Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Dosen Pembina : Dr. Diah Puji Nali Brata, M,Si.

Nama Sekolah : STKIP PGRI JOMBANG


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : PKn
Materi Pokok : Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintah Negara
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
• KI-1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
• KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
• KI-3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1. Menganalisis nilai-nilai 3.1.1. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan
Pancasila dalam kerangka Negara Indonesia. (C2)
praktik penyelenggaraan 3.1.2. Menganalisis Kedudukan Kementerian
pemerintah Negara. Negara Republik Indonesia dan Lembaga
3.2. Menyaji hasil analisis Pemerintahan Non Kementerian. (C4)
Kedudukan dan Fungsi 3.1.3. Menganalisis Fungsi Kementerian Negara
Kementerian Negara Republik Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan
Indonesia dan Lembaga Non Kementerian. (C4)
Pemerintahan Non Kementerian. 3.1.4. Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan. (C4)
3.2.1. Mempresentasikan hasil analisis
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara
Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan
Non Kementerian. (P)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pokok, peserta didik diharapkan mampu :
1. Menjelaskan sistem pembagian kekuasaan Negara Indonesia.
2. Menganalisis Kedudukan Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga
Pemerintahan Non Kementerian.
3. Menganalisis Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga
Pemerintahan Non Kementerian.
4. Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
5. Mempresentasikan hasil analisis Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara
Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian.

D. Materi Pembelajaran
1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Indonesia.
A. Macam-macam Kekuasaan Negara
Konsep pemisahan kekuasaan dikemukakan oleh John Locke dan
Montesquieu yang dikenal dengan teori Trias Politica. Menurut John Locke
kekuasaan itu dibagi dalam tiga kekuasaan, yaitu :
1) Kekuasaan legislatif, bertugas untuk membuat peraturan dan undang-
undang.
2) Kekuasaan eksekutif, bertugas untuk melaksanakan undang-undang yang
ada di dalamnya termasuk kekuasaan untuk mengadili.
3) Kekuasaan federatif, tugasnya meliputi segala tindakan untuk menjaga
keamanan negara dalam hubungan dengan negara lain seperti membuat
aliansi dan sebagainya.
Sedangkan menurut Montesquieu, sebagai berikut :
1) Kekuasaan legislatif, bertugas untuk membuat undang-undang.
2) Kekuasaan eksekutif, bertugas untuk menyelenggarakan undang-undang
(tetapi oleh Montesquieu diutamakan tindakan di bidang politik luar negeri).
3) Kekuasaan yudikatif, bertugas untuk mengadili atas pelanggaran undang-
undang.
Teori pemisahan kekuasaan yang dikemukakan oleh Jhon H Garvey dan T.
Alexander Aleinikooff, yaitu teori pemisahan kekuasaaan yang mengenal dua
bentuk pembagian kekuasaan yaitu pembagian kekuasaan secara vertikal dan
horizontal.
B. Pembagian Kekuasaan di Indonesia
a. Pembagian kekuasaan secara horizontal
Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami pergeseran
setelah terjadinya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pergeseran yang dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang
umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikatif)
menjadi enam kekuasaan negara, yaitu:

1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan


Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-undang
dan penyelenggaraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini dipegang oleh
Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
4) Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun.
5) Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
6) Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun.
b. Pembagian Kekuasaan secara Vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari
diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan
asas tersebut, Pemerintah Pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada
pemerintah daerah otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan
dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter dan
fiskal.
Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan Pemerintah daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Kategori : Teori dan Prinsip
Sumber :
1) Marlina, Rika. 2018. Pembagian Kekuasaan Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Indonesia. Jurnal Daulat Hukum Vol. 1. No. 1 Maret 2018
ISSN: 2614-560X. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
https://media.neliti.com/media/publications/324414-pembagian-kekuasaan-
dalam-penyelenggaraa-97ef1646.pdf
2) Suparto. 2016. Pemisahan Kekuasaan, Konstitusi Dan Kekuasaan Kehakiman
Yang Independen Menurut Islam. JURNAL SELAT Volume. 4 Nomor. 1,
Oktober 2016. P-ISSN 2354-8649 : E-ISSN 2579-5767. Fakultas Hukum
Universitas Islam Riau. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/235510-pemisahan-kekuasaan-
konstitusi-dan-kekua-3d59c0dc.pdf
2. Kedudukan Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan
Non Kementerian.
A. Kedudukan Kementerian Negara Republik Indonesia
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas
dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan:

1) Presiden dibantu oleh Menteri-menteri negara.


