Anda di halaman 1dari 18

TUGAS AKHIR RANGKUMAN

MATA KULIAH LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

Nadhifa Marsaa (1906291411)

LEMBAGA - LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA REGULER - E

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2020
1. Kuliah Pembuka (Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H)
- Constitutional rules dipengaruhi oleh culture atau budaya pada suatu negara.
- Constitutional Institutions ada yang disebut secara eksplisit dan implisit dalam Undang-
undang Dasar 1945. Institusi yang disebut secara eksplisit dalam UUD 1945 adalah
MPR, DPR, MA, MK. Sementara, yang implisit disebutkan dalam UUD 1945 adalah
Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia.
- Menurut Prof. Dr. Jimly Asshidiqie S.H., ada empat lembaga negara di Indonesia, yaitu
legislatif, eksekutif, yudikatif, dan campuran. Keempat lembaga ini disebut quadro
politica micro.
- Lembaga negara keempat dalam sistem quadro politica micro adalah lembaga negara
campuran yang memiliki kekuasaan campuran antara kekuasaan eksekutif, yudikatif,
dan legislatif. Contohnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang memiliki
wewenang eksekutif juga yudikatif dan Komisi Pemilihan Umum yang memiliki
wewenang eksekutif serta regulatif.
- Dalam perkembangannya, lembaga negara campuran dalam quadro politica micro
terpecah lagi menjadi lembaga negara new macro, yaitu korporasi dan media sebagai
bentuk dari kebebasan pers.
- Dalam praktiknya, kebebasan pers seringkali dibatasi dengan adanya keluarga yang
membentuk dinasti dalam pemerintahan. Sehingga, media seringkali dikuasai oleh
dinasti keluarga atau partai-partai politik tertentu.
- Non-Governmental Organization atau NGO adalah suatu pilar kebangsaan di Indonesia.
Sebagaimana, ormas-ormas seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU)
memiliki peran begitu besar dalam masyarakat.
- Pejabat negara adalah pejabat publik, namun pejabat publik belum tentu pejabat negara.
- KADIN adalah lembaga yang keseluruhan kegiatannya swasta, namun anggarannya
dibentuk dengan Peraturan Pemerintah (PP) dan disebut oleh Undang-undang.
Keududukan kadin ini cukup membingungkan. Kadin bergerak seperti lembaga bisnis,
tetapi sebenarnya lebih dari itu. Bahkan, KADIN sendiri tidak dapat digolongkan
sebagai lembaga bisnis.
- Menurut Hans Kelsen, secara teori lembaga negara begitu luas.
- Dalam praktiknya, lembaga negara memiliki dua fungsi, yaitu:
1. Law creating function : perbuatan hukum untuk membentuk lembaga perwakilan
rakyat melalui pemilihan umum.
2. Law applying function : warga negara menjalankan undang-undang.

1
2. Teori Pemisahan Kekuasaan
- Melalui ide pemisahan kekuasaan, kekuasaan dibedakan dan dipisahkan ke dalam
berberapa fungsi yang berbeda.
- Untuk mencegah kekuasaan absolut, John Locke membagi kekuasaan menjadi 3 (tiga),
yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan federatif.
- Fungsi kekuasaan legislatif adalah membentuk hukum. Tidak ada hukum yang dapat
berlaku di suatu negara, tanpa diputuskan terlebih dahulu oleh kekuasaan ini, tak peduli
seberapa banyak suatu hukum mendapat dukungan dari berbagai pihak, suatu hukum
belum berlaku kalau belum diputuskan oleh kekuasaan legislatif. Namun, kekuasaan
besar yang terdapat di legislatif tersebut perlu dibatasi.
- Fungsi kekuasaan eksekutif adalah menjalankan produk-produk yang dikeluarkan oleh
legislatif. Kekuasaan ini diperlukan karena hukum yang dibentuk oleh legislatif
memerlukan penerapan berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan kekuasaan yang
efektif bekerja sehari-hari untuk memastikan hukum tetap tegak di masyarakat secara
terus menerus.
- Fungsi kekuasaan federatif : melakukan hubungan luar negeri.
- Berbeda dengan John Locke, Montesquieu mengajukan ide pemisahan kekuasaan
menjadi tiga jenis, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
- Fungsi kekuasaan legislatif : membentuk hukum. Tidak ada hukum yang dapat berlaku
di suatu negara, tanpa diputuskan terlebih dahulu oleh kekuasaan ini, tak peduli
seberapa banyak suatu hukum mendapat dukungan dari berbagai pihak, suatu hukum
belum berlaku kalau belum diputuskan oleh kekuasaan legislatif. Namun, kekuasaan
besar yang terdapat di legislatif tersebut perlu dibatasi.
- Fungsi kekuasaan eksekutif : memiliki kekuasaan dalam menentukan perang dan
damai, mengutus dan menerima duta, menetapkan keamanan umum serta
mempersiapkan diri dalam hal terjadi invasi.
- Fungsi kekuasaan yudikatif : kekuasaan yudisial yang bertindak menghukum penjahat
atau memutus pertikaian antar individu.
- James Madison, salah seorang konseptor sistem ketatanegaraan Amerika Serikat,
membuat gagasan yang memadukan konsep separation of powers dengan konsep
checks and balances. Menurutnya, selain pemisahan kekuasaan perlu juga diterapkan
checks and balances diantara ketiga kekuasaan tersebut karena kekuasaan itu pada

