Anda di halaman 1dari 65

TUGAS PKN

Nama : Amalia Ramadhanita


Kelas : XII MULTMEDIA A

Ideologi dan Konstitusi


1. Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia
Macam-Macam Kekuasaan Negara

Kekuasaan negara banyak sekali macamnya. Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto
(2006:273) bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan sebagai berikut.

a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang


b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang, termasuk kekuasaan untuk
mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri

Selain John Locke, ada tokoh lain yang berpendapat tentang kekuasaan negara, yaitu Montesquieu.
Sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273).

a. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.


b. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang- undang, termasuk kekuasaan untuk
mengadili setiap pelanggaran terhadap undang- undang.

 Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia

Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of
powers) dan pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian
berbeda satu sama lainnya. Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa
bagian, baik mengenai organ maupun fungsinya. Dengan kata lain, lembaga pemegang kekuasaan negara
yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama
lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya
masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat.

Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme pembagian kekuasaan,


kekuasaan negara itu memang dibagibagi dalam beberapa bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi
tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa di antara bagian-bagian itu dimungkinkan ada
koordinasi atau kerja sama. Mekanisme pembagian ini banyak sekali dilakukan oleh banyak negara di dunia,
termasuk Indonesia.

Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.

a. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal

Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga
tertentu (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
secara horisontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan
pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan pada tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara
lembagalembaga negara yang sederajat. Pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat mengalami
pergeseran setelah terjadinya perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pergeseran yang
dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara.

1. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Kekuasaan
ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Majelis Permusyawaratan Rakyat
berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.”
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undangundang dan penyelenggraan pemerintahan
negara. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.”
3. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undangundang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-
undang.”
4. Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.”
5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan
atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.”
6. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dijalankan
oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “negara memiliki suatu bank sentral yang susunan,
kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang- undang.”

Pembagian kekuasaan secara horisontal pada tingkatan pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-
lembaga daerah yang sederajat, yaitu antara Pemerintah Daerah (Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pada tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara
Pemerintah provinsi (Gubernur/Wakil Gubernur) dan DPRD provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota,
pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah Kabupaten/Kota (Bupati/Wakil Bupati atau
Walikota/Wakil Walikota) dan DPRD kabupaten/ kota

b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal

Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-
undang. Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah (pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota).

B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian
1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia

Tugas dan kewenangan presiden yang sangat banyak ini tidak mungkin dikerjakan sendiri. Oleh karena
itu, presiden memerlukan orang lain untuk membantunya. Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden Republik
Indonesia dibantu oleh seorang wakil presiden yang dipilih bersamaan dengannya melalui pemilihan umum,
serta membentuk beberapa kementerian negara yang dipimpin oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri
negara ini dipilih dan diangkat serta diberhentikan oleh presiden sesuai dengan kewenangannya.

Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan: (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. (2)
Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden. (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan. (4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang.
Selain diatur oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keberadaan kementerian negara juga
diatur dalam sebuah undang-undang organik, yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Undang-undang ini mengatur semua hal tentang kementerian
negara, seperti kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi, pembentukan, pengubahan,
penggabungan, pemisahan atau penggantian, pembubaran/penghapusan kementerian, hubungan fungsional
kementerian dengan lembaga pemerintah non-kementerian dan pemerintah daerah serta pengangkatan dan
pemberhentian menteri.

Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan di bawahnya dan bertanggung jawab kepada presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.

a. Penyelenggara perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang


milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya
dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

b. Perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara


yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya, pelaksanaan bimbingan
teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah dan pelaksanaan kegiatan teknis yang
berskala nasional.

c. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya dan pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya.

Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan.” Dengan kata lain, setiap kementerian negara masing-masing mempunyai tugas sendiri.

Adapun urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara adalah sebagai berikut.

a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.

b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan umum,
transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan
perikanan.

c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, meliputi
urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara,
pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil
dan menengah, pariwisata, pemberdayaan perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan
kawasan atau daerah tertinggal.

2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara. Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintahan
yang ditanganinya.

a. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur/ nama kementeriannya secara
tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai berikut.

1) Kementerian Dalam Negeri

2) Kementerian Luar Negeri

3) Kementerian Pertahanan

b. Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara dengan upaya pencapaian tujuan
kementerian sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional. Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Tahun 1945 adalah sebagai berikut.

1) Kementerian Agama

2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

3) Kementerian Keuangan

4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

6) Kementerian Kesehatan

7) Kementerian Sosial

8) Kementerian Ketenagakerjaan

9) Kementerian Perindustrian

10) Kementerian Perdagangan

11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

13) Kementerian Perhubungan


14) Kementerian Komunikasi dan Informatika

15) Kementerian Pertanian

16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

17) Kementerian Kelautan dan Perikanan

18)Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang

c. Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara serta menjalankan fungsi
perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
di bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, dan
pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya. Kementerian ini yang menangani urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.

1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

2) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

3) Kementerian Badan Usaha Milik Negara

4) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

5) Kementerian Pariwisata

6) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

7) Kementerian Pemuda dan Olahraga

8) Kementerian Sekretariat Negara

Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas, ada juga kementerian koordinator
yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian-kementerian yang berada di
dalam lingkup tugasnya. Kementerian koordinator, terdiri atas beberapa kementerian sebagai berikut.

1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

a) Kementerian Dalam Negeri

b) Kementerian Hukum dan HAM

c) Kementerian Luar Negeri

d) Kementerian Pertahanan
e) Kementerian Komunikasi dan Informatika

f) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

2) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

a) Kementerian Keuangan

b) Kementerian Ketenagakerjaan

c) Kementerian Perindustrian

d) Kementerian Perdagangan

e) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

f) Kementerian Pertanian

g) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

h) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

i) Kementerian Badan Usaha Milik Negara

j) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

3) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

a) Kementerian Agama;

b) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

c) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

d) Kementerian Kesehatan;

e) Kementerian Sosial;

f) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;

g) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

h) Kementerian Pemuda dan Olahraga.

4) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

a) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

b) Kementerian Perhubungan

c) Kementerian Kelautan dan Perikanan


d) Kementerian Pariwisata

3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian

Selain memiliki kementerian negara, Republik Indonesia juga memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
(LPNK) yang dahulu namanya Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan
lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri
atau pejabat setingkat menteri yang terkait.

Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
Non-Departemen. Berikut ini Daftar Lembaga Pemerintah Non -Kementerian yang ada di Indonesia.

1) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

2) Badan Informasi Geospasial (BIG).

3) Badan Intelijen Negara (BIN).

4) Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.

6) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

7) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.

8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

9) Badan Narkotika Nasional (BNN).

10) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

11) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

12) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

13) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan.

14) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), di bawah koordinasi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).


16) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), di bawah koordinasi Menteri Lingkungan Hidup.

17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.

18) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.

19) Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri.

20) Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

21) Badan SAR Nasional (BASARNAS).

22) Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi. 23) Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.

24) Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

25) Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

26) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.

27) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS).

28) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

29) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi.

30) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan,
Keamanan.

31) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS), di bawah koordinasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

(http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c1c0bf865eacd503e3cd29/8791b01ea4ba8f7c59fd915c867c0413.pd
f)

CONTOH SOAL :
12. Setiap orang diperlakukan sama dihadapan hukum menurut pasal 27 ayat ( 1 ) UUD Negara RI Tahun
1945. Hal ini menunjukkan adanya ....
A. kepastian hukum
B. upaya hukum
C. tertib hukum
D. fungsi hukum
E. kesamaan hukum

35. Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika mempunyai kedudukan
sebagai dasar untuk mewujudkan ....
A. negara yang aman dan damai
B. persatuan dan kesatuan Indonesia
C. tujuan negara Indonesia
D. tata pemerintahan yang baik
E. cita-cita bangsa Indonesia

2. Nilai-nilai Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban

Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum
lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, kekuasaan yang
benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan/kewajiban untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat. Kewajiban bisa kita artikan
sebagai Liabilitas adalah Hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada
pihak lain.

Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai ideal, nilai instrumental dan nilai praksis. Ketiga
kategori nilai Pancasila tersebut mengandung jaminan atas hak asasi manusia, sebagaimana dipaparkan berikut ini.

1. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Ideal Sila-Sila Pancasila

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

c. Sila Persatuan Indonesia

d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan

e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J

b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

c. Ketentuan dalam undang-undang organik berikut.

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak- Hak Sipil
dan Politik

5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya

d. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia

e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah. f.Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppes).

3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila

Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis
Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat

Sila Pancasila Sikap yang Ditunjukkan yang Berkaitan dengan Penegakan Hak Asasi Manusia

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina kerukunan hidup

b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya

c.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

a. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia

b. Saling mencintai sesama manusia

c. Tenggang rasa kepada orang lain

d. Tidak semena-mena kepada orang lain

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian

3. Persatuan Indonesia

a.Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara


c.Cinta tanah air dan bangsa d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan Permusyawaratan/Perwakilan

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama


5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

b. Menghormati hak-hak orang lain

c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain

d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain

e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah

Pelanggaran hak warga negara adalah pelanggaran terhadap hak - hak warga negara yang telah tertulis pada undang -
undang yang ada, baik itu dalam hal menghambat, melarang, mengganggu hak orang lain, dan lain -lain.

Pengingkaran Kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c1c0bf865eacd503e3cd29/dd9d70b24ce59684a434eb40768d
1ac5.pdf)

CONTOH SOAL :

1. Hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri manusia sejak manusia dilahirkan sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh manusia lainnya, adalah
merupakan makna dari hak ....
A. warga negara
B. kodrati manusia
C. asasi manusia
D. kebebasan
E. asasi warga negara
2. Pelanggaran HAM yang berbentuk kejahatan seperti penganiayaan, mencemarkan nama baik atau pemukulan
seharusnya tidak perlu terjadi apabila setiap orang sudah mengerti tentang HAM. Berdasarkan hal tersebut
di atas, diperlukan upaya untuk memahami pentingnya penghormatan, perlindungan dan penegakan HAM,
dalam rangka .…
A. melindungi hak-hak minoritas warga negara
B. mendukung hak-hak mayoritas warga negara
C. menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
D. melindungi hak setiap orang didalam masyarakat
E. memajukan pergaulan dalam hubungan Internasional

3. Upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta yang bertujuan
mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang
ada adalah merupakan makna dari ....

A. perlindungan hukum
B. perlindungan negara
C upaya pembelaan hukum
D. penegakkan hukum
E. keamanan negara

3. Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan
penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan

A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Adanya ketentuan ini
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksudkan untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting dirumuskan agar ada penegasan secara konstitusional batas wilayah
Indonesia di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan
antarnegara, atau pendudukan oleh negara asing.

Istilah “nusantara” dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan
dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum;
3) kesatuan sosial budaya; serta 4) kesatuan pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia
terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Berkaitan dengan wilayah negara Indonesia, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan: “Bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau
lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan
bagian daripada perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik
Indonesia. Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik terluar pada pulau-
pulau Negara Republik Indonesia akan ditentukan dengan undang-undang” (Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012:177-
178).

Sebelumnya, pengakuan masyarakat internasional mengenai batas laut teritorial hanya sepanjang 3 mil laut terhitung
dari garis pantai pasang surut terendah. Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan
wilayah Nusantara. Laut bukan lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Prinsip ini kemudian
ditegaskan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4/ PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.

Berdasarkan dari Deklarasi Djuanda, Republik Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang berciri Nusantara
(archipelagic state). Konsep itu kemudian diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982 = United
Nations Convention on the Law of the Sea) yang ditandatangani di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982. Indonesia
kemudian meratifikasi UNCLOS 1982 tersebut dengan menerbitkan UndangUndang Nomor 17 Tahun 1985. Sejak
itu dunia internasional mengakui Indonesia sebagai negara kepulauan.

Berkat pandangan visioner dalam Deklarasi Djuanda tersebut, bangsa Indonesia akhirnya memiliki tambahan wilayah
seluas 2.000.000 km2 , termasuk sumber daya alam yang dikandungnya. Sebagai warga negara Indonesia, kalian harus
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harus merasa bangga, karena negara kita merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Luas wilayah negara kita adalah 5.180.053 km2 , yang terdiri atas wilayah daratan seluas 1.922.570
km2 dan wilayah lautan seluas 3.257.483 km2 . Di wilayah yang seluas itu, tersebar 13.466 pulau yang terbentang
antara Sabang dan Merauke. Pulau-pulau tersebut bukanlah wilayah-wilayah yang terpisah, tetapi membentuk suatu
kesatuan yang utuh dan bulat sebagaimana diuraikan di atas.

Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas daripada wilayah daratannya, maka peranan
wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Wilayah lautan Indonesia sangat luas dengan
kekayaan laut yang melimpah ruah (ikan-ikan, rumput laut, kerang, udang, dan sebagainya) ada dan terkandung di
dalam wilayah laut kita. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi bangsa kita dan juga dapat sekaligus sebagai
modal dalam melaksanakan pembangunan.

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982, berikut ini adalah
gambar pembagian wilayah laut menurut Konvensi Hukum Laut PBB, maka wilayah laut Indonesia dapat dibedakan
tiga macam.

a. Zona Laut Teritorial


Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Laut yang
terletak antara garis dan garis batas teritorial disebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis
dasar disebut laut internal/perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.
b. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar.
Jika ada dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang
menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Bagaimana dengan wilayah daratan Indonesia? Wilayah daratan Indonesia juga memiliki
kedudukan dan peranan yang sangat penting bagi tegaknya kedaulatan Republik Indonesia. Wilayah daratan
merupakan tempat pemukiman atau kediaman warga negara atau penduduk Indonesia.
Republik Indonesia juga masih mempunyai satu jenis wilayah lagi, yaitu wilayah ekstrateritorial.
Wilayah ekstrateritorial ini merupakan wilayah negara kita yang dalam kenyataannya terdapat di wilayah
negara lain. Keberadaan wilayah ini diakui oleh hukum internasional.

2. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia


a. Batas-Batas Wilayah Indonesia di Sebelah Utara

Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), tepatnya di sebelah utara Pulau
Kalimantan. Malaysia merupakan negara yang berbatasan langsung dengan wilayah darat
Indonesia. Wilayah laut Indonesia sebelah utara berbatasan langsung dengan laut lima negara,
yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.

b. Batas-Batas Wilayah Indonesia di Sebelah Barat

Sebelah barat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dan perairan negara India. Tidak ada negara yang berbatasan langsung dengan
wilayah darat Indonesia di sebelah barat. Walaupun secara geografis daratan Indonesia terpisah
jauh dengan daratan India, tetapi keduanya memiliki batas-batas wilayah yang terletak di titik-titik
tertentu di sekitar Samudera Hindia dan Laut Andaman. Dua pulau yang menandai perbatasan
Indonesia-India adalah Pulau Ronde di Aceh dan Pulau Nicobar di India.

c. Batas-Batas Wilayah Indonesia di Sebelah Timur

Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan perairan
Samudera Pasifik. Indonesia dan Papua Nugini telah menyepakati hubungan bilateral antarkedua
negara tentang batas-batas wilayah, tidak hanya wilayah darat melainkan juga wilayah laut.
Wilayah Indonesia di sebelah timur, yaitu Provinsi Papua berbatasan dengan wilayah Papua
Nugini sebelah barat, yaitu Provinsi Barat (Fly) dan Provinsi Sepik Barat (Sandaun).

d. Batas-Batas Wilayah Indonesia di Sebelah Selatan

Indonesia di sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor Leste, perairan
Australia dan Samudera Hindia. Timor Leste adalah bekas wilayah Indonesia yang telah
memisahkan diri menjadi negara sendiri pada tahun 1999, dahulu wilayah ini dikenal dengan
Provinsi Timor-Timur. Selain itu, Indonesia juga berbatasan dengan perairan Australia.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara mempunyai hak
penguasaan atas kekayaan alam Indonesia. Oleh karena itu, maka negara mempunyai kewajiban-
kewajiban sebagai berikut.

a. Segala bentuk pemanfaatan (bumi dan air) serta hasil yang didapat (kekayaan alam),
dipergunakan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di dalam atau di atas bumi, air
dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara langsung atau dinikmati
langsung oleh rakyat.
c. Mencegah segala tindakan dari pihak mana pun yang akan menyebabkan rakyat tidak
mempunyai kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam.

B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia


1. Status Warga Negara Indonesia
Kewarnegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) adalah sebagai berikut.

a. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.

c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing
(WNA), atau sebaliknya.

d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada
anak tersebut.

e. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan
yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.

. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin.

h. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
i. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui.

j. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

k. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak
yang bersangkutan.

l. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia.

Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat, negara itu tidak mungkin
terbentuk. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.

a. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara.
Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal
atau menetap di wilayah negara tersebut.

b. Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara. Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing.

c. Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan penting dalam merencanakan, mengelola dan mewujudkan
tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional tercantum
dalam Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut. menjadi penduduk maupun warga
negara, secara konstitusional tercantum dalam Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.

1) Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara.

2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam undang-undang.

Pasal 26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “penduduk ialah warga
negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dengan demikian, di Indonesia semua orang
yang tinggal di Indonesia termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia.

2. Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam
golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada umumnya asas dalam menentukan
kewarganegaraan dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
pada keturunan orang yang bersangkutan.
b. Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan tempat kelahirannya.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara, baik yang menerapkan
asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan status kewarganegaraan
seorang penduduk

a. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan
sekaligus (kewarganegaraan rangkap).

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara lazim


menggunakan dua stelsel sebagai berikut.
a. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
b. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu tindakan hukum tertentu (naturalisasi istimewa).

Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya
mempunyai hal-hal sebagai berikut.
a. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)

Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan


Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut
asas-asas sebagai berikut.

a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menetukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
3. Syarat-Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia
Penduduk asli negara Indonesia secara otomatis adalah Warga Negara Indonesia. Sedangkan orang
dari bangsa asing untuk menjadi warga negara harus mengajukan permohonan kepada pemerintah
Indonesia. Proses permohonan itu dinamakan dengan pewarganegaraan atau naturalisasi.
Permohonan pewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Naturalisasi Biasa
Orang dari bangsa asing yang yang akan mengajukan permohonan kewarganegaraan dengan
cara naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 9
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006, sebagai berikut.
1) Berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-
turut. 3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan ancaman pidana
penjara satu tahun lebih.
6) Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8) Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.

b. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewa diberikan kepada orang asing yang
telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara, setelah
memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi
istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut berkewarganegaraan ganda.

4. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang Warga Negara
Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan melakukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya sendiri, dengan
ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal di luar negeri.
d. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden.
e. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan dalam dinas tersebut
di Indonesia hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia.
f. Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara
asing tersebut atas dasar kemauan sendiri.
g. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing,
meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya.
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya.
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas negara. Tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun
tersebut berakhir, dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan
pernyataan ingin menjadi Warga Negara Indonesia kepada perwakilan Indonesia, meskipun telah
diberi pemberitahuan secara tertulis.

C. Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia


1. Pengertian Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragama. Kehidupan beragama merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh masyarakat Indonesia.
Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijamin oleh UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28 E ayat (1) dan (2) sebagai berikut.
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai
dengan hati nuraninya.
Di samping itu, dalam Pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ayat (2)
disebutkan, bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
Dengan kata lain, seluruh warga negara berhak atas kemerdekaan beragama seutuhnya,
tanpa harus khawatir negara akan mengurangi kemerdekaan itu. Dikarenakan kemerdekaan
beragama tidak boleh dikurangi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam Pasal 28 I ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa “hak untuk hidup, hak
untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.” Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketentuan tersebut, diperlukan hal-hal sebagai
berikut.
a. Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama-agama yang dipeluk oleh warga
negara.
b. Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama dalam negara dan
pemerintahan.
c. Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan agamanya itu, apabila terjadi
perubahan agama, yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan menentukan
agama yang ia kehendaki.
d. Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta perlindungan hukum
dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya yang berhubungan dengan
eksistensi agama masing- masing.

2. Membangun Kerukunan Umat Beragama


Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan sosial dan
tingkat kekayaan. Kerukunan umat beragama dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan
baik dalam pergaulan antara warga yang seagama maupun yang berlainan agama.
Di negara kita mengenal konsep Tri Kerukunan Umat Beragama, yang terdiri atas
kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Kerukunan antar umat seagama berarti adanya
kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan
menghormati adanya perbedaan yang masih bisa ditolerir. Dengan kata lain, sesama umat seagama
tidak diperkenankan untuk saling bermusuhan, saling menghina, saling menjatuhkan, tetapi harus
mengembangkan sikap saling menghargai, menghomati dan toleransi apabila terdapat perbedaan,
asalkan perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang dianut.
Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, maksudnya adalah dalam hidup
beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur tentang
kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya mentaati aturan dalam agamanya
masingmasing, akan tetapi juga harus menaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.

D. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia


1. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik
Upaya mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri negara kita.
Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pendiri negara melalui
sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) telah mencantumkan
upaya mempertahankan kemerdekaan ke dalam Undang Undang Dasar 1945 Bab XII tentang
Pertahanan Negara (Pasal 30). Para tokoh pendiri negara berkeyakinan bahwa kemerdekaan
Indonesia dapat dipertahankan apabila dibangun pondasi atau sistem pertahanan dan keamanan
negara yang kokoh, hal itu harus diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Perubahan UUD NRI Tahun 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan
keamanan negara kita. Hal tersebut diatur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai berikut.
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia
merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan
keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil
juga sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. TNI dan POLRI
manunggal bersama masyarakat sipil menjaga keutuhan NKRI.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran bahwa usaha
pertahanan dan kemanan negara dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta ini
hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara meliputi seluruh
rakyat Indonesia, segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah negara sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain, Sishankamrata
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta
keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan yang paling
tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta
berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun negara
Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi, kelak model tersebut tetap menjadi
pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek
pertahanan negara sesuai dengan perannya masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan sebagai berikut.
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan. Sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa Indonesia merupakan sebuah sistem yang
disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia. Posisi wilayah Indonesia yang berada di posisi silang (diapit
oleh dua benua dan dua samudera) disatu sisi memberikan keuntungan, tapi di sisi yang lain memberikan
ancaman keamanan yang besar baik berupa ancaman militer dari negara lain maupun kejahatan-kejahatan
internasional. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu saja memerlukan sistem
pertahanan dan keamanan yang kokoh untuk menghindari ancaman perpecahan. Dengan kondisi seperti itu,
kesimpulannya adalah bahwa sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta merupakan sistem yang
terbaik bagi bangsa Indonesia.
(http://sumberbelajar.seamolec.org/Media/Dokumen/59c1c0bf865eacd503e3cd29/81e0937a953d29abf5961
33b8a00af56.pdf)
CONTOH SOAL :

1. Perhatikan hal-hal berikut ini !


(1) ius Soli
(2) ius Sanguinis
(3) kewarganegaraan Tunggal
(4) ganda terbatas
Pernyataan ini adalah merupakan ....
A. dasar dalam menentukan kewarganegaraan
B. asas kewarganegaraan umum
C. cara memperoleh kewarganegaraan
D. kewarganegaraan Indonesia
E. asas kewarganegaraan Internasional
2. Istilah nusantara menurut Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dipergunakan untuk
menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara
samudera....
A. Hindia dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Atlantik
B. Indonesia dan Hindia, Benua Eropa dan Benua Asia
C. Hindia dan Pasifik ,Benua Asia dan Benua Australia
D. Atlantik dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Asia
E. Pasifik dan laut lepas, Benua Amerika dan Benua Asia
1. Dalam ketentuan UUD Negara RI tahun 1945 menegaskan bahwa hak yang paling mendasar dimiliki warga
negara yang tidak bisa dipaksakan adalah ….
A. mendapatkan pendidikan dan pengajaran
B. mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang layak
C. memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan
D. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
E. memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing

2. Istilah nusantara menurut Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dipergunakan untuk
menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara
samudera....
A. Hindia dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Atlantik
B. Indonesia dan Hindia, Benua Eropa dan Benua Asia
C. Hindia dan Pasifik ,Benua Asia dan Benua Australia
D. Atlantik dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Asia
E. Pasifik dan laut lepas, Benua Amerika dan Benua Asia

3. Perhatikan pernyataan hal-hal berikut ini !


( 1 ) Pancasila
( 2 ) UUD Negara RI Tahun 1945
( 3 ) Sang Saka Merah Putih
( 4 ) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
( 5 ) Bahasa Indonesia
Pernyataan ini merupakan ....
A. wujud nasionalisme
B. lambang identitas negara
C. pedoman kehidupan berbangsa
D. Alat pemersatu bangsa Indonesia
E. Ketentuan UUD Negara RI Thn.1945

4. Presiden dalam menjalankan tugas dan kewenangannya di bidang eksekutif melakukan kerjasama dengan
DPR sebagai pelaksana kekuasaan legislatif yang pengaturan dan batasannya ditetapkan oleh UUD NRI
Tahun 1945. Contoh penerapan kerjasama tersebut dalam ketatanegaraan Indonesia adalah ....
A. Membuat undang- undang dan undang- undang yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia
B. Menafsirkan isi undang- undang dan memberi sanksi atas pelanggaran
C. Menyelesaikan kasus – kasus sengketa
D. Penyusunan rancangan undang- undang APBN untuk dilakukan pembahasan secara bersama- sama
E. Mengangkat gubernur dan bupati/ walikota di seluruh wilayah Indonesia

40. Salah satu kewajiban warga negara terhadap negaranya menurut ketentuan UUD Negara RI tahun 1945
adalah ….
A. mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang layak
B. memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan
C. mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia dari serangan musuh
D. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
E. memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing

41. Dalam ketentuan UUD Negara RI tahun 1945 menegaskan bahwa hak yang paling mendasar dimiliki
warga negara yang tidak bisa dipaksakan adalah ….
A. mendapatkan pendidikan dan pengajaran
B. mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang layak
C. memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan
D. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
E. memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing
49. Istilah nusantara menurut Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dipergunakan untuk
menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara
samudera....
A. Hindia dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Atlantik
B. Indonesia dan Hindia, Benua Eropa dan Benua Asia
C. Hindia dan Pasifik ,Benua Asia dan Benua Australia
D. Atlantik dan Pasifik, Benua Eropa dan Benua Asia
E. Pasifik dan laut lepas, Benua Amerika dan Benua Asia

54. Perhatikan pernyataan hal-hal berikut ini !


( 1 ) Pancasila
( 2 ) UUD Negara RI Tahun 1945
( 3 ) Sang Saka Merah Putih
( 4 ) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,
( 5 ) Bahasa Indonesia
Pernyataan ini merupakan ....
A. wujud nasionalisme
B. lambang identitas negara
C. pedoman kehidupan berbangsa
D. Alat pemersatu bangsa Indonesia
E. Ketentuan UUD Negara RI Thn.1945

57. Presiden dalam menjalankan tugas dan kewenangannya di bidang eksekutif melakukan kerjasama
dengan DPR sebagai pelaksana kekuasaan legislatif yang pengaturan dan batasannya ditetapkan oleh
UUD NRI Tahun 1945. Contoh penerapan kerjasama tersebut dalam ketatanegaraan Indonesia adalah
....
A. Membuat undang- undang dan undang- undang yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia
B. Menafsirkan isi undang- undang dan memberi sanksi atas pelanggaran
C. Menyelesaikan kasus – kasus sengketa
D. Penyusunan rancangan undang- undang APBN untuk dilakukan pembahasan secara bersama- sama
E. Mengangkat gubernur dan bupati/ walikota di seluruh wilayah Indonesia

4. Sistem hukum dan peradilan nasional


1. Pengertian Sistem Hukum
Sistem hukum merupakan proses atau rangkaian hukum yang melibatkan berbagai alat
kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapat di dalamnya, mulai dari hukum itu dibuat,
diterapkan dan dipertahankan.
2. Penggolongan Hukum
Berdasarkan Wujudnya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dal
am berbagai peraturan negara.
- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat
tertentu (hukum adat). Alam praktik ketatanegaraan hukum tidak tertulis disebut konvensi
(Contoh : pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus)

Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya


- Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu saja (hukum adat Manggarai-
Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa Minangkabau, dan sebagainya.
- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia, Malaysia,
Mesir dan sebagainya).
- Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih
(hukum perang, hukum perdata internasional, dan sebagainya).

Berdasarkan Waktu yang Diaturnya

- Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif
- Hukum yang berlaku pada waktu yang akan datang (ius constituendum).
- Hukum antarwaktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut hukum yang
berlaku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lalu.

Berdasarkan Pribadi yang Diaturnya

- Hukum satu golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi golongan tertentu
saja.
- Hukum semua golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua golongan.
- Hukum antargolongan, yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih yang masing-
masingnya tunduk pada hukum yang berbeda.

Berdasarkan Isi Masalah yang Diaturnya

Berdasarkan isi masalah yang diaturnya, hukum dapat dibedakan menjadi : hukum
publik dan privat.

- Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan negara yang
menyangkut kepentingan umum. Dalam arti formal, hukum publik mencakup Hukum Tata
Negara Hukum Administrasi Negara, hukum Pidana dan Hukum Acara.
a. Hukum Tata Negara
Hukum tata negara mempelajari negara tertentu, seperti bentuk negara, bentuk
pemerintahan, hak-hak asasi warga negara, alat-alat perlengkapan negara, dan sebagainya.
Singkatnya mempelajari hal-hal yang bersifat mendasar bagi negara.
b. Hukum Administrasi Negara
Adalah seperangkat peraturan yang mengatur cara bekerja alat-alat perlengkapan negara
termasuk cara melaksanakan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh setiap organ
negara. Singkatnya mempelajari hal-hal yang bersifat teknis dari negara
c. Hukum pidana
Adalah hukum yang mengatur pelangaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap
kepentingan hukum yang diancam dengan sanksi piana tertentu. DalamKUHP (Kitab
Undang-undang Hukum Pidana), pelanggaran (Ovrtredingen) adalah perbuatanyang
melanggar (ringan) dengan ancaman denda. Sedangkan kejahaan
(misdrijven) adalah perbuatan yang melanggar (berat) seperti pencurian, penganiayaan,
pembunuhan dansebagainya
d. Hukum acara
Disebut juga hukum formal (Pidana dan Perdata), hukum acara adalahseperangkat aturan
yang berisi tata cara menyelesaikan, melaksanakan atau mempertahankanhukum material.
Di dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) No.8/1981diatur tata cara
penangkapan, penahanan, penyitaan dan penuntutan. Selain iu juga diatursiapa-siapa yang
berhak melakukan penyitaan, penyelidikan, pengadilan yang berwenang,dan sebagainya.

- Hukum privat (Hukum Perdata), adalah hukum yang mengatur kepentingan orang- perorangan.
Perdata, berarti warga negara pribadi, atau sipil. Sumber pokok hukum perdata adalah
Buergelijk Wetboek (BW). Dalam arti luas hukum privat (perdata) mencakup juga Hukum
Dagang dan hukum Adat. Hukum Perdata dapat dibagi sebagai berikut:

a. Hukum Perorangan

Adalah himpunan peraturan yang mengatur manusia sebagai subjek hukumdan tentang kecakapannya memiliki hak-
hak serta bertindak sendiri dalam melaksanakanhak-haknya itu. Manusia dan Badan Hukum (PT, CV, Firma, dan
sebagainya) merupakan “pembawa hak” atau sebagai “subyek hukum”.

b. Hukum Keluarga

Adalah hukum yang memuat serangkaian peraturan yang timbul dari pergaulan hidup dalam keuarga (terjadi karena
perkawinan yang melahirkan anak). Hukum keluarga dapat dibagi sebagai berikut:

- Kekuasaan Orangtua
- yaitu kewajiban membimbing anak sebelum cukup umur.Kekuasaan Orangtua putus ketika
seorang anak telah dewasa (21 tahun), terlalu nakal putusnya perkawinan.-
- Perwalian
yaitu seseorang/perkumpulan yang bertindak sebagai wali untuk memelihara anak yatim piatu
sampai cukup umur. Hal ini terjadi, misalnya, karena perkawinan kedua orangtuanya putus. Di
Indonesia, wali pengawas dijalankan oleh pejabat Balai Harta Peninggalan.-
- Pengampuan,
yaitu seseorang/perkumpulan tertentu yang ditunjuk hakim untuk menjadikurator (pengampun)
bagi orang dewasa yang diampuninya (kurandus) karena adanya kelainan; sakit ingatan, boros,
lemah daya, tidak sanggup mengurus diri, dan berkelakuan buruk.-
- Perkawinan
yaitu mengatur perbuaan-perbuatan hukum serta akibat-akibatnya antara dua pihak (laki-laki
dan perempuan) dengan maksud hidup bersama untuk jangka waku yanglama menurut undang-
undang. Di Indonesia, diatur dengan UU No. 1/1974.

Berdasarkan Tugas dan Fungsinya


- Hukum material, yaitu hukum yang berisi perintah dan larangan (terdapat dalam KUHP,
KUHD)
- Hukum formal, yaitu hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan mempertahankan
hukum material (terdapat dalam Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, Hukum Acara
Dagang)
3. Sumber Hukum
Menurut Zevenbergen, sumber hukum adalah sumber terjadinya hukum, atau sumber yang
menimbulkan hukum. C.S.T. Kansil menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum
ialah, segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Yang dimaksudkan dengan segala apa saja adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya hukum. Sedangkan faktor yang merupakan sumber kekuatan berlakunya hukum secara
formal artinya ialah dari mana hukum itu dapat ditemukan, dari mana asal mulanya hukum, di mana
hukum dapat dicari atau di mana hakim dapat menemukan hukum sebagai dasar dari putusannya.
Sumber-sumber Hukum ada 2 jenis, yaitu :
a. Sumber-sumber hukum materiil, yakni sumber-sumber hukum yang ditinjau dari berbagai
perspektif, seperti segi ekonomi, sosiologi dan lainnya.
 Segi ekonomi: seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan
ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum. Seperti hukum
elastisitas (hukum permintaan dan penawaran)
 Segi sosiologi (ahli masyarakat): akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum,
semua peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
b. Sumber-sumber hukum formal, yakni sumber hukum yang berasal dari aturan-aturan hukum
yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hukum, antara lain terdapat di
dalam UU, kebiasaan, jurisprudentie, traktat dan doktrin.
4. Tata Hukum Indonesia
Tata hukum Indonesia menurut Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar 1945: merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia,
yang memuat garis-garis hukum dalam penyelenggaraan negara.
b. Ketetapan MPR: merupakan putusan MPR yang mengikat kedalam dan keluar sebagai
pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang majelis.
c. Undang-Undang: dibuat oleh DPR bersama Presiden (legislatif) untuk melaksanakan UUD
1945 dan ketetapan MPR Republik Indonesia.
d. Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (PERPU): dibuat oleh Presiden
dalam kondisi kepentingan yang memaksa dengan ketentuan sebagai berikut:
- PERPU harus diajukan ke DPR pada persidangan yang berikut.
- DPR dapat menerima atau menolak PERPU dengan tidak mengadakan
perubahan
- Jika ditolak DPR, PERPU itu harus cabut.
e. Peraturan Pemerintah (PP): dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan perintah UU.
f. Keputusan Presiden (Keppres): keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat Presiden
untuk menjalankan fungsi dan tugasnya, yakni mengatur pelaksanaan administrasi negara dan
administrasi pemerintahan.
g. Peraturan Daerah (Perda): merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di atasnya
dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan.
Peraturan Daerah ada 2, yaitu :
a. Peraturan Daerah Provinsi dibuat DPRD Provinsi dan Gubernur.
b. Peraturan Daerah Kabupaten dibuat DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Wali Kota.

5. Dasar Hukum Lembaga Peradilan Nasional


Dalam bidang kekuasaan kehakiman, pasal 27 ayat 1 UUD 1945 tersebut dibuat dalam pasal-pasal
tersendiri di dalam UUD 1945 seperti pasal 24, 24 A, 24 B, 24 C, 25 dan dijabarkan ke dalam
beberapa produk perundang-undangan diantaranya:
a. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman, Undang-
undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman Undang-undang
No.4 Tahun 2004.
b. Undang-undang No.14 Tahun1985 tentang Mahkamah Agung
c. Undang-undang No.15 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
d. Undang-undang No.2 Tahun 1986 tentang peradilan umum
e. Undang-undang No.26 Tahun 2000 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia.

(https://gtmulyono.wordpress.com/2019/03/19/sistem-hukum-dan-peradilan-nasional/)

CONTOH SOAL :

LEMBAGA PERADILAN

Perangkat Lembaga Peradilan beserta pengertiannya

1. Mahkamah Agung
Merupakan badan peradilan tertinggi di Indonesia yang berkedudukan di Ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Jakarta) atau dilain tempat yang ditetapkan oleh Presiden.
Mahkamah Agung terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, beberapa orang anggota (7 orang
anggota) dan dibantu oleh seorang panitera dan beberapa orang panitera pengganti.
2. Pengadilan Umum/Sipil
Pengadilan umum adalah badan pengadilan yang mengadili rakyat Indonesia pada umumnya atau
rakyat sipil.
3. Pengadilan Agama
Pengadilan agama adalah pengadilan yang memeriksa dan memutuskan perkara- perkara yang
timbul antara orang-orang Islam yang berkaitan dengan nikah, rujuk, talak(perceraian), nafkah, waris, dan
lain-lainnya. Dalam hal tertentu keputusan pengadilan agama dapat dinyatakan berlaku dalam pengadilan
negeri.
4. Pengadilan Militer
Pengadilan militer adalah pengadilan yang mengadili anggota-anggota /TNI yangmeliputi angkatan
udara, laut, darat.anggota kepolisian sekarang ini tidak tunduk pada pengadilan militer, tetapi pada
pengadilan umum.
5. Pengadilan Tata Usaha Negara
Pengadilan Tata Usaha Negara adalah badan pengadilan yang mengadili perkara- perkara yang
berhubungan dengan administrasi pemerintah.

1. Klasifikasi Lembaga Peradilan


a. Peradilan Sipil
 Pengadilan umum :
- Pengadilan negeri
- Pengadilan tinggi
- Pengadilan agung
b. Pengadilan khusus
- Pengadilan Agama
- Pengadilan Adat
- Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara)
c. Pengadilan militer
- Pengadilan Tentara
- Pengadilan Tentara Tinggi
- Pengadilan Tentara Agung
2. Tingkatan Lembaga Peradilan
Tingkatan Lembaga Peradilan di Indonesia sebagai berikut :
a. Pengadilan tingkat pertama : Pengadilan tingkat pertama untuk Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama,
Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Militer berkedudukan di daerah tingkat Kabupaten/Kota.
b. Pengadilan Tingkat Kedua : Pengadilan tingkat kedua disebut jugaPengadilan Tinggi yang dibentuk dengan
Undang-Undang. Daerah hukumPengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi) berkedudukan di ibu kota
provinsi.
c. Pengadilan Tinggi Ketiga : Mahkamah Agung sebagai pemegang pengadilannegara tertinggi, berkedudukan
di ibu kota Negara Republik Indonesia atau di laintempat yang ditetapkan oleh Presiden. Tiap-tiap bidang
dipimpin oleh seorangKetua Muda yang dibantu oleh beberapa Hakim Anggota.

3. Peran Lembaga Peradilan


Peranan lembaga peradilan adalah pelaksanaan fungsi dan wewenang lembaga peradilan di
Indonesia yang disinyalir adanya kemungkinan terjadinya tirani hukum. Tirani hukum dapat terjadi
ketika hukum yang dibuat oleh lembaga yang berwenang tidak baik dan tidak adil, karena tidak
memperlihatkan penghargaan terhadap hak asasi manusia.
Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya tirani hukum:
- Faktor perangkat aturan hukum yang substansinya mencerminkan ketidakadilan
- Faktor penegak hukum, khusunya lembaga peradilan (mafia peradilan).

1. Lembaga Peradilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)


Memeriksa dan memutuskan sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang,khusus tentang:
 Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
tuntutan.
 Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan
padatingkat penyidikan atau penuntutan.
2. Lembaga Peradilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)
Fungsi pengadilan tingkat kedua:
 Memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir sengketa wewenang mengadili antarPengadilan
Negeri di dalam wilayah hukum kerjanya (dalam satu provinsi).
 Memberi pimpinan kepada Pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya.
 Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya danmenjaga supaya
peradilan itu diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
 Perbuatan Hakim Pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya diawasi dengan telitioleh
Pengadilan Tinggi
 Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat memberi peringatan,tegoran dan
petunjuk yang dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerahhukumnya.

Wewenang Pengadilan Tingkat Kedua:


 Untuk memerintah pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk memberi penilaian tentang
kecakapan dan kerajinan para hakim, sebagai catatan
 Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam hukumnya yang dimintakan banding.

3. Lembaga Peradilan Tingkat Ketiga atau Kasasi (Mahkamah Agung)


Fungsi Pengadilan Tingkat Ketiga atau Kasasi (Mahkamah Agung):
 Sebagai puncak semua peradilan dan sebagai pengadilan tertinggi untuk semualingkungan peradilan dan
memberi pimpinan kepada pengadilan-pengadilan yang bersangkutan.
 Melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua
lingkungan peradilan di seluruh Indonesia dan menjaga supaya peradilan diselenggarakan denganseksama
dan sewajarnya.
 Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan
 Untuk kepentingan negara dan keadilan. Mahkamah Agung memberi peringatan,teguran dan petunjuk yang
dipandang perlu baik dengan surat tersendiri maupun dengansurat edaran.

Selain keempat fungsi Mahkamah Agung (Lembaga Peradilan Tingkat Ketiga) di atas,Mahkamah Agung juga
memliki fungsi untuk memberi keterangan, pertimbangan dan nasihattentang soal-soal yang berhubungan dengan
hukum apabila hal itu diminta oleh Pemerintah.

