Anda di halaman 1dari 7

Lembar Kegiatan 2:

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Nama : Ratih Sinta Sari, S.Pd.

Sekolah : SMP Negeri 63 Bengkulu Utara

Petunjuk Kerja
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat
2. Setelah selesai, presentasikanlah hasil kerja bapak/ibu saat vicon sesuai jadwal
yang telah ditentukan

1. Analisislah nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakater yang terkandung


dalam suasana sidang Penetapan dan Pengesahan UUD Negara RI Tahun
1945!
A. Nilai Religius
Yang bisa kita angkat dari nilai Religus dalam sidang penetapan dan pengesahan
UUD NRI 1945. Dimana dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 menyatakan
bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya disini para pendiri negara membuat
suatu perundang-undangan yang mewajibkan masyarakat Indonesia harus
beriman,bertaqwa dan memiliki keyakinan dan diperkuat lagi dengan adanya
pasal 29 ayat 1 dan 2 (1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, 2.
Negara menjamin tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama masing-masing
dan beribadah menurut agama dan kepercayaanya) .
B. Nilai Nasionalis
Yang bisa kita angkat dari nilai nasionalis dalam suasana sidang penetapan dan
pengesahan UUD 1945, bahwa pada saat rapat PPKI 18 Agustus 1945 para
pengurus PPKI sempat mengalami permasalahan yang penting seputar RUU D
1945, sebelum disahkan para anggota PPKI didesak untuk membahas kembali
kalimat yang termaktub dalam pasal 6 ayat 1(presiden dan wakil presiden harus
beragama islam) dan pasal 29 ayat 1(ketuhanan dan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya) tentunya hal ini membuat keberatan
/rasa tidak adil bagi beberapa anggota PPKI yang berasal dari Indonesia Timur.
Dan pada saat itu Bung Hatta mengambil alih dan mengatakan “Inilah
Perubahan Yang Maha Penting Menyatukan Segala Bangsa”. Akhirnya sidang
berlangsung dan mencapai kata Mufakat. Bisa kita simpulkan bahwa pada saat
itupara pendiri Negara dari cara berpikir, bersikap dan berbuat mereka lebih
menjunjung kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, agar
selalu tercipta persatuan dan kedamaian di bumi Indonesia.
C. Nilai Integritas
Yang bisa kita angkat dari nilai integritas dalam suasana sidang penetapan dan
pengesahan UUD 1945, bahwa selama proses pembentukan RUU D 1945 dari
sidang BPUPKI ke 2 (16 Juli 1945) dan Sidang PPKI(18 Agustus 1945) para
pendiri bangsa :
- Memiliki semangat kebangsaan yang kuat dalam melakukan perubahan
- Memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme
- Mendukung dan berupaya secara aktif mencapai cita-cita bangsa.
- Menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa indonesia
D. Nilai Mandiri
Yang bisa kita angkat dari nilai mandiri dalam suasana sidang penetapan dan
pengesahan UUD 1945, bahwa ada sebuah peristiwa dimana jumlah anggota
PPKI berjumlah 21 0rang dari berbagai daerah dan ditambah 6 orang tanpa
sepengetahuan jepang. Disini bisa kita simpulkan bahwa dalam proses
pembentukan UUD 1945 para pendiri bangsa adalah orang-orang yang hebat
dan tidak mau bergantung kepada orang lain/bangsa lain. Mereka
