Anda di halaman 1dari 18

KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

A. MATERI
1. Pengertian, Kedudukan, Sifat dan Fungsi UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah kumpulan aturan atau ketentuan mengenai hal-hal
yang mendasar atau pokok ketatanegaraan suatu negara sehingga
kepadanya diberikan sifat KEKAL dan LUHUR. KEKAL yang artinya :
apabila ada perubahan terhadap Undang Undang Dasar maka harus
disebabkan oleh hal-hal yang penting / fundamental / mendasar bagi
penyelenggaraan pemerintahan dan untuk mengubahnya diperlukan
cara yang istimewa. LUHUR yang artinya : pelaksanaan Undang
Undang Dasar tidak boleh bertentangan dengan jiwa serta isi aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuannya. Apabila pelaksanaan Undang
Undang Dasar menyimpang dari jiwa serta isinya berarti tidak ada lagi
kepastian hukum.
Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan
disampingnya Undang Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar
yang tidak tertulis (aturan-aturan yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis). Pengertian
Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945 menurut Tap MPR No. III/MPR/2000 (tentang Sumber Hukum
dan Peraturan Perundang-undangan) yaitu Hukum dasar tertulis
negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum
dalam penyelenggaraan negara.
Kedudukan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai hukum dasar tertulis yang
tertinggi di dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
Menurut Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pasal 7 ayat (1) Jenis
dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Undang Undang Dasar bukan merupakan syarat mutlak untuk


adanya atau berdirinya suatu negara, namun dengan adanya Undang
Undang Dasar yang mengatur pokok-pokok penyelenggaraan suatu
negara, maka baik pemerintah ataupun warga negara dapat dengan
mudah mengetahui dan memahami aturan pokok / dasar sistem
ketatanegaraannya. Undang Undang Dasar harus memenuhi 2 syarat:
a. syarat mengenai bentuknya
→ bentuknya sebagai naskah tertulis yg merupakan UU
yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.
b. syarat mengenai isinya
→ isinya merupakan peraturan yang bersifat fundamental,
artinya bahwa tidak semua masalah yang penting harus
dimuat dalam UUD, melainkan hal-hal yang pokok, dasar
atau asas saja.

Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia


Tahun 1945 merupakan keseluruhan naskah yang terdiri atas :
Pembukaan yang teridiri atas 4 alinea; Batang tubuh yang terdiri dari :
16 bab, 37 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan tambahan;
serta Penjelasan UUD NKRI Tahun 1945 yang terbagi dalam
penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal. Undang Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
sebagai alat kontrol, alat mengecek apakah norma hukum yang lebih
rendah yang berlaku itu sesuai dengan ketentuan Undang Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Undang
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
tidak boleh ketinggalan dengan perkembangan zaman. Dengan tidak
mengurangi sifatnya yang kekal, Undang Undang Dasar dapat saja
mengalami perubahan, tambahan dan penyempurnaan demi
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan dan
penyempurnaan itu tidak dilakukan dengan semena-mena, tetapi
lazim dilakukan dengan cara istimewa. Adapun sifat Undang Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
sebagai berikut :
a. Rumusan yang jelas, karena tertulis, merupakan hukum
positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
negara dan setiap warga negara.
b. bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan pokok
yang setiap saat dapat dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman.
c. Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan tertib hukum positif yang tertinggi
dengan fungsinya sebagai alat kontrol norma-norma hukum
positif yang lebih rendah dalam tata urutan perundang-
undangan yang berlaku.

2. Makna Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945


Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia, sedangkan pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber
dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad Bangsa Indonesia
untuk mencapai tujuan nasional. Pembukaan juga merupakan sumber
dan cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan, baik
dalam lingkungan Nasional maupun dalam hubungan pergaulan
Bangsa-Bangsa di dunia.
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan terperinci
yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 dan memuat Pancasila sebagai dasar negara, yang
merupakan suatu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Oleh karena itu, tidak boleh diubah oleh siapapun
termasuk MPR hasil pemilihan umum, karena mengubah isi
pembukaan berarti pembubaran Proklamasi 17 Agustus 1945.
Adapun makna pembukaan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai berikut:
a. makna alinea pertama
“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu...”
1) adanya keteguhan dan kuatnya pendirian Bangsa
Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan melawan
penjajah
2) tekad Bangsa Indonesia untuk tetap berdiri di barisan
yang paling depan untuk menentang dan menghapuskan
penjajahan diatas dunia.
b. makna alinea kedua
“ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentaosa ... “
1) perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampai pada saat yang menentukan
2) momentum yang telah dicapai itu harus dimanfaatkan
untuk menyatakan kemerdekaan.
3) Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir,
tetapi masih diisi denganusaha mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Hal ini merupakan cita-cita Nasional Bangsa
Indonesia.
c. makna alinea ketiga
“ Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka ... “
1) Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan
bangsa kita berkat rahmat dari Tuhan
2) Keinginan yang didambakan oleh segenap Bangsa
Indonesia untuk hidup yang berkeseimbangan antara
kehidupan material dengan spiritual dan kehidupan dunia
dengan akhirat.
3) Pengukuhan melalui proklamasi kemerdekaan sebagai
salah suatu negara yang berwawasan kebangsaan.
d. makna alinea keempat
“ Kemudian daripada itu untuk membentuk pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ...”
1) memuat tujuan sekaligus fungsi negara Indonesia.
2) Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan
rakyat.
3) Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.

3. TUJUH KUNCI POKOK SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RI :


a. Indonesia adalah Negara yang berdasar atas Hukum
(rechsstaat)
Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechsstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Pernyataan
ini mengandung arti bahwa negara termasuk didalamnya
pemerintah dan warga negara atau lembaga-lembaga lain,
dalam melaksanakan tindakannya dilandasi oleh hukum atau
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
b. Sistem konstitusional
Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi ( hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas). Sistem
konsitusional memberikan ketegasan cara pengendalian
pemerintahan negara yang dibatasi oleh ketentuan dalam
konstitusi dan sekaligus dengan perundang-undangan lain
sebagai produk konstitusi, seperti Tap MPR, UU dsb.
c. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama
Majelis Permusyawaratan Rakyat, sebagai penjelmaan
seluruh Rakyat Indonesia.
d. Presiden ialah penyelenggara Pemerintahan Negara yang
tertinggi dibawah majelis.
Presiden adalah Mandataris MPR. Presidenlah yang
memegang tanggung jawab atas jalannya pemerintahan
yang dipercayakan kepadanya dan
mempertanggungjawabkan kepada MPR, bukan kepada
badan lain.
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat
Menurut sistem pemerintahan kita, Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR tetapi Presiden
bekerjasama dengan DPR. Presiden tidak dapat
membubarkan DPR, namun DPR pun tidak dapat
menjatuhkan Presiden, karena Presiden tidak bertanggung
jawab kepada DPR.
f. Menteri negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara
tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Dengan petunjuk dan persetujuan Presiden, Menteri-menteri
inilah yang pada hakikatnya menjalankan kekuasaan
pemerintahan di bidangnya masing-masing, inilah yang
disebut sistem kabinet Presidensiil.
g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
Dalam sistem ini yang ingin ditonjolkan adalah para menteri
sebagai pemimpin – peminpin negara yang membantu
Presiden agar dalam penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahn tetap dipegang teguh pada sistem
pemerintahan sesuai UUD, negara hukum, pemerintahan
konstitusionl dsb sehingga dapat dicegah agar jalannya
pemerintahan negara yang terletak pada satu orang, yaitu
Presiden dan tidak menjurus ke absolutisme.

B. REFERENSI
1. UUD 1945 amandemen keempat
2. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,
Ghalia Indonesia, Jakarta
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA

A. MATERI
1. Konsep Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari perkataan Yunani demokratia,arti
pokok : demos = rakyat, kratos = kekuasaan, jadi kekuasaan rakyat
atau suatu bentuk pemerintahan negara, dimana rakyat berpengaruh
di atasnya, singkatnya : pemerintahan rakyat. Pengertian umum pada
waktu sekarang ialah bahwa demokrasi itu juga diartikan sebagai
perbandingan “separuh+satu”, jadi golongan mana telah memperoleh
suara paling sedikit separuh+satu suara maka memnaglah golongan
ini atas golonganyang lain.
Menurut Hans Klesen, pada dasarnya demokrasi itu adalah
pemerintahan oleh rakyat, dan untuk rakyat. Ciri demokrasi ialah
bahwa tiap-tiap keputusan selalu bersandarkan atas adsar kelebihan
suara. Disini selalu timbul perjuanganuntuk merebut suara terbanyak
pada tiap-tiap persoalan diantara golongan-golongan. Dalam negar
ademokrasi, golongan kecil yang kalah suara, jika tidak mau duduk
dalam pemerintahan, maka mereka berhak untuk mengadakan koreksi
sebagai golongan oposisi terhadap pemerintahan yaitu dari golongan
yang lebih besar. Dengan adanya kritik-kritik dari kaum oposisi
terhadap cara melaksnakan pemerintahan dan kebijakan pemerintah
itu, maka setelah diperhatikan, timbullah suatu kompromi atau
persesuaian pendapat untuk perbaikankebijakan pemerintah.
Demokrasi itu juga suatu metode atau cara untuk mengatur tata
tertib masyrakat danjug auntuk mengadakan perubahan masyarakat,
menentukan corak kebudayaan sendiri, menentukan kebebasan pers,
berkumpul, menganut agama atau kepercayaan dan keyakinan
masing-masing dsb. Dalam negara demokrasi, terdapat persmaan
kemerdekaan bagi tiap-tiap orang. Di negara diktator terdapat
persamaan tidak merdeka bagi tiap-tiap orang. Jadi kemerdekaan
atau kebebasan tiap-tiap manusia adalah jiwa dari demokrasi.
Kebebasan untuk tiap-tiap manusia diatur oleh pemerintah. Oleh
karen aitu, demokrasi rakyat hanya dapat dicapai, jika rakyat dengan
perantaraan wakil-wakilnya yang dipercaya mengatur atau ikut
mengatur ketentuan-ketentuan pemerintahnya.

2. Demokrasi dalam sistem NKRI


Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa Negara
Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Pasal ini
menegaskan bahwa negara Indonesia menganut sistem negara
Kesatuan. Pasal 1 ayat (2) menyatakan, bahwa kedaulatan adalah di
tangan rakyat, dan dilaksnakan menurut UUD. Bagi bangsa Indonesia,
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang khas bagi bangsa
Indonesia sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Pengertian demokrasi
bentuk pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat dinyatakan jelas
didalam UUD 1945 baik dalam Pembukaan, batang Tubuh maupun
Penjelasannya.
Istilah kerakyatan atau demokrasi menunjukkan bahwa segala
sesuatu berasal dari rakyat, dilaksnakan oleh rakyat dan
diperuntukkan bagi rakyat. Perwakilan menunjukkan bahwa demokrasi
yang dianut bangsa Indonesia padadasarnya dilaksnakan melalui
wakil-wakil dari rakyat. Hikmat kebijaksanaan berarti kearifan dalam
mengambil keputusan melalui permusyawaratan. Kearifan inilah yang
memimpin seseorang atau golongan dalam mengambil keputusan,
yaitu kearifan untuk selalu mempertimbangkan kepentingan bersama
diatas kepentingan perseorangan atau golongan. Permusyawaratan
menunjukkan adanya pembicaraan dari wakil-wakil rakyat yang ingin
memperoleh keputusan atau kesepakatan bersama secara arif
bijaksana mengenai suatu masalah. Istilah yanglazim dipakai untuk itu
ialah “bermusyawarah untuk mencapai mufakat”.
Pelaksanaan Demokrasi Pancasila diselenggarakan dalam
wujud 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara, seperti terdapat
didalam penjelasan UUD 1945, serta pelaksanaan selanjutnya
didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang ada. Salah
satu wujud nayta dari pelaksanaan demokrasi adalah
terselenggaranya Pemilihan Umum untuk memilih wakil rakyat duduk
di lembaga-lembaga perwakilan seperti MPR, DPR dan DPRD yang
harus terlaksana secara tertib, teratur dan adil.
Dalam sejarah NKRI yang telah lebih dari setengah abad,
perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah
pokok yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia ialah bagaimana
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial
politik yang demokrasi dalam masyarakat yang beraneka ragam pola
adat budayanya.

3. HAK Asasi Manusia


Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh
manusia, sesuai dengan kodratnya. HAM meliputi hak hidup, hak
kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar lain yang
melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat
oleh orang lain. HAM pad ahakikatnya semata-mata bukan dari
manusia sendiri tetapi dari Tuhan YME, sebgaimana tercantum
didalam Pembukaan HAM menurut Ketetapan MPR Nomor
XVII/MPR/1988 bahwa HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada
diri manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah
Tuhan YME.