Wewenang Pengadilan Tingkat Ketiga atau Kasasi (Mahkamah Agung):

 Mengadili semua perkara yang dimintakan kasasi


 Meminta keterangan dari semua pengadilan di semua lingkungan peradilan. MahkamahAgung dalam hal ini
dapat memerintahkan agar berkas-berkas perkara dan surat-suratdisampaikan untuk dipertimbangan

Dalam hal kasasi, yang menjadi wewenang Mahkamah Agung adalah membatalkan ataumenyatakan tidak sah putusan
hakim karena putusan itu salah atau tidak sesuai undang-undang. Hal tersebut dapat terjadi karena:

 Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undanganyang mengancam


kelalaian itu dengan batalnya perbuatan yang bersangkutan
 Melampaui batas wewenang
 Salah menerapkan atau karena melanggar peraturan-peraturan hukum yang berlaku

Permohonan suatu kasasi dapat dilakukan oleh orang-orang dalam perkara berikut:

 Dalam hal perkara perdata, oleh pihak-pihak yang berpekara. Permohonan demikianhanya dapat diterima
apabila upaya-upaya hukum biasa yang dapat digunakan telahdimanfaatkan

Dalam perkara pidana, dapat dilakukan oleh terpidana atau jaksa yang bersangkutansebagai pihak-pihak ketiga yang
dirugikan

(https://guruppkn.com/peranan-lembaga-peradilan)
CONTOH SOAL :

1. Alat penegak hukum yang bertugas menuntut perkara dipengadilan umum adalah…
A. Hakim
B. Jaksa
C. Polisi
D. Jurusita
E. Pembela
2. Upaya yang harus siswa lakukan demi terjadinya keadilan dalam kehidupan masyarakat adalah…
A. Menghindarkan diri dari perbuatan melanggar hukum
B. Memberikan sebagian harta kepada yang memerlukan
C. Ikut serta dalam kelompok pecinta keadilan
D. Menghukum koruptor yang menghabiskan uang rakyat
E. Memberi dukungan terhadap para penegak hukum
3. Suatu kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai kaitan satu
sama lain,yang tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana berfungsi untuk mencapai tujuan,
tidak berdiri sendiri tetapi saling terikat, adalah difinisi dari ....
a. norma hukum
b. aturan hukum
c. sistem hukum
d. tata cara hukum
e. wujud hukum
4. Setiap orang diperlakukan sama dihadapan hukum menurut pasal 27 ayat ( 1 ) UUD Negara RI Tahun 1945.
Hal ini menunjukkan adanya ....
f. kepastian hukum
g. upaya hukum
h. tertib hukum
i. fungsi hukum
j. kesamaan hukum
5. Dalam ketentuan UUD Negara RI tahun 1945 menegaskan bahwa hak yang paling mendasar dimiliki
warga negara yang tidak bisa dipaksakan adalah ….
k. mendapatkan pendidikan dan pengajaran
l. mendapatkan pekerjaan yang layak dan penghidupan yang layak
m. memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan
n. kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
o. memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing
5. Alat penegak hukum yang bertugas menuntut perkara dipengadilan umum adalah…
A. Hakim
B. Jaksa
C. Polisi
D. Jurusita
E. Pembela

8. Upaya yang harus siswa lakukan demi terjadinya keadilan dalam kehidupan masyarakat adalah…
A. Menghindarkan diri dari perbuatan melanggar hukum
B. Memberikan sebagian harta kepada yang memerlukan
C. Ikut serta dalam kelompok pecinta keadilan
D. Menghukum koruptor yang menghabiskan uang rakyat
E. Memberi dukungan terhadap para penegak hukum

10. Suatu kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai kaitan
satu sama lain,yang tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana berfungsi untuk
mencapai tujuan, tidak berdiri sendiri tetapi saling terikat, adalah difinisi dari ....
A. norma hukum
B. aturan hukum
C. sistem hukum
D. tata cara hukum
E. wujud hukum

16. Para penyelenggara negara dalam bertindak harus tetap berlandaskan pada peraturan perundang-
perundangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan. Hal ini berarti penyelenggaraan negara
berdasarkan atas asas….
A. Kepastian hukum
B. Kepentingan umum
C. Keterbukaan
D. Profesionalitas
E. Proporsionalitas

20. Pengadilan Negeri adalah pengadilan pertama untuk mengadili seseorang, tetapi apabila dia tidak
puas dengan keputusan yang diberikan, maka boleh mengajukan banding. Lembaga peradilan yang
berfungsi untuk memeriksa dan memutus perkara pada tingkat banding dalam lingkungan peradilan
umum adalah ....
A. Mahkamah Agung (MA)
B. Pengadilan Tinggi
C. Pengadilan Negeri
D. Pengadilan Militer
E. Pengadilan Tata Usaha Negara

22. Sering kita liat berita ditelevisi, bahwa seorang nenek mencuri karena kelaparan dijatuhi hukuman cukup
lama, sementara dengan kasus yang berbeda seorang koruptor yang merugikan negara hanya dijatuhi
hukuman sebentar dengan fasilitas yang mewah, didukung pengacara yang handal. Dari kedua kasus ini
yang berwewenang, bertanggung jawab atas ketidakadilan dalam menjatuhkan hukuman kepada
seseorang adalah ....
A. kepolisian
B. hakim
C. jaksa
D. advokat
E. pengacara
36. Pemerintah daerah dalam membuat peraturan harus mampu mengakomodasi kepentingan rakyat
sehingga menimbulkan rasa keadilan sosial. Salah satu contoh perwujudan keadilan sosial adalah
....
A. membangun penyediaan fasilitas umum di setiap pemukiman
B. memperoleh kesempatan sama untuk mengembangkan agama
C. jaminan kebebasan dalam memberikan hak suara di pilkada
D. menghargai kebebasan untuk menyalurkan bakat dan minat diri
E. kebebasan mementukan cara dalam memilih kebutuhan kehidupan
Hubungan Internasional dan HAM
1. Hubungan Internasional

Hubungan internasional adalah interaksi manusia antar negara-bangsa, baik secara individual atau pun
kelompok. Memahami arti hubungan internasional sebenarnya mudah saja. Jika hubungan sosial berada pada konteks
individual atau masyarakat. Maka, hubungan internasional berada pada konteks antar negara-bangsa (nation).

Makna hubungan internasional antara lain:

 Menjamin kelangsungan hidup bangsa ditengah kehadiran bangsa-bangsa lain.


 Membangun solidaritas dan sikap menghargai antarbangsa.
 Memberi peluang untuk berpartisipasi dalam rangka mewujudkan dan menjaga perdamaian dunia.
 Membuka peluang untuk membantu bangsa-bangsa lain yang tertindas.
 Membuka hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang mau membantu ketika negara kita ditindas.
 Menyelesaikan konflik antarnegara.
 Memposisikan bangsa secara strategis ditengah pergaulan dengan bangsa lain.

Dari beberapa poin di atas, kita identifikasi bahwa negara yang tidak menjalin hubungan internasional dengan negara
lain akan cenderung terkucil atau terisolasi. Namun demikian, jika para diplomat suatu negara tidak punya posisi tawar
yang strategis, negara yang diwalikinya berpotensi didominasi oleh negara lain.

Di era globalisasi, hubungan internasional semakin mendapatkan panggung. Kini negara-bangsa hidup dalam kondisi
saling bergantung dengan negara lain. Negara penghasil ponsel butuh pasar untuk menjual produknya atau
perekonomiannya akan collapse. Negara-bangsa saat ini hidup dalam sistem internasional dengan pola saling
ketergantungan.

CONTOH SOAL :

27. Sebagai wujud pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia melakukan
langkah-langkah sebagai berikut, antara lain....
F. mewujudkan demokratisasi yang berkeadilan di Indonesia
G. melaksanakan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
H. memainkan peranannya didunia internasional untuk mempengaruhi bangsa lain
I. menjalin kerja sama ekonomi, politik, sosial budaya, dan iptek dengan negara lain
J. mewujudkan perdamaian dunia yang menguntungkan bangsa dan negara Indonesia

28. Perhatikan pernyataan berikut ini !


(1) menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
(2) berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia
(3) membangun solidaritas dan saling menghormati antar bangsa dan negara
(4) membantu negara lain yang terancam keberadaannya akibat pelanggaran HAM
(5) memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dengan bangsa lain
Pernyataan ini adalah merupakan alasan pentingnya ....
A. kerjasama antar bangsa
B. hubungan internasional
C. hubungan kerjasama
D. perjanjian antar bangsa
E. hubungan diplomatik

29. Kerja sama internasional antarnegara penting sebagai konsekuensi menjadi bagian dari
masyarakat internasional agar ....
A. terjaminnya persatuan dan persaudaraan antarnegara
B. terpenuhinya kebutuhan dalam negeri masing - masing
C. setiap negara menempatkan perwakilannya di negara lain
D. konflik politik yang terjadi antarnegara ini bisa di minimalisir
E. terjaminnya kesejahteraan para warga negaranya masing – masing

38. Dalam tata pergaulan internasional, menjadi anggota dari suatu organisasi internasional menjadi
kebutuhan bagi suatu negara. Bagi Bangsa Indonesia pentingnya menjadi anggota dari suatu organisasi
internasional adalah agar bangsa Indonesia ....
A. tidak terisolasi dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia
B. dapat mengembangkaan kerjasama hanya pada negara maju
C. menjadi negara yang disegani dalam hubungan internasional
D. mampu menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia negara maju

E. dapat menumbuhkan pentingnya kerjasama dengan negara maju

45. Perjanjian Internasional berdasarkan subjeknya dibedakan atas ....


A. persetujuan dan protokol
B. konvensi dan traktat
C. perjanjian penting dan sederhana
D. treaty contract dan law making treaties
E. perjanjain bilateral dan multilateral

2. Peran Indonesia dalam Perdamaian dunia


1. Sebagai pemrakarsa konferensi Asia Afrika agar terhindar dari kolonialisme, pemrakarsa kelompok
ASEAN untuk kegiatan di Asia tenggara, pemrakarsa Gerakan Non Blok yang tidak pro Amerika ataupun
Rusia.

2. Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB di tahun 73-74.

3. Pemberian bantuan pangan ke Ethiopia tahun 1985.

4. Pengiriman pasukan Garuda di wilayah konflik lebanon selatan tahun 2008.

5. Terlibat aktif di kegiatan UNPKO dengan pengiriman personel keamanan di 5 negara.


(

CONTOH SOAL :
1. Sebagai wujud pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia melakukan langkah-
langkah sebagai berikut, antara lain....

F. mewujudkan demokratisasi yang berkeadilan di Indonesia


G. melaksanakan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
H. memainkan peranannya didunia internasional untuk mempengaruhi bangsa lain
I. menjalin kerja sama ekonomi, politik, sosial budaya, dan iptek dengan negara lain
J. mewujudkan perdamaian dunia yang menguntungkan bangsa dan negara Indonesia

2. Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia terdapat pada pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
alinea ….
K. pertama
L. kedua
M. ketiga
N. keempat
O. kelima

3. Hak dan kewajiban sebagai warga negara


Menurut Prof. Dr. Notonagoro:
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu
oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, Untuk mencapai keseimbangan antara
hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara
dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan
sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang.
Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak Warga Negara Indonesia :
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat
1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang”
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

Kewajiban Warga Negara Indonesia :


– Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
– Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
– Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
“Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain”
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan
: “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
– Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan:
“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu :
1. Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat
mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
2. Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
4. Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Dan ayat
(2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_internasional)

CONTOH SOAL :
31. Upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta yang
bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-
hak asasi yang ada adalah merupakan makna dari ....
A. perlindungan hukum
B. perlindungan negara
C upaya pembelaan hukum
D. penegakkan hukum
E. keamanan negara

4. Pengakuan, penghormatan dan penegak HAM


A. Penegakan hukum dan kepastian hukum belum dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, hukum dirasakan belum memberikan rasa keadilan, kesetaraan dan
perlindungan terhadap hak asasi manusia khususnya terhadap masyarakat kecil dan tidak mampu. Penegakan
hukum dan kepastian hukum masih melihat melihat status sosial seseorang, demikian pula pelaksanaan
putusan pengadilan yang seringkali hanya memihak pada pihak yang kuat dan penguasa. Hukum dalam
pengadilan hanya sekedar diberlakukan sebagai aturan-aturan tertulis. Penggunaan interpretasi hukum dan
yurisprudensi belum digunakan secara optimal oleh hakim untuk memberikan memberikan putusan yang
sesuai dengan rasa keadilan masyarakat.
B. Penegakan hukum yang tidak adil, tidak tegas, dan diskriminatif. Khususnya dalam pemberantasan
korupsi selama ini disebabkan antara lain karena tidak adanya keteladanan dari pimpinan pemerintahan
beserta jajarannya dari tingkat pusat sampai ke daerah, serta tidak adanya kemauan politik yang besar, tidak
saja dari lembaga Eksekutif, tetapi juga lembaga Legislatif dan lembaga Yudikatif. Bahkan dari hasil survey
yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, tindak pidana korupsi sejak masa reformasi terjadi justru
pada lingkungan lembaga Legislatif baik di pusat maupun daerah.
C. Penanganan perkara korupsi oleh Kejaksaan Agung selama kurun waktu 2001–2004 tidak secara
optimal terinformasikan secara luas kepada masyarakat.
Dari 1.807 kasus yang ditangani, sebanyak 1.174 perkara telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri, sebanyak
1.099 perkara atau 93,6 persen telah diberikan putusan. Pengembalian kekayaan rakyat dari perkara korupsi
selama kurun waktu 2001–2004 seluruhnya berjumlah Rp70 miliar, dan jumlah uang pengganti yang dapat
ditagih dari terpidana kasus korupsi melalui instrumen perdata sejumlah Rp12 miliar, yang keseluruhannya
telah dikembalikan kepada Kantor Kas Negara. Namun karena perkara korupsi yang ditangani tidak
melibatkan figur seseorang atau kelompok orang yang melakukan korupsi dalam jumlah besar, maka perkara
korupsi yang telah diselesaikan tidak secara optimal terinformasikan secara luas kepada masyarakat.
D. Besarnya harapan masyarakat dan tuntutan terhadap kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
dan pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk menegakkan hukum dan kepastian hukum.
Pembentukan KPK dan Pengadilan Tipikor yang berlandaskan pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi merupakan titik kulminasi tuntutan masyarakat
terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi yang selama ini telah sangat meresahkan dan menghambat
pencapaian kesejahteraan masyarakat. Praktik korupsi yang terjadi di Indonesia juga telah membuat posisi
Indonesia semakin terpuruk dalam lingkungan pergaulan masyarakat internasional sebagai salah satu negara
yang pemerintahannya terbesar melakukan praktik korupsi. Era reformasi yang seharusnya lebih memberikan
peluang dan harapan untuk mengembalikan berbagai penyimpangan dan penyelewengan yang selama ini
terjadi, dalam kenyataanya telah semakin memperluas praktik korupsi tidak saja pada lembaga Eksekutif
namun juga pada lembaga Legislatif dan Yudikatif. Demikian juga pelaksanaan otonomi daerah yang telah
semakin menyuburkan praktik korupsi yang melibatkan tidak saja aparat pemerintah daerah tetapi juga
lembaga legislatif daerah.
Saat ini kurang lebih 6 (enam) kasus besar sedang dilakukan penyidikannya oleh KPK dan secara bertahap
akan segera dilimpahkan kepada Pengadilan Tipikor. Walaupun tidak mudah dan cepat untuk memberantas
praktik korupsi, akan tetapi upaya memperkuat pemberantasan korupsi harus dilanjutkan. Untuk itu
diperlukan dukungan masyarakat dalam bentuk pengawasan dan pelibatan masyarakat yang lebih besar
terhadap penyelenggara negara; keteladanan dan sikap tindak yang konsisten dan sosok yang bersih dari para
penyelenggara negara (eksekutif, legislatif dan yudikatif); serta dukungan komitmen politik (political will)
Pemimpin tertinggi negara.
E. Tindakan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi seringkali tidak tuntas. Cukup banyak
laporan dan informasi dari masyarakat mengenai terjadinya korupsi, namun dalam kenyataannya hanya
sedikit perkara korupsi yang sampai ke pengadilan. Dengan alasan tidak cukup bukti, pada tingkat kejaksaan
pelaku tindak pidana korupsi akhirnya dibebaskan. Oleh karena itu, apabila masyarakat menjadi tidak percaya
terhadap penegakan hukum khususnya dalam pemberatasan tindak pidana korupsi.
Pemerintah secara terus menerus berupaya untuk meningkatkan penghormatan dan pengakuan terhadap hak
asasi manusia dengan proses yang lebih transparan dan melibatkan tidak saja instansi/lembaga pemerintah
tetapi juga berbagai organisasi non pemerintah dan organisasi lainnya. Dengan demikian berbagai pemikiran
bersama yang dihasilkan diharapkan menjadi milik bersama bangsa Indonesia untuk dilaksanakan bersama-
sama.
(http://hukum.unsrat.ac.id/pres/72005bg3bab11.pdf)
CONTOH SOAL :
9. Upaya penegakan HAM di Indonesia merupakan kewajiban semua elemen bangsa Indonesia, baik
melalui upaya pencegahan maupun penindakan. Tindakan pemerintah dalam upaya penegakan HAM
adalah….
A. Menjatuhkan hukuman kepada pelanggar HAM
B. Memberikan kemudahan dalam berbagai urusan
C. Menindak pelaku kejahatan secara manusiawi
D. Menghargai kebebasan memeluk agama
E. Melaporkan jika mengetahui adanya pelanggaran HAM

14. Faktor aparat pemerintah dan penindakannya merupakan salah satu hambatan dalam penegakan
HAM di Indonesia yaitu berupa….
A. Prosedur karya terbagi-bagi
B. Sering memberi kemudahan
C. Waktu kerja tidak optimal
D. maraknya korupsi dan nepotisme
E. Anti diskriminasi

30. Salah satu contoh upaya pemerintah dalam menegakkan HAM di Indonesia ialah dengan ....
A. mendirikan partai politik
B. beribadah sesuai ajaran Agama
C. menyediakan sumber daya alam
D. membentuk Komnas HAM
E. membentuk karakter kepribadian bangsa

5. Pelanggaran HAM dalam perspektif Pancasila


Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan
di lindungi, oleh Negara, Hukum dan Pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan seta perlindungan
harkat dan martabat manusia (pasal 1 angka 1 UU Nomor 39 Tahun 1999).

