Anda di halaman 1dari 11

[TEMPLATE_GS06_MODEL_E] <==/**** Wajib Jangan Dihapus****/

NO# 1. (PG)
SOAL Bacalah arikel di bawah ini dengan cermat!

Begini Mekanisme Pembagian Kekuasaan yang Dilaksanakan di Indonesia

Jakarta - Kekuasaan di Indonesia dibatasi oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak dijalankan semena-mena. Bagaimana mekanisme pembagian
kekuasaan di Indonesia?
Kekuasaan merupakan hal yang sangat penting bagi negara dalam menjalankan wewenang guna mengatur
kehidupan bernegara. Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia terbagi menjadi dua, yakni
pembagian kekuasaan secara horizontal dan vertikal.
Pembagian Kekuasaan secara Horizontal.
Pembagian kekuasaan secara horizontal merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan fungsi suatu
lembaga. Pembagian kekuasaan di pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga-lembaga negara
sederajat. Namun, pembagian kekuasaan di pemerintahan pusat mengalami pergeseran setelah terjadinya
perubahan UUD 1945. Pergeseran disini maksudnya adalah pembagian klasifikasi kekuasaan negara yang
awalnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan kini berubah menjadi enam kekuasaan.

Tiga jenis kekuasaan yang dimaksud adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sementara itu, enam jenis
kekuasaan negara saat ini adalah :
1. Kekuasaan Konstitutif
Kekuasaan konstitutif merupakan kekuasaan yang bertugas menetapkan dan mengubah Undang-
Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), seperti
terdapat pada UUD 1945 pasal 3 ayat 1, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang
mengubah dan menetapkan Undang- Undang Dasar.
2. Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang menjalankan undang-undang dan praktik
pemerintahan negara. Kekuasaan ini diselenggarakan oleh pemimpin negara, yaitu presiden. Hal
ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 4 ayat 1, yaitu Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
3. Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Kekuasaan ini
dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sesuai dengan UUD 1945 Pasal 20 ayat 1 dan
pasal 20A ayat 1, yakni Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-
undang dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
4. Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif disebut juga dengan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman
diselenggarakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, seperti dijelaskan dalam UUD
1945 Pasal 24 ayat 2 :

"Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi."
5. Kekuasaan Eksaminatif/Inspektif
Kekuasaan eksaminatif adalah kekuasaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 23E ayat 1 yang
berbunyi :
"Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu
Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri."
6. Kekuasaan Moneter
Kekuasaan moneter merupakan kekuasaan yang digunakan untuk menetapkan dan
menyelenggarakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta
memelihara stabilitas nilai rupiah. Kekuasaan moneter dipegang oleh bank sentral di Indonesia,
yakni Bank Indonesia, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 23D.

Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


Pembagian kekuasaan secara vertikal adalah pembagian kekuasaan berdasarkan tingkatannya. Pembagian
ini disesuaikan dengan tingkatan yang ada di pemerintahan. Adapun dasar dari pembagian kekuasaan ini
adalah UUD 1945 Pasal 18 ayat 1.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan, yang diatur dengan undang-undang”.
Berdasarkan ketetapan tersebut, maka pembagian kekuasaan secara vertikal berlangsung antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, seperti tertulis dalam buku Ilmu Politik karya Wisnu Mahendra.
Pembagian kekuasaan secara vertikal diselenggarakan dengan berasaskan desentralisasi di negara
Indonesia. Dengan asas desentralisasi, pemerintahan pusat dapat menyerahkan wewenang pemerintahan
kepada pemerintahan daerah guna mengatur dan mengurus pemerintahan di suatu daerah. Pemerintah
daerah tidak dapat menjalankan wewenang daerah yang berada merupakan wewenang pemerintahan pusat,
seperti urusan politik luar negeri, dan sebagainya.Pembagian kekuasaan pada pemerintah daerah
ditentukan oleh pemerintah pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dengan pemerintahan
kabupaten/kota dikoordinasi, dibina, dan diawasi oleh pemerintahan pusat bagian administrasi dan
kewilayahan.

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2022/02/17/01300071/trias-politika-di-indonesia

Di bawah ini kekuasaan konstitutif ditunjukan oleh …

A. Mengubah dan menentapkan Undang-Undang Dasar.


B. Menjalankan Undang-Undang
C. Membentuk Undang-Undang
D. Menegakkan hukum dan keadilan
E. Menyelenggarakan pemeriksaan kekuangan negara.
KUNCI A
NO# 2. (PG)
SOAL Bacalah Arikel di bawah ini dengan cermat!
Mengenal Apa Itu Trias Politica yang Diterapkan di Indonesia.

Penerapan trias politica dalam pemerintahan membuat kekuasaan penyelenggara negara tidak absolut
karena terpilah menjadi beberapa lembaga yang saling mengawasi. Konsep trias politika dicetuskan oleh
Montesquieu. Teori pemisahan kekuasaan ini menyebutkan, kekuasaan negara mesti dipisahkan menjadi
beberapa bagian. Dengan pemisahan orang dan fungsinya, menjadikan kekuasaan tidak mutlak dan
memungkinkan di antara bagian saling bekerja sama. Kekuasaan yang diberikan absolut pada seseorang
atau lembaga, berpotensi terjadi penyalahgunaan dalam praktiknya.
Lord Acton pernah mengatakan, “Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung menyalahgunakan,
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti menyalahgunakannya”. Hal ini bisa dicegah
dengan membagi kekuasaan. Trias politika sering ditemukan pada negara yang menganut demokrasi.
Namun pada perjalanannya, teori ini mengalami pengembangan dalam praktiknya. Pembagian kekuasaan
tidak terbatas pada lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Trias politika di Indonesia sebelum amandemen
Indonesia salah satu negara yang menerapkan trias politika tidak murni. Baik sebelum atau sesudah
amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, jumlah lembaga penyelenggara negara tidak terbatas
pada MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung (MA). Masih ada lembaga lain yang turut berperan.
Sebelum amandemen, lembaga negara terdiri dari MPR, DPR, Presiden, MA, Dewan Pertimbangan
Agung (DPA), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). DPA memegang kekuasan konsultatif dan BPK
mengampu kekuasan eksaminatif. MPR dan DPR selaku legislatif memiliki kekuasaan untuk membuat
undang-undang. Presiden sebagai eksekutif memegang kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Mahkamah Agung bertugas dalam mempertahankan undang-undang dan sekaligus berkuasa untuk
mengadili apabila terjadi pelangaran terhadap undang-undang. Kekuasaan konsultatif yang dipegang DPA,
memberikan kewenangan untuk memberi nasihat dan pertimbangan kepada eksekutif. BPK menjadi
pemangku kekuasaan eksaminatif yang bertugas melakukan pengawasan terhadap keuangan negara.

Trias politika di Indonesia setelah amandemen.


Ada perubahan pemegang kekuasan di Indonesia setelah dilakukan amandemen UUD 1945. Jumlah
lembaga negara ditambah sehingga proses pelaksanaan kekuasan dan pengawasannya lebih kuat. Ada 8
lembaga negara dalam sistem pemerintahan yaitu MPR, DPR, Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Presiden, MA, BPK, Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY). Pemegang fungsi legislatif
adalah MPR, DPR, dan DPD. Anggota DPD dipilih dalam pemilu dan merupakan perwakilan dari setiap
provinsi di Indonesia. DPD berhak ikut duduk dalam pembahasan dan penetapan undang-undang.
Pengampu fungsi eksekutif tetap berada di tangan Presiden.
Jika sebelum amandemen Presiden dipilih oleh anggota MPR lewat suara terbanyak, maka setelah
amandemen Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Presiden dapat mengangkat menteri-menteri untuk
membantu kerja Presiden dalam kabinet. Fungsi yudikatif ditangani oleh MA, MK, dan KY. Komisi
Yudisial memiliki peranan dalam mengusulkan pengangkatan hakim agung sekaligus menjaga marwah
kehakiman, termasuk perilaku para hakim. Sementara Mahkamah Konstitusi bertugas melakukan uji
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar yang sebelumnya tugas ini ditangani MPR. Fungsi
eksaminatif berada di tangan BPK. Lembaga ini akan selalu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
terhadap keuangan negara. Trias politika menjadi sebuah langkah baik menjalankan sistem pemerintahan
yang efektif. Ketiadaan kekuasaan absolut dapat mencegah penyalahgunaan wewenang yang merugikan
negara dan rakyatnya. Meski demikian, rakyat juga perlu mengawasi jalannya lembaga-lembaga negara
saat ditemukan indikasi saling bekerja sama dalam menetapkan kebijakan yang merugikan.

Sumber : https://tirto.id/mengenal-apa-itu-trias-politica-yang-diterapkan-di-indonesia-f7Do

Perhatikan uraian lembaga kekuasaan negara di bawah ini.