2
dasarnya berpotensi melanggar batas-batasnya dan harus secara efektif dijaga untuk
tidak melewati batasnya.
- Checks and balances merupakan konsep yang lahir dari keinginan untuk
menyempurnakan teori separation of powers yang dikemukakan Montesquieu. Konsep
pemisahan kekuasaan Montesquie dianggap terlalu teoretis sehingga memerlukan
berbagai penyempurnaan dalam prakteknya dan memang tidak ada satu pun negara di
dunia yang melaksanakan pemisahan kekuasaan seperti gagasan yang disampaikan oleh
Montesquieu.
- Gagasan dari konsep checks and balances adalah tidak ada lembaga kekuasaan negara
yang lebih tinggi, kekuasaan yang dibagi oleh Montesqueiu, baik legislatif, eksekutif
maupun yudisial tidak ada yang lebih tinggi dibanding lainnya. Implementasi konsep
tersebut dengan cara, setiap cabang kekuasaan memberikan sedikit kewenangan aslinya
kepada cabang kekuasaan lain yang digunakan untuk melakukan check pelaksanaan
kewenangan tersebut di cabang kekuasaan asalnya.
- Dalam perkembangannya, konsep ini dianggap sebagai panduan dalam hubungan antar
lembaga negara ketika menjalankan fungsinya masing-masing.

3. Teori Lembaga Negara


- Konsepsi lembaga negara dalam arti luas : setiap warga negara yang sedang berada
dalam keadaan menjalankan suatu ketentuan undang-undang juga dapat disebut sebagai
organ negara dalam arti luas, misalnya, ketika warga negara yang bersangkutan sedang
melaksanakan hak politiknya untuk memilih dalam pemilihan umum, dianggap sedang
menjalankan undang-undang (law applying function) dan juga sedang melakukan
perbuatan hukum untuk membentuk lembaga perwakilan rakyat (law creating function)
melalui pemilihan umum.
- Konsep organ negara :
- Ciri-ciri penting organ negara dalam arti sempit :
1. Organ negara itu dipilih atau diangkat untuk menduduki jabatan atau fungsi
tertentu yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan; organ negara
secara normatif
2. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, yang bersangkutan berhak untuk
mendapatkan perlakuan khusus dari segi keprotokoleran, anggaran untuk
menjalankan fungsinya dan imbalan gaji dari negara.

3
3. Lembaga atau organ negara dalam arti sempit dapat dikaitkan dengan jabatan
dan pejabat public office dan public officials
4. Law-creating or law-applying function dalam konteks kenegaraan
- Lembaga negara di Indonesia sebelum amandemen UUD 1945 : MPR, DPR, Presiden,
MA, DPA, BPK.
- Lembaga negara menurut Jimly Asshiddiqie :
1. Pertama, mengutip yang dikemukakan oleh Kelsen, setiap individu yang
menjalankan fungsi membentuk dan menerapkan norma hukum.
2. Kedua, pengertian luas namun lebih sempit dari yang pertama – yaitu setiap
individu yang menjalankan fungsi membentuk dan menerapkan norma hukum yang
juga memiliki posisi dalam jabatan kenegaraan atau pemerintahan.
3. Ketiga, pengertian yang lebih sempit lagi, yaitu lembaga yang memiliki fungsi
membentuk dan menerapkan norma hukum dalam kerangka struktur kenegaraan,
yaitu dibentuk berdasarkan UUD, UU dan peraturan perundangan-undangan atau
keputusan-keputusan, baik di tingkat pusat ataupun di tingkat daerah.
4. Keempat, pengertian yang lebih sempit lagi, yaitu lembaga-lembaga yang dibentuk
berdasarkan UUD, UU atau peraturan perundang-undangan yang lebih rendah. Dan
pengertian
5. Kelima, untuk pengertian khusus terhadap lembaga-lembaga di tingkat pusat yang
pembentukan dan pengaturannya didasarkan pada UUD, yaitu Presiden/Wakil
Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA dan MK, yang dapat juga disebut sebagai
Lembaga Tinggi Negara.
- Fungsi lembaga negara terdiri atas fungsi :
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif
4. oversight
5. Pemeriksaan keuangan