2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 3. Setiap
menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
3) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
Undang-undang.
Menurut Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap
menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.” Adapun urusan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara, sebagai berikut :
1) Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
2) Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan,
keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan
umum, transmigrasi, transportasi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
kelautan, dan perikanan.
3) Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional,
aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara,
pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi,
investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan
perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggal.
B. Kedudukan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian
Lembaga Pemerintah Non Kementerian merupakan lembaga negara yang
dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu. Kedudukan Lembaga Pemerintahan non Kementerian dibawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kedudukan Lembaga Pemerintahan non
kementerian dijelaskan sebagaimana Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2001 pasal 1 yang berbunyi “Lembaga Pemerintah Non
Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia, yang selanjutnya
dalam Keputusan Presiden ini disebut LPND adalah lembaga pemerintah pusat
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden.”
Kategori : Konsep dan Prinsip
Sumber :
1) Tholib dan Nuryadi. 2016. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kurikulum2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta
Kemendikbud.
2) Prasetyaningsih, Indah Purwakasari. 2012. Kedudukan Menteri Dalam
Sistem Pemerintahan Menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 Tentang
Kementerian. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Diakses dari
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/FH-UII-KEDUDUKAN-
MENTERI-DALAM-SISTEM-PEMERINTAHAN.pdf
3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen Diakses dari
https://jdih.batan.go.id/unduh/jdih/184321804Keppres103_2001.pdf
3. Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian.
A. Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia
Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan di bawah dan
bertanggung jawab kepada presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara :
1) Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya dan pelaksanaan
kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
2) Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan
atas pelaksanaan tugas di bidangnya, pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah dan pelaksanaan
kegiatan teknis yang berskala nasional.
3) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi
pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya dan pengawasan atas pelaksanaan
tugas di bidangnya.
B. Fungsi Lembaga Pemerintahan Non Kementerian
Lembaga Pemerintah Non Kementerian merupakan lembaga negara yang
dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat
setingkat menteri yang terkait.
Kategori : Konsep
Sumber :
1) Tholib dan Nuryadi. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kurikulum2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta
Kemendikbud.
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen Diakses dari
https://jdih.batan.go.id/unduh/jdih/184321804Keppres103_2001.pdf
3) Alam, Andi Akbar. 2016. Hubungan Kewenangan Kementerian Dalam
Sistem Presidensial. Universitas Hasanuddin. Makassar. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/77627812.pdf
4. Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan.
A. Sistem Nilai Pancasila
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang
saling berkaitan antara nilai yang satu dengan yang lain. Sistem nilai tentu saja
berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada
kehidupan masyarakat tersebut. Pancasila sebagai nilai mengandung
serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Kelima nilai ini merupakan satu kesatuan yang utuh, tak terpisahkan
mengacu kepada tujuan yang satu.
B. Implementasi Nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, ada beberapa hal yang harus diterapkan yaitu
dengan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu bertaqwa
menjalankan ibadahnya menjauhi laranganya. Negara kesatuan republik
Indonesia terdiri dari 5 agama yaitu Islam, Kristen, Hindhu, Budha,
Konghucu sehingga kita harus mempunyai toleransi yang tinggi terhadap
agama lainnya. Berteman dengan baik terhadap teman yang berbeda agama,
tidak mendiskriminasi, saling menghormati kebebasan terhadap tempat
ibadah agama lainnya, tidak membanding-bandingkan agama satu dengan
yang lainnya, dan tidak memandang agama lain dengan sebelah mata.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya, seperti melindungi hak asasi manusia, saling menghormati, saling
mencintai tidak bertindak dengan semena mena dengan orang lain,
memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang
lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum, serta meminta maaf atau
memaafkan apabila melakukan kesalahan.
3. Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia. Contoh penerapannya yaitu mengikuti upacara bendera dengan
tertib, bergotong royong membersihkan lingkungan, tidak berkelahi sesama
teman maupun dengan orang lain, dan menghormati setiap teman yang
berbeda ras dan budayanya.
4. Kerakyatan Yang Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaa Dalam
Permusyawaratan Perwakilan dapat diterapkan dengan lebih mengutamakan
musyawarah dalam menggambil suatu keputusan, menghormati hasil
musyawarah, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, karena setiap
pribadi seseorang pasti sudah memikirkan siapa yang nantinya akan dipilih,
dan mengikuti pelaksanaan pemilu.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Penerapannya yaitu dengan cara
mensejahterakan rakyat secara merata dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