mempergunakan segala tenaga pikiran dan waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita bangsa.
E. Nilai gotong Royong
Yang bisa kita angkat dari nilai gotong royong dalam suasana sidang penetapan
dan pengesahan UUD 1945 adalah sifat dan sikap yang dimiliki para pendiri
negara, mereka mengedepankan sikap saling menghargai, semangat kerjasama,
bahu membahu menyelesaikan perselisihan yang ada, selalu menjalankan
komunikasi yang baik agar menciptakan mufakat dan menjaga tali persahabatan
agar selalu tercipta persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
2. Analisislah arti penting UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia!
 UUD NEGARA RI TAHUN 1945 merupakan hukum dasar tertulis negara
Indonesia yang merupkan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
Perundang-Undangan di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi aturan
dasar kehidupan bernegara di Indonesia. Kedudukan sebagai hukum yang
paling tinggi karena merupakan landasan, acuan dan sumber untuk aturan-
aturan yang beada dibawahnya,Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
tidak boleh bertentangan dengan dan harus berpedoman pada Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
 UUD NRI Tahun 1945 berisi ketentuan pokok yang penting saja, untuk
pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 diturunkan dan dijabarkan lebih detail
dengan peraturan yang ada dibawahnya.
 Kehidupan suatu bangsa harus diatur dengan hukum tertulis agar
kehidupan bangsa dapat berjalan dengan tertata dan tidak terjadi
perpecahan. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus patuh dan taat pada
ketentuan yang termuat dalam UUD NRI Tahun 1945, kepatuhan yang kita
jalani akan menciptakan khidupan yang tertib dan harmonis,ketidak
patuhan terhadap UUD NRI 1945 akan mengakibatkan kehidupan yang
tidak seimbang, tidak harmonis bahkan jauh dari kata kesejahteraan
 Dengan adanya UUD NRI Tahun 1945 memberi manfaat bagi warga negara
diantaranya;
a) Mampu mengarahkan warga negara Indonesia kepada kehidupan
yang tertib dan damai
b) Melindungi segenap bangsa Indonesia
c) Setaiap warga negara memilki hak dan keawajiban sebagai wrga
negara
d) Tercipnya kehidupan yang harmonis
 Ada beberapa hal yang terjadi jika tidak ada UUD NRI Tahun 1945
a) Terjadinya perpecahan
Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa sehingga jika
tidak ada pemersatu bangsa serta tidak ada aturan pokok yang
mengatur tentang persatuanmaka dapat terjadi perpecahan
b) Terjadinya ketidak adilan
Jika tidak ada UUD NRI Tahun 1945 hanya orang yang berkuasa saja
yang akan mendapatkan kesejahteraan yang akan memicu pada
kecemburuan sosial yang berujung kehancuran
c) Kehidupan tidak harmonis
keharmonisan tercipta apabila aturan yang ada dalam masyarakat
berjalan dengan semestinya serta masyarakat menyadari akan
pentingnya aturan tersebut.
d) Perang saudara
e) Bubarnya NKRI
jika sudah terjadi perpecahan atau perang saudara maka dapat
memicu bubarnya NKRI. Negara Indonesia ini kuat dan bisa bersatu
karena warga negaranya dapat menciptakan suasana aman. Jika UUD
NRI Tahun 1945 tidak ada maka tidak ada aturan pokok sehingga
semua yang ada tidak berjalan dengan serasi, seimbang akhirnya
dapat menghancurkan NKRI

3. Apa alasan dilakukan Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945?


Amandemen merupakan kegiatan melakukan perubahan resmi terhadap dokumen
resmi tanpa melakukan perubahan terhadap UUD. Dalam kegiatannya dilakukan
perbaikan atau pelengkapan pada beberapa rincian UUD yang asli . UUD 1945
sebelum dilakukan amandemen memiliki 38 BAB, 37 pasal 64 ayat, UUD 45
mengalami 4 kali amandemen hasilnya 16 Bab, 37 pasal 194 ayat 3 pasal aturan
peralihan dan dua pasal aturan tambahan.
Jadi alasan dilakukannya amandemen adalah :
1. Untuk meyempurnakan aturan dasar dalam tatanan negara,kedaulatan rakyat,
HAM pembagian kekuasaan, eksistensi negara
2. Sebagaiwujud respon tuntutan reformasi
3. Mempertegas filosofis historis yuridis, sosiologis politis serta teoritis negara
4. Adanya kerancuan sistem pemerintahan dan sistem ketatanegaraan yang tidak
jelas
4. Apa dampak Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap
sistem ketatanegaraan kita?
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).
Dampak Perubahan/ Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap sistem
ketatanegaraan kita:
1. MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara dan
pemegangkedaulatanrakyattertinggi. Penghapusan sistem lembaga tertinggi
negara adalah upaya logis untuk keluar dari perangkap design ketatanegaraan
yang rancu dalam menciptakan mekanisme check and balances di antara
lembaga-lembaga negara. Perubahan ini dapat dilihat dari adanya keberanian
untuk “memulihkan” kedaulatan rakyat dengan mengamandemen Pasal 1 ayat
(2) UUD 1945 bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR menjadi kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD.
2. Dihapusnya sistem unikameral dengan supremasi MPR dan munculnya sistem
bikameral. Dalam sistem bikameral, masing-masing kamar mencerminkan jenis
keterwakilan yang berbeda yaitu DPR merupakan representasi penduduk
sedangkan DPD merupakan representasi wilayah (daerah). Perubahan ini
terjadi menjadi sebuah keniscayaan karena selama ini Utusan Daerah dalam
MPR tidak ikut membuat keputusan politik nasional dalam peringkat undang-
undang. Menurut Ramlan Surbakti keterwakilan daerah dalam MPR sangat
tidak efektif dalam mewujudkan aspirasi dan kepentingan daerah
3. Perubahan proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dari sistem
perwakilan menjadi sistem pemilihan langsung. Perubahan ini tidak terlepas
pengalaman “pahit” yang terjadi pada proses pengisian jabatan Presiden dan
Wakil Presiden selama Orde Baru dan pemilihan Presiden tahun 1999.
4. Mekanisme impechment (pemakzulan) yang semakin jelas. Sebelum dilakukan
perubahan, dalam pasal-pasal UUD 1945 tidak secara eksplisit memuat
ketentuan mengenai impeachment. Instrumen untuk melakukan kontrol ini
dapat dilihat dalam Penjelasan Umum UUD 1945 yang menyatakan, “…Oleh
karena itu DPR dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden dan
jika Dewan menganggap bahwa presiden sungguh melanggar haluan negara
yang telah ditetapkan oleh UUD atau oleh MPR, maka Majelis itu dapat
diundang untuk persidangan istimewa agar supaya bisa
mintapertanggungjawaban kepada presiden.
5. Dihapusnya DPA sebagai salah satu lembaga tinggi negara. Sebelum dilakukan
Amandemen Keempat, kedudukan konstitusional DPA sebagai lembaga tinggi
negara dapat ditemui dalam Pasal 16 UUD 1945 yang menyatakan bahwa DPA
berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak
mengajukan usul kepada pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 16 dinyatakan
“Dewan ini ialah sebuah Council of State yang berwajib memberi
pertimbangan-pertimbangan kepada pemerintah. Ia hanya sebuah badan
penasehat belaka”. Menelaah rumusan yang ada dalam Pasal 16 beserta
penjelasannya akan terlihat bahwa DPA tidaklah merupakan lembaga negara
yang penting dalam struktur ketatanegaraan Indonesia. Sebagai gantinya,
menurut ketentuan Pasal 16 UUD 1945 Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden yang
selanjutnya diatur dengan undang-undang. Perubahan ini memberikan
klesempatan kepada Presiden untuk dewan pertimbangan, misalnya dalam
bentuk Penasihat Presiden.
6. Kekuasaan kehakiman tidak hanya dijalankan oleh Mahkamah Agung tetapi
juga oleh Mahkamah Konstitusi. Perubahan ini secara eksplisit dinyatakan
dalam Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan
ketentuan Pasal 24 ayat (1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang
terhadap undang-undang dan kewenangan lainnya yang diberikan oleh
undang-undang. Sedangkan Mahkmah Konstitusi, menurut ketentuan Pasal 24C
ayat (1) UUD 1945 berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
***

Rubrik Penilaian Lembar kerja

Nilai Indikator
Mampu menjawab 1. Mampu menganalisisnilai-nilai Penguatan
91 - 100 semua pertanyaan Pendidikan Karakater dalam suasana sidang
dengan tepat
Mampu menjawab 3
Penetapan dan Pengesahan UUD Negara RI Tahun
81 – 90 pertanyaan dengan 1945
tepat 2. Mampu menganalisisarti penting UUD Negara RI
Hanya mampu Tahun 1945terhadap Negara Kesatuan Republik
menjawab 2 Indonesia Tahun
71-80
pertanyaan dengan
3. Mampu menjelaskan alasaan dilakukan Perubahan/
tepat
Hanya mampu Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945
menjawab 1 4. Mampu menjelaskan dampak Perubahan/
< 70 pertanyaan dengan Amandemen UUD Negara RI Tahun 1945 terhadap
tepat sistem ketatanegaraan kita

Anda mungkin juga menyukai