4. Pengakuan Atas Martabat Dan Hak-Hak Yang Sama Sebagai


Manusia Hidup Di Dunia
Deklarasi Universal tentang hak Asasi Manusia yang telah
disetujui dan diumumkan oleh resolusi Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa tanggal 10 Desember 1948 antara lain
mencantumkan, bahwa setiap orang mempunyai hak :
a. Hidup
b. Kemerdekaan dan keamanan badan
c. Diakui kepribadiannya
d. Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain
menurut hukum untuk mendapat jaminan hukum dalam
perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap
tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
e. Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
f. Mendapatkan asylum
g. Mendapatkan suatu kebangsaan
h. Mendapatkan hak milik atas benda
i. Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
j. Bebas memeluk agama
k. Mengeluarkan pendapat
l. Berapat dan berkumpul
m. Mendapat jaminan sosial
n. Mendapatkan pekerjaan
o. Berdagang
p. Mendapatkan pendidikan
q. Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
r. Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan
keilmuan

Deklarasi Universal tentang HAM ini merupakan suatu


pelaksanaan umum yang baku bagi semua bangsa dan negara. Sejak
proklamasi Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia,
beberapa negara telah memproklamasikan deklarasi yang serupa.
Contohnya meliputi Bill of Rights di Amerika Serikat, dan Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara di Perancis
5. Penghargaan dan Penghormatan Atas Hak-Hak Manusia
dengan Perlindungan Hukum
Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang sudah
dipunyai oleh seseorang sejak ia masih dalam kandungan. Hak asasi
manusia dapat berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM yang
tertuang dalam Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945, terdapat pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal
29 ayat 2, pasal 31 ayat 1,serta pasal 30 ayat 1.
HAM merupakan hak fundamental yang tidak dapat dicabut
karena ia adalah seorang manusia. HAM yang dirujuk sekarang
merupakan seperangkat hak yang dikembangkan PBB sejak awal
berakhirnya perang dunia II. Sebagai konsekuensinya, negara-negara
tidak dapat berkelit untuk tidak melindungi hak asasi manusia yang
bukan warga negaranya. Selama masih menyangkut persoalan HAM
pada masing-masing negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu
mempunyai tanggung jawab, khususnya terkait pemenuhan hak asasi
manusia pribadi-pribadi yang terdapat pada jurisdiksinya, termasuk
orang asing.
HAM di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999, yang menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan
tegaknya hak asasi manusia. Pelanggaran hak asasi manusia adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan
atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang
secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang
harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan
martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan
serta keadilan. Bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,
serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai hak asasi
manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia;

B. REFERENSI
1. Kaelan MS, Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma, Yogyakarta
2. CST Kansil dan Christine ST Kansil, Pendidikan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta
3. Sunarso dkk, Pendidikan Kewarganegaraan-PKN untuk Perguruan
Tinggi, UNY Press, Yogyakarta
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

A. MATERI
1. Pengertian Warganegara dan Penduduk
Syarat-syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah :
harus ada wilayah tertentu, ada rakyat yang tetap, ada pemerintahan
yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Keempat syarat
tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan
rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara, warganegara
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya
warganegara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan
dilindungi oleh negara.
Dalam hubungan Internasional di setiap wilayah negara selalu
ada warga negara dan orang asing yang semuanya disebut
penduduk. Setiap warganegara adalah penduduk suatu negara,
sedangkan setiap penduduk belum tentu warganegara, karena
mungkin seorang asing. Penduduk suatu negara mencakup
warganegara dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda
dengan negara. Setiap warganegara mempunyai hubungan yang tak
terputus meskipun ia bertempat tinggal di luar negeri. Sedangkan
seorang asing hanya mempunyai hubungan selama ia bertempat
tinggal di wilayah negara tersebut.