berlaku adil kepada siapapun, tidak menggunakan hak milik untuk
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Kategori: Definisi dan Ilustrasi
Sumber :
1) Kemenristekdikti. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
2) Eleanora, Fransiska Novita. Pancasila Sebagai Norma Dasar Dalam Sistem
Hukum Indonesia. ADIL : Jurnal Hukum Vol. 3 No.1. Universitas Mpu
Tantular, Jakarta. Diakses dari
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/Jurnal-ADIL/article/view/838/0
3) Khoiriyah, Indah Ayu. 2019. Memahami Nilai-Nilai Pancasila Dan
Penerapannya. Universitas Katolik Widya Mandala. Madiun. Diakses dari
file:///C:/Users/Asus/Downloads/diskursus%20filsafat%20pancasila%20dewa
sa%20ini%20INDAH%20AYU%20KHOIRIAH%20(2).pdf
4) Sianturi dan Dewi. 2021. Penerapan Nilai Nilai Pancasila Dalam
Kehidupan Sehari Hari Dan Sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal
Kewarganegaraan Vol. 5 No.1 Juni 2021. Universitas Pendidikan
Indonesia. https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1452/pdf
E. Metode Pembelajaran
• Model pembelajaran yang digunakan, yaitu : Picture and Picture
Alasan pemilihan model Picture and Picture :
1. Memperkuat indikator 3.1.4. Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Dapat melatih rasa percaya diri peserta didik dalam mengemukakan pendapat di
depan kelas.
3. Dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran dengan baik.
4. Dapat meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir logis pada peserta didik.
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
a. Media Pembelajaran yang digunakan adalah “Papan Penila (Penerapan Nilai
Pancasila)” dengan alasan :
1. Papan Penila merupakan nama media pembelajaran yang terkait dengan
materi nilai-nilai Pancasila.
2. Media pembelajaran ini cocok dengan model pembelajaran Picture and
Picture.
3. Media pembelajaran ini memperkuat indikator 3.1.4. Mengidentifikasi nilai-
nilai Pancasila dalam penyelenggaraan pemerintahan(C4).
4. Meningkatkan kemampuan analisis dan berfikir logis pada peserta didik
melalui analisis gambar ilustrasi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Meningkatkan rasa percaya diri pada peseta didik dalam mengutarakan hasil
analisis gambar ilustrasi penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari di depan kelas.
6. Dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi mengenai Nilai-
Nilai Pancasila.
b. Sumber Belajar :
1) Marlina, Rika. 2018. Pembagian Kekuasaan Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Di Indonesia. Jurnal Daulat Hukum Vol. 1. No. 1 Maret 2018
ISSN: 2614-560X. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
https://media.neliti.com/media/publications/324414-pembagian-kekuasaan-dalam-
penyelenggaraa-97ef1646.pdf
2) Suparto. 2016. Pemisahan Kekuasaan, Konstitusi Dan Kekuasaan Kehakiman
Yang Independen Menurut Islam. JURNAL SELAT Volume. 4 Nomor. 1,
Oktober 2016. P-ISSN 2354-8649 : E-ISSN 2579-5767. Fakultas Hukum
Universitas Islam Riau. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/235510-pemisahan-kekuasaan-
konstitusi-dan-kekua-3d59c0dc.pdf
3) Tholib dan Nuryadi. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kurikulum2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta
Kemendikbud.
4) Prasetyaningsih, Indah Purwakasari. 2012. Kedudukan Menteri Dalam Sistem
Pemerintahan Menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 Tentang
Kementerian. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Diakses dari
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/FH-UII-KEDUDUKAN-
MENTERI-DALAM-SISTEM-PEMERINTAHAN.pdf
5) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen Diakses dari
https://jdih.batan.go.id/unduh/jdih/184321804Keppres103_2001.pdf
6) Alam, Andi Akbar. 2016. Hubungan Kewenangan Kementerian Dalam Sistem
Presidensial. Universitas Hasanuddin. Makassar. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/77627812.pdf
7) Kemenristekdikti. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
8) Eleanora, Fransiska Novita. Pancasila sebagai norma dasar dalam sistem
hukum indonesia. Adil : Jurnal Hukum Vol. 3 No.1. Universitas Mpu Tantular,
Jakarta. Diakses dari https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/Jurnal-
ADIL/article/view/838/0
9) Khoiriyah, Indah Ayu. 2019. Memahami Nilai-Nilai Pancasila Dan
Penerapannya. Universitas Katolik Widya Mandala. Madiun. Diakses dari
file:///C:/Users/Asus/Downloads/diskursus%20filsafat%20pancasila%20dewasa%
20ini%20INDAH%20AYU%20KHOIRIAH%20(2).pdf
10) Sianturi dan Dewi. 2021. Penerapan Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Sehari Hari Dan Sebagai Pendidikan Karakter. Jurnal Kewarganegaraan Vol. 5
No.1 Juni 2021. Universitas Pendidikan Indonesia.
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1452/pdf
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
NO. KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH WAKTU
PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan 1. Guru memberikan salam pembuka kepada 10 menit
peserta didik, demikian pula peserta didik
memberikan salam pembuka kepada guru.
2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa
terlebih dahulu sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
2, Inti 65 menit
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai.
2. Menyajikan materi penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pengantar.
3. Guru memperlihatkan gambar-gambar ilustrasi
berkaitan dengan materi penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menunjuk atau memanggil peserta didik
secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar ilustrasi penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi
urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran
urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan atau rangkuman.
3. Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta 15 menit
didik untuk bertanya jika masih ada yang
belum dipahami.
2. Guru memberikan motivasi dan apresiasi
terhadap hasil kinerja peserta didik.
3. Guru dan peserta didik memberikan salam
penutup.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Jenis atau teknik penilaian
a. Penilaian Pengetahuan/Kognitif
• Teknik Penilaian : Tes Tulis
• Bentuk Instrumen : Soal Uraian
• Pedoman Penskoran Terlampir

LAMPIRAN 1
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
No. Indikator Jml Pertanyaan Skor
Soal
1. Menjelaskan sistem 1 Jelaskan pembagian kekuasaan di 20
pembagian kekuasaan Indonesia secara horizontal dan
Negara Indonesia. (C2) vertikal!
2. Menganalisis Kedudukan 1 Analisislah kedudukan Kementerian 25
Kementerian Negara Negara Republik Indonesia dan
Republik Indonesia dan lembaga Pemerintahan Non
Lembaga Pemerintahan Kementerian!
Non Kementerian. (C4)
3. Menganalisis Fungsi 1 Analisislah perbedaan fungsi 25
Kementerian Negara Kementerian Negara Republik
Republik Indonesia dan Indonesia dan Lembaga Pemerintahan
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian!
Non Kementerian. (C4)
4. Mengidentifikasi nilai-nilai 1 Identifikasilah implementasi nilai-nilai 30
Pancasila dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari!
penyelenggaraan
pemerintahan. (C4)
JUMLAH 4 100

b. Penilaian Sikap
• Teknik Penilaian : Observasi
• Bentuk Instrumen: Rubrik indikator sikap sosial
• Pedoman Peskoran Terlampir

LAMPIRAN 2
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK

Nama Sekolah :
Kelas :
Kompetensi Dasar :
Materi Pokok :
Waktu Penilaian :

