Anda di halaman 1dari 3

A.

Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia


 1. Macam-macam Kekuasaan Negara
Apa sebenarnya kekuasaan itu?
Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain supaya melakukan tindakan-tindakan yang dikehendaki atau diperintahkannya.
Contoh, Dimasa pandemi covid-19 ini, pemerintah memutuskan untuk belajar jarak jauh,
sebagai warga sekolah kita mematuhi peraturan yang sudah di buat oleh pemerintah tersebut.

Apa saja kekuasaan Negara itu?


 Menurut John locke, bahwa kekuasaan negara itu dapat dibagi menjadi tiga. Yaitu;
1. Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan untuk membuat atau membentuk Undang-undang.
2. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan Undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-undang.
3. Kekuasaan federatif adalah kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

 Menurut Montesquieu, kekuasaan itu dapat dibagi tiga yaitu:


1. Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk Undang-undang.
2. Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksakan Undang-undang.
Kekuasaan Yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan Undang-Undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap Undang-undang.

Apa konsep pembagian kekuasaan itu?


pembagian kekuasaan yaitu kekuasaan negara itu dibagi dalam beberapa bagian
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif), dan diantara bagian-bagian itu dimungkinkan tetap ada
koordinasi atau kerja sama. Mekanisme pembagian kekuasaan itu banyak sekalai dilakukan oleh
negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bagaimana sistem kekuasaan yang dianut Negara Indonesia?
Mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia diatur sepenuhnya di dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua
bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara Vertikal.
a. Pembagian kekuasaan secara Horizontal

Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi


lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekuatif, dan yudikatif). Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945,
pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah,
pembagian kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat berlangsung antara lembaga-lembaga negara
yang sederajat.

Secara horizontal kekuasaan di Indonesia ada enam bagian:

1. Kekuasaan Konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-Undang


Dasar. (pasal 3 ayat 1 UUD Tahun 1945) “Lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
berwenang mengubah dan menetapkan UUD”.

2. Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan yang memegang peranan


menjalankan pemerintahan. Kekuasaan ini menjalankan dan melaksanakan Undang-
Undang. Kekuasaan eksekutif di Indonesia dipegang oleh Presiden sesuai yang tertera
pada pasal 4 ayat 1 UUD 1945. Contoh kekuasaan presiden: presiden mempunyai kewenangan
untuk Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 Ayat 1).

3. 3. Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk Undang-undang, kekuasaan ini di


pegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebagaimana ditegaskan dalam pasal 20 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. yang menyatakan” Dewan Perwakilan Rakyat
Memegang kekuasaan membentuk Undang-undang.

4. Kekuasaan Yudikatif, merupakan kekuasaan yang memiliki fungsi dalam menyelenggarakan


peradilan, untuk menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini juga sering disebut kekuasaan
kehakiman. Pemegang kekuasaan kehakiman di Indonesia adalah Mahkamah Agung (MA) dan
Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 24 ayat (2) UUD
1945

5. Kekuasaan Eksaminatif, eksaminatif merupakan kekuasaan yang berfungsi melakukan


penyelenggaraan pemeriksaan atas suatu bentuk pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara. Kekuasaan ini juga sering disebut kekuasaan inspektif. Pemegang kekuasaan
eksaminatif di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini sesuai dengan yang
tercantum dalam pasal 23E ayat (1) UUD 1945

6. Kekuasaan moneter , merupakan kekuasaan menetapkan dan melaksanakan suatu bentuk


kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Pemegang kekuasaan moneter di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI).
Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 23D UUD 1945 yang berbunyi bahwa negara
memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan
indepedensinya diatur dalam undang-undang.

b. Pembagian kekuasaan secara Vertikal

Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya,


yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan kekuasaan. Negara Indonesia terbagi
atas beberapa daerah provinsi, yang kemudian dibagi lagi menjadi tingkat kabupaten/kota.

Hal ini sesuai dengan apa yang tertera dalam pasal 18 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Keadaan ini yang membuat adanya pembagian
kekuasaan secara vertikal.

Tiap daerah tersebut memiliki pemerintahan daerah masing-masing, baik pemprov


(pemerintahan provinsi), pemkab (pemerintahan kabupaten) atau pemkot (pemerintahan kota).
Tentunya segala sesuatu mengenai pemerintah daerah sudah diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
jadi kekuasaan secara vertikal di Indonesia dengan menerapkan asas desentralisasi, yang
mana pemerintah pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah
otonom (prov dan kab/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintah
daerahnya. Kecuali kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan
kaamanan, agama, moneter dan fisik.

Anda mungkin juga menyukai