Tujuan Nasional
3
Fungsi Negara/Pemerintah
4
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
5
Negara (SPPN)
Sistem Pembangunan Nasional (SPN)
1 Landasan Administrasi Negara

 Pendahuluan:
apa yang dimaksud dengan landasan Administrasi
Negara?;
… bagaimana jika dalam suatu Negara tidak
memiliki suatu landasan Negara?;
… apakah negara itu akan dapat berjalan dengan
baik?.
 Pengertian:
Landasan dalam KBBI dapat diartikan sebuah
dasar.

 Dasar dari suatu Negara dibentuk, beberapa


landasan administrasi Negara Indonesia, yaitu:
 Landasan Idiil
 Landasan Konstitusional
 Landasan Operasional
 Landasan Idiil
 Landasan Idiil adalah sebuah landasan negara yang
digunakan sebagai ideologi sebuah bangsa.
 Negara Indonesia memiliki landasan idiil, yaitu
“PANCASILA”, terutama pada sila ke-2 yang berbunyi:
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
 Sila tersebut memiliki arti, bahwa Indonesia
menempatkan dirinya sebagai bagian dari manusia di
dunia.
 Maka dari itu, bangsa Indonesia senantiasa menerapkan
sikap untuk saling ”bekerja sama” dan menghormati
antar bangsa di dunia.
Landasan Konstitusional
 Landasan Konstitusional adalah sebuah landasan negara
yang berkaitan erat dengan semua aturan dan ketentuan
ketata-negaraan suatu bangsa.
 Negara Indonesia memiliki landasan kontitusional yaitu
berupa:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.****
 Landasan Operasional
 Landasan Operasional adalah sebuah
landasan yang digunakan untuk mengelola
kehidupan nasional sebuah negara secara
keseluruhan.
 Perlunya perencanaan jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek
nasional bagi suatu negara dan sangatlah
penting, karena mempunyai banyak manfaat
dan keperluan yang melatar belakanginya.
2 Cita-cita & Tujuan Nasional

 Cita-cita Nasional
Cita-cita nasional Negara Indonesia, yaitu:
“Suatu Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”
 Tujuan Nasional
Tujuan negara Indonesia tercantum pada
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea
ke-empat, yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia,
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
3
Fungsi Negara / Pemerintah
 Pengertian Negara:
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah
negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.*** (Pasal 25A**** UUD 1945)
 Syarat terbentuknya sebuah Negara, yaitu: merdeka atau
mempunyai kedaulatan, mempunyai wilayah, mempunyai rakyat
dan pemerintahan, serta mendapat pengakuan dunia
Internasional yang diwakili PBB.
Peta Wilayah Indonesia

