Anda di halaman 1dari 12

FUNGSI DAN KEWENAGAN LEMBAGA-LEMBAGA

NEGARA MENURUT UUD NEGARA RI 1954

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

WINDA IRLIYANI
KELAS TKJ II
PELAJARAN PPKN

SMK NEGERI 1 ACEH BARAT DAYA


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Fungsi dan Kewenangan
lembaga-lembaga negera menurut UUD Negara RI 1945”.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
guru mata pelajaran yang telah memberikan saya tugas makalah ini sebagai
pemenuhan tugas mata pelajaran. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
makalah singkat ini.

Saya menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Blangpidie. 09 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................2

A. Aturan mengenai lembaga-lembaga Negara .....................2


B. Lembaga-Lembaga Negara menurut
UUD Negara RI 1945 .......................................................5

BAB III PENUTUP ................................................................................9

A. Kesimpulan .......................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini menganut sistem pemerintahan Presidensil, dimana
adanya pemisahan kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif yang
berdasarkan prinsip “checks and balances”, ketentuan ini tertuang dalam
konstitusi, namun tetap diperlukan langkah penyempurnaan, terutama
pengaturan atas pembatasan kekuasaan dan wewenang yang jelas antara
ketiga lembaga Negara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum
normatif, yang menggunakan pendekatan yuridis normatif. Dalam penelitian
ini, penulis ingin mengetahui dan membahas berbagai teori dan praktek
berdasarkan UUD 1945 atas pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teoritis kewenangan lembaga-
lembaga negara di Indonesia mengarah pada sistem pemerintahan presidensil,
namun kemudian secara praktek dalam menjalankan fungsi dan kewenangan,
lembaga negara tidak mencerminkan bahwa sistem pemerintahan Indonesia
menganut pemisahan kekuasaan yang ada dalam sistem pemerintahan
presidensil akan tetapi lebih dekat pada sistem pembagian kekuasaan. Dengan
demikian, ketentuan yang diterapkan berdasarkan UUD 1945 diperlukan
kembali upaya penyempurnaan, agar secara konsepsional dan prakteknya
dapat berjalan secara ideal.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aturan mengenai lembaga-lembaga Negara


1. Lembaga Negara Indonesia
Lembaga Negara Indonesia adalah lembaga-lembaga negara yang
dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih rendah.
Lembaga negara di tingkat pusat dapat dibedakan dalam empat tingkatan
kelembagaan yakni:
a. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil
Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY;
b. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti Kejaksaan Agung,
Bank Indonesia, KPU, KPK, KPI, PPATK, Ombudsman dan
sebagainya;
c. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Presiden;
d. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menter
2. Lembaga Negara berdasarkan Hirarki
Dari segi hierarki, lembaga negara dapat dibedakan ke dalam tiga
lapis yakni lapis pertama dapat disebut Lembaga Tinggi Negara, lapis
kedua dapat disebut Lembaga Negara saja dan lapis ketiga merupakan
lembaga negara yang sumber kewenangannya berasal dari regulator atau
pembentuk peraturan di bawah undang-undang. Lembaga yang termasuk
dalam Lembaga Tinggi Negara adalah:
a. Presiden dan Wakil Presiden
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD);
d. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
e. Mahkamah Konstitusi (MK);
f. Mahkamah Agung (MA);
g. Komisi Yudisial (KY); dan
h. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Lembaga negara yang masuk dalam lapis kedua yang disebutkan
dalam UUD 1945:
a. Duta dan Konsul (Pasal 13 Ayat 2) : Suatu dewan pertimbangan yang
bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden,
yang selanjutnya diatur dalam undang-undang (Pasal 16) -