No. Nama Peserta Sikap Total Rata- Nilai Deskripsi


Didik Sosial Rata Kualitatif
DS TL
1.
2.
3.
Keterangan :
1. DS = Disiplin
2. TL = Toleransi
PEDOMAN PENSKORAN
Interval Nilai Kualitatif
3,66 – 4,00 SB (Sangat Baik)
2,66 – 3,33 B (Baik)
2,66 – 2,33 C (Cukup)
< 1,33 D (Kurang)
RUBRIK PENSKORAN SIKAP SOSIAL
1. Aspek Disiplin
No. Indikator Disiplin Penilaian Skor Disiplin
1. Datang tepat waktu Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
yang ditunjukkan siswa
2. Patuh pada tata tertib atau Skor 2 jika 2 indikator yang
aturan bersama/sekolah ditunjukkan siswa
3. Mengerjakan dan Skor 3 jika 3 indikator yang
mengumpulkan tugas sesuai ditunjukkan siswa
waktu yang ditentukan
4. Mengikuti kaidah berbahasa Skor 4 jika 4 indikator yang
tulis yang baik dan benar ditunjukkan siswa
2. Aspek Toleransi
No. Indikator Toleransi Penilaian Skor Toleransi
1. Tidak mengganggu teman yang Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator yang
berbeda pendapat ditunjukkan siswa
2. Menerima kesepakatan Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator yang
meskipun berbeda dengan ditunjukkan siswa
pendapatnya
3. Dapat menerima kekurangan Skor 3 jika 5 indikator yang
orang lain ditunjukkan siswa
4. Dapat memaafkan kesalahan Skor 4 jika 6 indikator yang
orang ditunjukkan siswa
5. Mampu dan mau bekerja sama
dengan siapa pun yang
memiliki keberagaman latar
belakang, pandangan, dan
keyakinan
6. Tidak memaksakan pendapat
atau keyakinan diri pada orang
lain
7. Kesediaan untuk belajar dari
(terbuka terhadap) keyakinan
dan gagasan orang lain agar
dapat memahami orang lain
lebih
Sumber : Alimuddin. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum
2013.https://journal.uncp.ac.id
c. Penilaian Keterampilan
• Teknik Penilaian: Tes Praktik
• Bentuk Instrumen: Rubrik Penilaian Praktik
• Pedoman Penskoran Terlampir

LAMPIRAN 3
LEMBAR PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN

Nama Sekolah :
Kelas :
Kompetensi Dasar :
Materi Pokok :
Waktu Penilaian :
No. Nama Peserta Didik Kinerja Presentasi Jumlah Skor Nilai
K KS PM
1.
2.
3.

Keterangan :
K = Kreativitas
KS = Kesesuaian Materi
PM = Penyajian Materi
PEDOMAN PENSKORAN
Interval Nilai Kualitatif
3,66 – 4,00 SB (Sangat Baik)
2,66 – 3,33 B (Baik)
2,66 – 2,33 C (Cukup)
< 1,33 D (Kurang)

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN


No. Indikator Uraian
1. Kreativitas
• Tampilan dan ilustrasi ppt yang
kreatif.
• Semangat dalam penyampaian
materi.
2. Kesesuaian Materi Kesesuaian isi materi dengan teori dan
indikator yang dibahas.
3. Penyajian Materi
• Kecakapan berbicara saat
menyampaikan materi.
• Penguasaan terhadap materi yang
disampaikan.
• Materi yang disampaikan mudah
dipahami audiens.
• Materi yang disampaikan urut dan
sistematis.
Sumber : Hanggani, Mila Eka. 2013. Pengembangan Keterampilan Teknik
Presentasi Bagi Sekretaris. Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses
dari
https://eprints.uny.ac.id/16944/1/TA%20MB%20MILA%20ALL.pdf

Jombang, 04 Juli 2022


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa Prodi PPKn

Dr. Diah Puji Nali Brata, M.Si Mareta Merin Anggraini


NIP. 196810151993032001 NIM. 203001

Anda mungkin juga menyukai