Sumber:
https://www.google.com/search?q=Peta+Wilayah+Indonesia&tbm=isch&source
 Pengertian Fungsi Negara / Pemerintah
 Menurut Kamus, kata fungsi (function) didefinisikan sebagai:
“the kaind of action of activity proper to any person or
thing; the purpose for wich something is designed or exist;
role.” (jenis aktivitas dari tindakan yang patut/sebaiknya
kepada siapapun atau hal; tujuan di mana sesuatu yang
dirancang atau ada; peranan).
 Tujuan menegaskan adanya cita-cita, impian dan sasaran-
sasaran yang hendak dicapai yang sudah ditetapkan/
ditentukan terlebih dahulu. Tujuan keberadaan Negara
menunjukkan kawasan cita-cita, yaitu kondisi ideal yang ingin
direalisasikan oleh pendiri bangsa tersebut (founding fathers).
 Fungsi merupakan pelaksanaan dari tujuan yang hendak
dicapai.
 Definisi yang kedua, fungsi menunjukkan tujuan yang
menjadi dasar atau alasan pengadaan/adanya
(existence/eksistensi) lembaga yang disebut instansi
pemerintah sebagai alat Negara untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pengertian ketiga, fungsi sama
dengan peranan (role).
 Dalam kaitannya dengan Negara, tujuan menunjukkan
apa yang secara idiil hendak dicapai oleh Bangsa dan
Negara itu, sedangkan fungsi adalah pelaksanaan dari
cita-cita itu dalam kenyataannya.
 OKI, Pemerintah sebagai salah satu perangkat/organ
Negara mempunyai fungsi merealisasikan tujuan
berbangsa dan bernegara.
 Menurut Teori Montesque (Trias Politica),
kekuasaan Negara terdiri dari: kekuasaan legislatif
(parlemen), kekuasaan eksekutif (pemerintah), kekuasaan
yudikatif (peradilan) serta ditambah satu kekuasaan lagi,
yaitu kekuasaan auditif (pengawasan/pemeriksaan).
 Untuk menyelenggarakan kekuasaan Negara dibentuk
organ-organ Negara. Salah satu organ Negara adalah
lembaga eksekutif (Pemerintah dalam arti sempit).
 Fungsi Utama (main fungtion)
Eksekutif (Pemerintah)
(Rewansyah, 2011):
1. Fungsi pengaturan/regulasi.
2. Fungsi pelayanan kepada masyarakat (public
service).
3. Fungsi pemberdayaan masyarakat (empowering
people).
4. Fungsi pengelolaan asset/kekayaan negara.
5. Fungsi keamanan, pengamanan, dan perlindungan.
Ad.1. Fungsi pengaturan/regulasi.
 Fungsi pengaturan/regulasi (penetapan kebijakan
publik/negara) adalah fungsi yang tidak dapat
didelegasikan, dipindahkan, ataupun diprivatisasikan.
 Sesuai UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) ditetapkan bahwa:
“Negara Indonesia adalah negara hukum” maka:
 segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan, termasuk pemerintahan
harus senantiasa berdasarkan hukum (diatur dalam
peraturan perundang-undangan).
 segala sikap, perilaku, dan perbuatan/tindakan
Penyelenggara Negara atau Aparatur Negara harus
mempunyai pijakan atau landasan hukum.
 Dalam rangka mewujudkan Negara Hukum, diperlukan tatanan yang
tertib, a.l. di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.
 Dalam peran dan fungsi pengaturan (regulation), Pemerintah akan
lebih menempatkan diri sebagai pengatur dan pembuat aturan,
serta pengawas dan pengendali. Sedangkan pelaksana aturan dapat
didelegasikan atau diserahkan kepada dunia usaha/bisnis dan
masyarakat.
 Peran pemerintah ke depan adalah membentuk/ mengambil
kebijakan publik yang efisien, efektif, produktif, dan dapat
diimplemetasikan.
 Kebijakan publik merupakan suatu proses yang pada pokoknya
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: kegiatan formulasi,
implementasi, dan evaluasi kinerja kebijakan.
Ad.2. Fungsi Pelayanan kepada Masyarakat.
 Draha (2003) mengemukakan bahwa Pemerintah memiliki dua
fungsi dasar, yaitu: “fungsi primer atau fungsi pelayanan dan
fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan.”
 Fungsi primer (pelayanan), yaitu fungsi pemerintah sebagai
penyedia (provider) jasa-jasa pelayanan publik yang tidak
dapat diprivatisasikan, termasuk jasa Hankam, layanan sivil,
dan layanan birokrasi.
 Fungsi sekunder (pemberdayaan), yaitu sebagai provider
kebutuhan dan tuntutan warga masyarakat akan barang dan
jasa yang mereka tidak dapat penuhi sendiri, karena masih
lemah dan tidak berdaya (powerless), penyediaan dan
pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
seperti jasa layanan rumah sakit, Puskesmas, dll.
Ad.3. Fungsi Pemberdayaan Masyarakat.
 Pemberdayaan masyarakat adalah fungsi yang
berhubungan secara negatif dengan kondisi ekonomi,
politik, dan sosial warga masyarakat.
 Semakin kuat posisi tawar (bargaining position) dan
semakin integratif masyarakat, semakin berkurang fungsi
pemberdayaan masyarakat, fungsi pemerintah berubah
dari rowing ke steering.
 Pemberdayaan harus terus menerus, komprehensif, dan
simultan, sampai ambang batas tercapainya keseimbangan
yang dinamik antara pemerintah dengan warga
masyarakat. Contoh: pemberdayaan politik, ekonomi,
sosial budaya, lingkungan, dlsb.
 Fungsi NKRI (Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat).
Fungsi-fungsi Negara dapat dijabarkan, sbb:
1. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Hal ini biasanya berkaitan erat dengan taraf kehidupan,
tingkat ekonomi (penghasilan), dan tingkat pendidikan yang
berhak dienyam oleh semua rakyat-nya, tanpa terkecuali.
2. Menegakkan keadilan melalui badan-badan peradilan.
Hal ini berhubungan dengan keadilan rakyat-nya yang harus
sama di hadapan hukum-hukum yang berlaku, di mana
masalah-masalah yang sering muncul berkaitan dengan hak
asasi manusia (HAM) yang dimiliki oleh setiap rakyatnya.
3. Perlindungan bagi warga masyarakat, baik warga yang
ada (tinggal) di dalam negeri maupun yang ada
(bekerja/menetap sementara) di luar negeri.
Perlindungan ini biasanya berkaitan erat dengan jaminan
keamanan yang seharusnya diberikan oleh Negara kepada
semua rakyat-nya.
4. Pelayanan bagi kepentingan warga masyarakat, baik
warga yang ada (tinggal) di dalam negeri maupun yang
ada (bekerja/menetap sementara) di luar negeri. Hal ini
biasanya berkaitan erat dengan administrasi
pemerintahan maupun layanan-layanan umum yang
disediakan Negara untuk semua rakyat-nya.
5. Penerbitan (law and order) untuk mencapai tujuan
bersama serta mencegah terjadinya konflik atau
pertikaian, sehingga NKRI harus melaksanakan penertiban
dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh para
pemegang sistem pemerintahan-nya. Indonesia bertindak
sebagai stabilisator dari rakyatnya yang memiliki
keberagaman tinggi.
 Komponen Bangsa/Negara dan Fungsinya
 Legislatif
KOMPONEN SUPRA  Eksekutif
STRUKTUR  Yudikatif
 Struktur Pemerintahan