2. Asas-asas Kewarganegaraan
a. Asas ius-sanguinis dan asa ius soli
Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri
syrat-syarat untuk menjadi warganegara. Terkait dengan syarat-syarat
menjadi warganegara dalam ilmu tata negara, dikenal adanya dua
asas Kewarganegaraan, yauti asas ius sanguinis dan asas ius soli.
Asas ius sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah,
artinya bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh
orangtuanya. Seseorang adalah warganegara B karena orangtuanya
adalah warganegara B. Sedangkan asas ius soli adalah asas daerah
kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara tersebut.
b. Bipatride dan Apatride
Dalam hubungan antar negara, seseorang dapat pindah tempat
dan berdomisili di negara lain. Apabila seseorang atau keluarga yang
bertempat tinggal di negeri lain melahirkan anak,maka status
kewarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang berlaku di
negara orangtuanya, dan di negara tempat dimana anak tersebut
dilahirkan. Perbedaan asas yang dianut oleh negara lain, misalnya
negara A menganut asas ius sanguinis sedangkan negara B
menganut asas ius soli, hal ini dapat menimbulkan status bipatride
atau apatride pada anak dari orangtua yang berimigrasi diantara
kedua negara tersebut.
Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut
peraturan dr dua negara terkait seseorang dianggap sebagai warga
negara kedua negara tsb. Ilustrasi peristiwa :
1) Negara A menganut asas ius-sanguinis. Mario warga
negara A. Michele warga negara A.
2) Mario dan Michele menikah, lalu berdomisili di negara B.
Negara B menganut asas ius-soli.
3) Lahirlah Riska anak dr Mario dan Michele di negara B
4) Menurut negara A, Riska adalah warga negaranya krn
mengikuti warga negara orangtuanya.
5) Menurut negara B, Riska adalah warga negaranya krn
mengikuti tempat kelahirannya.
6) Dengan demikian Riska mempunyai status Bipatride (dwi
kewarganegaran).
Apatride (tanpa kewarganegaraan timbul apabila menurut aturan
kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari
negar amanapun. Ilustrasi peristiwa :
1) Negara C menganut asas ius-soli.
2) Ricky warganegara C. Rachel warganegara C.
3) Ricky dan Rachel menikah, lalu berdomisili di negara D.
Negara D menganut asas ius-sanguinis.
4) Lahirlah Reza, anak dr Ricky dan Rachel di negara D
5) Menurut negara D, Reza tdk diakui sebagai warga
negaranya karena orang tuanya bukan warga negara D.
6) Menurut negara C, Reza tidak diakui sebagai warga
negaranya karena tidak lahir di negara C
7) Dengan demikian Reza mempunyai status Apatride
(tanpa kewarganegaran).

3. Proses Berbangsa dan Bernegara


Bangsa adalah sekumpulan orang yang senasib,mempunyai
perasaan untuk bersatu, karena memiliki kesamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa
tersebut terkait karena kesatuan, bahasa danwilayah tertentu di bumi
ini. Perjuangan kebangsaan Indonesia, dimulai dengan munculnya
kesadaran perjuangan yang bersifat nasional dengan dibentuknya
pergerakannasional Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Tekad
perjuangan kemerdekaan ditegaskan dengan Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 dengan ikrar : “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan
menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”. Wawasan
kebangsaan tersebut kemudian mencapai satu tonggak sejarah,
bersatu padu pada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan kebangsaan
ini mengamanatkan kepada seluruh bangsa Indonesia agar
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang bersma-sama mendiami satu wilayah tertentu dan
mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta
keselamatan sekelompok manusia tersebut. Pada umumnya dapatlah
dikatakan bahwa tujuan suatu negara adalah sebagai berikut :
a. untuk memperluas kekuasaan semata-mata
b. untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
c. untuk mencapai kesejahteraan umum
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan mengenai tujuan
negara Republik Indonesia sebagai berikut : “untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Selain itu dalam Penjelasan
UUD 1945 dinyatakan “Negara Indonesia berdasarkan atas hukum
(Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaat)”.
Jelaslah bahwa Indonesia adalah suatu negara hukum yang bertujuan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

4. Hak dan Kewajiban Warganegara menurut UUD 1945


Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban
warganegara mencakup pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34.
Berikut adalah penjelasannya (untuk naskah lengkap silakan lihat
Undang-Undang Daasar 1945 amandemen keempat yang anda
miliki):
a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama
dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warganegara atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945
menetapkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk
berserikat, berkumpul, mengelurakan pikiran dengan lisan
dan tulisan. Hak Asasi Manusia juga diatur dalam pasal 28
point A hingga point J.
e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan
untuk memluk agamanya masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua menyebutkan hak
dan kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran.
h. Pasal 33 menyebutkan hak-hak warganegara di bidang
perekonomian.
i. Pasal 34 menyebutkan hak-hak warganegara dalam hal
jaminan sosial.

B. REFERENSI
1. Kaelan MS, Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma, Yogyakarta
2. CST Kansil dan Christine ST Kansil, Pendidikan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta
3. Sunarso dkk, Pendidikan Kewarganegaraan-PKN untuk Perguruan
Tinggi, UNY Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai