Anda di halaman 1dari 7

Lembar Kegiatan 2:

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Nama : …………………………………………………………

Sekolah : …………………………………………………………

Petunjuk Kerja
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat
2. Setelah selesai, presentasikanlah hasil kerja bapak/ibu saat vicon sesuai jadwal
yang telah ditentukan

1. Analisislah nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakater yang terkandung


dalam suasana sidang Penetapan dan Pengesahan UUD Negara RI Tahun
1945!
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
2. Analisislah arti penting UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia!
 UUD NEGARA RI TAHUN 1945 merupakan hukum dasar tertulis negara
Indonesia yang merupkan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi aturan
dasar kehidupan bernegara di Indonesia. Kedudukan sebagai hukum yang
paling tinggi karena merupakan landasan, acuan dan sumber untuk aturan-
aturan yang beada dibawahnya,Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
tidak boleh bertentangan dengan dan harus berpedoman pada Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
 UUD NRI Tahun 1945 berisi ketentuan pokok yang penting saja, untuk
pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 diturunkan dan dijabarkan lebih detail
dengan peraturan yang ada dibawahnya.
 Kehidupan suatu bangsa harus diatur dengan hukum tertulis agar
kehidupan bangsa dapat berjalan dengan tertata dan tidak terjadi
perpecahan. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus patuh dan taat pada
ketentuan yang termuat dalam UUD NRI Tahun 1945, kepatuhan yang kita
jalani akan menciptakan khidupan yang tertib dan harmonis, ketidak
patuhan terhadap UUD NRI 1945 akan mengakibatkan kehidupan yang
tidak seimbang, tidak harmonis bahkan jauh dari kata kesejahteraan
 Dengan adanya UUD NRI Tahun 1945 memberi manfaat bagi warga negara
diantaranya;
a) Mampu mengarahkan warga negara Indonesia kepada kehidupan
yang tertib dan damai
b) Melindungi segenap bangsa Indonesia
c) Setaiap warga negara memilki hak dan keawajiban sebagai wrga
negara
d) Tercipnya kehidupan yang harmonis
 Ada beberapa hal yang terjadi jika tidak ada UUD NRI Tahun 1945
a) Terjadinya perpecahan
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sehingga jika
tidak ada pemersatu bangsa serta tidak ada aturan pokok yang
mengatur tentang persatuan maka dapat terjadi perpecahan
b) Terjadinya ketidak adilan
Jika tidak ada UUD NRI Tahun 1945 hanya orang yang berkuasa saja
yang akan mendapatkan kesejahteraan yang akan memicu pada
kecemburuan sosial yang berujung kehancuran
c) Kehidupan tidak harmonis
keharmonisan tercipta apabila aturan yang ada dalam masyarakat
berjalan dengan semestinya serta masyarakat menyadari akan
pentingnya aturan tersebut.
d) Perang saudara
e) Bubarnya NKRI
jika sudah terjadi perpecahan atau perang saudara maka dapat
memicu bubarnya NKRI. Negara Indonesia ini kuat dan bisa bersatu
karena warga negaranya dapat menciptakan suasana aman. Jika UUD
NRI Tahun 1945 tidak ada maka tidak ada aturan pokok sehingga
semua yang ada tidak berjalan dengan serasi, seimbang akhirnya
dapat menghancurkan NKRI
3. Apa alasan dilakukan Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4. Apa dampak Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap
sistem ketatanegaraan kita?
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Dampak Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap sistem
ketatanegaraan kita:
1. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara dan pemegang
kedaulatan rakyat tertinggi. Penghapusan sistem lembaga tertinggi negara
adalah upaya logis untuk keluar dari perangkap design ketatanegaraan yang
rancu dalam menciptakan mekanisme check and balances di antara lembaga-
lembaga negara. Perubahan ini dapat dilihat dari adanya keberanian untuk
“memulihkan” kedaulatan rakyat dengan mengamandemen Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945 bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR menjadi kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD.
2. Dihapusnya sistem unikameral dengan supremasi MPR dan munculnya sistem
bikameral. Dalam sistem bikameral, masing-masing kamar mencerminkan jenis
keterwakilan yang berbeda yaitu DPR merupakan representasi penduduk
sedangkan DPD merupakan representasi wilayah (daerah). Perubahan ini
terjadi menjadi sebuah keniscayaan karena selama ini Utusan Daerah dalam
MPR tidak ikut membuat keputusan politik nasional dalam peringkat undang-
undang. Menurut Ramlan Surbakti keterwakilan daerah dalam MPR sangat
tidak efektif dalam mewujudkan aspirasi dan kepentingan daerah
3. Perubahan proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dari sistem
perwakilan menjadi sistem pemilihan langsung. Perubahan ini tidak terlepas
pengalaman “pahit” yang terjadi pada proses pengisian jabatan Presiden dan
Wakil Presiden selama Orde Baru dan pemilihan Presiden tahun 1999.
4. Mekanisme impechment (pemakzulan) yang semakin jelas. Sebelum dilakukan
perubahan, dalam pasal-pasal UUD 1945 tidak secara eksplisit memuat
ketentuan mengenai impeachment. Instrumen untuk melakukan kontrol ini
dapat dilihat dalam Penjelasan Umum UUD 1945 yang menyatakan, “…Oleh
karena itu DPR dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden dan
jika Dewan menganggap bahwa presiden sungguh melanggar haluan negara
yang telah ditetapkan oleh UUD atau oleh MPR, maka Majelis itu dapat
diundang untuk persidangan istimewa agar supaya bisa minta
pertanggungjawaban kepada presiden.
5. Dihapusnya DPA sebagai salah satu lembaga tinggi negara. Sebelum dilakukan
Amandemen Keempat, kedudukan konstitusional DPA sebagai lembaga tinggi
negara dapat ditemui dalam Pasal 16 UUD 1945 yang menyatakan bahwa DPA
berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak
mengajukan usul kepada pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 16 dinyatakan
“Dewan ini ialah sebuah Council of State yang berwajib memberi
pertimbangan-pertimbangan kepada pemerintah. Ia hanya sebuah badan
penasehat belaka”. Menelaah rumusan yang ada dalam Pasal 16 beserta
penjelasannya akan terlihat bahwa DPA tidaklah merupakan lembaga negara
yang penting dalam struktur ketatanegaraan Indonesia. Sebagai gantinya,
menurut ketentuan Pasal 16 UUD 1945 Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden yang
selanjutnya diatur dengan undang-undang. Perubahan ini memberikan
klesempatan kepada Presiden untuk dewan pertimbangan, misalnya dalam
bentuk Penasihat Presiden.
6. Kekuasaan kehakiman tidak hanya dijalankan oleh Mahkamah Agung tetapi
juga oleh Mahkamah Konstitusi. Perubahan ini secara eksplisit dinyatakan
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan
ketentuan Pasal 24 ayat (1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang
terhadap undang-undang dan kewenangan lainnya yang diberikan oleh
undang-undang. Sedangkan Mahkmah Konstitusi, menurut ketentuan Pasal 24C
ayat (1) UUD 1945 berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
***
Rubrik Penilaian Lembar kerja

Nilai Indikator
Mampu menjawab 1. Mampu menganalisis nilai-nilai Penguatan
91 - 100 semua pertanyaan Pendidikan Karakater dalam suasana sidang
dengan tepat Penetapan dan Pengesahan UUD Negara RI Tahun
Mampu 1945
menjawab 3 2. Mampu menganalisis arti penting UUD Negara RI
81 – 90
pertanyaan Tahun 1945 terhadap Negara Kesatuan Republik
dengan tepat Indonesia Tahun
Hanya mampu 3. Mampu menjelaskan alasaan dilakukan Perubahan/
menjawab 2 Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945
71-80
pertanyaan 4. Mampu menjelaskan dampak Perubahan/
dengan tepat Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap
Hanya mampu sistem ketatanegaraan kita
menjawab 1
< 70
pertanyaan
dengan tepat

Anda mungkin juga menyukai