Konsep HAM secara prinsip adalah Universal, tapi dalam pelaksanaan sistimnya berbeda pada
masing masing negara, menyesuaikan dengan kondisi politik adan sosial budaya masing masing
negara.Konsep HAM negara negara barat sifatnya individualisme, menitik beratkan pada Hak Hak individu
sehingga melahirkan Liberalisme dan Kapitalisme. Konsep HAM Negara Komunis, menitik beratkan pada
hak hak masyarakat, sehingga han individu menjadi terbatas. Sementara Konsep HAM Indonesia, dari
perspektif keperibadian dan pandangan hidup bangsa, yaitu PANCASILA, maka konsep Ham Indonesia
menjaga keseimbangan antara Hak hak individu dan Hak hak masyarakat.

Bangsa Indonesia terdiri dari atas bermacam suku bangsa yang memiliki karakter, kebudayaan,
serta adat istiadat yang beraneka ragam, memiliki agama yang berbeda bedadan terdiri dari beribu ribu pulau
di wilayah Nusantara. Dalam proses panjang perjalanan sejarah dan beratus tahun dalam perjuangan untuk
mencari jati diri, bangsa indonesia menemukan Kepribadian dan Pandangan Hidup/ Ideologi Bangsa yaitu
PANCASILA. Keragaman suku bangsa, dan keragaman budaya, adat istiadat, agama, bangsa Indonesia
mengikatkan diri dalam suatu persatuan dengan seloka Bhineka Tunggal Ika.
Azas kehidupan bangsa Indonesia yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berati
nilai nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang religius, yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan
Yang Maha Esa, nasionalisme yang humanistik yang menjujung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
machluk Tuhan, menjujung tinggi Hak Asassi Manusia, menghargai hak dan martabat tanpa membedakan
suku, ras, keturunan,status sosial maupun agama, mengembangkan sikap saling mencintai antar sesama,
tenggang rasa, tidak semena mena terhadap sesama manusia serta menjujung tinggi nilai nilai kemanusiaan

Dalam Pembukaan UUD 1945. Aliena pertama “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak
segalabangsa, dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan peri keadilan.” Pernyataan alinea Pertama ini pada hakekatnya, merupakan pengakuan
terhadap kebebasan hak untuk merdeka, pernyataan Perikemanusiaan adalah inti sari hak hak asasi manusia.
Selanjutnya alinea kedua “............ negara Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, adil dan makmur. “
Kata sifat Adil, menunjukan kepada salah satu tujuan dari Negara Hukum untuk mencapai suatu Keadilan.
Apabila prinsip Negara Hukum betul betuldijalankan, maka dengan sendirinya hak hak asasi manusia akan
terlaksana dengan baik. Alinea ketiga “ Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa......dst.” Pernyataan
nilai religius dalam kehidupan bangsa Indonesia, diiringi dengan kata kata “ berkehidupan kebangsaan yang
bebas “, mengandung perlindungan hak asasi dalam kebebasan bidang politik. Selanjutnya dalam Aline
keempat, menunjukan pengakuan dan perlindungan dalam segala bidang, yaitu politik, hukum, sosial,
kultural dan ekonomi.

HAM dalam pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan di jabarkan dalam
Konstitusi Negara RI yaitu UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, padal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 30 ayat 1, pasal 31 ayat 1,pasal 32, pasal 33, pasal 34,sudah cukup terkandungan nilai nilai
kemanusiaan, atau Hak Asasi Manusia dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Zaman Globalisasi dewasa ini, zaman kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi dunia menjadi kecil
dan tanpa batas. Informasi budaya, ekonomi, dan lain lain memasuki negara negara tanpa bisa di hambat.
Termasuk nilai nilai HAM yang dikembangkan mengacu ke konsep Barat,secara substansi konsep HAM
yang ditawarkan sangat sempit dan terbatas, dengan menafikan kultural yang berlaku pada bangsa bangsa
lain terutama dunia ketiga, seperti kita bangsa Indonesia. Status Universal yang yang dikembangkan oleh
dunia barat dewasa ini dianggap tidak fair dan bahkan sebagai upaya pelestarian dominasi Barat di dunia
Internasional atau neo-imperialisme.Aklhir akhir ini pada masyaraakat Indonesia dengan alasan HAM,
kebebasan berekpresi, dan kegiatan kegiatan lebih banyak bernuansa sekuler, sedang euforianya, tanpa
mempertimbangkan nilai nilai kultural yang berlaku dalam suatu komunitas masyarakat.Pelaksanaan Hak
Asasi Manusia sebagai suatu sistim nilai, harus memperhatikan keragaman tata nilai, sejarah, kebudayaan
yang dimilikik suatu bangsa yang bersangkutan. Sebagai contoh : dalam “Universal Declaration of Human
Right” 10 Desember 1948, antara lain ;
a.Pasal 16 ayat (1) menyatakan Kebebasan dalam melakukan perkawinan.
b.Pasal 18 menyatakan adanya “Hak Murtad”.
Dapat dibayangkan kalau konsep ini dipakai oleh bangsa kita, apa yang akan terjadi dengan anak
cucu kita nantinya.
Dalam akar kebudayaan bangsa Indonesia beratus tahun yang lalu, pengakuan dan penghormatan
tentang hak hak asasi manusia telah ada, baik dalam hukum adat maupun dalam Agama. Dibandingkan
Piagam HAM PBB tersebut diatas, telah lebih dahulu bangsa kita mengakui HAM dalam keperibadian dan
pandangan hidup bangsa, yang dijabarkan pada Ideologi Pancasila dan UUD 1945, sementara Piagam PBB
tentang HAM baru tahun 1948.
(https://crateridea.blog.uns.ac.id/2016/03/21/pelanggaran-ham-dalam-perspektif-pancasila/)
CONTOH SOAL :
18. Sekolah yang bersih dan sehat merupakan dambaan semua warga sekolah. Upaya menciptakan
kondisi tersebut merupakan kewajiban semua warga sekolah, namun seringkali seseorang
mengingkari kewajibannya. Salah satu bentuk pengingkaran kewajiban di sekolah yang berkaitan
dengan hal diatas adalah ....
A. melaporkan teman yang melakukan kecurangan saat USBN
B. membuang sampah yang tidak sesuai tempatnya
C. tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
D. tidak memanfaatkan fasilitas perpustakaan
E. masuk sekolah tidak tepat waktu

23. Pelanggaran HAM yang berbentuk kejahatan seperti penganiayaan, mencemarkan nama baik atau
pemukulan seharusnya tidak perlu terjadi apabila setiap orang sudah mengerti tentang HAM.
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan upaya untuk memahami pentingnya penghormatan,
perlindungan dan penegakan HAM, dalam rangka .…
A. melindungi hak-hak minoritas warga negara
B. mendukung hak-hak mayoritas warga negara
C. menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
D. melindungi hak setiap orang didalam masyarakat
E. memajukan pergaulan dalam hubungan Internasional

24. Apabila terjadi suatu kasus hukum dimana seorang warga masyarakat melakukat gugatan karena merasa
dirugikan oleh pelayanan dari Instansi pemerintah yang menyalahi prosedur dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya, maka dari kasus tersebut penggugat merasa di rugikan baik moril maupun
materiil, dapat melakukan gugatan melalui ….
A. pengadilan Negeri
B. pengadilan Tinggi
C. mahkamah Agung
D. mahkamah Konstitusi
E. peradilan Tata Usaha Negara

47. Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, baik berupa
pembunuhan,pemusnahan, perbudakan, pengusiran, perampasan, penyiksaan, penganiayaan merupakan
bentuk pelanggaran HAM dalam….
A. Kejahatan agres
B. Kejahatan genosida
C. Kejahatan kemanusiaan
D. Kejahatan kelompok
E. Kejahatan apartheid

6. Praktik perlindungan dan penegakan hukum


1. Pengertian perlindungan hukum
Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh
aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada
korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada
tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang pengadilan. Aturan hukum tidak hanya untuk
kepentingan jangka pendek saja,akan tetapi harus berdasarkan kepentingan jangka panjang.
Perlindungan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2002 Tentang Tatacara
Perlindungan Korban dan Saksi Dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat adalah suatu bentuk
pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan
rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan
dari pihak manapun, yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan
di sidang pengadilan.
Menurut R. Soeroso, hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan
tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta
mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.
Hubungan hukum ( rechtsbetrekkingen) diartikan sebagai hubungan antara dua atau lebih subyek
hukum, hubungan mana terdiri atas ikatan antara individu dengan individu, antara individu dengan
masyarakat atau antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam hubungan hukum ini hak
dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain”
Pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam
bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,
yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan
kedamaian.
Perlindungan hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of Law karena
lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan memberikan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia, konsep Rechtsct muncul di abad ke-19 yang pertama kali dicetuskan oleh Julius
Stahl.Pada saatnya hampir bersamaan muncul pula konsep negara hukum (rule of Law ) yang dipelopori oleh
A.V.Dicey.

Konsep rechtstaat menurut Julius Stahl secara sederhana dimaksudkan dengan negara hukum adalah
negara yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada hukum. Konsep Negara hukum
atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup 4 elemen, yaitu :
1. Perlindungan hak asasi manusia;
2. Pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
4. Peradilan tata usaha Negara (Philips M. Hadjon 1987: 2).

Sedangkan menurut A.V.Dicey menguraikan adanya 3 (tiga) ciri penting negara hukum yang disebut
dengan Rule of Law , yaitu :
1. Supermasi hukum, artinya tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang hanya boleh
dihukum jika melanggar hukum.
2. Kedudukan yang sama didepan hukum, baik bagi rakyat biasa atau pejabat pemerintah.
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.
Keberadaan hukum dalam masyarakat sangatlah penting, dalam kehidupan dimana hukum dibangun
dengan dijiwai oleh moral konstitusionalisme, yaitu menjamin kebebasan dan hak warga, maka mentaati
hukum dan konstitusi pada hakekatnya mentaati imperatif yang terkandung sebagai subtansi maknawi
didalamnya imferatif.

Negara hukum pada dasarnya bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi rakyat terhadap
tindakan pemerintah dilandasi dua prinsip negara hukum, yaitu :
• Perlindungan hukum yang preventif Perlindungan hukum kepada rakyat yang di berikan kesempatan
untuk mengajukan keberatan (inspraak) atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah menjadi
bentuk yang menjadi definitife.
• Perlindungan hukum yang represif Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan
sengketa.

Salah satu ciri dari negara hukum atau the rule of law adalah adanya jaminan perlindungan HAM oleh negara
kepada warga negara. Makna jaminan perlindungan di sini adalah bahwa negara memiliki kewajiban (state
obligation) untuk mempromosikan (to promote), melindungi (to protect), menjamin (to guarentee),
memenuhi (to fulfill), memastikan (to ensure) HAM.
2. Penegakan hukum
Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku
atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Stabilitas politik dan keamanan hanya dapat tegak bila aturan hukum berjalan dengan semestinya. Keragu-
raguan dan lemahnya penegakkan hukum akan membuat negara jatuh pada kondisi ketidakpastian dan
instabilitas. Karena itu tekad untuk memelopori tegaknya supremasi hukum di Indonesia, dimana:
1. pemerintah dan semua anggota masyarakat terikat oleh hokum.
2. setiap orang diperlakukan sama di hadapan hokum.
3. kemuliaan manusia diakui dan dilindungi oleh hokum, dan
4. keadilan terjangkau oleh semua warga tanpa kecuali. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan
perundang-undangan yang transparan, hukum yang adil, penegakan hukum yang dapat diprediksi, dan
tanggung jawab pemerintah untuk menjaga ketertiban.

Contoh penegakan hokum : Strategi penegakan hukum harus diawali dengan membersihkan aparat
penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif, sesuai dengan pepatah, “hanya sapu bersih yang dapat
membersihkan lantai kotor”. Sebab, penegakan hukum sangat bergantung pada aparat yang bersih, baik di
kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan seluruh jajaran birokrasi yang menjalankan fungsi-fungsi penegakan
hukum tersebut. Korupsi dan penyalahgunaan kewenangan telah merasuki berbagai sektor kehidupan
masyarakat.

PERAN LEMBAGA – LEMBAGA HUKUM DI INDONESIA


A. Kepolisian
Tugas utamanya adalah menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat, melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat dan menegkkan hukum. Sebagai aparat hukum polisi dapat menjalakan fungsinya sebagai
penyelidik dan penyidik. Polisi juga berwenang untuk menangkap orang yang diduga melakukan tindak
kejahatan. Hasil pemeriksaaan yang dilakukan oleh polisi terhadap pelaku tindak criminal disbut dengan
BAP (berita acara pemeriksaan) yang akan diserahkan kepada kejaksaan.
Kepolisian Negara diatur oleh UU No. 2 Tahun 2002.
Tugas pokok kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :
1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
2.menegakkan hukum, dan
3.memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada mayarakat.

