Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MATA PELAJARAN PPKn KELAS VII


“KESEJARAHAN PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945”

Guru Kelas VII :


Agus Fimansyah
Identitas Peserta Didik
Nama :
Nomor Absen :

SMP NEGERI 5 TALIWANG


Jl. Lintas Kertasari No. 01, Desa Batu Putih, Kecamatan Taliwang

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Taliwang
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewargenegaraan
Kelas/Semester : VII/Satu
Pertemuan : Satu
A. Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Mengetahui Pengertian UUD 1945
3.3.2 Mengidentifikasi proses perumusan UUD sebagai dasar Negara.
3.3.3 Menganalisis proses pengesahan UUD 1945
3.3.4 Menjelaskan arti penting Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
3.3.5 Menganalisis semangat pendiri negara yang patut kita contoh dalam merumuskan
dan menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.3.6 Menyimpulkan pelajaran yang dapat diambil dalam sejarah dirumuskannya UUD
Negara Republik Indoneisa Tahun 1945
3.3.7 Menguraikan prilaku yang dapat dilakukan dalam mengisi kemerdekaan.
C. Petunjuk Menggunakan LKPD :
1. Baca setiap petunjuk yang terdapat di LKPD, untuk mengawali kerja anda.
2. Peserta didik diharapkan membaca serta memahami tentang materi yang akan dibahas.
3. Ditahap membaca dan memahami materi, peserta didik sangat tidak dibenarkan untuk
mencoret LKPD.
4. Bentuklah tim berjumlah 3 sampai 4 orang.
5. Kerjakanlah tugas yang telah diberikan dan diskusikan bersama anggota kelompok.
6. Setiap kelompok, diharapkan mempresentasikan hasil kerjanya.
D. Isi Materi :
Materi Pokok:
 Menganalisis kesejarahan perumusan dan pengesahan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Pokok Bahasan :
1. Pengertian Undang-Undang Dasar
2. Proses kesejarahan Perumusan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
3. Proses kesejarahan Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
4. Arti Penting UUD 1945 bagi bangsa Indonesia
BAB 1
MATERI
1. Pengertian Undang Undang Dasar 1945
Istilah Konstitusi berasal dari berbagai bahasa, antara lain dalam bahasa Inggris
constitution, dalam bahasa Belanda constitutie, dalam bahasa Latin constitution yang berarti
Undang-Undang Dasar atau Hukum dasar. Konstitusi terdiri dari 2 macam yaitu Konstitusi tidak
tertulis dan Konstitusi tertulis. Konstitusi tidak tertulis sering disebut Konvensi. Konvensi adalah
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaran negara. Contoh Kovensi
antara lain:
1. Pengambilan keputusan di MPR melalui musyawarah untuk mufakat;
2. Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan Sidang Paripurna DPR.

Konstitusi Tertulis merupakan aturan pokok dasar yang mengatur peri kehidupan suatu
bangsa dalam persekutuan hukum negara. Undang-Undang Dasar merupakan Konstitusi Tertulis.
Undang-Undang Dasar mengatur tentang lembaga-lembaga negara, pembagian tugas-tugas
pokok lembaga negara, serta cara kerja dari lembaga negara tersebut. Undang-Undang Dasar
juga membatasi kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan pemerintahan tidak bersifat
otoriter dan bisa menjamin hak-hak warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 ditegaskan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”. Pasal tersebut menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar menjadi
pedoman bagi negara dalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Sehingga penyelenggara negara
memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
perundang-undangan, sehingga peraturan perundang-undangan apapun yang berada di bawahnya
tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Naskah Undang-Undang Dasar disusun oleh BPUPK pada Sidang kedua tanggal 10 – 17
Juli 1945. Pada sidang kedua BPUPK membahas tentang bentuk negara dan pemerintahan baru
yang akan dibentuk. Pada masa sidang tersebut dibentuklah Panitia Hukum Dasar yang terdiri
dari 19 anggota dengan diketuai oleh Ir. Soekarno.

2. Proses perumusan UUD 1945 sebagai dasar Negara


Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
perundang-undangan, sehingga peraturan perundang-undangan apapun yang berada di
bawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Naskah Undang-Undang Dasar disusun oleh BPUPKI pada Sidang kedua tanggal
10 – 17 Juli 1945. Pada sidang kedua BPUPKI membahas tentang bentuk negara dan
pemerintahan baru yang akan dibentuk. Pada masa sidang tersebut dibentuklah Panitia Hukum
Dasar yang terdiri dari 19 anggota dengan diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian panitia tersebut
membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oelh Mr. Soepomo
dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo, A.A.Maramis, Panji Singgih, H. Agus
Salim, Sukiman.
Pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Kecil membahas dan menyepakati beberapa hal antara
lain:
 Lambang negara;
 Negara kesatuan;
 Sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
 Membentuk Panitia Penghalus Bahasa (Djajadiningrat, Salim, Soepomo).
Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda:
1. Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan;
2. Perancangan Undang-undang Dasar terdiri dari Pasal-pasal dari rancangan UUD
berjumlah 42 pasal. Dari 42 pasal tersebut, ada 5 pasal masuk tentang aturan peralihan dengan
keadaan perang, serta 1 pasal mengenai aturan tambahan. Pada tanggal 15 Juli 1945,
mengadakan sidang dengan agenda Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar. Ketua
Perancang Undang-Undang Dasar yaitu Ir. Soekrno memberikan penjelasan tentang naskah
yang dihasilkan dan mendapat tanggapan dari Moh. Hatta, Soepomo. Pada tanggal 16 Juli 1945,
naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat dalam sidang BPUPKI.
Begitu juga usul-usul dari panitia keuangan dan panitia Pembela Tanah Air.
3. Proses pengesahan UUD 1945 sebagai dasar Negara
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya ke
seluruh dunia. Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia melaksanakan sidang yang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945.
Para anggota PPKI lainnya merespon baik sambutan Soekarno. Proses pembahasan
rancangan Undang-Undang Dasar yang dipimpin oleh Mohammad hatta berjalan dengan cepat.
Pembahasan berlangsung dalam suasana penuh rasa kekelaurgaan, saling menghargai antar
anggota, cermat, dan teliti. Pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar menghasilkan naskah
Pembukaan dan Batang Tubuh. Menurut Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946,
Penjelasan UUD menjadi bagian dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Hasil keputusan sidang pertama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah:
1. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden Republik Indonesia;
2. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.
Dalam sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945, telah dilakukan perubahan
rumusan Pembukaan Undang-Undang Dasar naskah Piagam Jakarta dan rancangan Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar hasil sidang kedua BPUPK. Perubahannya adalah:
1. Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan;
2. Sila Pertama yang berbunyi: “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha
Esa”;
3. Pasal 6 UUD yang berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama
Islam” diubah menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli”;
4. Pasal 28 UUD NRI 1945 yang berbunyi “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi
pasal 29 UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa”;