2
Dahulu Dewan Pertimbangan Agung (dihapus saat amendemen)
sekarang Dewan Pertimbangan Presiden
b. Menteri Negara (Pasal 17)
c. Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri
Pertahanan disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945 (Pasal 8
Ayat 3)
d. Komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri,
yang diatur lebih lanjut dalam undang-undang - Komisi Pemilihan
Umum (Pasal 22E Ayat 5)
e. Bank Sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggungjawab
dan independensinya diatur lebih lanjut dengan undang-undang - Bank
Indonesia (Pasal 23D)
f. Tentara Nasional Indonesia (Pasal 30 Ayat 3): Angkatan
Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara disebutkan secara eksplisit
dalam UUD 1945 (Pasal 10)
g. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pasal 30 Ayat 4) Seelain
enam lembaga yang disebutkan dalam UUD di atas, terdapat juga
lembaga lain yang disejajarkan dengan organisasi lapis ke dua yakni
lembaga negara yang dibentuk dengan UU, yang disusun antara DPR
dan Presiden. Lembaga ini dapat dibubarkan apabila UU atau pasal
yang mengatur lembaga tersebut dibatalkan melalui judicial review di
Mahkamah Konstitusi. Beberapa contoh lembaga ini yaitu:
1) Kejaksaan Agung (UU 16 tahun 2004);
2) Otoritas Jasa Keuangan (UU 21 tahun 2011);
3) Lembaga Penjamin Simpanan (UU 24 tahun 2004);
4) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (UU 39 tahun 1999);
5) Komisi Pemberantasan Korupsi (UU 20 tahun 2002);
6) Komisi Penyiaran Indonesia (UU 30 tahun 2002);
7) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (UU 5 tahun 1999);
8) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (UU 27 tahun 2004) -
dibatalkan Mahkamah Konstitusi;
9) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (UU 23 tahun 2002);
10) Ombudsman Republik Indonesia (UU 37 tahun 2008); dan lain-
lainnya. Kelompok ketiga adalah organ konstitusi yang termasuk
kategori lembaga negara yang sumber kewenangannya berasal
dari regulator atau pembentuk peraturan di bawah undang-
undang. Artinya, keberadaannya secara hukum hanya didasarkan
atas kebijakan presiden atau beleid presiden. Jika presiden hendak

3
membubarkannya lagi, maka tentu presiden berwenang untuk itu.
Artinya, keberadaannya sepenuhnya tergantung kepada beleid
presiden. Contoh lembaga-lembaga ini yaitu:
11) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Perpres 6 tahun 2015)
12) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (Perpres 192 tahun
2014)
13) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perpres
106 tahun 2007)
14) Lembaga Ketahanan Nasional (Perpres 67 tahun 2016); dan lain-
lainnya.
3. Penataan Lembaga Negara
a. Kementerian Negara
Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945, Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
menteri-menteri. Keberadaan menteri-menteri tersebut telah diatur
secara jelas dan tegas dalam sebuah payung hukum Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Menteri-
menteri tersebut mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan
tertentu dalam pemerintahan sehingga dapat diartikan bahwa semua
fungsi pemerintahan sudah terbagi habis dalam tugas Kementerian.
Saat ini, terdapat 34 (tiga puluh empat) Kementerian yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
b. Lembaga Pemerintah Non Kementerian
Selain itu, untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
tertentu di bidang pemerintahan, Presiden dengan mengacu kepada
kewenangannya berdasarkan Pasal 4 UUD 1945, juga
membentuk Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang
merupakan special agency yang melaksanakan tugas dan fungsi
spesifik tertentu dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah
yang dilaksanakan oleh Kementerian. Saat ini telah dibentuk dua
puluh tujuh Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Selain itu,
terdapat 6 (enam) dipimpin oleh pejabat setingkat menteri,
yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia, Sekretariat
Kabinet, Kejaksaan Agung, Tentara Nasional Indonesia, Badan
Intelijen Negara dan Badan Siber dan Sandi Negara. Jumlah pejabat
setingkat menteri ditentukan oleh Presiden saat pembentukan
Kabinet.