Untuk melaksanakan tugasnya, kepolisian antara lain berwenang :


1. menerima laporan dan pengaduan
2. menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat menganggu ketertiban umum
3. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.
B. Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia diatur oleh UU No. 16 Tahun 2004, yang dalam undang-undang itu
disebutkan bahwa diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.
Kejaksaan adalah alat negara sebagai penegak hukum yang juga berperan sebagai penuntut umum dalam
perkara pidana. Jaksa adalah alat yang mewakili rakyat untuk menuntut seseorang yang melanggar hukum
pidana maka sisebut penuntut umum yang mewakili umum.
Kejaksaan merupakan aparat Negara yang bertugas :
1. Untuk melakukan penuntutan terhadap pelanggaran tindak pidana di pengadilan.
Di sini jaksa melakukan penuntutan atas nama korban dan masyarakat yang merasa dirugikan
2. Sebagai pelaksana (eksekutor) atas putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
Aparat kejaksaan akan mempelajari BAP yang diserahkan oleh kepolisian. Apabila telah lengkap
maka kejaksaan akan menerbikan P21 yang artinya siap dibawa ke pengadilan untuk disidangkan.
Tugas dan wewenang jaksa di bidang pidana antara lain:
1) melakukan penuntutan
2) melaksanakan keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
3) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasar UU
Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum jaksa turut melakukan penyelidikan yang berupa:
1) peningkatan kesadara hukum
2) mengawasi aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara
3) pengamanan kebijakan penegakan hukum
c. Kehakiman
Tugas utama seorang hakim adalah memeriksa, memutus suatu tindak pidana atau perdata. Untuk itu seorang
hakim dalam menjalankan tugasnya harus lepas dari segala pengaruh agar keadilan benar - benar bisa
ditegakkan. Di tingkat pusat kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan MK. Jika MA merupakan
lembaga peradilan umum tertinggi.
Maka MK merupakan lembaga peradilan khusus karena tugasnya :
- Terbatas kepada hak uji terhadap UU ke atas ,
- Sengketa kewenangan antar lembaga Negara,
- Pembubaran partai politik
- Memutuskan presiden dan/atau wakil presiden telah melanggar hukuman tidak mengurusi masalah pidana.
d. KPK
Lembaga baru yang dibentuk karena tuntutan dan amanat reformasi agar Negara bersih dari praktek KKN.
Dibentuk berdasarkan UU no 30 tahun 2002. Tugas utamanya adalah menyelidiki dan memeriksa para pelaku
korupsi yang dilakukan oleh para pejabat Negara. KPK ini dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab
langsung kepada presiden.

MACAM – MACAM SANKSI PELANGGARAN HUKUM


Sanksi hukum adalah hukuman yang dijatuhkan pada seseorang yang melanggar hukum. Merupakan bentuk
perwujudan yang paling jelas dari kekuasaan negara dalam pelaksanaan kewajibannya untuk memaksakan
ditaatinya hukum.
Macam Sanksi Hukum
• Sanksi pidana
• Sanksi perdata
• Sanksi administrasi

Sanksi pidana dijatuhkan kepada seseorang yang telah melanggar ketentuan hukum pidana. Dalam
KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana) hukuman dibedakan menjadi dua, yaitu hukuman pokok dan
hukuman tambahan. Pengaturan ini terdapat dalam Pasal 10 KUHP.
Yang termasuk dalam hukuman pokok yaitu:
• hukuman mati
• hukuman penjara.
• hukuman kurungan.
• hukuman denda.

Yang termasuk hukuman tambahan yaitu:


• pencabutan beberapa hak tertentu.
• perampasan barang yang tertentu.
• pengumuman keputusan hakim.

Sanksi perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa:


1. putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi
prestasi (kewajibannya). Contoh: salah satu pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah
dihukum untuk membayar biaya perkara.

2. putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan yang sah menurut hukum.
Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata. Contoh:
putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa.

3. putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan menciptakan keadaan
hukum baru. Contoh: putusan yang memutuskan suatu ikatan perkawinan.
Jadi, dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa :
kewajiban untuk memenuhi prestasi (kewajiban)
hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru

Sedangkan untuk sanksi administrasi/administratif, adalah sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran
administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat administratif.
Pada umumnya sanksi administrasi/administratif berupa;
1. denda (misalnya yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 2008),
2. pembekuan hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin (misalnya yang diatur dalam Permenhub No.
KM 26 Tahun 2009),
3. penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan jatah produksi (misalnya yang
diatur dalam Permenhut No. P.39/MENHUT-II/2008 Tahun 2008),
4. tindakan administratif (misalnya yang diatur dalam Keputusan KPPU No. 252/KPPU/KEP/VII/2008
Tahun 2008)
CONTOH PELANGGARAN HUKUM
1. AKSI ANARKISME
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya yaitu aksi anarkisme dalam unjuk rasa
yang sering dilakukan oleh masyarakat. Aksi anarkisme tersebut dapat berupa tindakan melakukan kekerasan
dalam berunjuk rasa, membawa air keras, memblokade jalan sehingga terjadi kemacetan,merusak fasilitas
umum, dan lain-lain. Sehingga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar undang-
undang tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar.
Sehingga dari itu sebaiknya pemerintah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya dalam melakukan unjuk rasa yang benar sehingga tercipta lingkungan yang kondusif setiap saat.
Di Indonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu dibenahi dan ditegaskan dalam
masyarakat,masyarakat Indonesia perlu membenahi cara berpikir dan sistem pemerintahannya agar Indonesia
dapat dipandang sebagai negara yang kondusif dan tertib hukum.
Jika masyarakat menghilangkan sikap anarkisme dalam setiap tindakan yang dilakukan maka kita semua
dapat berpikir dingin dalam menghadapi setiap masalah tanpa perlu membawa emosi kita.
2. KORUPSI
Salah satu masalah terbesar di pemerintahan Indonesia adalah masalah korupsi. Dan masalah korupsi
ini pula tidak hanya mencakup bidang pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan puplik
seperti sekolah,rumah sakit,dan lain-lain.
Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di kalangan pejabat Indonesia.
Korupsi sangat merugikan masyarakat dan sangat menguntungkan bagi pihak yang melakukan tindak
korupsi.
Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal tersebut karena dorongan
ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Sehingga malah
yang dirugikan adalah masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan korupsi yang dilakukan
diberbagai instansi yang bersangkutan maka dengan ditegakkannya dan diperkuatnya undang-undang tentang
tindakan pidana korupsi maka diharakan agar pelaku korupsi dapat jerah dan tidak lagi melakukan tindakan
korupsi dan orang-orang tidak akan berani melakukan pengkorupsian.
Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang dan keadilan dapat tercipta di dalam
masyarakat,dan dibangun sejak dini sikap anti korusi. Karena dari hal-hal yang kecil dapat menjadi besar,
jadi perlu ditangani sedini mungkin kepada semua lapisan masyarakat.
3. PEMBUNUHANCOM/DANY PERMANA
Massa gabungan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi bersama beberapa organisasi kemahasiswaan
lainnya menggelar aksi solidaritas di depan Istana Negara Republik Indonesia, Jakarta, Minggu (25/12/2011).
Mereka menyuarakan penentangannya terhadap kasus pelanggaran HAM di Bima, Nusa Tenggara Barat, dan
kasus pembakaran diri Sondang Hutagalung
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan di seluruh dunia. Pembunuhan
merupakan salah satu masalah HAM yang sangat berat dan merupakan tindakan yang sangat keji.
Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam, masalah
kejiwaan,terdesak dan keterbatasan.
Maraknya tindakan pembunuhan dalam masyarakat seperti mutilasi,pencurian jenajah untuk diambil
organnya atau untuk dijual bagian tubuh seperti rambut.
Di dalam agama membunuh adalah sesuatu yang sangat haram untuk dilakukan dan merupakan
tindakan yang sangat diharamkan untuk dilakukan.
Orang yang membunuh sepantasnya harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku
dalam masyarakat. Untuk itu masyarakat perlu duhimbau untuk tidak melakukan pembunuhan.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk masyarakat agar tidak terjadi tindakan pembunuhan adalah
dengan memperdalam iman dan ketakwaan kepada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial,dan
memperluas serta meningkatkan kominikasi dalam bersosialisasi.
Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai kegitan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai sesama manusia.
Perubahan sikap pada masyarakat tentang cara hidup yang benar dengan mulai mencintai diri sendiri
lalu mencintai orang lain.
KADAR SADAR HUKUM MASYARAKAT
Masih sangat kurangnya kesadaran masyarakat di lingkungan kita mengenai pentingnya peraturan
ditegakkan.
Masyarakat mengangap bahwa hukum itu adalah sesuatu kekuatan yang tidak berkuasa pada diri
mereka, sehingga mereka berpikir bahwa setiap pelanggaran yang mereka lakukan tidak akan merugikan
mereka, padahal peraturan tersebut dibuat untuk keamanan dan kenyamanan bersama seluruh orang.
Masyarakat mulai tidak berpikiran rasional dan menyimpang, masyarakat mulai kurang memahami
dan menjunjung tinggi peraturan dan norma yang berlaku di masyarakat.
Mereka merasa sudah tidak perlu lagi mematuhi peraturan karena menganggap bahwa mereka akan
lebih mendapatkan keuntungan jika mereka tidak mematuhi UU. Dan mereka mereka tidak perlu repot-repot
untuk mematuhi peraturan
Saat ini jarang kita temui orang-orang yang benar sadar akan hukum. Namun banyak orang pula yang
mengusahakan hukum itu bisa ditegakkan dan dipatuhi oleh semua orang.
PARTISIPASI MASYARTAKAT DALAM PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
1. Menyadari akan pentingnya menegakkan hukum dan aturan yang berlaku
2. Tidak egois terhadap keinginan yang bersifat pribadi maupun golongan
3. Menyadari akan hak dan kewajiban dari individu dan orang lain
4. Tidak melakukan deskriminasi terhadap etnik, ras maupun agama
5. Memberikan kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapatnya
6. Demokrasi
(http://myfriendsan.blogspot.com/2015/02/makalah-perlindungan-dan-penegakan.html)
CONTOH SOAL :
25. Perhatikan pernyataan berikut ini !
( 1 ) adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya
( 2 ) jaminan kepastian hukum
( 3 ) berkaitan dengan hak-hak warganegara
( 4 ) adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya
pernyataan tersebut diatas dapat diklasifikasikan sebagai ....
A. asas perlindungan hukum
B. unsur perlindungan hukum
C. prinsip-prinsip hukum
D. perilaku perlindungan hukum
E. tugas dan tanggungjawab pemerintah

32. Perlindungan hukum yang meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan industri yang pengaturannya
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan adalah termasuk dalam ....
A. Hak atas kekayaan intelektual
B. kekayaan usaha pribadi seseorang
C. karya seni yang dilindungi oleh negara
D. kekayaan perusahaan secara pribadi
E. lembaga hak cipta karya seni yang dilindungi

Integrasi Nasional dan Demokrasi


1. Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara
sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Berikut adalah faktor pendorong, pendukung dan penghambat integrasi nasional.
Faktor pendorong:
Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang
telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan
Bangsa Indonesia.
Faktor pendukung integrasi nasional
Penggunaan bahasa Indonesia.
Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat
kuat.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di
Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri
dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi
suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang
ada serta menyatukan berbagai macam agama di Indonesia.
(https://www.kompasiana.com/banhin/590fc930cf7a61da048b4567/integrasi-nasional-apakah-penting)
CONTOH SOAL :
42. Perhatikan pernyataan berikut ini !
( 1 ) disintegrasi bangsa
( 2 ) demokratis
( 3 ) keinginan untuk mengubah pancasila sebagai ideologi
( 4 ) makar terhadap pemerintah yang sah
( 5 ) keresahan sosial
( 6 ) kekeluargaan
Pernyataan tersebut diatas yang merupakan ancaman integrasi nasional bagi bangsa Indonesia di tunjukkan
pada nomor …
A. ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ) dan ( 4 )
B. ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ) dan ( 5 )
C. ( 1 ), ( 3 ), ( 4 ) dan ( 5 )
D. ( 1 ), ( 3 ), ( 4 ) dan ( 6 )
E. ( 2 ), ( 3 ), ( 4 ) dan ( 5 )

43. Pemerintahan yang baik dan demokratis adalah pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat.
Untuk terciptanya pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan rakyat tersebut, cara yang dapat
dilakukan pemerintah adalah ....
A. mendengarkan semua keluhan dan apa yang diinginkan rakyat
B. melaksanakan apa yang menjadi program dan kepentingan negara
C. bekerjasama dengan masyarakat yang hanya peduli pada penguasa
D. melaksanakan program pemerintah yang pro penguasa dan kelompoknya
E. melaksanakan program yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat

46. Usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional adalah makna dari ....
A. Kesatuan dan persatuan
B. Integrasi nasional
C. Bhinneka Tunggal Ika
D. Kesadaran Nasional
E. Kedaulatan Negara

2. Ancaman terhadap negara bidang ipoleksosbudhankam dan upaya penyelesaiannya

-Ancaman terhadap Negara


Ancaman merupakan usaha yang dilaksanakan secara konsepsional melalui tindak politik dan atau kejahatan yang
diperkirakan dapat membahayakan tetenan serta kepentingan negara dan bangsa

faktor faktor yang menggangu ketahanan nasional adalah berbagai macam bentuktindakan maupunpemikiran yang
mengancam ketahanan nasional suatu negara. faktor faktor pengganggu ini dapat disebut sebagai ancaman
ketahanan nasional. dan ancaman ketahanan nasional dapat dikelompokkan berdasarkan berikut

1. Berdasarkan asal datangnya ancaman

1. Ancaman dari luar, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari luar negeri
2. Ancaman dari dalam, yaitu segala ancaman terhadap ketahanan nasional yang berasal dari dalam negeri

2. Berdasarkan bentuk ancaman


a. Ancaman fisik, yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mnegganggu ketahanan nasional suatu negara yang
dilakukan dengan tindakan secara fisik. Ancaman fisik atau militer adakah ancaman yang menggunakan senjata
yang dapat membahayakan kedaulatan negara, jeutuhan wilayag, dan keselamatan bangsa dan negara. ancaman
militer dapat berasal dari luar negeri