1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPD (Dewan Perwakilan Rakyat) selaku legislatif
memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang.
2. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dipilih dalam pemilu dan merupakan perwakilan dari
setiap provinsi di Indonesia. DPD berhak ikut duduk dalam pembahasan dan penetapan undang-
undang.
3. Presiden dipilih oleh anggota MPR lewat suara terbanyak, maka setelah amandemen Presiden
dipilih langsung oleh rakyat. Presiden dapat mengangkat menteri-menteri untuk membantu kerja
Presiden dalam kabinet.
4. MA (Mahkamah Agung) bertugas dalam mempertahankan undang-undang dan sekaligus berkuasa
untuk mengadili apabila terjadi pelangaran terhadap undang-undang.
5. Kekuasaan konsultatif yang dipegang DPA, memberikan kewenangan untuk memberi nasihat dan
pertimbangan kepada eksekutif.
6. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menjadi pemangku kekuasaan eksaminatif yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap keuangan negara.

Lembaga kekuasaan negara setelah amandemen UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
ditunjukan oleh …

A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 5 dan 6.
KUNCI B
NO# 3. (PG)
SOAL Bacalah Arikel di bawah ini dengan cermat!
Mengenal Apa Itu Trias Politica yang Diterapkan di Indonesia.
Penerapan trias politica dalam pemerintahan membuat kekuasaan penyelenggara negara tidak absolut
karena terpilah menjadi beberapa lembaga yang saling mengawasi. Konsep trias politika dicetuskan oleh
Montesquieu. Teori pemisahan kekuasaan ini menyebutkan, kekuasaan negara mesti dipisahkan menjadi
beberapa bagian. Dengan pemisahan orang dan fungsinya, menjadikan kekuasaan tidak mutlak dan
memungkinkan di antara bagian saling bekerja sama. Kekuasaan yang diberikan absolut pada seseorang
atau lembaga, berpotensi terjadi penyalahgunaan dalam praktiknya.
Lord Acton pernah mengatakan, “Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung menyalahgunakan,
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti menyalahgunakannya”. Hal ini bisa dicegah
dengan membagi kekuasaan. Trias politika sering ditemukan pada negara yang menganut demokrasi.
Namun pada perjalanannya, teori ini mengalami pengembangan dalam praktiknya. Pembagian kekuasaan
tidak terbatas pada lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Trias politika di Indonesia sebelum amandemen
Indonesia salah satu negara yang menerapkan trias politika tidak murni. Baik sebelum atau sesudah
amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, jumlah lembaga penyelenggara negara tidak terbatas
pada MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung (MA). Masih ada lembaga lain yang turut berperan.
Sebelum amandemen, lembaga negara terdiri dari MPR, DPR, Presiden, MA, Dewan Pertimbangan
Agung (DPA), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). DPA memegang kekuasan konsultatif dan BPK
mengampu kekuasan eksaminatif. MPR dan DPR selaku legislatif memiliki kekuasaan untuk membuat
undang-undang. Presiden sebagai eksekutif memegang kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Mahkamah Agung bertugas dalam mempertahankan undang-undang dan sekaligus berkuasa untuk
mengadili apabila terjadi pelangaran terhadap undang-undang. Kekuasaan konsultatif yang dipegang DPA,
memberikan kewenangan untuk memberi nasihat dan pertimbangan kepada eksekutif. BPK menjadi
pemangku kekuasaan eksaminatif yang bertugas melakukan pengawasan terhadap keuangan negara.

Trias politika di Indonesia setelah amandemen.


Ada perubahan pemegang kekuasan di Indonesia setelah dilakukan amandemen UUD 1945. Jumlah
lembaga negara ditambah sehingga proses pelaksanaan kekuasan dan pengawasannya lebih kuat. Ada 8
lembaga negara dalam sistem pemerintahan yaitu MPR, DPR, Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Presiden, MA, BPK, Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial (KY). Pemegang fungsi legislatif
adalah MPR, DPR, dan DPD. Anggota DPD dipilih dalam pemilu dan merupakan perwakilan dari setiap
provinsi di Indonesia. DPD berhak ikut duduk dalam pembahasan dan penetapan undang-undang.
Pengampu fungsi eksekutif tetap berada di tangan Presiden.
Jika sebelum amandemen Presiden dipilih oleh anggota MPR lewat suara terbanyak, maka setelah
amandemen Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Presiden dapat mengangkat menteri-menteri untuk
membantu kerja Presiden dalam kabinet. Fungsi yudikatif ditangani oleh MA, MK, dan KY. Komisi
Yudisial memiliki peranan dalam mengusulkan pengangkatan hakim agung sekaligus menjaga marwah
kehakiman, termasuk perilaku para hakim. Sementara Mahkamah Konstitusi bertugas melakukan uji
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar yang sebelumnya tugas ini ditangani MPR. Fungsi
eksaminatif berada di tangan BPK. Lembaga ini akan selalu memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
terhadap keuangan negara. Trias politika menjadi sebuah langkah baik menjalankan sistem pemerintahan
yang efektif. Ketiadaan kekuasaan absolut dapat mencegah penyalahgunaan wewenang yang merugikan
negara dan rakyatnya. Meski demikian, rakyat juga perlu mengawasi jalannya lembaga-lembaga negara
saat ditemukan indikasi saling bekerja sama dalam menetapkan kebijakan yang merugikan.

Sumber : https://tirto.id/mengenal-apa-itu-trias-politica-yang-diterapkan-di-indonesia-f7Do

Indonesia salah satu negara yang menerapkan trias politika tidak murni memiliki makna …

A. Indonesia menerapkan konsep trias politika kekuasaan negara ke dalam tiga kekuasaan yaitu kekuasaan
legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif.
B. Indonesia menerapkan trias politika yang dikemukakan oleh Montesquieu, tetapi penerapannya tidak
absolut karena Indonesia menambahkan kekuasaan eksaminatif di dalamnya yaitu lembaga BPK.
C. Presiden dan Wakil Presiden memiliki kekuasaan untuk memerintah, tetapi dibatasi oleh undang-undang
sehingga menghindari penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang.
D. Pada hakikatnya, Presiden dan Wakil Presiden bertugas dan berwenang untuk menjalankan undang-
undang yang sebelumnya telah dirumuskan oleh DPR.
E. Kekuasaan konsultatif yang dipegang DPA, memberikan kewenangan untuk memberi nasihat dan
pertimbangan kepada eksekutif.
KUNCI B
NO# 4. (PG)
SOAL Bacalah Teks di bawah ini dengan cermat !
Presiden Republik Indonesia, umumnya disingkat sebagai Presiden Indonesia adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Presiden memegang kekuasaan eksekutif pemerintah
Indonesia dan merupakan Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia. Sejak tahun 2004, presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung untuk masa jabatan lima tahun, dapat diperpanjang sekali dengan
masa jabatan maksimal 10 tahun. Sebelum adanya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam periode waktu 5 tahun dan setelahnya dapat terpilih lagi tanpa
batas.

Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sebagai suatu lembaga kepresidenan Indonesia disusun melalui
rancangan UUD 1945 yang dibahas oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dalam beberapa sidangnya. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan badan penerus dari BPUPKI menetapkan pemberlakuan
UUD 1945, yang dengan demikian mengesahkan lembaga kepresidenan di Indonesia, dan
memilih Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan  Berdasarkan UUD RI 1945, kewenangan
Presiden Republik Indonesia yaitu :

Kewenangan Presiden Republik Indonesia Kewenangan Presiden Republik Indonesia sebagai


sebagai Kepala Negara Kepala Pemerintahan
a. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas a. Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1).
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10).
b. Menyatakan perang, membuat perdamaian b. Mengajukan Rancangan Undang Undang kepada DPR
dan perjanjian dengan negara lain dengan (Pasal 5 ayat 1).
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
c. Membuat perjanjian internasional lainnya c. Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat 2).
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2).
d. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12). d. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden
(Pasal 16).
e. Mengangkat duta dan konsul. Dalam e. Mengangkat dan memberhentikan menteri- menteri (Pasal
mengangkat duta, Presiden memperhatikan 17 ayat 2).
pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 1 dan 2).
f. Menerima penempatan duta negara lain f. Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama
dengan memperhatikan pertimbangan DPR DPR serta mengesahkan RUU (Pasal 20 ayat 2 dan 4).
(Pasal 13 Ayat 3).
g. Memberi grasi, rehabilitasi dengan g. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
memperhatikan pertimbangan Mahkamah undang-undang dalam kegentingan yang memaksa (Pasal
Agung (Pasal 14 Ayat 1). 22 ayat 1).
h. Memberi amnesti dan abolisi dengan h. . Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23 ayat
ayat 2). 2).
i. Memberi gelar, tanda jasa, dan lainlain tanda i. Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan
kehormatan yang diatur dengan undang- memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat 1).
undang (Pasal 15).
j. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan
Komisi Yudisial dan disetujui DPR (Pasal 24A ayat 3).
k. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi
Yudisial dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B ayat 3).
l. Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan
menetapkan sembilan orang hakim konstitusi (Pasal 24 C
ayat 3).
Perhatikan kewenangan-kewenangan presiden di bawah ini :
1. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara.
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR.
3. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR
4. Memberi grasi, rehabilitasi dengan mempertimbangkan persetujuan Mahkamah Agung.
5. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
6. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

Hubungan presiden dengan lembaga kekuasaan legislatif ditunjukan oleh nomor …


A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 5 dan 6.
KUNCI B
NO# 5. (PG)
SOAL Bacalah Teks di bawah ini dengan cermat !

Presiden Republik Indonesia, umumnya disingkat sebagai Presiden Indonesia adalah kepala


negara sekaligus kepala pemerintahan Indonesia. Presiden memegang kekuasaan eksekutif pemerintah
Indonesia dan merupakan Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia. Sejak tahun 2004, presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung untuk masa jabatan lima tahun, dapat diperpanjang sekali dengan
masa jabatan maksimal 10 tahun. Sebelum adanya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam periode waktu 5 tahun dan setelahnya dapat terpilih lagi tanpa
batas.

Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sebagai suatu lembaga kepresidenan Indonesia disusun melalui
rancangan UUD 1945 yang dibahas oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dalam beberapa sidangnya. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan badan penerus dari BPUPKI menetapkan pemberlakuan
UUD 1945, yang dengan demikian mengesahkan lembaga kepresidenan di Indonesia, dan
memilih Soekarno sebagai presiden pertama Indonesia.

Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan  Berdasarkan UUD RI 1945, kewenangan
Presiden Republik Indonesia yaitu :

Kewenangan Presiden Republik Indonesia Kewenangan Presiden Republik Indonesia sebagai


sebagai Kepala Negara Kepala Pemerintahan
j. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas m. Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 ayat 1).
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10).
k. Menyatakan perang, membuat perdamaian n. Mengajukan Rancangan Undang Undang kepada DPR
dan perjanjian dengan negara lain dengan (Pasal 5 ayat 1).
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
l. Membuat perjanjian internasional lainnya o. Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat 2).
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2).
m. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12). p. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden
(Pasal 16).
n. Mengangkat duta dan konsul. Dalam q. Mengangkat dan memberhentikan menteri- menteri (Pasal
mengangkat duta, Presiden memperhatikan 17 ayat 2).
pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 1 dan 2).
o. Menerima penempatan duta negara lain r. Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama
dengan memperhatikan pertimbangan DPR DPR serta mengesahkan RUU (Pasal 20 ayat 2 dan 4).
(Pasal 13 Ayat 3).
p. Memberi grasi, rehabilitasi dengan s. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
memperhatikan pertimbangan Mahkamah undang-undang dalam kegentingan yang memaksa (Pasal
Agung (Pasal 14 Ayat 1). 22 ayat 1).
q. Memberi amnesti dan abolisi dengan t. . Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 dengan memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23 ayat
ayat 2). 2).
r. Memberi gelar, tanda jasa, dan lainlain tanda u. Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih DPR dengan
kehormatan yang diatur dengan undang- memperhatikan pertimbangan DPD (Pasal 23F ayat 1).
undang (Pasal 15).
v. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan
Komisi Yudisial dan disetujui DPR (Pasal 24A ayat 3).
w. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi
Yudisial dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B ayat 3).
x. Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan
menetapkan sembilan orang hakim konstitusi (Pasal 24 C
ayat 3).

Hubungan presiden Republik Indonesia sebagai kepala negara dengan lembaga kekuasaan legislatif
menurut UUD NRI Tahun 1945 dapat ditemukan pada pasal …
A. Pasal 10
B. Pasal 11 Ayat 1
C. Pasal 12
D. Pasal 14 Ayat 1
E. Pasal 15
KUNCI B
NO# 6. (PG)
SOAL Perhatikan peta berikut ini dengan cermat !

Negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia di wilayah darat dan laut adalah …

A. India, Malaysia, dan Thailand


B. Singapura, Vietnam dan Thailand
C. Filipina, Vietnam dan Palau.
D. Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini
E. Australia, Timor Leste dan Papua Nugini.
KUNCI D
NO# 7. (PG)
SOAL Perhatikan peta berikut ini !
Potensi baru dari 5 perubahan wilayah NKRI yag paling dominan berdasarkan info grafis di atas
adalah …

A. Bertambahnya zona laut territorial Indonesia.


B. Eksplorasi sumber daya alam di wilayah daratan baru.
C. Pemanfaatan sumber daya alam di zona landas kontinen.
D. Hak pemanfaatan sumber daya alam di zona ekenomi ekslusif.
E. Hak kebebasan pelayaran dan pemasangan pipa di bawah permukaan laut.
KUNCI D
NO# 8. (PG)
SOAL Bacalah artikel berikut ini dengan cermat.
Gloria Natapradja Hamel Gugur dari Paskibraka Istana.

Penulis Ihsanuddin | EditorBayu Galih JAKARTA, KOMPAS.com - Gloria Natapradja Hamel


digugurkan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas di upacara
peringatan hari kemerdekaan RI ke-71 di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 17 Agustus 2016. Gloria
yang awalnya sudah lolos seleksi di Kementerian Pemuda dan Olahraga, digugurkan karena
mempunyai Paspor Perancis. Sehingga, dia dianggap bukan warga negara Indonesia. "Dalam UU
Nomor 12 Tahun 2006 jelas disebutkan seseorang kehilangan warga negara apabila dia punya
paspor (negara lain)," kata Kepala Staf Garnisun 1/Jakarta Joshua Pandit Sembiring usai
pengukuhan Paskibraka di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (15/8/2016). "Ini Gloria sudah
punya paspor. Kami cek, dia punya paspor Perancis," ujarnya. Ayah Gloria sendiri memang warga
negara Prancis. Namun Joshua menegaskan, bukan karena kewarganegaraan ayahnya itu dia
digugurkan, melainkan karena ia sudah mempunyai Paspor Perancis. "Sebagai warga negara yang
baik kami harus taat ya dengan UU. Undang-undang jelas mengatakan kalau punya paspor negara
lain kewarganegaraan gugur," ucap Joshua. Menpora Imam Nahrawi menambahkan bahwa posisi
Gloria tidak digantikan oleh orang lain. Jumlah anggota Paskibraka yang harusnya 68, kini hanya 67
setelah Gloria digugurkan. Kendati demikian Imam memastikan kinerja Paskibraka tidak akan
terganggu. Sebelumnya, di sela latihannya yang padat, Kompas.com sempat 'ngobrol' ringan
mengenai latar belakang Gloria. Ia mengakui bahwa sang ayah warga negara Perancis dan ibunya
warga negara Indonesia.   "Papa dari Perancis, Ibu Indonesia. Tapi saya sudah confirm' mau pilih
(menjadi warga negara) Indonesia kok," ujar dia seraya tersenyum. Saya Sudah Pilih Indonesia
Kok...) Ketua Satgas Perlindungan Anak Muhammad Ihsan mengkritik sikap pemerintah yang
mempermasalahkan status kewarganegaraan Gloria Natapradja Hamel, calon Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka(Paskibraka) perwakilan Jawa Barat.   "Bayangkan saja, dia sudah proses seleksi
dari sekolah sampai ke provinsi dan pusat. Selama ini enggak pernah ada masalah. Tapi begitu mau
dikukuhkan di Istana, dia dilarang ikut," ujar Ihsan kepada Kompas.com, Senin siang.
Berikut kutipan bunyi pasal 23 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia.

Pasal 23

Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan :

a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang bersangkutan
mendapat kesempatan untuk itu;
c. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar
negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
d. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
e. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia;
f. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian
dari negara asing tersebut;
g. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing;
h. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau
i. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus
bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun
itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan
ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia
tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;

Sumber: :
https://nasional.kompas.com/read/2016/08/15/15162401/gloria.natapradja.hamel.gugur.dari.paskibraka.ist
ana.karena.punya.paspor.perancis

Berdasarkan uraian kasus Gloria di atas yang termasuk bukan warga negara Indonesia sesuai
dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia,
adalah …

A. Gloria
B. Ibu Gloria
C. Ayah Gloria
D. Gloria dan Ibunya
E. Gloria dan Ayahnya.
KUNCI E
NO# 9. (PG)
SOAL
A.
B.
C.
D.
E.
KUNCI A
NO# 10. (PG)
SOAL
A.
B.
C.
D.
E.
KUNCI A

Anda mungkin juga menyukai