4
c. Lembaga Non Struktural
Di luar Kementerian Negara, LPNK, dan lembaga yang
dipimpin Pejabat setingkat Menteri tersebut, dalam praktik
penyelenggaraan negara dan pemerintahan, juga terdapat lembaga-
lembaga lain, yaitu Lembaga Non Struktural (LNS) sebagai
perwujudan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. LNS
merupakan lembaga di luar struktur organisasi instansi pemerintah,
yang bersifat independen serta memiliki otonomi dalam menjalankan
mandatnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Lembaga Penyiaran Publik
Untuk memberikan pelayanan penyiaran radio dan televisi juga
telah dibentuk Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran. LPP merupakan lembaga penyiaran yang berbentuk
badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral,
tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk
kepentingan masyarakat. LPP yang ada di tingkat negara yaitu
LPP Televisi Republik Indonesia dan LPP Radio Republik
Indonesia.
e. Lembaga Struktural di Bawah Kementerian Negara
Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang akan tetapi
secara struktural bertanggungjawab kepada Menteri yang
bertanggungjawab diurusan tertentu.
1) Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (di
bawah Kementerian Keuangan); dialihkan ke Otoritas Jasa
Keuangan
2) Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (di
bawah Kementerian Perdagangan)
3) Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (UU 39 1999, di
bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika)
4) Badan Pengatur Jalan Tol (UU 38 tahun 2004,
dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)

B. Lembaga-Lembaga Negara menurut UUD Negara RI 1945


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
a. Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945).

5
b. Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota dan DPD berjumlah
sebanyak 4x jumlah provinsi anggota DPD (UU Nomor 22 tahun
2003).
c. MPR adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia, bukan lembaga tertinggi negara.
d. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan
menetapkan UUD, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan
hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam
masa jabatannya menurut UUD NRI Tahun 1945 sesuai Pasal 3 ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3).
e. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU
Nomor 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
DPD dan DPRD.
2. Presiden
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu
pasangan calon (Pasal 6 A ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Syarat menjadi presiden diatur lebih lanjut dalam UUD NRI Tahun
1945 Pasal 6 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945.
c. Kekuasaan presiden menurut UUD NRI Tahun 1945 :
1) Membuat Undang-Undang bersama DPR (Pasal 5 ayat (1) dan
Pasal 20)
2) Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara
(Pasal 10)
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain atas persetujuan DPR (Pasal 11)
5) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
6) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13)
7) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan MA (Pasal 14 ayat (1))
8) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 14 ayat (2)).
9) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal
15)
10) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan nasihat kepada presiden (Pasal 16)

6
11) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal
17)
12) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 ayat (1) UUD NRI
Tahun 1945).
b. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan (Pasal 20 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
c. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak
menyatakan pendapat (Pasal 20 A ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
d. Hak anggota DPR, hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan
usul/ pendapat dan hak imunitas (Pasal 20 A ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945)
4. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
a. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas
khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara (Pasal 23E ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
b. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD
(Pasal 23E ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
5. Mahkamah Agung (MA)
a. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman di samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia
(Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945).
b. MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945).
c. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan
(Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).
6. Mahkamah Konstitusi (MK)
a. Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan:
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
NRI Tahun 1945
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.
3) Memutus pembubaran partai politik.
4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945)

7
5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C ayat
(2) UUD NRI Tahun 1945).
b. Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota
diajukan MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan
Presiden.
7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
a. DPD merupakan bagian keanggotaan MPR yang dipilih melalui
Pemilu dari setiap provinsi.
b. DPD merupakan wakil-wakil provinsi. c. Anggota DPD berdomisili di
daerah pemilihannya, selama bersidang bertempat tinggal di ibukota
negara RI (UU Nomor 22 tahun 2003). d. DPD berhak mengajukan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah dan
yang berkaitan dengan daerah.
8. Komisi Yudisial (KY)
a. KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden atas persetujuan
DPR (Pasal 24B ayat (3) UUD NRI Tahun 1945).
b. KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan
perilaku hakim (Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945).

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
konstitusi Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai
tugas, fungsi, wewenang sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan
dalam konstitusi ini dijabarkan oleh undang-undang, yaitu dalam UU Nomor
42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun
2009 tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014
tentang Mahkamah Konstitusi, UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi
Yudisial, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang BPK, Kekuatan
suprastruktur politik yang tergolong ke dalam lembaga tinggi negara
Indonesia adalah sebagai berikut. 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 4.
Presiden/Wakil Presiden 5. Mahkamah Agung 6. Mahkamah Konstitusi 7.
Komisi Yudisial 8. Badan Pemeriksa Kekuangan

Anda mungkin juga menyukai