Berikut ini ancaman yang berasal dari luar negeri

1. Agresi, yaitu serangan bersenjata dari negara lain terhadap negara RI


2. pelanggaran wilayah oleh negara lain dengan kapal atau pesawat nonkomersial
3. spionase atau mata mata dari negaralain yang berusaha mengetahui rahasia militer negara RI
4. sabotase yang merusak jaringan militer atau objek penting nasional yang membahayakan keselamatan
bangsa
5. aksi teror dari jaringan internasional

adapun ancaman fisik atau militer yang berasal dari dalam negeri sebagai berikut
1. Pemberontakan bersenjata
2. perang saudara antar kelompok masyarakat
3. aksi teror dalam negeri
4. sabotase dari dalam negeri yang merusak jaringan militer dan negara
b. Ancaman Ideologis atau non fisik. yaitu segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu ketahanan nasional
suatu negara yang dilakukan dalam tataran pemikiran,
Berikut ini jenis jenis ancaman non fisik atau ideologis
1. Dibidang Ideologi,
ancaman terhadap ideologi negara Pancasiladapat muncul akibat munculnya paham dari luar negeri
2. Dibidang ekonomi
adanya pasar bebas membuat barang barang dari luar negeri bebas dipasarkan didalam negeri. akibatnya ekonomi
Indonesia bisa dikuasai negara lain bila produk Indonesia kalah saing.
3. Dibidang sosial budaya
dengan kemajuan teknologi dan informasi, maka budaya luar negeri mudah masuk ke Indonesia. kita sebagai warga
negara harus waspada. sebab selain memberi dampak positif,pengaruh budaya asing dapat membawa dampak
negatif yang dapat merusak moral bangsa.
4. Dibidang pertahanan dan keamanan
ancaman non militer dapat berupa kejahatan internasional, seperti imigran gelap, penyeludupan narkoba, bajak laut,
pencurian kekayaan alam Indonesia
CONTOH SOAL :
44. Ancaman yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa dengan menggunakan kekuatan bersenjata adalah termasuk bentuk
ancaman ....
A. Non militer
B. Terorisme
C. Militer
D. Kudeta
E. kekuasaan negara

3. Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep
kepulauan; secara kontekstual istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia".
wawasan nusantara dikaitkan dengan dasar ideologi dan konstitusional, yakni sebagai cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam pelaksanaanya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan
untuk mencapai tujuan nasional.
CONTOH SOAL :
52. Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan yang
mencakup delapan aspek kehidupan nasional yang meliputi aspek alamiah dan aspek sosial, yang
dimaknai dengan ....
A. Tri Gatra
B. Panca Gatra
C. wawasan nusantara
D. Asta Gatra
E. Dirgantara

4. Demokrasi Pancasila

Pengertian Demokrasi Pancasila

Apa yang dimaksud dengan demokrasi Pancasila? Secara umum, pengertian demokrasi Pancasila adalah suatu
paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi Pancasila.
Ada juga yang menyebutkan bahwa demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang sumbernya berasal dari
falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan kepribadian rakyat Indonesia itu sendiri. Falsafah hidup
bangsa Indonesia tersebut kemudian melahirkan dasar falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945.

Jadi secara ringkas penjelasan poin-poin penting mengenai sistem demokrasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Demokrasi dilaksanakan berdasarkan kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat untuk kesejahteraan
rakyat.
2. Sistem organisasi negara dilaksanakan sesuai dengan persetujuan rakyat.
3. Kebebasan individu dijamin namun tidak bersifat mutlak dan harus disesuaikan dengan tanggung jawab
sosial.
4. Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas, namun harus dijiwai oleh
semangat kekeluargaan untuk mewujudkan cita-cita hidup bangsa Indonesia.
Asas-Asas Demokrasi Pancasila
Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerakyatan
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat,
sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
2. Asas Musyawarah
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat melalui
permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk
mempersatukan pendapat dengan memberikan pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.

Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi universal, namun terdapat perbedaan di
dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.


2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan.
3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat minoritas.
4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara menyelesaikan masalah.
5. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan suara terbanyak.

Prinsip Demokrasi Pancasila


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indoensia.
Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini adalah sebagai berikut:

1. Memastikan adanya perlindungan HAM.


2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.
3. Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau kekuasaan lainnya.
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD 1945.
6. Berperan sebagai pelaksana dalam PEMILU.
7. Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.
8. Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
masyarakat, dan negara.
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
10. Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat.

Fungsi Demokrasi Pancasila


Tujuan utama dari sistem demokrasi ini adalah untuk menjamin hak-hak rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan
negara. Berikut ini adalah beberapa fungsi demokrasi Pancasila secara umum:

1. Memastikan keterlibatan rakyat dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Misalnya ikut memilih dalam
PEMILU, ikut serta dalam pembangunan, menjadi anggota Badan Perwakilan.
2. Memastikan berdirinya dan berjalannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Memastikan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan sistem konstitusional.
4. Memastikan tegaknya hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
5. Memastikan terjadinya hubungan yang serasi dan seimbang antar lembaga negara.
6. Memastikan penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggungjawab.

CONTOH SOAL :
47. Perhatikan pernyataan berikut ini !
(1). Tidak memaksakan kehendak kepada anggota keluarga yang lain.
(2). Aktif dalam kegiatan diskusi kelas pada saat pembelajaran
(3). Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah
(4). Mendukung kelancaran dan berpartisifasi dalam proses Pemilihan Umum.
(5). Tidak memaksakan kehendak dan pendapatnya kepada teman sebangku
contoh-contoh perilaku tersebut diatas yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi dalam lingkungan sekolah
ditunjukan pada nomor ....
A. (1), (2) dan (3)
B. (2), (3) dan (4)
C. (3), (4) dan (5)
D. (1), (3) dan (5)
E. (2), (3) dan (5)

5. Pengaruh kemajuan IPTEK


1. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
a. Aspek Politik
Kemajuan iptek, menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat
terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. Dengan adanya keterbukaan, dimungkinkan akan dapat
mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga dapat dicapai pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.

b. Aspek Ekonomi
Pengaruh positif iptek bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita ambil di antaranya:
1) Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
2) Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
3) Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efi siensi dan menghilangkan biaya tinggi.
4) Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
5) Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
6) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

c. Aspek Sosial Budaya


Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya internet dan makin canggihnya alat-
alat komunikasi secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi
lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses tranformasi ilmu yang sangat bermanfaat
bagi kita.

d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan


Pengaruh positif iptek dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan yang dapat kita ambil di antaranya:
1) Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak asasi
manusia.
2) Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundangundangan yang memihak dan bermanfaat
untuk kepentingan rakyat banyak.
3) Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) yang lebih
profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4) Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan,
dan ketertiban negara.

2. Pengaruh Negatif Iptek bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.


a. Aspek Politik
Kemajuan iptek melalui globalisasi untuk sementara telah mampu meyakinkan sebagian masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Hal ini akan
memengaruhi pikiran mereka untuk berpaling dari ideologi Pancasila dan mencari alternatif ideologi lain
seperti halnya liberalisme.
b. Aspek Ekonomi
Kemajuan iptek memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti berikut ini:
1) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak
mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan makin terdesaknya barang-barang lokal
terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri.
2) Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan makin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte atau
menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh
negara investor. 76 Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK
3) Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas. Persaingan
bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan yang menang. Yang menang akan
dengan leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.
4) Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
5) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi makin sulit
berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya makin ditinggalkan

c. Aspek Sosial Budaya


Kemajuan iptek dapat melahirkan pengaruh negatif bagi perilaku masyarakat, seperti berikut ini:
1) Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barangbarang dari luar negeri.
2) Munculnya sifat hedonisme.
3) Adanya sikap individualisme.
4) Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam antara yang kaya dan miskin.
5) Munculnya gejala westernisasi.
6) Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
7) Makin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan


Dampak negatif yang timbul dari kemajuan iptek dalam aspek ini antara lain akan menimbulkan tindakan
anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kedaulatan
negara semakin berkurang.
CONTOH SOAL :
51. Perhatikan data berikut ini!
( 1 ) mempermudah dan mempercepat akses informasi
( 2 ) mempermudah transaksi untuk kepentingan bisnis
( 3 ) isu SARA dan kekerasan menjadi hal biasa dimedia sosial
( 4 ) munculnya bisnis terlarang karena kemudahan bertransaksi
( 5 ) mempermudah penyelesaian tugas atau pekerjaan
Dari data tersebut yang termasuk dampak positif kemajuan IPTEK ditandai pada nomor ....
A. ( 1 ), ( 2 ) dan ( 3 )
B. ( 1 ), ( 3 ) dan ( 4 )
C. ( 1 ), ( 2 ) dan ( 5 )
D. ( 2 ), ( 3 ) dan ( 4 )

6. Dinamika Persatuan dan kesatuan bangsa


Istilah negara kesatuan sudah sangat sering Anda dengar sebab nama negara kita adalah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jadi, istilah negara kesatuan sudah tertanam dalam pola pikir kita selaku warga negara
Indonesia. Akan tetapi, tahukah Anda makna dan karakteristik negara kesatuan? Menurut C.F Strong dalam
bukunya A History of Modern Political Constitution (1963:84), negara kesatuan adalah bentuk negara dimana
wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang
oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah
berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat.
Pendapat C.F Strong tersebut dapat dimaknai bahwa negara kesatuan adalah negara bersusun tunggal, yakni
kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat
dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu
kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu
pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Negara kesatuan
mempunyai dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi,
semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah
dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat.
CONTOH SOAL :
11. Ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan, Ani mengambil sikap sempurna dan ikut
menyanyikannya, sikap yang ditampilkan Ani merupakan contoh semangat…..
A. patriotisme
B. nasionalisme
C. chauvinisme
D. eksluvimisme
E. ekstrimisme

21. Keberagaman agama yang dianut oleh bangsa Indonesia itu tidak boleh dijadikan hambatan untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut tentu saja akan terwujud apabila dibangun
....
A. kerjasama dalam beragama
B. kerukunan umat beragama
C. saling menghormati
D. sifat kekeluargaan
E. sikap mempertahankan aqidah

(https://prezi.com/r2zzcrnnooco/kasus-ancaman-terhadap-ipoleksosbudhankam/)

Penyelenggaraan Negara dan Pemerintahan

1. Sistem ketatanegaraan
Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem negara
manapun, tetapi adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa indonesia, namun tvsistem
ketatanegaraan Republik indonesia tidak terlepas dari ajaran Trias Politica Montesquieu. Ajaran trias politica
tersebut adalah ajaran tentang pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga yaitu Legislatif, Eksekutif, dan
Judikatif yang kemudian masing-masing kekuasaan tersebut dalam pelaksanaannya diserahkan kepada satu
badan mandiri, artinya masing-masing badan itu satu sama lain tidak dapat saling mempengaruhi dan tidak
dapat saling meminta pertanggung jawaban.
Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan kekuasaan maka jelas Undang-undang Dasar
1945 menganut ajaran tersbut, oleh karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan,
dan masing-masing kekuasaan negara tersebut pelaksanaannya diserahkan kepada suatu alat perlengkapan
negara.
Chart Flow di bawah adalah perbedaan struktur pemerintahan Indonesia sebelum amandemen UUD 1945
dan setelah amandemen UUD1945. Perbedaan mendasarnya adalah kedudukan MPR yang bukan lagi
menjadi lembaga tertinggi negara.
CONTOH SOAL :
6. Perhatikan hal-hal berikut ini !
(1) ius Soli
(2) ius Sanguinis
(3) kewarganegaraan Tunggal
(4) ganda terbatas
Pernyataan ini adalah merupakan ....
A. dasar dalam menentukan kewarganegaraan
B. asas kewarganegaraan umum
C. cara memperoleh kewarganegaraan
D. kewarganegaraan Indonesia
E. asas kewarganegaraan Internasional

13. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pemegang kekuasaan negara terdiri atas dua
tingkatan, yaitu ....
A. Pemerintahan dalam negeri dan luar negeri
B. Pemerintahan eksekutif dan legislatif
C. Pemerintahan pusat dan DPR RI
D. Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
E. Pemerintahan daerah dan DPRD, serta DPD

19. Dalam suatu negara yang berbentuk republik dengan sistem pemerintahan parlementer, maka
kedudukan Presiden adalah sebagai ....
A. kepala pemerintahan
B. kepala negara dan pemerintahan
C. pemimpin kabinet/parlemen
D. kepala negara
E. perdana menteri

17. Pemerintahan yang demokratis adalah pemerintahan yang terbuka. Hal ini mengandung makna, bahwa
....
A. pemerintahan menjadikan LSM sebagai mitra dan pengontrol kebijakan
B. pemerintah melaksanakan komunikasi vertikal dengan masyarakat
C. semua rahasia negara wajib diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat
D. pemerintah membatasi pers sebagai pusat informasi yang dikendalikan
E. pemerintahan dijalankan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat

2. Dinamika pengelolaan kekuasaan negara


Hubungan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Hubungan yang dimana terjadi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah akanlah selalu menjadi
sebuah bentuk yang dimana dilihat oleh masyarkat. Olhe karena itu, sebagai mana sebuah tujuan negara yang
ada pada Pembukaan UUD 1945 yang dimana mewujudkan kemakmnuran rakyat, maka harus terdapat
sebuah hubungan baik diantara pemerintah baik itu pusat maupun di daerah.
Kemudian terdapat dua macam tipe pembagian tugas yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi adalah
ketika segala macam urusan, tugas, fungsi, dan wewenang dalam penyelenggaraan pemerintah akan
dilakukan oleh pemerintah pusat dan desentralisasi adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang, dan tanggung
jawab dari pemerintah pusat kepada daerah.

Model Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Agency model: Pemerintah daerah dianggap sebagai bentuk daripada pelaksana saja.

Partnership model: Pemerintah daerah akan diberikan sebuah kebebasan di dalam melkaukan keputusan lokal.

Sistem Hubungan Pemerintah Pusat.

Comprehensive Local Government System: Pemerintah akan memberikan sebagian besar kewenangan kepada
pemerintah daerah.

Partnership System: Beberapa urusan yang dimana akan cukup memadai diserahkan kapdaa pusat kepada daerah
dan wewenang akan tetap pada pemerintah pusat.

Dual System: Imbang antara pemerintah pusat dan daerah,

Integrated Administrative System.