1. Pelayanan masyarakat (ketertiban, keamanan & kesejahteraan)


2. Pemberdayaan masyarakat (kreatif, inovatif & partisipatif)
KOMPONEN
3. Melaksanakan pembangunan (Tannas & pergaulan internasional)
BANGSA
4. Pengelolaan pembangunan (pemerataan akses & legal)
5. Jaringan kemitraan Internasional

 Parpol / Ormas
KOMPONEN INFRA
 Swasta
STRUKTUR
 LSM
 Profesi/ PT
KOMPONEN SUB
STRUKTUR Masyarakat/Tomas
… lanjutan

 Fungsi artikulasi kepentingan & tuntutan


KOMPONEN INFRA masyarakat.
STRUKTUR  Fungsi pendidikan dan komunikasi Politik
 Fungsi sosialisasi politik
 Menjadi wakil rakyat.
 Fungsi Pengawasan terhadap
kebijaksanaan pembangunan.

 Warga yang sadar terhadap hak dan kewajiban dalam


kehidupan.
KOMPONEN SUB  Memberikan masukan terhadap infra dan suprastruktur
STRUKTUR agar masyarakat terberdaya dan sejahtera.
 Bekerja keras pada profesinya.
 Fungsi pengawasan dan kritik terhadap kebijaksanaan
pemerintah.
 Kemandirian, keunggulan, dan partisipatif dalam rangka
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah NKRI.
Sistem
4 Penyelenggaraan
Pemerintahan Nasional (SPPN)

 SPPN Pra Amandemen UUD 1945


1. Indonesiaadalah Negara yang berdasar atas Hukum (Rechtstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan Negara yang tertinggi ada di Tangan MPR.
4. Presiden adalah Penyelenggara Pemerintahan yang tertinggi di
bawah Majelis.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden. Menteri tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
7. Kekuasaan kepala Negara tidak tak terbatas.
 Negara Hukum Indonesia
UUD 1945 UUD 1945
(sebelum perubahan) (setelah perubahan)
BAB I BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN BENTUK DAN KEDAULATAN

Pasal 1 Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara (1) Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Kesatuan, yang berbentuk
Republik. Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat
rakyat dan dilakukan dan dilaksanakan menurut
sepenuhnya oleh Majelis Undang-Undang Dasar.****
Permusyawaratan Rakyat. (3) Negara Indonesia adalah negara
hukum.****
 3 Asas Pokok Negara Hukum (Prayudi A.)

 Asas monopoli paksa (zuwangmonopoli); monopoli


penggunaan kekuasaan dan paksaan untuk membuat orang
mentaati apa yang menjadi keputusan penguasa.
 Asas persetujuan rakyat; peraturan yang dibuat tanpa
perintah/kuasa UU tidak syah. Ingat prinsip, No Taxation
without Representation.
 Asas persekutuan hukum (rechtsgemeenshap); rakyat
dan penguasa Negara bersama-sama merupakan suatu
persekutuan hukum (rechtsgemeenshap, legal
partnership).
 Presidensial vs Parlementer
Presidensial:
Sistem pemerintahan dimana Kepala Pemerintahan
dipegang oleh Presiden, dan Pemerintah tidak
bertangging jawab kepada Parlemen. Cirinya:
 Presiden di samping sebagai kepala Negara, juga
sebagai kepala Pemerintahan yang mempunyai
kekuasaan politik secara riil.
 Kedudukan Presiden tidak tergantung kepada
Parelemen, dan tidak dapat dijatuhkan, kecuali atas
tuduhan melakukan kejahatan yang luar biasa.
 Presiden dan Parlemen dipilih untuk waktu dan
jangka waktu tertentu, sehingga tidak dapat bubar
sewaktu-waktu.
Parlementer:
Sistem pemerintahan dimana Pemerintah
(eksekutif) bertanggung jawab kepada Parlemen
(legislatif).
 Kekuasaan kepala Negara merupakan kekuasaan nominal
(hanya merupakan figur kepemimpinan formal dan
seremonial; hanya sebagai lambang), sehingga kekuasaan
politiknya dalam pemerintahan relatif kecil.
 Pelaksana dan penanggungjawab pemerintahan adalah
PM bersama para menteri (Kabinet).
 Kedudukan Kabinet tergantung pada dukungan Parlemen,
dan Kabinet akan jatuh apabila Parelemen manarik
dukungannya.
 Parlemen dapat dibubarkan Kepala Negara atas usul PM;
sebaliknya Kabinet dapat dijatuhkan oleh Parlemen
melalui mosi tidak percaya.
 Dinamika Pemerintahan di Indonesia

TIGA ERA DEMOKRASI TIGA UUD


1. Federal (17 Agustus 1945 1. UUD 1945
– 5 Juli 1959) 2. Konstitusi RIS 1949
2. Terpimpin (5 Juli 1959 – 3. UUDS 1966
11 Maret 1966) 4. UUD 1945 (4 kali
3. Pancasila (11 Maret 1966 Amandemen)*
– sekarang)
Beberapa UU Pemerintahan Daerah
1. UU No. 1/45 6. UU No. 5/1974
2. UU No. 22/48 7. UU No. 22/1999
3. UU No. 44/1950 8. UU No. 32/2004 dan
4. UU No. 1/1957 Perpu No. 3/2005
5. UU No. 18/1965 9. UU No. 23/2014
 *)Dasar Pemikiran Parubahan UUD
1945 (Sekjen MPR RI, 2015):
 UUD RI Tahun 1945 membentuk struktur kenegaraan yang
bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang
sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
 UUD RI Tahun 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar
kepeda pemegang kekuasaan eksekutif (presiden).
 UUD RI Tahun 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu
“luwes” sehingga multitafsir.
 UUD RI Tahun 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan
kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting
dengan UU.
 Rumusan UUD RI Tahun 1945 tentang semangat penyelenggara
negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat
atauran dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi
hukum, pemberdayaan masyarakat, penghormatan HAM dan
Otda).
Sistem Pembangunan Nasional
5
(SPN)
 Pembangunan:

Proses perubahan yang terencana yang dijalankan secara


berkesinambungan untuk kehidupan yang lebih baik.
(Kartasasmita, 2012).
 Tujuan Pembangunan
(STIGLITZ, 1998):

Meningkatkan
Meningkatkan standar Mengurangi Keberlangsunga
GDP percapita; kesehatan Kemiskinan n Lingkungan.
hidup;
 Tujuan, Makna & Hakekat Pembangunan
Nasional
 Tujuan; untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila.
 Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional;
adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya.
 Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) dan Daerah
 Dasar: UU No. 25/2004 ttg SPPN
 Perencanaan Pembangunan didefinisikan sebagai
suatu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat pusat dan daerah.
(UU No. 25/2004)
 Konsep dan Prinsip Pokok SPPN
 Permasalahan Perencanaan Pembangunan di
Indonesia:
1. Perubahan yang cukup fundamental ttg
ketentuan MPR, dimana salah satu tugasnya
adalah menyusun GBHN. MPR tidak lagi
menyusun GBHN, sehingga tidak ada lagi GBHN.
Karena itu, Pemerintah perlu menyusun sendiri
RPJP untuk periode 20 tahun, baik untuk
Nasional maupun Daerah yang akan dijadikan
pedoman untuk penyusunan RPJM untuk periode
5 tahunan.
2. Masih sangat dirasakan adanya “ego
sektoral” antara para aparat pemerintah
dalam melaksanakan kegiatan pembangunan:
 koordinasi penyusunan rencana dan
pelaksanaan pembangunan sulit dilakukan.
 Kurangnya keterpaduan dan sinergi antar
sektor.
 Kurangnya ketercapain sasaran yang
dituju.
3. Kurang terpadunya, yaitu: (1) antara
perencanaan dan penganggaran; (2) antara
perencanaan, dan pelaksanaan, serta
pengawasan.
4. Belum optimalnya pemanfaatan peran serta
masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan, lebih banyak Top-down
Planning.
 Sasaran Pokok SPPN
1. Meningkatkan koordinasi pelaku pembangunan.
2. Meningkatkan keterpaduan dan sinergitas
perencanaan antara Pusat, dan Daerah, serta
antar Daerah yang terkait.
3. Meningkatkan keterpaduan antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi dan peran serta
masyarakat.
5. Menjamin penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, dan adil.
SINKRONISASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH
DALAM SATU KESATUAN SPPN

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN


PEDOMAN DIJABARKAN PEDOMAN
RPJPN RPJMN RKP RAPBN
PEDOMAN DIACU

DISERASIKAN
DIPERHATIKAN

DIACU DAN
DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA


K/L K/L

RPJPD PEDOMAN RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD


PROV PROV PROV PROV
DIPERHATIKAN PEDOMAN DIACU

DISERASIKAN
DIACU DAN
RENJA
DIACU

RENSTRA PEDOMAN
SKPD PROV SKPD PROV

PEDOMAN RAPBD
RPJPD RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN
K/K K/K K/K K/K
PEDOMAN DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA


SKPD K/K SKPD K/K

40
UU SPPN
 Dokumen Perencanaan Pembangunan

Catatan:
Diacu : hal-hal yang dianggap mendasar harus identik
Pedoman: hal-hal yang memberikan arah dan koridor
 Penjelasan Dokumen Perencanaan:
1. RPJP Nasional dan RPJP Daerah:
 Merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka
panjang untuk periode selama 20 tahun yang berisikan
jabaran dari tujuan dibentuknya negara Indoensia atau
suatu Daerah tertentu.
 RPJP ini pada dasarnya berisikan hal-hal yang bersifat
umum dan menyeluruh, seperti visi dan misi, serta
arah pembangunan jangka panjang untuk masa 20
tahun ke depan.
 RPJP ini selanjutnya dijadikan dasar dalam penyusunan
RPJM dan dokumen perencanaan lainnya yang terkait.
2. RPJM Nasional dan RPJM Daerah:
 Merupakan dokumen perencanaan jangka menengah
untuk periode selama 20 tahun ke depan.
 RPJM tersebut berisikan jabaran lebih kongkrit dari visi
dan misi presiden (tingkat nasional) atau visi dan misi
kepala daerah (untuk tingkat provinsi, kabupaten, dan
kota.
 Visi dan misi tersebut kemudian dijabarkan menjadi
kebijakan dan program pembangunan dengan
memperhatikan kondisi keuangan yang ada.
… lanjutan

 Termasuk dalam RPJM ini adalah kerangka ekonomi


makro, kondisi keuangan, perkiraan kebutuhan
investasi untuk mencapai sasaran dan target
pembangunan yang telah ditetapkan.
 Penyusunan RPJM tersebut harus berpedoman pada
RPJP agar terwujud kesinambungan pembangunan
dalam jangka panjang menuju pada suatu sasaran
tertentu
3.Rencana Strategis Institusi (Renstra SKPD):
 Berbeda dengan pengertian umum sebelumnya, Renstra
dalam SPPN 2004 adalah merupakan perencanaan
untuk suatu institusi tertentu, seperti dinas dan
instansi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
 Renstra SKPD berisikan jabaran visi dan misi kepala
SKPD yang diturunkan dari visi dan misi kepala daerah.
… lanjutan

 Dibandingkan dengan RPJM, Renstra SKPD lebih rinci


sampai ke tingkat kegiatan, karena ruang lingkupnya
lebih kecil, yaitu untuk bidang atau sektor tertentu
sesuai Tupoksi dari institusi bersangkutan.
 Untuk menjaga konsistensi antara RPJM dan Renstra
SKPD, dilakukan rapat koordinasi antara Bappeda dan
seluruh SKPD pada daerah bersangkutan, sebagai Forum
SKPD.
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD):
 RKPD merupakan rencana tahunan (annual planning)
yang bersifat operasional dibandingkan RPJM.
 RKPD merupakan jabaran dari RPJM yang berisikan
kebijakan, program, dan kegiatan untuk 1 tahun sesuai
sumber daya yang tersedia pada tahun bersangkutan,
khususnya dana.
 Program dan kegiatan yang ditetapkan harus sudah
mempunyai pagu indikatif berikut indikator dan target
kinerja yang diperlukan.
 RKPD tersebut selanjutnya dijadikan dasar utama untuk
penyusunan RAPBD.
5. Rencana Kerja Institusi (Renja Institusi):
 Renja SKPD merupakan rencana tahunan bersifat
operasional yang isinya mirip dengan RKPD.
 Perbedaannya dengan RKPD merupakan jabaran dari
RPJM yang disusun Bappeda, sedangkan Renja SKPD
merupakan jabaran dari Renstra SKPD yang disusun oleh
masing-masing SKPD terkait Tupoksinya masing-masing.
 Koodinasi antara program dan kegiatan RKPD dan Renja
SKPD, biasanya dilakukan melalui pelaksanaan forum
SKPD yang dikoordinasikan oleh Bappeda setiap
tahunnya.
 Pendekatan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan menurut Penjabaran dari


jenjang pemerintahan janji-janji politik
dari bawah Kepala Daerah

diserasikan

Bottom-up
Politik Penggunaan metode
Perencanaan Teknokratik
Partisipatif dan kerangka berpikir
dilaksanakan menurut
ilmiah oleh lembaga
jenjang pemerintahan
atau satuan kerja yang
dari atas T kompeten
o
p
-
d
Sinkronisasi/Penyelarasan o
w
n Pelibatan semua pihak yang
Tugas Kelas:
 Buatlah kelompok dengan anggota paling banyak 5
(lima) mahasiswa untuk mendiskusikan dan membuat
analisis terhadap pokok-pokok bahasan (sub-CPMK)
yang telah diberikan tersebut.
 Setiap kelompok dapat memilih terhadap salah satu
pokok bahasan yang dianggap paling menarik dan
menyenangkan, namun perlu dilakukan analisis lebih
lanjut!.
 Kumpulkan dan presentasikan tugas Anda sebelum
pertemuan kuliah berikutnya!.
TERIMA KASIH

MARI KITA BERDISDUSI …

…Sampai jumpa lagi


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai