Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


SKS / Waktu : 2 / 90 Menit
Semester/Tahun : Genap /2020
Pengampu : Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.

Petunjuk pengerjaan :
Ujian Bersifat Open Book. Pada Akhir jawaban dicantumkan referensi yang digunakan
dalam menjawab! Dikumpulkan paling lambat minggu tanggal 14 Juni 2020 Pukul
12.1 WIB.

Soal
1. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat dilepaskan dengan
proses perumusan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945.
a. Jelaskan secara singkat dan jelas bagaimana kronologi perumusan Pembukaan
UUD 1945!
b. Bagaimana hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila!
2. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 HAM merupakan hak dasar
yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan Tuhan YME, oleh karena itu
keberadaannya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi baik oleh negara,
pemerintah, hukum maupun warga negara.
a. Jelaskan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam upaya memberikan
perlindungan terhadap korban pelanggaran HAM!
b. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM di
Indonesia!
3. Demokrasi di Indonesia diawali sejak berdirinya NKRI. Hal itu dapat dilihat dari
dasar negara ideologi yang dimuat dalam UUD 1945 yang disyahkan tanggal 18
Agustus 1945.
a. Jelaskan pengertian demokrasi di Indonesia!
b. Bagaimanakah perkembangan demokrasi di Indonesia berkaitan dengan
pembelajaran demokrasi di Indonesia sekarang ini?
4. Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber nilai dan norma dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
a. Jelaskan makna dari pernyataan tersebut!
b. Sebutkan dan jelaskan konteks nilai jika dilihat dengan tingkatainnya serta
implementasinya dalam kaitannya dengan pancasila sebagai dasar negara!
5. Upaya bela negara bukan semata-mata tugas TNI dan POLRI, akan tetapi segenap
warga negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
a. Setujukah saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan argumen saudara!
b. Kegiatan apa yang seharusnya dilakukan mahasiswa dalam upaya membela
negara?
6. Revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada dasarnya mengarah
pada 3 dimensi pembangunan manusia, yaitu: sehat, cerdas dan berbudi pekerti luhur.
a. Jelaskan apakah revolusi mental dapat dilakukan dengan cara membina masyarakat
terlebih dahulu?!
b. Apa hambatan dan peluang dari pelaksanaan revolusi mental yang dicanangkan
Presiden Joko Widodo tersebut?

SelamatMengerjakan
Jawaban
1.
a. roses Perumusan UUD 1945 dimulai saat sidang kedua yang dilakukan oleh Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dimana pada sidang kedua
tersebut membahan sebuah rancangan terhadap Undang Undang Dasar. Kemudian, pada
tahapan perancangan tersebut dibentuk sebuah panitia yang dikhususkan untuk melakukan
perencanaan Undang Undang Dasar yang dimana diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian,
pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dilakukan
pada tanggal 14 Juli 1945, Ir. Soekarno pada waktu menjelaskan sebuah hasil yang
didapatkan dari panitia perancangan terhadap Undang Undang Dasar tersebut. Kemudian,
pada hasil tersebut terdapat tiga macam hal yang mana adalah sebagai berikut:
- Pernyataan terhadap kemerdekaan Indonesia
- Pembentukan terhadap Undang Undang Dasar
- Undang Undang Dasar (batang tubuh).
Kemudian, pada sidang selanjutnya yang dilakukan pada tanggal 15-16 Juli 1945. Dilakukan
sebuah sidang selanjutnya yang digunakan untuk melakukan pembentukan UUD yang dimana
berdasarkan hasil dari pekerjaan panitia perancangan tersebut. Kemudian, hasilnya akan
dijadikan sebagai bahan untuk pelaporan dan juga penerimaan terhadap rapat pleno BPUPKI
yang dilakukan pada 17 Juli 1945. Kemudian, pada tanggal 7 Agustus 1945. Pemerintah
Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI yang digunakan untuk menjadi
penindaklanjut atas pekerjaan yang dilakukan oleh BPUPKI. Selanjutnya, pada sidang pertama
dari PPKI tersebut kemudian UUD 1945 dilakukan pengesahan.
b. Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,
maka Pancasila memporelehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan
demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas social,
ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas
kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a.)    Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b.)    Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok
kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai
dua macam kedudukan yaitu :
Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-faktor
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi.
c.)    Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi,
selain sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945
yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan
sebagai sumbernya.
d.)  Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai
hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental,
yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara Republik
Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.
e.)  Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan
hidup Negara Republik Indonesia.
Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang bersifat
formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:

Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD 1945,
maka secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah
dasar filsafat Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang
pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila
berikutnya tersusunlah piagam jakarata yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud
bentuk pertama pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada
Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti
secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber
nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
https://www.kompasiana.com/lilissitisahara/5deef4fad541df245c53cff2/apa-sih-hubungannya-
antara-pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945

2. yang harus dilakukan pemerintah dalam upaya memberikan perlindungan terhadap korban
pelanggaran HAM yaitu dengan cara :
a. Membentuk atau mengubah hukum dan prosedur hukum serta protokol-protokol yang lebih
berpihak kepada saksi dan korban;
• Memberikan jaminan keamanan kepada saksi maupun korban dan juga kepada siapapun
yang bekerja untuk kepentingan saksi dan korban tersebut melalui hukum dan lembaga
yang berwenang melakukannya;
• Memberikan pelatihan kepada aparat penegak hukum maupun pihak-pihak lain yang
terkait dengan pemberian PDSK ini.

b. - Faktor internal antara lain meliputi ego yang tinggi, kesadaran yang rendah akan
pentingnya HAM, kurangnya sikap toleransi. Ego yang tinggi dapat membuat kita
kehilangan akal sehat. Kita bisa menghalalkan segala cara untuk memenuhi ego kita
tersebut, termasuk melanggar HAM orang lain. Kurangnya kesadaran akan HAM
mengakibatkan sikap semena-mena terhadap orang lain karena menganggap bahwa HAM
bukanlah sesuatu yang pantas dihargai. Semakin kurangnya kesadaran akan HAM,
semakin besar pula kemungkinan terjadi pelanggaran HAM. Kemudian kurangnya rasa
toleransi.
- faktor eksternal, antara lain penyalahgunaan kekuasaan, ketidaktegasan aparat penegak
hukum, penyalahgunaan teknologi, serta kesenjangan sosial. Penyalahgunaan
kekuasaan ini dapat kita lihat pada kasus yang sudah sangat marak di Indonesia, yaitu
korupsi. Orang-orang ini menyalahgunakan kekuasaannya guna merampas uang yang
seharusnya menjadi hak masyarakat
- ketidaktegasan aparat penegak hukum. Dengan banyaknya kasus-kasus HAM yang
semakin mencuat, saya sangat jarang mendengar bahwa para pelanggar HAM tersebut
dihukum berat sesuai dengan perbuatannya. Misalnya saja yang paling sederhana dan
sering terjadi di sekitar kita, yaitu begal
- Faktor ketiga yaitu penyalahgunaan teknologi ukannya tidak mungkin bahwa HAM
dapat dilanggar melalui teknologi. Sebagai contoh yaitu tindakan para netizen
(pengguna internet) di dunia maya
3. A emokrasi di Indonesia adalah suatu proses sejarah dan politik perkembangan demokrasi di
dunia secara umum, hingga khususnya di Indonesia, mulai dari pengertian dan
konsepsi demokrasi menurut para tokoh dan founding fathers Kemerdekaan Indonesia,
terutama Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soetan Sjahrir. Selain itu juga proses ini
menggambarkan perkembangan demokrasi di Indonesia, dimulai saat Kemerdekaan Indonesia,
berdirinya Republik Indonesia Serikat, kemunculan fase kediktatoran Soekarno dalam Orde
Lama dan Soeharto dalam Orde Baru, hingga proses konsolidasi demokrasi pasca Reformasi
1998 hingga saat ini.
Menurut Soekarno, demokrasi adalah suatu "pemerintahan rakyat". Lebih lanjut lagi, bagi
Soekarno, demokrasi adalah suatu cara dalam membentuk pemerintahan yang memberikan hak
kepada rakayat untuk ikut serta dalam proses pemerintahan
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_di_Indonesia

b ejak merdeka, bangsa Indonesia pernah melaksanakan tiga macam demokrasi yaitu
Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila.

Demokrasi Liberal (1950-1959)


Demokrasi liberal atau demokrasi parlementer berlaku pada tahun 1950—1959. Pada
saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUDS 1950. Berdasarkan UUDS 1950, sistem
pemerintahan dan demokrasi yang diterapkan di Indonesia, yaitu sistem parlementer
dan demokrasi liberal. Artinya, kabinet yang menterinya diajukan oleh parlemen (DPR)
dan bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).

Dalam sistem parlementer ini, kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan
presiden hanya sebagai kepala negara. Masa demokrasi liberal ini membawa dampak
yang cukup besar, memengaruhi keadaan, situasi dan kondisi politik pada waktu itu.

Demokrasi Terpimpin (1959—1966)


Demokrasi terpimpin atau demokrasi terkelola yaitu seluruh keputusan serta pemikiran
berpusat pada pemimpin negara saja. Menurut TAP MPRS No. VIII/MPRS/1965,
demokrasi terpimpin adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan yang berasaskan musyawarah untuk mufakat
secara gotong royong bagi semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan Nasakom.

Pada saat itu, konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 dan Presiden Sukarno
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang
berlandaskan pada sistem presidensial (presidesiil). Para menteri berada di bawah
wewenang presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.

Demokrasi Pancasila (1966—sekarang)
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang merupakan perwujudan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
mengandung semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila, yaitu:

1. Persamaan hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia


2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggungjawab secara moral kepada Tunan
Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

4. A Pancasila Sebagai Sumber Nilai Nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan. 1. Makna Nilai dalam
Pancasila a. Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
c. Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. c. Nilai Persatuan Indonesia
mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Nilai Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan mengandung
makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. e. Nilai Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah
2. Nilai Pancasila Sebagai Sumber Norma Hukum
Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar
bernegara. Pancasila berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau
staatfundamentalnorm (norma fondamental negara) dalam jenjang norma hukum di
Indonesia. Nilai - nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan
perundangam yang ada. Perundang - undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan
pemerintah, program-program Fransiska Novita Eleanora, pembangunan, dan peraturan -
peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-
nilai dasar pancasila

PANCASILA SEBAGAI NORMA DASAR DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA


Fransiska Novita Eleanora FH MPU Tantular Jakarta

Anda mungkin juga menyukai