Lingkup Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Lain

Hubungan kewenangan

Kelembagaan

Keuangan

Pelayanan Publik

Pembangunan dan Pengawasan

CONTOH SOAL :

15. Perhatikan pernyataan kekuasaan berikut ini!


( 1 ) konstitutif
( 2 ) eksekutif
( 3 ) legislatif
( 4 ) yudicatif
( 5 ) eksaminatif
( 6 ) moniter
berdasarkan kekuasaan tersebut pernyataan ini termasuk pembagian kekuasaan secara ....
A. vertikal
B. diagonal
C. horizontal
D. trias politica
E. hukum negara

18. Perhatikan data dibawah ini!


( 1 ) Eksekutif
( 2 ) Yudicatif
( 3 ) Federatif
( 4 ) Legislatif
( 5 ) Kepolisian
Menurut Montesqiue dalam ajarannya” Trias Politika” membagi kekuasaan pemerintah antara lain ditandai
pada nomor ....
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (4)
C. (1), (2) dan (5)
D. (2), (3) dan (4)
E. (2), (3) dan (5)
33. Perhatikan pernyataan berikut ini!
A. mengusulkan pengangkatan hakim agung
B. melakukan pendaftaran terhadap calon hakim agung
C. melakukan seleksi terhadap calon hakim agung
D. menetapkan calon hakim agung
E. mengajukan calon hakim agung ke DPR
Berdasarkan pernyataan di atas merupakan tugas dan wewenang dari ....
A. Komisi Yudisial ( KY )
B. Mahkamah Agung ( MA )
C. Mahkamah Konstitusi ( MK )
D. Komisi Pemilihan Umum ( KPU )
E. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )

34. Berikut ini yang merupakan salah satu kewenangan Mahkamah Agung, yaitu ....
A. memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam pemberian ataupun penolakan grasi
B. memeriksa dan memutus perkara tingkat pertama dan terakhir yang bersifat final dan meningkat
C. mengeksekusi pihak–pihak yang kalah dalam berperkara di pengadilan negeri dan pengadilan tinggi
D. memeriksa dan memutus perselisihan hasil pemilihan Presiden/wakil Presiden secara langsung
E. memeriksa dan memutus perselisihan antarlembaga yang tidak dapat diganggu gugat

50. Menyelenggarakan pemerintahan negara, atau mengelola kekuasaan negara adalah merupakan tugas
....
A. seluruh rakyat
B. pemerintah RI
C. presiden
D. MRP RI
E. Pejabat negara

55. Kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain supaya melakukan tindakan-tindakan yang
dikehendaki atau diperintahkannya, adalah makna dari ....
a. kekuasaan.
b. kewenangan
c. jabatan kekuasaan
d. pemerintahan
e. kekuasaan negara

3. Penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah


Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara pada hakikatnya merupakan uraian tentang bagaimana
mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan
Negara. Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara bisa disebut pula sebagai mekanisme bekerjanya
lembaga eksekutif yang dipimpin oleh presiden baik selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala
negara. Negara Republik Indonesia sendiri saat ini (setelah amandemen UUD 1945) menganut sistem
presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasa
n legislatif.
Berikut beberapa ciri sistem penyelenggaraan pemerintahan presidensial :
Penyelenggara negara berada ditangan presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat.
Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh
rakyat.
Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Menurut Pasal 4 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD. Hal ini mengandung arti bahwa Presiden Republik Indonesia merupakan satu-
satunya lembaga yang memegang kekuasaan pemerintah. Kemudian Presiden adalah Penyelenggara atau
pemegang kekuasaan Pemerintahan Negara. Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh seorang
Wakil Presiden. Presiden dalam menjalankan fungsinya di bantu oleh menteri menteri negara, menteri
menteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 UUD 1945), Presiden tidak dapat
membekukan atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah Pusat Dalam sistem
presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif
seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi
presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang
wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Jika suatu sistem penyelenggaraan pemerintah dilihat dari elemen yang ada didalamnya maka tatanan atau
susunan pemerintahan berupa suatu struktur yang terdiri dari elemen pemegang kekuasaan di dalam negara
dan saling melakukan hubungan fungsional di antara elemen tersebut baik secara vertikal (Legislatif,
eksekutif dan yudikatif) maupun horisontal (Pemerintah Daerah).
CONTOH SOAL :
53. Dampak dari suatu penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah terjadinya....
A. kerusuhan dimasyarakat
B. peristiwa kriminalitas
C. ketidak percayaan asing
D. negara yang pailit atau miskin
E. korupsi politik di level pemerintahan

56. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


(1). Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara
(2). Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik
(3). Unsur warga masyarakat (stakeholders)..
Pernyataan di atas adalah merupakan 3 (tiga) unsur pokok yang bersifat sinergis dalam menciptakan ....
A. Tata kelola pemerintahan yang baik
B. Tata kelola pemerintahan yang sesuai UU
C. sistem ketatanegaraan yang sesuai konstitusi
D. Kehidupan masyarakat yang sejahtera
E. pemerintahan yang berdaulat dan sejahtera

58. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


(1). Penyelenggaraan negara berada di tangan presiden.
(2). Kabinet dibentuk oleh presiden.
(3). Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
(4). Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
Pernyataan di atas merupakan ciri-ciri dari sistem ....
A. negara kesatuan
B. negara federasi
C. pemerintahan republik
D. pemerintahan presidensil
E. pemerintahan parlementer

59. Perhatikan data berikut ini!


(1) Pembuatan undang-undang memerlukan persetujuan DPR, DPD dan Presiden
(2) Pengawasan dan pendakwaan (impeachment) oleh lembaga legislatif terhadap Presiden.
(3) Judicial review oleh Mahkamah Konstitusi terhadap UU dan produk di bawahnya.
(4) Pemerintah pusat dapat membatalkan keputusan daerah otonom jika tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi,.
(5) Pengangkatan mentri memerlukan pertimbangan DPR.
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa dalam suatu pemerintahan perlu adanya....
a. kerjasama
b. pembagian tugas
c. check and balance
d. kekuasaan
e. pengawasan

60. Perhatikan data berikut !


(1) pendidikan
(2) moneter
(3) agama
(4) peradilan
(5) kebudayaan
Data di atas yang merupakan urusan pemerintah pusat yang tidak boleh diserahkan kepada pemerintah
daerah dalam otonomi daerah adalah....
A. (1), (2) dan (3)
B. (1), (2) dan (4)
C. (1), (3) dan (5)
D. (2), (3) dan (4)
E. (2), (3) dan (5)

61. Kepala daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada ....
A. pemerintah
B. DPRD
C. Partai politik
D. Presiden RI
E. Menteri dalam negeri

62. kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah adalah ....
A. Eksekutif
B. Konstitutif
C. Yudikatif
D. Eksaminatif
E. Moniter

63. Lembaga negara yang dibentuk untuk membantu Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu adalah ....
A. Kementerian luar negeri RI
B. Lembaga pemerintah pusat dan daerah
C. Lembaga Pemerintah Non- Kementerian
D. Lembaga –lembaga negara RI
E. Lembaga kementerian RI

64. Suatu negara yang berbentuk Republik dengan sistem pemerintahan parlementer, maka dalam negara
tersebut kedudukan Presiden adalah sebagai ....
A. kepala pemerintahan
B. kepala negara dan pemerintahan
C. pemimpin kabinet/parlemen
D. kepala Negara
E. perdana Menteri

65. Dalam rangka mewujudkan suatu pemerintahan yang bersih dan transparan maka lembaga-lembaga
negara harus berfungsi dan menjalankan tugasnya dengan baik. Salah satu lembaga yang bebas dan
mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara adalah
....
A. Lembaga Moniter
B. Dewan Perwakilan Rakyat
C. Badan Pemeriksa Keuangan
D. Menteri keuangan RI
E. Bank Indonesia

(https://www.slideshare.net/lusymarianapasaribu/makalah-sistem-pemerintahan-di-indonesia)
Untuk soal nomor 66 s.d. 75 uraian

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Apa sebenarnya yang menjadi karakter utama Demokrasi Pancasila?


2. Bagaimana kinerja aparat penegak hukum dinegara kita, apakah ada yang salah dengan sistem hukumnya?
Jelaskan!
3. Identifikasikan 4 asas kewarganegaraan umum !
4. Uraikan alasan pentingnya Hubungan Internasional !
5. Kemukakan 4 (empat) alat perekat bangsa Indonesia dalam memperkokoh NKRI !
6. Jelaskan unsur-unsur perlindungan hukum yang ada di Indonesia !
7. Bagaimanakah tata kelola pemerintahan yang baik !
8. Kemukakan 3 ( tiga ) macam sumber keuangan daerah dalam kerangka otonomi daerah !
9. Identifikasi prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam demokrasi Pancasila ?
10. Dalam rangka otonomi daerah urusan pemerintah pusat yang tidak boleh diserahkan kepada pemerintah
daerah mencakup hal-hal apa saja ? uraikan dengan singkat !

JAWAB :

1. Karakter utama demokrasi pancasila adalah sila ke-empat. Dengan kata lain demokrasi pancasila mengandung 3
karakter utama, yaitu :

1. kerakyatan

cita-cita kerakyatan merupakan bentuk penghormatan kepada rakyat Indonesia untuk berperan/terlibat dalam proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah

2. permusyawaratan

cita-cita permusyawaratan memancarkan keinginan untuk mewujudkan negara persatuan yang dapat mengatasi
paham perseorangan / golongan

3. Hikmat kebijaksanaan

cita-cita hikmat kebijaksanaan merupakan keinginan bangsa Indonesia bahwa demokrasi yang diterapkan di
Indonesia merupakan demokrasi yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan,
permusyawaratn, dan keadilan.

2. Kondisi Hukum di Indonesia saat ini lebih sering menuai kritik diarahkan baik yang berkaitan dengan penegakan
hukum, kesadaran hukum, kualitas hukum, ketidakjelasan hukumnyang berkaitan dengan proses berlangsungnya
hukum dan nuga lemahnya penerapan berbagai peraturan

3. Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis

Sama seperti penjelasan diatas, Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan. contoh nya serupa dengan contoh asas ius
sanguinis diatas.

2. Asas ius soli

Serupa seperti penjelasan diatas, Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, di indonesia asa ini diberlakukan terbatas bagi anak-anak seseuai dengan
ketentuan yang diatur undang-undang. contoh nya serupa dengan contoh asas ius soli diatas.

3. Asas kewarganegaraan tunggal

Asas kewarganegraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. asas
kewarganegaraan tunggal merupakan prinsip tentang status kewarganegaraan yang dimana setiap warga negara
tidak boleh berkewarganegaraan ganda.

Contohnya : bila suatu anak lahir di kalangan warga negara (baik luar maupun dalam), maka setelah dewasa si anak
tersebut harus memilih apa status kewarganegaraan yang ia kehendaki.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas

Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

Contohnya : bila suatu anak lahir dan mempunyai dua kewarganegaraan (Bipatride), maka anak tersebut boleh
memiliki dua kewarganegaraan sampai ia berusia 18 tahun (atau sesuai ketentuan yang diatur dalam undang-
undang), setelah anak tersebut berusia 18 tahun ia harus melepas / memilih salah satu kewarganegaraanya.

4. Uraikan alasan pentingnya Hubungan Internasional !

Jawab : 1) Hukum internasional menjamin lahirnya ketertiban internasional. dengan adanya hukum internasional,
berarti berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

2) Hukum Internasional menjamin perdamaian dunia. dengan adanya hukum internasional, dapat mengembangkan
cara penyelesaian masalah secara damai dengan perundingan dan diplomasi yang berpegang teguh pada nilai-nilai
etik dalam pergaulan antarbangsa.

3) Hukum internasional menjamin keamanan nasional. dengan adanya hukum internasional, turut mencegah dan
menyelesaikan konfik, perselisihan, permusuhan atau persengkataan yang mengancam perdamaian dan keamanan
dunia yang diakibatkan oleh kepentingan-kepentingan nasional yang berbeda di antara bangsa dan negara di dunia.

4) Hukum Internasional menjamin eksistensi negara. dengan adanya hukum internasional, menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan dan kehadirannya di tengah bangsa-bangsa lainnya.

5) Hukum Internasional mengatur hubungan antar negara untuk mewujudkan ketertiban internasional. dengan
adanya hukum internasional, membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa.

5. 4 (empat) alat perekat bangsa Indonesia dalam memperkokoh NKRI yaitu ;

- Pancasila
- UUD
- Lagu perjuangan
- Lagu kemerdekaan

6. Unsur-unsur perlindungan hukum di Indonesia adalah Adanya perlindungan dari pemerintahan kepada warganya.
Jaminan kepastian hukum. Berkaitan dengan hak-hak warga Negara.

- Mengatur tingkah laku masyarakat.


- Hukum dibuat oleh lembaga khusus
- Peraturan bersifat memaksa
- Sanksi atau hukuman bagi orang yang melanggar hukum

7. Tata kelola pemerintahan yang baik itu seperti berikut :

1) Orientasi yang ideal


2) Pemerintahan yang ideal
3) Partisipasi warga yang tinggi
4) Supremasi hukum yang ditegakkan oleh Negara
5) Baiknya transparasi penyelenggaraan pemerintahan

8. Sumber Keuangan Daerah terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berdasarkan UU No.22/ 1999 Pasal 79 terdiri dari

a). Hasil pajak daerah;

b). Hasil retribusi

b. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan milik daerah yang dipisahkan

c. Pinjaman daerah

9. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila

1) Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


Demokrasi berdasarkan ketuhanan yang maha esa juga berarti pelaksanaan demokasi harus dilandaskan
dengan rasa takut akan Tuhan
2) Dilakukan dengan kecerdasan
Kecerdasan atau intelegensi dipandang sebagai kemampuan yang dimiliki oleh manusia dalam memahami
dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber pendukung secara efektif dalam menjalani
hidup dan saat diperhadapkan pada tantangan.
3) Berkedaulatan Rakyat
Segala sesuatu kebijakan harus mendapatkan persetujuan rakyat karena kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah adalah dari rakyat dan untuk rakyat.
4) Berdasarkan Rule of Law
5) Pemisahan Kekuasaan Negara
Pemisahan kekuasaan Negara diserahkan kepada badan-badan Negara yang ditunjuk untuk bertanggung
jawab sesuai bagiannya.
6) Dilandaskan pada Hak Asasi Manusia
Bahwa pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengakui adanya Hak Asasi Manusia yang tujuannya tidak
hanya menghormati hak-hak tersebut, tetapi juga untuk meningkatkan harkat, martabat, dan derajat
masyarakt Indonesia.
7) Didasarkan pada pengadilan yang merdeka makna bahwa NKRI menghendaki diberlakukannya sistem
pengadilan yang memberikan peluang secara luas kepadasistem peradilan di Indonesia dan Pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan dalam mecari dan /atau menemukan hukum seadil-adilnya.
8) Pemanfaatan otonomi daerah
9) Dilandaskan pada kemakmuran rakyat
10) Berkeadilan social
11) Didasarkan pada persamaan
12) Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban\
13) Kebebasan yang bertanggung jawab
14) Adanya kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat
15) Didasarkan pada kemusyawaratan.

10. Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.[1] Pemerintahan Daerah di Indonesia terdiri dari Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota yang terdiri atas kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibantu
oleh Perangkat Daerah.[1]

Pembagian Wilayah

Pembagian Urusan Pemerintahan

Penyelenggara Pemerintahan

Pilkada

Kepegawaian Daerah

Perda dan Perkada

Perencanaan Pembangunan

Keuangan Daerah

Kerjasama dan Perselisihan

Kawasan Perkotaan

Desa atau nama lain

Pembinaan dan Pengawasan

Pertimbangan Otonomi

Ketentuan Lain-lain

Referensi

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/22051139#readmore

Anda mungkin juga menyukai