4. Arti Penting UUD 1945 bagi bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945 membentuk pola kehidupan
berkelompok dalam bentuk sebuah Negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pola
hidup berkelompok dalam sebuah negara perlu adanya aturan bernegara yang memiliki
kedudukan tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi aturan dasar
kehidupan bernegara di Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia memiliki
kedudukan sebagai hukum dasar yang paling tinggi dan bersifat fundamental di dalam hierarki
peraturan perundang-undangan di Indonesia. hal ini memiliki konsekuensi bahwa segala
peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh bertentangan dan harus
berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Undang-Undang Dasar memiliki fungsi:
 Pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara;
 Pedoman dalam penyusunan peraturan perundang-undangan;
 Alat kontrol apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan
norma hukum yang lebih tinggi;
 Penentu dan pembatas kekuasaan negara;
 Pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara;
 Pangatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara;
 Pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara;
 Penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (rakyat)
kepada organ negara;
 Simbolik sebagai pemersatu;
 Simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan;
 Simbolik sebagai pusat upacara;
 Sarana pengendalian masyarakat;
 Sarana perekayasa dan pembaharuan negara.
Setiap warga negara tunduk dan patuh pada ketentuan yang terdapat dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kepatuhan warga negara terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 akan membawa pada suasana
kehidupan bernegara yang harmonis, tertib dan teratur.Sebaliknya jika warga negara tidak
mematuhi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat mengarah pada ketidakharmonisan, ketidaktertiban maupun
kekacauan. Bahkan pada akhirnya dapat mengancam terjadinya disintegrasi bangsa.

5. Semangat pendiri negara yang patut kita contoh dalam merumuskan dan menetapkan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Proses perumusan Pancasila tidak lepas dari perjuangan para pendiri bangsa untuk merdeka
dan lepas dari penjajahan. Mereka memiliki semangat kebangsaan dalam perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Semangat mengandung arti tekad dan
dorongan hati yang kuat untuk mengapai keinginan tertentu. Para pendiri bangsa merupakan
contoh yang baik karena memiliki semangat yang kuat dalam melakukan perubahan.
Adanya dasar negara yang dimiliki bangsa Indonesia karena semangat para pahlawan dalam
merumuskan dan menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indoneisa Tahun 1945
sebagai penjamin atau kepastian hukum di Indonesia. Semangat yang dimiliki para pahlawan
merupakan salah satu bukti cinta terhadap bangsa dan negara Indonesia. Bukti cinta yang
dilandasi semangat kebangsaan yang diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap
rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Semangat kebangsaan
yang dimiliki para pahlawan disebut sebagai nasionalisme dan patriotisme.
1. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan
bangsa.

2. Patriotisme
Patriotisme merupakan sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya
untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme"
yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam
bahasa Inggris. Pengorbanan dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Jadi
tanpa adanya semangat kebangsaan, baik nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki oleh para
pejuang dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara tidak akan terjadi.
Nasionalisme dan patriotisme sangat dibutuhkan oleh setipa warga negara Indonesia untuk
menjaga menyelenggaraan hidup dan cita-cita bangsa Indonesia.

3. Semangat komitmen para pendiri bangsa


Selain itu juga, adanya komitmen para pahlawan terhadap bangsa Indonesia. Komitmen
merupakan keterikatan untuk melakukan sesuatu. Sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa
memiliki, memberikan perhatian, melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita
dengan sungguh-sungguh. Para pendiri bangsa dalam merumuskan dan mengesahkan UUD 1945
memiliki ciri-ciri komitmen sebagai berikut:
 Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme
 Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia
 Selalu bersemangat dalam berjuang
 Mendukung dan berupaya secara aktif mencapai cita-cita bangsa
 Melakukan pengorbanan pribadi secara suka rela tanpa mengharapkan apapun.

E. Tugas Kelompok
 Peserta didik membuat Makalah dan PPT yang berkaitan dengan “Sejarah
perumusan dan pengesahan UUD 1945”, dan dipresentasikan di depan kelas.

F. Tugas Individu
1. Jelaskan secara etimologis, apa yang dimaksud dengan Undang-undang !
2. Tuliskan menurut anda, apa pengertian Undang-undang Dasar NRI ?
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat hasil sidang PPKI !

Anda mungkin juga menyukai