4. Teori Kekuasaan Legislatif


- Kekuasaan legislatif merupakan lembaga yang dipilih dan disetujui oleh warga (chosen
and appointed), berwenang membuat UU dan merupakan kekuasaan tertinggi dalam
sebuah negara.

4
- Anggota legislatif dipilih oleh rakyat dalam waktu tertentu dan jika waktu berakhir
maka mereka tidak dapat berpartisipasi lagi kecuali jika dipilih kembali atau jika
dikumpulkan oleh eksekutif.
- Raja mempunyai bagian dalam kekuasaan legislatif karena tidak mungkin dibuat UU
yang tidak disetujuinya dan Raja harus tunduk terhadap UU yang disetujui dengan
persetujuannya tersebut.
- Sumber kekuasaan legislatif : Individu setuju untuk membuat negara, Timbal balik
kepada masyarakat, tanggung jawab penguasa dalam keamanan dan kebaikan bersama,
setelah hak diserahkan, kedaulatan (terbatas) berada di tangan yang mewakili,
kekuasaan legislatif adalah kekuasaan tertinggi, penguasa bertindak sesuai dengan
peraturan yang dibuat oleh legislatif.
- Di sejumlah negara, lembaga perwakilan dinamakan parliament yang diambil dari
bahasa Prancis parler, yang artinya berbicara, karena bagaimanapun itulah tujuan dari
setiap anggota parlemen.
- Hampir 40% nama parlemen di dunia ditujukan dengan istilah yang berarti pertemuan
atau majelis seperti congress, Diet (Jepang), Knesset (Israel), Skupstina (di beberapa
negara Balkan), Majlis (di banyak negara Arab).
- Dalam tradisi Nordic, istilah yang dipakai Riksdagen (misalnya Finlandia, Swedia)
yang dapat diterjemahkan sebagai pertemuan nyata.
- Fungsi Parlemen:
1. Fungsi representatif : mewakili rakyat, konstituen secara formal dan politis.
2. Fungsi deleberatif : membahas masalah, pemecahan masalah, pengawasan terhadap
fiskal dan administrasi serta hubungan luar negeri
- Fungsi Legislasi (Jimly Asshiddiqie)
1. Prakarsa pembuatan undang-undang (legislative initiation);
2. Pembahasan rancangan undang-undang (law making process);
3. Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang (law enactment approval);
4. Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atas perjanjian atau persetujuan
internasional dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat lainnya (Binding
decision making on international agreement and treaties or other legal binding
documents).
- Fungsi Pengawasan (Jimly Asshidiqqie)
1. Pengawasan atas penentuan kebijakan (control of policy making);
2. Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan (control of policy executing);

5
3. Pengawasan atas penganggaran dan belanja negara (control of budgeting);
4. Pengawasan atas pelaksanaan anggaran dan belanja negara (control of budget
implementation);
5. Pengawasan atas kinerja pemerintahan (control of government performances);
6. Pengawasan terhadap pengangkatan pejabat publik (control of political
appointment of public officials) dalam bentuk persetujuan atau penolakan, atau pun
dalam bentuk pemberian pertimbangan oleh DPR.
- Fungsi deliberasi dan resolusi konflik (Jimly Asshiddiqie)
1. Perdebatan politik dalam rangka rule and policy making
2. Perdebatan dalam rangka menjalankan pengawasan
3. Menyalurkan aspirasi dan kepentingan yang beraneka ragam
4. Memberikan solusi saluran damai terhadap konflik sosial
- Berdasarkan beberapa konstitusi negara di dunia, diketahui bahwa parlemen dapat
memiliki lebih dari satu kamar. Parlemen yang memilik 1 kamar disebut sebagai
unicameralism, 2 kamar (bicameralism), 3 kamar (tricameralism), 4 kamar
(tetracameralism), dan 5 kamar (pentacameralism). Contoh negara yang
menggunakan sistem trikameral adalah Indonesia setelah perubahan UUD 1945 dan
Afghanistan (2004), sedangkan negara yang pernah menggunakan sistem ini adalah
Afrika Selatan (UUD tahun 1983) dan China-Taiwan (UUD tahun 1946). Sistem 5
kamar (pentakameral) pernah digunakan di negara Yugoslavia (UUD tahun 1963).

5. Teori Kekuasaan Eksekutif


- Eksekutif atau executive dalam bahasa Inggris berasal dari kata bahasa Latin yaitu ex
sequi yang berarti to follow out atau carry out yang dapat diartikan “melaksanakan”
atau “melakukan”. –
- Kekuasaan eksekutif diperlukan karena hukum yang dibentuk oleh legislatif
memerlukan penerapan berkelanjutan oleh karena itu diperlukan kekuasaan yang
efektif bekerja sehari-hari untuk memastikan hukum tetap tegak di masyarakat secara
terus menerus (John Locke)
- C.F. Strong membedakan antara eksekutif dalam arti luas dan eksekutif dalam arti
sempit. Dalam arti luas, eksekutif terdiri dari seluruh struktur kementerian, pelayanan
publik, kepolisian hingga militer. Sedangkan dalam arti sempit, eksekutif berarti
pimpinan tertinggi eksekutif.

6
- Pimpinan eksekutif biasanya dijabat oleh pimpinan tunggal yang dikenal dengan
sebutan presiden, perdana menteri, menteri utama, kanselir pimpinan tertinggi atau
raja.
- Kekuasaan eksekutif pendukung atau eksekutif dalam arti luas diisi oleh sebuah
kelompok kerja yang terdiri dari para menteri yang menangani berbagai persoalan
menurut spesifikasinya masing-masing. Kelompok kerja ini di Eropa dikenal dengan
nama kabinet, council atau kementerian. Di Amerika Serikat dikenal dengan nama
administration yang terdiri dari para secretary.
- Peran dari kekuasaan eksekutif adalah melaksanakan kebijakan dari sistem politik,
hukum dan memberikan arahan-arahan. Eksekutif dalam melaksanakan tugas tersebut
melakukan formulasi dan mengimplementasikan kebijakan publik. (Duncan Watts )
- Kegiatan kekuasaan eksekutif, yaitu melakukan formulasi dan pengarahan terhadap
kebijakan pemerintahan. (Brian Duignan )
- Kekuasaan presiden :
1. Kekuasaan di bidang pemerintahan
2. Kekuasaan di bidang perundang-undangan
3. Kekuasaan di bidang yustisial
4. Kekuasaan di bidang hubungan luar negeri
- Sistem eksekutif (C.F Strong)
1. Eksekutif Parlementer (The Parliamentary Executive)

eksekutif bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen

2. Eksekutif non-parlementer (The Non-Parliamentary Executive).

bertanggung jawab secara langsung, dan memiliki periode waktu tertentu kepada
suatu badan yang lebih luas serta tidak dapat dibubarkan oleh tindakan parlemen.

- Jabatan eksekutif merupakan jabatan tunggal bukan terdiri dari sekelompok orang
karena fungsi dari jabatan ini menghendaki kecepatan pengambilan putusan. Hal ini
berbeda dengan jabatan legislatif yang diisi oleh sekelompok orang (Montesquieu)
- Pengisian jabatan presiden :
1. Pemilihan
2. Perwakilan
3. Pergantian
4. Pemangkuan sementara

7
6. Teori Kekuasaan Kehakiman
- Kekuasaan kehakiman yang merdeka adalah kebebasan dalam urusan peradilan atau
kebebasan menyelenggarakan fungsi peradilan (fungsi yustisial)
- Kekuasaan kehakiman yang merdeka mengandung makna larangan bagi kekuasaan
ekstra yustisial mencampuri proses penyelenggaraan peradilan
- Kekuasaan kehakiman yang merdeka diadakan dalam rangka terselenggaranya negara
berdasarkan atas hukum (de rechtsstaat Yudisial)
- Sebagai bagian dari sistem pemisahan kekuasaan antara badan-badan penyelenggara
negara. Kekuasaan kehakiman yang merdeka diperlukan utk melindungi dan
menjamin kebebasan individu
- Kekuasaan kehakiman yg merdeka diperlukan utk mencegah penyelenggara
pemerintahan bertindak tak semena-mena dan menindas
- Kekuasaan kehakiman yg merdeka diperlukan untuk dapat menilai keabsahan secara
hukum tindakan pemerintahan atau suatu peraturan perundang-undangan, sehingga
sistem hukum dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik.
- Suatu pengadilan yang bebas merupakan syarat yang “indispensable” dalam suatu
masyarakat di bawah “Rule of Law”. Kebebasan demikian mengandung di dalamnya
kebebasan dari campur tangan dari badan-badan lain, baik dari Executive maupun dari
Legislative, meskipun ini tidak berarti bahwa Hakim itu boleh bertindak sewenang-
wenang. Syarat demikian dikemukakan pula Universal Declaration of Human Rights,
yang disamping itu menghendaki adanya suatu “impartial tribunal[Oemar seno Adji,
Peradilan Bebas Negara Hukum, 1985]dapat dijalankan dan ditegakkan dengan baik.
- Pembatasan Hakim :
- Hakim hanya memutus menurut hukum
- Hakim memutus semata-mata utk memberikan keadilan
- Dalam melakukan penafsiran, konstruksi atau menemukan hukum, hakim harus
tetap berpegang teguh pada asas-asas umum hukum (general principle of law) dan
asas keadilan yang umum (the general principles of natural justice)
- Harus diciptakan suatu mekanisme yg memungkinkan menindak hakim yang
sewenang-wenang atau menyalahgunakan kebebasannya.
- Kode etik dan perilaku hakim
1. Independence (Independensi),
2. Impartiality (Ketidakberpihakan),
3. Integrity (Integritas),

8
4. Propriety (Kepantasan Dan Kesopanan),
5. Equality (Kesetaraan), Dan
6. Competence And Diligence (Kecakapan Dan Keseksamaan)

7. Lembaga Perwakilan Rakyat


- Demokrasi terbagi menjadi 2, yaitu demokrasi langsung dan perwakilan
- Demokrasi langsung terjadi pada masa Yunani Kuno saat negara masih seukuran kota,
dengan penduduk yang masih sedikit. Rakyat berkumpul di lapangan untuk membuat
kebijakan/mengambil keputusan.
- Demokrasi perwakilan terjadi pada masa kini, saat rakyat pergi ke bilik suara untuk
memilih kandidat. Dengan itu, Rakyat memberikan mandatnya kepada kandidat
tertentu untuk membuat kebijakan (policy) atas nama mereka. Lalu, mereka yang
diberikat mandat, akan menentukan kebijakan yang mengikat rakyat.
- Terdapat 2 sisi keterwakilan, yaitu :
1. keterwakilan fisik/formal : Terpilihnya anggota Lembaga Perwakila Rakyat
(LPR) melalui proses pemilu (duduk di kursi LPR dan hadir di persidangan).
2. keterwakilan pemikiran/substantif : Menangkap Aspirasi yang diwakili
(menyuarakan aspirasi).
- Parlemen menurut UUD 1945 sebelum perubahan terdiri atas DPR dan MPR, menurut
Jimly Asshiddiqie penyebutan struktur ini adalah parlemen satu setengah kamar,
karena MPR dan DPR walau kewenangannnya berbeda, pengorganisasiaannya tetap
sama. Namun, komisi konstitusi menyebut ini sebagai unikameral (DPR saja).
- Parlemen menurut konstitusi RIS terdiri dari dua kamar, DPR dan senate.
- Parlemen menurut UUDS 1950 terdiri atas satu kamar, yaitu DPR.
- Parlemen menurut UUD 1945 setelah perubahan terdiri atas tiga kamar (trikameral),
yaitu MPR, DPR, dan DPD.
- Alasan penggunaan sebuah sistem :
1. Luas wilayah negara
2. Jumlah populasi
3. Bentuk negara
- Pola pengorganisasian parlemen :
1. Hampir semua negara federal memiliki dua majelis;
2. Negara-negara kesatuan terbagi seimbang, sebagian memilih unikameral dan
sebagian lagi bikameral;

9
3. Sebagian besar negara dengan jumlah penduduk yang besar memiliki dua majelis:
4. Demikian pula sebagian besar negara yang memiliki wilayah luas memiliki dua
majelis.
- Struktur lembaga perwakilan
1. Sistem unikameral
2. Sistem bilateral
3. Sistem multikameral

8. Lembaga Kepresidenan
- Sistem Pemerintahan
- UUD 1945 : Presidensil
- Konstitusi RIS 1949 : Parlementer
- UUDS 1950 : Parlementer
- UUD 1945 (dekrit 1959) : Presidensil
- UUD 1945 amandemen : Presidensil
- Model pengisian jabatan presiden
1. Pemilihan : melalui pemilu
2. Perwakilan : berhalangan (cuti, sakit, kunjungan luar negeri)
3. Pergantian : berhalangan tetap (mangkat, berhenti/diberhentikan, tidak dapat
melaksanakan kewajibannya)
4. Pemangkuan sementara : berhalangan tetap (mangkat, berhenti/diberhentikan,
tidak dapat melaksanakan kewajibannya)
- Kekuasaan presiden
1. Kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan
- menyelenggarakan tata usaha
- menyelenggarakan kesejahteraan umum
- menyelenggarakan pelayanan umum
- menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum
2. Kekuasaan di bidang perundang-undangan
- mengajukan rancangan undang-undang
- menetapkan peraturan pemerintah, untuk menjalankan UU sebagaimana
semestinya
- menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang- undang
3. Kekuasaan di bidang yudisial

10
- grasi : kewenangan memberi pengampuan dengan cara meniadakan atau
mengubah atau mengurangi pidana bagi seorang yang dijatuhi pidana dan telah
memperoleh kekuatan hukum tetap. Ini dilakukan dengan memperhatikan
pertimbangan MA.
- rehabilitasi : Kewenangan untuk mengembalikan pada kedudukan atau
keadaan semula seperti sebelum seseorang dijatuhi pidana atau dikenai pidana.
Dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan MA.
- abolisi : kewenangan untuk meniadakan penuntutan. Tidak menghapuskan
sifat pidana suatu perbuatan, tetapi Presiden dengan
pertimbanganpertimbangan tertentu menetapkan agar tidak diadakan
penuntutan atas perbuatan pidana tersebut. Dilakukan dengan memperhatikan
pertimbangan MA.
- amnesti : kewenangan untuk meniadakan sifat pidana atas perbuatan seseorang
atau kelompok orang. Mereka yang mendapat amnesti dipandang tidak pernah
melakukan suatu perbuatan pidana. Dilakukan dengan memperhatikan
pertimbangan MA.
4. Kekuasaan dalam hubungan luar negeri
- perjanjian dengan negara lain
- menyatakan perang dengan negara lain
- mengadakan perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
- mengangkat duta dan konsul dan menerima duta dan konsul
5. Kewenangan konstitusional lainnya
- Menetapkan dan mengajukan calon hakim konstitusi
- Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY / Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR
- Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih DPR atas dasar
pertimbangan DPD
- Mengangkat dan memberhentikan anggota KY / Komisi Yudisial dengan
persetujuan DPR
- Pemberhentian presiden
- Fungsi pengawasan tertinggi
- Mekanisme pemberhentian presiden melalui proses impeachment

11
- Dalam sistem presidensial, Presiden dan/atau Wapres maupun pejabat publik
lainnya, dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir bukan karena
perbedaan kebijakan yang diambil dengan parlemen;
- Prinsip fixed term of governance yang menjadi ciri khas sistem presidensial
membuat Presiden tidak mudah dijatuhkan.

9. Lembaga Yudisial
1) Mahkamah Agung (Pasal 24A UUD 1945)
- Kewenangan : Mengadili pada tingkat kasasi, Menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan Mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang, a.l. (Membentuk
peraturan/mengatur hukum acara yang belum jelas memberikan
nasihat/pertimbangan, mengatur organisasi peradilan secara mandiri, dan lain-
lain).
- Fungsi Mahkamah Agung : fungsi peradilan, fungsi pengawasan, fungsi
mengatur, fungsi penasihat, fungsi administratif.
- Fungsi peradilan : peradilan tingkat kasasi, peradilan untuk sengketa mengenai
kewenangan antar pengadilan dan perampasan kapal asing dan muatannya oleh
kapal perang RI, peradilan untuk permohonan peninjauan kembali, peradilan
untuk pengujian per-UU-an di bawah UU terhadap UU.
- Fungsi pengawasan : pengawasan internal terhadap perbuatan para pejabat
pengadilan, pengawasan tertinggi terhadap proses peradilan, pengawasan yang
dilakukan bersama-sama dengan pemerintah terhadap penasihat hukum.
- Fungsi mengatur : peraturan Mahkamah Agung (PERMA), Surat Edaran
Mahkamah Agung (SEMA).
- Fungsi penasihat : MA memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam
permohonan grasi dan rehabilitasi.
- Fungsi administratif : Organisasi, administrasi, dan finansial MA dan badan
peradilan yg berada di bawahnya berada di bawah kekuasaan MA (UU No 48
Tahun 2009).
- Badan peradilan di bawah Mahkamah Agung : badan peradilan umum, badan
peradilan agama, badan peradilan militer, badan peradilan tata usaha negara.
2) Mahkamah Konstitusi (Pasal 24C UUD 1945)

12
- Kewenangan : mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum, memberikan putusan atas pendapat
Dewan Perwaklian Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
- Pengujian UU terhadap UUD : Pemohon adalah pihak yang menganggap hak
dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-
undang, pemohon wajib menguraikan dengan jelas bahwa pembentukan undang-
undang tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan/atau materi muatan dalam ayat, pasal,
dan/atau bagian undang-undang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
- Memutus SKLN :
- Sengketa : Perselisihan atau perbedaan pendapat yang berkaitan dengan
pelaksanaan kewenangan antara dua atau lebih lembaga negara.
- Kewenangan konstitusional lembaga negara :
Kewenangan yang dapat berupa wewenang/hak dan tugas/kewajiban
lembaga negara yang diberikan oleh UUD 1945.
- Lembaga Negara : Lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945.
- Memutus perselisihan hasil pemilihan umum : perselisihan mengenai penetapan
hasil pemilihan umum yang dilakukan secara nasional oleh KPU yang
mempengaruhi: Terpilihnya calon anggota DPD; Penentuan pasangan calon yang
masuk pada putaran kedua pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta
terpilihnya pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden; Perolehan kursi partai
politik peserta Pemilu di suatu daerah pemilihan.
- Memutus dugaan pelanggaran presiden/wakil presiden (impeachment) : Presiden
dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, apabila terbukti
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun
apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil

13
Presiden. Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan
memutus dengan seadiladilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
tersebut paling lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan
Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.

10. Lembaga Kementerian


- C.F Strong membedakan kekuasaan eksekutif dalam arti luas dan arti sempit.
Kekuasaan eksekutif dalam arti luas terdiri dari seluruh struktur kementerian, pelanan
publik, polisi, dan militer. Dalam arti sempit terdiri dari pimpinan tertinggi eksekutif.
- Tiga fungsi eksekutif : membuat konsepsi, melakukan implementasi, melakukan
fungsi koordinasi.
- Kekuasaan Presiden Membentuk Kabinet Pemerintahan
1. Presiden hasil Pemilu berkarakter zero sum di mana pemenang pemilihan
mendapatkan semua kekuasaan sehingga dapat langsung memulai
pemerintahannya tanpa harus mempertimbangkan kekuatan politik lain. The
winner takes all.
2. Presiden bisa menentukan Koalisi melalui Kabinetnya
- Kekuasaan Presiden dalam Mengganti dan Merombak Kabinet
1. Presiden di bantu oleh Kelompok kerja yang dikenal dengan nama kabinet,
council atau kementerian. Di Amerika Serikat dikenal dengan nama
administration yang terdiri dari para secretary.
2. Kekuasaan presiden dalam melakukan pengangkatan anggota kabinetnya
(appointment power), secara prinsip, digunakan untuk mendapatkan
kesuksesan kebijakan ataupun untuk memperoleh dukungan politik
3. Appointment power membuat presiden memiliki posisi tawar yang tinggi yang
dapat digunakan untuk membangun koalisi. Langkah ini terutama sangat
dibutuhkan bagi presiden yang mendapatkan dukungan minoritas di parlemen
(minority president).
4. Cabinet reshuffle juga dilakukan presiden untuk memperluas dan memperkuat
koalisi. Gallardo mengatakan bahwa cabinet reshuffle adalah sebuah strategi
yang eksplisit dalam proses tawar menawar politik
- Presiden memiliki kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan menteri (Pasal
17 UUD 1945)

14
- Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
menteri-menteri negara yang membidangi urusan tertentu di bidang pemerintahan
- Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara.
- Definisi menteri dan kementerian menurut UU No. 39 Tahun 2008
1. Kementerian Negara (Kementerian) adalah perangkat pemerintah yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
2. Menteri Negara (Menteri) adalah pembantu Presiden yang memimpin
Kementerian.
- Tugas kementerian
1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya disebutkan dalam UUD
1945, meliputi urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
2. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945,
meliputi urusan agama, HAM, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, dan
sebagainya.
3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah, yang meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional,
kependudukan, dan lain sebagainya.
- Kementerian yang tidak dapat diubah dan tidak dapat dibubarkan : Kementerian
dalam negeri, kementerian luar negeri, dan kementerian pertahanan.
- Kementerian yang dapat diubah dan dapat dibubarkan : Kementerian terkait urusan
pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah dan Kementerian terkait urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

11. Lembaga Negara Penunjang


- Lembaga Negara penunjang atau badan penunjang yang berfungsi untuk menunjang
fungsi alat kelengkapan negara disebut auxiliary organ/agency.
- Urgensi dibentuknya Lembaga Negara Penunjang (LNP)
1. Negara mengalami perkembangan yang sangat pesat dan kompleks terutama
dalam sektor ekonomi dan sosial yang mengakibatkan lembaga eksekutif
mengatur hampir seluruh kehidupan masyarakat.

15
2. Hampir semua negara modern memiliki tujuan untuk mencapai welfare state.
3. Adanya kebutuhan dan keadaan yang nyata, ditengah arus globalisasi di segala
sektor kehidupan yang mengakibatkan variasi struktur dan fungsi organisasi dan
institusi-institusi kenegaraan semakin berkembang.
4. Terjadinya transisi demokrasi yang berimplikasi kepada eksperimentasi
kelembagaan.
- Perkembangan Lembaga Negara Penunjang (LNP) menurut Jimly Asshiddiqie
1. Perkembangan lembaga-lembaga negara penunjang yang ekstra konstitusional
akibat pesatnya perkembangan ekonomi dan perdagangan di tengah masyarakat
demokratis. Misalnya di Amerika Serikat, terdapat 30 lembaga khusus yang
bersifat independen, seperti Securities and Exchange Comission; Federal State
Comission; Instewrstate Comission; yang merupakan organ negara khusus yang
independen berfunsi sebagai semi yudisial dan semilegislatif. (Jimly Asshiddiqie)
- Perkembangan Lembaga Negara Penunjang (LNP) menurut Firmansyah Arifin
1. Tiadanya kredibilitas lembaga-lembaga negara yang telah ada akibat asumsi
adanya korupsi sistemik, mengakar, dan sulit diberantas.
2. Tidak independennya lembaga-lembaga negara yang ada karena satu sama lain
hanya tunduk di bawah pengaruh satu kekuasaan negara atau kekuasaan lainnya.
3. Ketidakmampuan lembaga-lembaga negara yang ada untuk melakukan tugas-
tugas yang urgen dilakukan dalam masa transisi demokrasi karena persoalan
birokrasi dan KKN.
4. Pengaruh global dengan pembentukan apa yang dinamakan auiliary organ state
agency atau watchdog institution di banyak negara.
5. Tekanan lembaga-lembaga internasional, tidak hanya sebagai prasyarat memasuki
pasar global, tetapi juga untuk membuat demokrsi sebagai satu-satunya jalan bagi
negara yang asalnya berada di bawah kekuasaan otoriter.
- Klasifikasi Lembaga Negara menurut Hamdan Zoelva
1. Lembaga negara utama
2. Lembaga negara non struktural : lembaga negara penunjang
3. Lembaga pemerintahan kementerian
4. Lembaga pemerintahan non-kementerian
- Lembaga non struktural : Lembaga nonstruktural (disingkat LNS) adalah lembaga
yang dibentuk melalui peraturan perundang-undangan tertentu guna menunjang
pelaksanaan fungsi negara dan pemerintah, yang dapat melibatkan unsur-unsur

16
pemerintah, swasta dan masyarakat sipil, serta dibiayai oleh anggaran negara. LNS
tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara, namun dalam dinamika penyelenggaraan negara dan pemerintahan terdapat
tugas dan fungsi lain yang dinilai harus diselenggarakan, sehingga perlu dibentuk
lembaga independen. Dinamika dimaksud melahirkan bermacam varian LNS dengan
tugas dan fungsi masing-masing, seperti mempercepat proses terwujudnya penegakan
dan kepastian hukum, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan juga pengembangan
kehidupan sosial budaya di Indonesia.
- Contoh lembaga negara penunjang : Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI),
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI), Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP), Dewan Pers.

17

Anda mungkin juga menyukai