Anda di halaman 1dari 6

SOAL

BAB 1

1. Jelaskan macam macam pembagian kekuasaan negara menurut para ahli!


2. Jelaskan perbedaan antara pembagian kekuasaan secara horisontal dan vertikal
3. Sebutkan kedudukan dan fungsi kementrian RI
4. Sebutkan kedudukan dan fungsi lembaga pemerintah non kementrian secara umum
5. Apa dasar keberadaan kementrian negara republik indonesia,jelaskan!
6. Jelaskan tugas kementrian NRI dalam menyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan negara !
7. Sebutkan urusan2 pemerintahan yg menjadi tanggung jawab kementrian negara!
8. Jelaskan pokok2 pikiran pembukaan uud 1945 yang didalamnya memuat nilai
pancasila merupakan derivasi atau penjabaran dan nilai2 pancasila
9. Jelaskan sikap yg perlu ditampilkan sbagai bentuk perwujudan nilai kemanusiaan yg
adil dan beradab dalam penyelenggaraan pemerintah!
10. Jelaskan sikap yg perlu ditampilkan sbagai bentuk perwujudan nilai kerakyatan yg
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam
penyelenggaraan pemerintah

BAB 2

1. Tuliskan pengertian kewarganegaraan dan pewarganegaraan


2. Kemukakan apa yg dimaksud dgn apatride dan bipatride
3. Uraikan yg dimaksud dgn ius soli dan ius sanginius
4. Terangkan siapakah warga negara indonesia menurut pasal 26 ayat 1 UUD NRI
tahun 1945
5. Jelaskan yg dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani yang merupakn syarat
untuk mengajukan permohonan menjadi WNI
6. Terangkan apa yg dimaksud dn pewarganegaraan pasif dan aktif
7. Terangkan hakikat pembelaan terhadap negara
8. Tuliskan dan berikan contoh bentuk usaha pembelaan negara
9. Apa saja peran kita sbagai pelajar dalam usaha pembelaan negara
10. Ceritakan contoh yg menjelaskan hilangnya kewarganegaraan seseorang
dikarenakan ia memiliki paspor negara lain
JAWABAN

REMED BAB 1

1. Menurut John Locke sebagaimana dikutip olehRiyanto (2006:273) bahwa kekuasaan


negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan sebagai berikut.
1) Kekuasaan legislatif,yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-
undang.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undangundang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang.
3) Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar
negeri.

Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan
negara, yaitu Montesquieu. Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273).
1) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-
undang.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
3) Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undangundang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap
undangundang

2. Pembagian kekuasaan secara horisontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi


lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif )
Sedangkan
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan
antara beberapa tingkatan pemerintahan

3. Kedudukan lembaga negara kementrian dan lembaga negara non-kementrian adalah


sama, mereka sama-sama berada dibawah presiden, pembantu presiden dan
bertanggung jawab pada presiden. Lembaga kementrian fungsinya melakukan tugas
kepemerintahan yang sifatnya birokrasi dari eksekutif (presiden) yang telah diatur
oleh undang-undang. sedangkan tugas lembaga non-kemenrian lebih fokus pada
bidang kearsipan, seperti pengkajian, penyusunan, perencanaan dll.

Dari semua undang-undang yang telah mengatur tentang kementrian, maka


ditetapkan tugas-tugas dan fungsi yang harus dilakukan oleh menteri-menteri dalam
sistem negaraa yang harus juga dipertanggungjawabkan kepada Presiden:

1. Merumuskan kebijakan dalam bidang politik yang mengatur tentang


pemerintahan umum, administrasi, otonomi daerah, pendudukan sipil pembinaan
pemerintahan desa yang sesuai undang-undang.
2. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan dalam bidang politik yang mengatur
tentang pemerintahan umum, administrasi, otonomi daerah, pendudukan sipil,
dan pembinaan pemerintahan desa yang sesuai undang-undang.
3. Mengatur pelaksanaan tugas dalam organisasi Kementrian Dalam Negeri.
4. Mengelola kekayaan negara.
5. Mengawasi pelaksanaan tugas.
6. Mengoordinasi fasilitas umum.
7. Melaksanakan penelitian serta mengembangkan pemerintahan dalam negeri.
8. Mengembangkan sumber daya manusia dalam pemerintahan.
9. Melaksanakan kegiatan teknis pusat dan daerah
10. Melaksanakan dukungan substantif pada organisasi Kementrian Dalam Negeri.

4. Kedudukan lembaga negara kementrian dan lembaga negara non-kementrian adalah


sama, mereka sama-sama berada dibawah presiden, pembantu presiden dan
bertanggung jawab pada presiden. Lembaga kementrian fungsinya melakukan tugas
kepemerintahan yang sifatnya birokrasi dari eksekutif (presiden) yang telah diatur
oleh undang-undang. sedangkan tugas lembaga non-kemenrian lebih fokus pada
bidang kearsipan, seperti pengkajian, penyusunan, perencanaan dll.

FUNGSI:
(1) Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik
Indonesia, yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut LPND adalah
lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu dari Presiden.
(2) LPND berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

5. Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara


tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan:
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang.

6. A.Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di


bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya
dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
b. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya,
pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya,
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
kementerian di daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala
nasional.
c. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi
dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.

7. Adapun urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian


negara adalah sebagai berikut.
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama,
hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan,
kebudayaan, kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum, transmigrasi, transportasi, informasi,
komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
kelautan, dan perikanan.
c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah, meliputi urusan perencanaan
pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan negara, badan
usaha milik negara, pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah,
pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan,
dan pembangunan kawasan atau daerah tertinggal.

8. (1) Pokok Pikiran Pertama : Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
(2) Pokok pikiran Kedua ; Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang
ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan),
sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus
dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang
didasari dengan bekal persatuan.     
(3)Pokok Pikiran Ketiga ; Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’
mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan
permusyawaratan/perwakilan
(4) Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

9. Nilai Sila Kemanusian yang Adil dan Beradab


1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk
Tuhan. Karena manusia mempunyai sifat universal.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini
juga bersifat universal.
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini
berarti bahwa yang dituju masyarakat Indonesia adalah keadilan dan
peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan dan penegakan
hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, karena
Keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat

10. 1) Hakikat Sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu
pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2) Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi
simpul yang penting yaitu mengusahakan putusan bersama secara
bulat.
3) Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang
perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat
sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama.
4) Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara
Indonesia, yaitu terletak pada permusyawaratan rakyat.
UH BAB 2 PKN

1. a.kewarganegaraan adalah suatu hak dimana manusia menetap atau tinggal di


kawasan suatu Negara dan memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan hukum
dari Negara tersebut,
Menurut pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia, pengertian kewarganegaraan adalah segala
hal yang berhubungan dengan warga Negara dan keanggotaan sebagai suatu warga
negara.
b.Pewarganegaraan adalah suatu cara atau proses seseorang untuk mendapatkan
suatu kewarganegaraan atau singkatnya proses mewarganegarakan

2. a. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa yang menganut asas ius
soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah
menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Orang
tersebut tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam
kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya,
seseorang keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir
di negara A yang menganut asas ius soli. Karena ia keturunan bangsa B,
maka ia dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga
mengganggap dia warga negaranya berdasarkan tempat kelahirannya.

3. a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraanseseorang


berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undangundang.

4. Pasal26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
“penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia”. Dengan demikian di Indonesia semua orang yang
tinggal di Indonesia termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia.

5. Untuk menjadi warga Negara Indonesia tentunya kita harus memiliki jiwa yang bersih
dan fisik yang sehat.

6. a.pewarganegaraan aktif: seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih


atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara
b.Pewarganegaraan pasif: seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu
negara atau tidak mau diberi atau tidak mau dijadikan WN suatu negara maka yang
bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi (menolak pewarganegaraan)

7. Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti


pada negara dan berkorban demi membela negara. Upaya bela negara
selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung
jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Sebagai warga negara sudah sepantasnya ikut serta dalam bela negara
sebagai bentuk kecintaan kita kepada negara dan bangsa.
8. a. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
b. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.
c. Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
d. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, dan Pramuka.

9. 1) Belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh


2) Mengembangkan bakat akademis maupun non akademis dan berkompetisi hingga
ke taraf Internesional sehingga bisa mengharumkan nama bangsa
3) Menjadi komponen bela negara pendukung yang baik dan turut serta dalam
pengawasan pembelaan negara

10. Andi adalah seseorang yang berkewarganegaraan indonesia dan memiliki paspor
indonesia,andi pergi ke korea menggunakan paspor indonesia namun ia kembali
membuat paspor dikorea atas nama pemerintah korea.maka kewarnegaraan
indonesia andi telah hilang.dan dia juga bukan berkewarganegaraan korea.jadi andi
sekarang tidak berkewarganegaraan apapun

Anda mungkin juga menyukai