Anda di halaman 1dari 15

TemalttamA

PENGAWASAN KERUASAAN EKSEKUTIF


DALAM NEGARA HUKUM PANCASILA

Moh. Ha^

^Pengawasan terhadap eksekutif adalah salah satu masalah krusialyang belum


menemukan bentuk bakunya yang paling efektif. Tentu ini terkait dengan konstelasi
politikyang ada. Moh. Hasyim, dalam tulisan berikut menawarkan upaya efektifasi
dan ke enam macam pola pengawasan yang ada di negara ini.

A.PENDAHU1UAN
Meskip.un tidak dinyatakan secara . Dalam negara hukum pada umumnya
tegas dan fangsung, namun berdasarkan termasuk Indonesia, berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Penjelasan UUD 1945 tersebut terdapat
UUD 1945 dapatlah dipahami bahwa In dua komponen pokok yang harus
donesia adalah negara hukum. Salah satu senantiasa beijalan seiring yang menjadi
rumusan yang cukup jelas dapat dapat dasar berdirinya, yaitu kekuasaan dan
ditemukan dalam Penjelasan UUD 1945 hukum. Artinya, negara akan tegak kalau
yang berbunyl "... Negara Indonesia terdapat suatu kekuasaan untuk
berdasar atas hukum (Rechtstaat) tidak menjalankan fungisi negara. Dan negara
berdasar atas kekuasaan belaka itu akan disebut negara hukum kalau
(Matchstaat)...".^) kekuasaan tersebut dilaksanakan

1) LihatPenjelasanUmumUUD 194StentangSistImPemerintahaNegara

No. 6 Vol. 3 a 1996 59


TEMAUTAMA

berdasarkan hukum yang mengaturnya pemerintahan) yang dilakukan oleh


yang dimaksudkan untuk membatasi President), kekuasaan yudikatif
kekuasaan itu. Kekuasaan perlu dibatasi (pengawasan terhadap pelaksanaan
karena ada kecenderungan untuk undang-undang / mengadili pelanggaran
disalahgunakan (PowerTendsto Corrupt) terhadap undang-undang) yang dilakukan
oleh pemegangnya.2' Pembatasan oleh Mahkamah Agung'\ kekuasaaan
kekuasaan dalam negara itu dilakukan konsultatif (pemberiah pertlmbangan)
melalui hukum.^' Jadi, sebuah negara yang dilakukan oleh Dewan Pertlmbangan
hukum akan tegak berdiri, termasuk Agung^^ dan kekuasaan auditif
negara hukum Indonesia, apabila terdap'at (pemeriksaan keuangan) yang dilakukan
kekuasaan dan hukum yang menjadi oleh Badan Pemeriksa Keuangan®^ Selain
dasar pelaksanaan kekuasaan sekaligus kelima poros kekuasaan yang
pembatasan terhadapnya. berkedudukan sejajar dan saling
Menurut ajaran Trias Politika''), berhubungan sebagai lembaga tinggi
kekuasaan negara itu lalu dipecah dan negara itu, masih terdapat satu lembaga
dipisahkan (Separation of POwer) menjadi lagi yang di atasnya yaitu Majells
tiga kekuasaan, yaitu legislatif, .eksekutif Permusyawaratan Rakyat sebagai
dan yudikatif. Di Indonesia, karena sedikit lembaga tertlnggl negara^®>. Demi
banyak mendapat pengaruh ajaran Trias tegaknya negara hukum PancasNa,
Poiltika Itu, kekuasaan negara juga kekiiasaan-kekuasaan tersebut harus
dipecah tapi tidak dipisahkan melainkan senantiasa berjalan dalam rel hukum.
dibagi (Distribution of Power) menjadi lima Hukum harus selalu menjadi dasar
kekuasaan yaitu legislatif (pembuatan pelaksanaan kekuasaan itu sekaligus
undang-undang) yang dilakukan oleh DPR pembatasan terhadapnya... sebagaimana
-bersama Presiden®\ kekuasaan eksekutif disinggung di depan.
(pelaksanaan undang-undang atau

2) Prof.Dr.SriSoemantri M.,SH,BunganRampai Hukum TataNegaralndonesia, Alumni, Bandung, 1992,hal.46.


3) Ibid.
4) Ajaran ini mula-muladicetuskanoleh seorangfllosoflnggris yang bernamaJohn Lock (1632-1704) dalambukunya
' To Creaties on Civil Government"yangmengemukakan adanyatiga macamkekuasaandi dalamnegarayang harus
diserahkanpada badanyang masing-masing berdirisendiriyaitu,kekuasaanlegislatif(membuatundang-undang),
kekuasaan eksekutif(melaksanakan undang-undang atau pemerintahan) dan kekuasaan federatif (keamanan dan
hubungan luar negeri. Teori ini kemudian diteruskan oleh Montesquieu (1689-1755), seorang ahli hukum
berkebangsaanPerancisyang pada tahun 1748menerbitkanbukuyangsangat terkenaldenganjudul "L'Esprit des
Lois". SebagaimanaJohn Lock,Montesquieumembagikekusaandalamnegaramenjaditiga macamkekuasaan.
BerbedadenganJohnLock,iamembagi kekusaan ituke dalamkekuasaan legislatif, eksekutifdanyudikatif^
(mengadili ataspelanggaran-pelanggaran terhadap pelanggaran). Teoripemisahan kekusaaan kedalamtigaporesini
oleh EmanuelKant (pemikiryang datangkemudian)disebutTrias Politika. JadimeskipunteoriTrias Poiitikaselalu
dikaitkandengan namaMontesquieutapi sebenamyayangmemberi namaTrias PolitikaadalahEmanuelKant,bukan
Montesquieu.
5) Lihatpasal5danpasal20UUD1945
6)., Lihatpasal4ayatlUUD1945
7) LihatpasaI24danpasa]25 UUD 1945
8) Li.hatpasall6UUD.1945 •
9) Lihatpasa[23ayat5UUD194S
10) Lihatpasal 1 ayat2,pasal2,3 dan6UUD 1945

60 Jurnal Hukum
Pengawaaan Kekuaaaan dalam.lVegara Hukum Pancaslla

Salah satu cara mengupayakan agar keempat, yaltu adanya pengakuan darl
hukum itu dapat memenuhi fungsinya ... negara lain. Akan tetapi, dalam
sehingga kekuasaan itu dapat berjalan prakteknya, apa|agi dalam zaman mod
dengan.berlandaskan hukum dan ini em seperti sekarang in! teoriyang univer
berarti merupakan tegaknya negara sal itu tidak begitu berlaku. Bisa jadi
hukum...adaiah dengan dilaksanakannya pengakuan darl bangsa lain dengan
kontrol atau pengawasan terhadap mekanisme, kemerdekaan justru
kekuasaan Itu sendiri.. Tullsan Ini merupakan dnsurterpenting terbentuknya
bermaksud memaparkan pengawasan negara. Sebagal cbntoh, meskipuri
yang diterapkan di Indonesia khususnya pemerlntahan belum terbentuk, bahkan
pengawasan terhadap kekuasaan hukum dasarnya pun belum disahkan,
eksekutif, karena dalam prakteknya namun bangsa Indonesia rhenganggap
kekuasaan inllah yang paling domlnan. bahwa negara Republlk Indonesia telah
Selain itu, teriebih dahulu akan dluralkan berdlri sejak. diproklamasikan
konsep negara hukum dan Negara Hukurh kemerdekaannya, 17 Agustus 1945^2)
Pancaslla (Indonesia) yang tegak Masih tentang konsep negara, meniirut
.berdlrlnya menjadi tujuan akhir Jean Rosseau, negara Itu teijadl karena
dilakukannya pengawasan terhadap adanya perjanjlan masyarakat yang
kekuasaan eksekutif tersebut. esensinya merupakan suatu bentuk
kesatuan, yang membela dan mellndungi
kekuasaan bersama selain kekuasaan
B. KONSEP NEGARA HUKUM pribadi dan mlllk setiap indlvidu. bengan
Sebelum sampal pada pemblcaraan demiklan terclptalah suatu kesatuan dl
tentahg negara hukum, teriebih dahulu antara anggota masyarakat. Mesklpun
dislnggung tentang konsep negara. M. demiklan, hak-hak setiap Indlvidu tetap
Nasroen menylmpulkan, negara adaiah dlhormatl, sehingga kebebasan Indlvidu
sautu bentuk pergaulan hidup, yang tetap terjamln.
mempunyal anggota tertentu yang disebut Demiklan dilakukannya perjanjlan
sebagal rakyat darl negara Itu dan yang masyarakat Itu, pada hakekatnya yang
mempunyal daerah, pemerlntahan dan ditepas oleh setiap indlvidu dan dlserahkan.
tujuan tertentu pula^^). Pengertlan seperti kepada kesatuannya Itu, hanyalah
ini sangat lazim dipergunakan dalam llmu kekuasaan/beberapa saja, bukan
negara untuk mendeflhlsikan negara. Darl kedauiatannya; Oleh karenanya, dengan
pengertlan In! dapat dipahami, bahwa adanya perjanjlan masyarakat tersebut
secara teoritis suatu negara dianggap ada terbentuklah dua hal pokok yaltu kemauan
apabila telah dipenuhl ketiga unsur umum/volonte general, yaknl kesatuan
negara, yaltu pemerlntahan yang darl kemauan setiap Indlvidu yang telah
berdaulat, bangsa dan wllayah. Ada juga menyeleiiggarakan perjanjlan masy • akat
yang menambahkan unsur negara yang tersebut yang merupakan kekuasaan

11) Prof.Mr.M.Nasroen,AsatMulaNegara,AksaraBam, Jakarta, 1986,hal.97.


12) Padmo Wahjono, Seratus Masalah Ketatanegaraan, Dalam Hajt BesarAbu Dawud Busroh, SH, Capita SlectaHukum
TataNegara,PT.IUnekaCipta, Jakarta, 1944,hal. 166dan 167.

No. 6 Vol. 3 01996 61


TEMAUTAMA

tertinggi dan embrio dari kedaulatan; Seianjutnya, karena ada kecenderungan


masyarakat/gemeinschaft, yaitu kesatuan raja berbuat sewenang-wenang, maka
dari orang-orang yang menyelenggarakan pada abad XVII dan XVill tlmbul pengaruh
perjanjjan masyarakat tersebut yang teori perjanjian masyarakat yang
memiliki kemauan umum tersebut^^\ kemudian melahirkan model Legal State
Dalam operasionalnya masyarakat ada pemikiran untuk mencabut kekuasaan
tidak mungkin melaksanakan legislatifdari tangan raja.
pemerintahan, tetapi hanya sebagai Dalam Legal State yang sudah
pemegang kedaulatan. Dalam hal ini dipengaruhi oieh pemikiran John Locke,
rakyat menyerahkan hak tersebut pada Montesquieu dan Emmanuel Kant, sudah
raja atau penguasa guna melaksanakan terdapat pemisahan kekuasaan, dimana
fungsi pemerintahan atau pelaksanaan pemerlntah hanya memegang kekuasaan
undang-undang. bieh karenanya, eksekutif (pemerintahan dalam art!
pemerlntah atau penguasa dalam sempit) saja. Adapun kekuasaan-
melaksanakan fungslnya harus dapat kekuasaan yang lain (legislatif dan
memenuhi kehendak masyarakat atau yudikatif) dipegang oleh lembaga atau
vplonte general, yang berarti ada suatu badan tersendiri. Hanya isaja, tugas pokok
kewajiban bagi pemerlntah/penguasa pemerintahan terbatas pada menjamin
untuk selalu mengusahakan agar keamanan warganya untuk dapat
kepentingan masyarakat dapat melakukan segaia keglatannya secara
terpenuhP^'. bebas atau liberal dan individual, sehlngga
SepertI diketahui terdapat paling tidak model negara ini disebut juga sebagai
tiga model negara yang masih berlaku negara penjaga malam^^>. Sementara
sampai saat ini, yaitu Political State^^\ Le kesejahteraan umum tidak diperhatikan,
gal State dan Welfare State. PoliticalState karena prinsip yang dianut adalah,. bahwa
adalah suatu bentuk. negara yang dalam hal kesejahteraan didasarkan pada
berkembang dl Erx)pa Barat pada zaman persaingan bebas sehlngga yang kuat
pertengahan (abad XIV-XV).' Dalam dialah yang menang. Ide negara hukum
negara model ini sernua kekuasaan semacam in! antara lain dipelopori oieh
(pemerintahan dalarh art! luas)...- saat itu Emmanuel Kant, lalu dikembangkan oleh
memang belum dikenai adanya Yulius Stahi dengan lebih
pembagian kekuasaan...b'erada dalam memantapkannya dengan prinsip-prinsip
satu tangan yaitu raja. Tetapi kemudian liberallsme yang dikemukakan oleh JJ.
bentuk Political State ini dipersoalkan dan Rousseau Cs. Frederik Yulius Stahl
pada akhir abad pertengahan kekuasaan' merumuskan unsur-unsur utama yang
kehakiman diambil dari tangan raja^^L terdapat dalam negara hukum formil

13) Muchsan, SH., Sistem Pengawasan Terhadap Perbualan ApaiatPemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di
Indonesia,Liber^,Yogyakarta, 1992,hal. 1
14) Ibid, hal. 1 dan 2
15) Prof.Dr.SondangP.Siagian,AdministrasiPembangunan.CV.HajiM^agung,Jakarta, 1988,hal. 101-104.
16) SF. Marbun dan Muhammad Machfiid MD, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Libert,Yogyakarata, 1987,
hal.4rdan42.
17) Ibid, hal 42-44

62 Jurnal Hukum
Pengawasan Kekuasaan dalam Mcgara Hukum Pancaalla

sebagai berikut; (a) Adanya pengakuan kesehatan rakyat, perumahan, pehdidikan


dan perlindungan terhadap hak-hakasasi dan sebagalnya. Jadi dalam welfare state
manusia; (b) Penyelenggaraan negara pemerintah diserahi bestuurzorg yaitu
harus didasarkan pada teori Trias Politika penyelenggaraan kesejahteraan umum^®).
untuk melindungi hak-hak asasi manusia Perkembangan ketiga model negara
tersebut; (c) Pemerintahan berdasarkan tersebut adalah khas pada negara hukum
undang-undang (wetmatig bestuur) yang rechstaat yang menganut sistem hukum
berarti pemerintah dalam menjalankan Eropa Kontinental...yang bertumpii civil
tugasnya harus berdasarkan persetujuan law atau modern rorhan law dengan
rakyat; (d) Harus terdapat peradilan karakteristik administratiL^seperti yang
administrasi untuk menyelesalkan diterapkan di Belanda, Prancis dan
sengketa antara pemerintah dengah Jerman. Perkembangan dalam negara
warga negara^®L hukum rule of law yang menganut sistem
Dalam perkembangannya tei^yata hukum Anglo Saxon...yang bertumpii
model negara Legal State, telah pada comman law dengan karakteristik
menimbulkan kegoncangan sosial,' karena yudlcal...seperti di Inggris dan Amerika
liberallsme dan individuallsme .yang Serikat,- ternyata tidak begitu berada
menjadi dasar Legal State ternyata hanya dengan rechstaat. Antara keduanya
menguntungkan kaum borjuis, sedangkan terdapat kesamaan pokok yaitu untuk
golongan yang ekonomlnya lemah selalu melindungi hak-hakasasi manusia dengan
dirugikan karena dalam mempeijuangkah pemahaman liberalistik-lndivldualistlk.
keinglnan-kelnginannya tidak memiliki Hanya saja, kalau dalam rechstaat
fasilltas sehingga selalu kalah-dalam diharuskan terdapat peradilan administrasi
persaingan bebas Itu. Itu sebabnya pada sebagai salah satu unsurpokoknya, maka
parph kedua abad XIX di Eropa Barat dalam sistem rule of law tidak terdapat
lahirlah tuntutan untuk menghentikan peradilan administrasi karena salah satu
ketlm'pangan sosial dengan ekonomi lib unsur pokoknya adalah persamaan di
eral tersebut. Konsep negara hukum yang depan hukum (equality bifore the law)
lama kemudiah diganti dengan kohsep sehingga cukup hanya terdapat satu
yang baru yang lebih dinamis yaltu Wel peradilan untuk.menyelesaikan segala
fare State (negara hukum kesejahteraan) sengketa termasuk antara rakyat dengan
atau negara hukum materiil. Tugas pemerintah.
pemerintahan lalu diperluas tidak hanya
dalam bidang politik(sebagaimana dalam
negara penjaga malam) tapi juga dalam' C. NEGARA HUKUM PANCASIIA
bidang sosial ekonomi: untuk menjamin Bahwa Indonesia adalah negara
kesejahteraan bag! semua orang, hukum itu sudah cukup jelas dan oleh
sehingga lapangan tugasnya mencakup karenanya tidak rnemerlukan penjelasan
berbagal aspek yang semula menjadi panjang lebar. Hanya saja, sekedar
urusan masyarakat seperti masalah dipaparkan di sini, landasan yuridis yang

18) Padmo Wahjono, Konsep Yuridis Negara Hukum Indonesia, dalam H.Abu Daud Busroh, SH., Op. cit hal.139.
19) SF.MarbundanMoch.MachfudMD.,Op.cit,hal.45.

No. 6 Vol. 3D 1996 63


TEMA UTAMA

menegaskan hal Ituantara Iainadalah; (a) kesamaan baik dengan negara hukum
Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan rechsstaat maupun rule of law. Dengan
: "...Negara Indonesia berdasar atas rechsstaat sama-sama mengharuskan
hukum (rechsstaat) tidak berdasar atas keberadaan peradilan administrasi.
kekuasaan belaka (Machsstaat).,."; (b) Dengan rule of law sama-sama mengakui
Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan: prinsip persamaan di depan hukum. Akan
"...Pemerintahan berdasar atas sistem tetapl, sebagai negara hukum, Indoneisa
konstitusi (hukum dasar) tidak berslfat memiliki karakteristik tersendih^°>. Pada
absoiutisme (kekuasaan yang tidak intinyakarakteristiktersebut adalah bahwa
terbatas)...": (c) Pasal-pasal UUD 1945 dalam pelaksanaan negara hukum Indo
yang memberikan jamlnan dan nesia harus senantiasa mengacu pada
perlindungan terhadap hak-hak asasi nilai-nllai yang terdapat dalam Pancasila.
manusia seperti Pasal 27 ayat (1) (hak Philipus M. Hadjon'misalnya, dengan
asasi di bidang hukum dan pemerintahan), memperhatikan antara lain pendapat-
Pasal 28 (Hak asasi di bidang politik), pendapat Soekarno dan Supomo,
Pasal 29 ayat (2) (Hak asasi di bidang menyimpulkan bahwa ciri-ciri pokok
keagamaan), Pasal 31 (Hak asasi.di negara hukum Pancasila adalah?^>: (a)
bidang pendidikan) dan Pasal 33 (Hak Keseraslan hubungan antara pemerintah
asasi di bidang perekonomian); (d) Pasai- dan rakyat berdasarkan asas kerukuhan;
pasal UUD 1945 yang mengatur (b) Hubungan fungslonal yang
kekuasaan-kekuasaan negara, seperti proporsiohal antara kekuasaan-kekuasaan
Pasal 5 dan 20 (Kekuasaan legislatif), negara;. (c) Prinsip-prinsip penyelesaian
Pasal 4 ayat (1) (Eksekutif), Pasal 24 dan sengketa secara musyawarah dan
25 (Yudikatif), Pasal 16 (KOnsultatif) dan peradilan merupakan sarana terakhir; (d)
Pasal 23 ayat (5) (Pemeriksaan Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
keuangan). . , Sementara Muhamrnad Tahir
Apabila dibandingkan dengan model- Azhary,dengan menggabungkan pendapat
model negara hukurn rechsstaat dan rule pemar Seri.o Adji dan Padmo
of.law maka Indonesia tidak dapat begitu Wajono,mefumuskan ciri-ciri Negara
saja dikategorikan sebagai salah satu daii Hukum Pancasila sebagai berikut^^i; (a)
keduahya. Prinsip-prinsip umum sebagai Terdapat hubungan yang erat ai^ra
negara hukum telah dipenuhi oleh Indo agama dan negara; (b) Bertumpu ^da
nesia, seperti: pengakuan terhadap hak Ketuhanan Yang Maha Esa; (c)
asasi manusia, pembagian kekuasaan Kebebasan beragama dalam arti positif;
(triaspolitika) dan pemerintahan yang (d) Ateisme dan komunisme dilarang; (e)
berdasarkan hukum. Juga terdapat Asas kekeluargaan dan kerukunan.

20) Terdapat beberapa istilahyang digunakan untuk menyebu^yaseperti: NegaraHukum Pancasila, NegaraHukum
Ihdonesiadan seb^ainyaNamun perbedaan istil^ itubukanlah sesuatu yang prinsipil,
21) Dr. Philipus M. Hadjon, SHJ*erlindungan Hukum Bagi RalQ'at di lndonesia, Sebuah Studi tentang Prinsip-prinsipnya
Penangannyaoleh Pengadllan.Dalam Lingkungah PeradilanUmum dan Pembentukan Peradilan Adminlstrasi Negara,
PT.Binallmu, Surabaya,1987,h^.90.'
22) Dr. MuhammadTahir Azhary,Op.cit, hal. 68 - 74.

64 Jurnal Hukum
Pengawasan Kekuaaaan dalam Wegara Hukum Pancaalla

D. PENGAWASAN TERHADAP lEMBAGA pengawasan itu akan dapat ditemukan


EKSEKimr Dl INDONESIA kesalahan-kesalahan yang kemudian
dapat diperbaiki dan yang lebih penting
!• Pengertian Pengawasan lagi jangan sampai kesalahaii tersebut
Istilah pengawasan dikenal dan terulang kembali^®).
dikembangkan,dalam ilmu manajertien, Dari beberapa pengertian tersebut ...
karena memang ia merupakan salah satu juga pengertian-pengertian dari sarjana
dari beberapa fungsi manajemen. Maka, yang lain ... dapat diketahui, meskipun
wajar kiranya apabila pengertian tentang nampaknya berbeda-beda akan tetapi
istiiah ini leblh banyak diberikan oleh ilmu pada intinya sama, bahwa pengawasan
ekonomi khususnya manajemen daripada merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
ilmu hukum. oleh pimpinan untuk memastikan dan
Soekarno K. mendefinisikan pengawa menjamin bahwa suatu aktifitas tertentu
san sebagai proses yang menentukan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
tentang apa yang harus dikerjakan, agar ketentuan yang telah ditetapkan; dan
apa yang dise-lenggarakan sejalan bahwa pengawasan itu dapat dilakukan
dengan rencana"\ Manullag memberikan pada saat kegiatan sedang berlangsung
pengertian pengawasan sebagai proses sebagai tindakan korektif sehingga
menetapkan pekerjaan apa yang sedah langsung dapat meluruskannya ataupun
dilak'sanakan, menilainya dan pada saat setelah berakhlrnya suatu
mengoreksinya bilap.erlu dengan maksud kegiatan sebagai tindakan evaluatif.
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai Hanyasaja. pengertian pengawasan yang
dengan rencana semula^'*^. Semenlara Itu, dimaksudkan di sini tidak hanya terbatas
George R. Terry menitlkberatkan pada pengertian pengawasan sebagai
pengawasan pada tindakan evaluasi serta salah satu fungsi manajemen yang
koreksi terhadap hasil yang telah dicapai, menjadi salah satu tugas setiap pimpinan
dengan maksud agar hasiltersebut sesuai sebagaimana dijelaskan di atas, akaii
dengan rencana, maka ia dilakukan pada tetapi meliputi juga kegiatan yang
akhir suatu kegiatan setelah kegiatan dimaksudkan sebagai pengawasan yang
tersebut menghasilkan sesuatu"^ juga dilakukan oleh masyarakat. Dewan
Sedangkan dari definisi yang diberikan Perwakilan Rakyatdan lembaga peradilan
oleh Henry Fayol dapat diketahui bahwa untuk menilai apakah tindakan atau
hakekat pengawasan adalah suatu aktifitas lembaga eksekutif itu sesuai
tindakan menilai (menguji) apakah dengan hukum atau tidak. Jadi, kalau di
sesuatu telah berjalan sesuai dengan atas dikatakan bahwa pengawasan itu
rencana yang telah ditentukan. Dengan dimaksudkan agar kegiatan sesuai dengan

23) 24) Soekarno K.Dasar-Dasar Manajement, PenerbitMiswar, Jakarta, 1968, hal.107. yang dikutip dalam FictorM.
Situmorang, SH. dan JusufJuhir, SH, AspekHukum Pengawasan Melekatdalam Ungkungan AparaturPemerintahan,
PT. RinekaCipta, Jakarta, 1994, hal. 20. ...
24) M. Manulang,Dasar-DasarMariajement,Ghalia Indonesia, Jakarta^ 1997, hal.136 dalam ibid.
25) Muchsan,SH,Op.cit,hal.36.
26) Ibid, hal. 37.

No. 6 Vol. 3 • 1996 65


TEMAUTAMA

rencana/ketentuan, maka rencana/ . Dengan demikian, dilihat dari subyek


ketentuan <itu tidak hanya dipahami pelaksanaannya terdapat enam macam
sebagai isi dalam perencanaan sebagai pengawasan yaitu: pengawasan .melekat,
salah satu fungsi manajemen, tapi juga pengawasan fungsional, pengawasan
berupa hukum, baikyang tertulis maupun masyarakat, pengawasan legislatif,
yang tidak tertulis. Kalaupun maksudnya pengawasan oleh Badan Pemeriksa
adalah isi perencanaan sebagai salah satu Keuangan dan pengawasan oleh
fungsi manajemen. maka itupun harus Kekuasaan Kehaklman. Berikut ini secara
dipahami sebagai bagian dari hukum. , singkat akan diuraikan masing-masing
pengawasan tersebut.
2. Macqm-macom Pengowusqii I

Pembagian pengawasan dapat 1. Pengawasan Melekat


diiakukan dengan melihatnya dari Adalah serangkalan kegiatan yang
beberapa segi, seperti waktupelaksanaan, bersifat sebagai pengadilan yang terus-
secara langsung atau tidak, bidang menerus, diiakukan oleh atasan langsung
pengawasannya - dan subyek terhadap bawahannya, secara preventif
pelaksananya. atau represif agar pelaksanaan tugas
Dalam Instruksi Presiden Republik In bawahannya tersebut berjalan secara
donesia Nomor 15 Tahun 1983 tentang efektifdan efisien sesuai dengan rencana
Pedoman Pengawasan disebutkan kegiatan dan peraturan perundang-
adanya dua macam pengawasan, yaitu undangan yang berlaku"'. Jadi^
pengawasan melekat dan pengawasan pengawasan melekat nierupakan salah
fungsional. Sedangkan dalam ln~^truksi satu fungsi manajemen yang harus dan
Presiden Republik Indonesia Nomor 1 terus diiakukan oleh setiap pimpinan
Tahun 1989 tentang Pedoman terhadap bawahannya.
Pelaksanaan Pengawasan. Melekat
dicantumkan empat macam pengawasan 2. Pengawasan Fungsional
yaitu: pengawasan melekat, pengawasan Adalah pengawasan yang diiakukan
fungsiqnal, pengawasan masyarakat dan oleh aparat pengawasan secara fungsional
pengawasan legislatif. Mengacu pada intern pemerintah maupun ekstern
pengawasan sebagaimana-disebutkan di pemerintah yang diiakukan terhadap
atas, maka berdasarkan DUD 1945, pelaksanaan. tugas umum pemerintahan
sesungguhnya masih terdapatdua macam dan pembangunan agar sesuai dengan
pengawasan yang belum dicantumkan rencana dan peraturan perundang>
dalam kedua Inpres tersebut, yaitu undangan yang berlaku2®>. Sedangkan dari
pengawasan yang diiakukan oleh Badan Inpres Nomor 15 Tahun 1983 dapat
Pemeriksa Keuangan (Pasal 23 ayat (5) disimpulkan bahwa pengawasan
dan pengawasan oleh Kekuasaan fungsional adalah pengawasan yang
Kehaklman (Pasal 24 dan 25). diiakukan oleh para aparat yang diadakan

27) Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1Tahun 1989


28) Ibid.

66 Jurna! Hukum
Pengawaaan Kekuasaan dalam lUegara Hukum Pancaaila

khusus untuk membantu pimpinan dalam Keputusan Menteri Daiam Negeri Nomor
menjalankan . fungsl pengawasan 220 Tahun 1979) merupakan aparat
llngkungan organisasi yang menjadi pengawasan fungsional yang paling
tanggung jawabnya. rendah tingkatannya yaitu ditingkat.
Berdasarkan Pasal A ayat (4) Kabupaten/Kotamadya.
Inpres Nomor 15 Tahun 1983, subyek
(aparat)yang melaksanakan pengawasan 3. Pengawasan Masyarakat
fungsional adalah: (1) Badan Pengawas Adalah pengawasan yang dilakukan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), (2) oleh warga masyarakat yang disampaikan
Inspektorat Jenderal (Itjen) Departemen, dengan cara llsan atau tertulis kepada
Aparat Pengawasan . Lembaga aparatur pemerlntah yang berkepentingan
Pemenntahan Non Departemen/lnstansi berupa sumbangan pemikiran, saran,
Pemerlntah lainnya, (3) Inspektorat gagasan, atau keluhan/pengaduan yang
:Wilayah PropinsI (Itwilprop) dan (4) bersifat membangun yang disampaikan
Inspektorat Wilayah Kabupaten/ balk secara langsung maupun melalui
Kotamadya (Itwilkab/ko). media^^). Apabila dihubungkan dengan
BPKP yang diatur dalam Kepres pengawasan melekat dan pengawasan
Nomor 31 Tahun 1983, dibentuk-untuk fungsional, maka pengawasan
membantu Presiden dalam menye- masyarakat dapat juga dimaksudkan
lenggarakan pengawasan umum atas untuk membantu dan melengkapl
penguasa dan pengurus keuangan dan keduanya.
dalam melaksanakan pengawasan
pembangunan yang menjadi tanggung 4. Pengawasan Legislatif
jawab Presiden. Apabila di tingkat Adalah pengawasan yang dilakukan
pemerlntah ada BPKP, maka di tingkat oleh lembaga penvakilan rakyat terhadap
departemen dibentuk Itjen yang diatur kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas-
dalam Kepres Nomor 44 Tahun 1974 untuk tugas umum pemerintah dan
membantu materi dalam menyeleng- pembangunan®"^ Menurut UU Nomor 16/
garakan pengawasan umum atas segala 1969 Jis UU Nomor 5/1975, UU Nomor 2/
aspek pelaksanaan tugas yang menjadi 1985 yang mengatur Susunan dan
tanggung jawab materi... berbeda dengan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD,
BPKP yang hanya membantu melak pengawasan oleh DPR itu mellputi: (1)
sanakan pengawasan atas keuangan dan Pelaksanaan Undang-Undang; (2)
pembangunan. Adapun Itwilprop (diatur Pelaksanaan APBN dan Pengelolaan
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri keuangan negara dan (3) Kebijaksanaan
Nomor 219 Tahun 1979) merupakan pemerintah, sesuai dengan UUD1945 dan
aparat pengawasan fungsional tingkat Ketetapan-ketetapan MPR®^>.
propinsi dai Itwilkab (diatur dalam

29) Ibid -
30) Ibid.
31) LembagaAdmlnistrasiNe^ra Republik Indonesia, Sistim AdministrasiNegara Republik IndonesiaJitid 1; PT. Toko
GunungAgung,Jakarta, 199S,hal.28. ,

No. 6 Vol. 3 a 1996 67


TEMAUTAMA

Untuk dapat melaksanakan fungsi- semua pelaksanaan APBN, APBD,


fungsipengawasan itu, berdasarkan ketiga anggaran BUMN dan anggaran BUMD
UU tersebut, DPR mempunyai berbagai berdasarkan atas ketentuan Undang-
hak, yaitu: hak meminta keterangan Undang. Selanjutnya Bapeka
kepada Presiden, hak mengadakan . berkewajiban untuk memberitahukan: (1)
penyelidikan,hak mengadakan perubahan hasll pemeiiksaannya kepada DPR dan
atas RUU, hak mengajukan pernyataan pemerintah dan (2) perbuatan yang
pendapat dan hak mengajukan RUU. merugikan keuangan negara kepada
Selain itu, anggota DPR mempunyai hak pemerintah dan khusus persoalan pidana
mengajukan pertanyaan®^). kepada kepolisian/kejaksaan®®-)
Adapun pengawasan legislatif di
daerah, baik tingkat I maupun tingkat II, 6. Pengawasan dan Kekuasaan
sesuai dengan UU Nomor5/1974 tentang Kehakiman®^>
Pokok-pokok Pemerintahan di daerah, Kekuasaan kehakimam diatur dalam
dilakukan oleh DPRD balk tingkat 1 Pasal 24 dan 25 UUD 1945 dan
maupun tingkat II. ditindaklanjutidengan UU Nomor 14/1970
tentang Pokok-Pokok kekuasaan
5. Pengawasan oleh Badan Kehaklman dan UU Nomor 14/1985
Pemeriksa Keuangan tentang Mahkamah Agung. Daribeberapa
Pasal 23 ayat (5) UUD 1945 peraturan perundang-undangan tersebut
menyatakan: "Untuk merneriksa tanggung dapat diketahuibahwa pengawasan yang
jawab tentang keuangan negara diadakan dilakukan oleh kekuasaan kehakiman
suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang terhadap lembaga eksekutif dapat me-
peraturannya ditetapkan dengan Undang- lalul;
Undang. Hasil pemeriksaan Itu
diberltahukan kepada Dewan Perwakilan a. Lembaga PeradiIan®®J baik pada tingkat
Rakyat." Undang-Undang yahg dimaksud 'pertama, banding maupun kasasi,
itu adalah UU Nomor 5/1973. MenurutUU terutama Peradllan Tata Usaha Negara
Inl, Bapeka berkedudukan sebagai sebuah yang menurut UU yang mengatumya,
Lembaga Tinggi Negara yang bertugas yaitu UU Nomor 5/1986, kompetensi
merneriksa tanggung jawab keuangan absolutnya adalah merneriksa dan
negara. Tugas pokok Bapeka adalah mengadlll sengkela Tata Usaha
merneriksa (1) tanggung jawab tentang Negara, yaitu sengketa antara orang
keuangan atau kekayaan negara dan (2) (indivldu atau badan hukum perdata)

32) LembagaAdministrasi NegaraRepublik Indonesia, Sistim AdministrasiNegara Republik IndonesiaJilid II, PT. Toko
Gunung Agung, Jakarta, I995,hal. 174
33) LembagaAdministrasiNegaraRepublikIndonesia,Op.cit,hal.35.
34)- Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan untuk mengadili. Berdasarkan UU Nomor 14/1970 tentang Poko-Pokok
Kekuasaan Kehakiman, kekuasaan kehakiman ini dilaksanakan oleh lembagaperadilan yang berpiincak kepada
>Mahkfun^ Agung.
35) MenurutUU Nomor I4/I970,-diIndonesiaterdapat4macamperadUanyangsemuanyaterdiridari3 tingkat, yaitu:
pertama, banding dan kas^i dan berpuncak kepadaMahkamah Agung, yaitu: Peradilan Umum, PeradilanMiliter,
Peradllan Agama danPeradilan TataUsahaNegara.

68 Jurnal Hukum
Pengawasan Kekuaaaan dalam Megara Hukum Pancaaila

dengan Baidan/pejabat Tata Usaha 4).Keengganan pimpinan untuk


Negara akibat dikeluarkannya Kepu- melaksanakan waskat
tusan tata Usaha Negara.
f ^ Oleh karenanya, salah satu faktor
b. Judical Review atau hak ujimateriii oleh pokok penentu keberhasilan waskat
MA. Menurut UU Nomor 14/1970 dan adalah mentalitas dan kualitas pimpinan.
UU Nomor 14/1985, MA memiliki hak la harus memiliki mental yang baik
uji materiii yakni kewenangan untuk sehlngga dapat memberikan contoh yang
menyatakan tidak sah terhadap baik pula kepada bawahannya, selain
peraturan perundangan yang lebih harus bertindak secara profesional. Di
rendah daripada undang-undang atas samping itu maka akan lebih efektif lagi,
alasan bertentangan dengan peraturan kalau pengawasan tidak hanya dilakukan
perundangan yang lebih tihggi. Hanya pimpinan terhadap bawahan tapijuga oleh
saja, putusan tersebut hanya dapat bawahan terhadap atasan. Ini tentunya
diambil dalam pemerjksaan tingkat perlu mekanisme dan pengaturan
kasasi dan pencabutan peraturan- tersendiri.
perundangan yang dinyatakan tak sah
tersebut dilakukan oleh instansi yang- b. BPKP dan BPK
bersangkutan®®>. Seperti diketahui, BPKP dan BPK
sama-sama merupakan aparat
3. Optimolisasi Pengowosan pengawasan terhadap keuangah negara.
a. Pengawasan Melekat.(Waskat) Hanya bedanya, BPKP adalah
Ada beberapa ha! yang menyebabkan pelaksanaan pengawasan fungsional
kurang berhasilnya waskat, seperti: bidang pembangunan dan keuangan yang
bertanggung jawab kepada Presiden
1). Masih kuatnyabudaya "sungkan/ewuh (merupakan pengawasan intern
pekewuh" apablla terdapat hubungan pemerintah), sedangkan BPK adalah
tertentu antara pimpinan dan bawahan, lembaga tinggi negara yang bertugas
seperti: ikatan kekeluargaan, bawahan memeriksa keuangan negara dan
lebih tua daripada pimpinan, hutang kemudian hasil-hasilnya diberitahukan ...
budi dan sebagainya. bukan diiaporkan ..; kepada DPR
2).Kurang dapat dijadikannya pimpinan (merupakan pengawasan ekstem).
. sebagai "panutan" atau bahkan kolusi/ Secara demikian, kemungkinan akan
persekongkolan antara pimpinan dan terjadi tumpang tindihantara pengawasan
bawahan. yangdilakukan olehBPKP dan BPK. Juga
3).Pinripinan tidak memiliki kemampuan terasa menjadikan pengawasan BPK
dan ketrampilan yang memadai, baik semakin lemah dan minim®^, padahal ia
secara managerial/technical skill merupakan pengawasyang lebihstrategis
terutama kepada obyek yang diawasi. karena dijakukan oleh lembaga tihggi

36)LihatmisalnyaPasal26UUNo. 14/1970. ^ u
37) BerdasarkanSKHRepuWika, !2Juni 1996danKompas, 19 Juni 1996terlihattemuankasuskonipsioIehBPKPjauh
lebihbanyakdaripadaolehBPK

No. 6 Vol. 3 01996 69


TEMA LTTAMA

negara yang setingkat dengan lembaga wasmas itu dipersulit dengan prosedur
eksekutif; Maka, pengawasan oleh BPK perizinan dan pemberitahuan, itu berarti
inilah yang semestinya lebih ditingkatkan merupakan pembatasan bahkan
lagi, .Opaling tidak dengan mempertegas pemberangusan terhadap wasmas.
batas-batashya dengan BPKR. Pemberendelan pars misalnya, yang
Yang lebih panting lagi adalah merupakan media wasmas, juga
transparasi dan tindak lanjut hasil-hasll merupakan contoh yang lain.
yang ditemukan oleh BPKP maupun BPK: Dengan pemahaman seperti itu, maka
Nampaknya, tindak lanjut tersebut masih tidak tepat kiranya kalau wasmas itu hanya.
banyak ditentukan oleh mentalitas aparat yang disampaikan kepada aparatur
yang berwenang^^):' Seharusnya, pemerintah sebagaimana ditentukan
masyarakat mendapatkan informasi yang dalam Inpres No. 1/1989. seharusnya,
Jelas dan lengkap tentang kasus-kasus pengertian wasmas itu juga mencakup
penylmpangan/kofupsi yang ada dan pengawasan yang disampaikan kepada
tindak lanjut terhadapnya. DPR, meskipun kemudian dapat menjadi
pengawasan legislatif. Dan tentunya
wasmas itu akan berhasil kalau disikapi
3. Pengawasan Masyarakat (Wasmas) dan ditindaklanjuti secara serius.
sementara pihak masih ada yang
mempersepsikan bahwa krisis dan 4. Pengawasan Legislatif (Wasleg)
kuatnya masyarakat sipil merupakan Dengan hak-hak demikian,DPR
ancaman yang kemudian dikuatirkan mestinya menjadi lembaga yang sangat
rnenjadi kelompok oposari terhadap strategis dan efektif untuk melakukan
kekuasaan pemerintah. Sesungguhnya pengawasan, tapi yang terjadi sebaliknya.
tidak demikian halnya. Berdasarkan teori Sangat sering dirasakan dan
perjanjian/kontrak sosial ... seperti diperblncangkankemandulan lembaga Ini.
diuraikan di depan... dalam negara hukum Sebagai bukti, dapat dikemukak'an satu
maka rakyat adalah pemegang kedaulatan contoh berupa dikeluarkannya UU Nomor
yang sesungguhnya. Kalau pelaksanaan 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
kedaulatan melalui mekanisme lembaga Jalan yang begitu tiba<tiba dan sangat
perwakilan. baik MPR maupun DPR, mengejutkan. selain itu, dalam keluamya
dirasa kurahg cukup efektlfv maka sangat UU ini, maka sangat dipertanyakan peran
wajar bita rakyat meriyampaikan danfungsi DPR. Selaih itu, dalam banyak
aspirasinya secara langsung. hal ... termasuk dalam kasus Kedung
Penyampaian aspirasi Itu dapat dengan Ombo, putusan pengadilan yang seringkali
ilsan ataii tulisan, dapat secara langsung dinilal tak adil, dan sebagainya... nampak
atau melalui mass media: Maka, kalau bahwa DPR tak dapat berbuat banyak.
kegiatah-kegiatan semacam unjuk rasa Oleh sebab itu, maka wasleg akan
dan pettemuah-pei^emuan yang lainyang memenuhifungsihya kalau wewenang dan
pada hakekatnya merupakan bentuk tugas/fungsi DPR Itu dijalankan

38) LihatRepublika, 12Juni 1996.hlm.Ih

70 Jurnat Hukum
Pengawasan Kekuasaan dalam Megara Hukum Pancaaila

sebagaimana mestinya. Berarti, kualitas tercapai, maka sangat diharapkan


DPR itu sendiri yang harus lebih dahulu kesadaran badan/pejabat TUN untuk mau
ditingkatkari, karena kualitas dan dengan suka rela. melaksanakan
efektlfitas wasleg bergantung kepadanya. keputusan pengadllan tersebut. Ini juga
akan memberikan contoh yang balk
S« Pengowcuan eleh Kekuasaan kepada masyarakat dalam hal kesadaran
Kehakiman/Pengawason Yudikatiff dan penegakan hukum.
sebenarnya pengawasan yudlkatif Itu Kelemahan yang lain adalah
sangat efektif, meskipun berslfat a poste menyangkut kemandirian kekuasaan
riori (pengawasan represif). Akan tetapi, kehakiman. Seperti diketahui,. secara
ternyata terdapat kelemahan-kelamahan operasional dan fungsional keempat
dalam pengawasan In) balk yang berupa peradilan bertanggung jawab kepada
peradllan maupun pelaksanaan hak ujl Mahkamah Agung, akan tetapi secara ad-
materiil Mahkamah Agung (MA). minlstratif finahsial bertanggung jawab
salah satu kelemahan dalam lembaga kepada departemen masing-masirig:
peradllan, yang sangat berpengarub Mekanisme inllah yang menurut sementara
dalam efektlfitas pengawasan, dalam hal plhak membuat kemandirian kekuasaan
Ini Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) kehakiman tidak dapat dipertahankan.
adalah persoalan pelaksanaan putusan Cukup banyak kasus yang menurut
pengadllan. Berbeda dengan acara pandangan masyarakat mengindikasikan
peradilan yang lain, acara PTUN tidak hal tersebut, misalnya. masaiah koiusi di
terdapat kekuatan memaksa pelaksanaan Mahkamah Agung yang tidak transparan
keputusan. Dari ketentuan Pasal 116 UU dan tuntas penyeiesaiannya, putusan kasasi
No. 5/1986 dapat dipahami bahwa kalau dirasakan tidak adil dan sebagainya. Mellhat
badan/pejabat TUN tidak melaksanakan hal tersebut jel^s dipeiiukan tinjauan ulang
putusan pengadllan, maka instansi terhadap mekanisme pertanggungjawaban
atasannya yang diharapkan tersebut, sehingga kemandirian kekuasaan
memerintahkan badan/pejabat tersebut kehakiman dapat betul-betui terjamln. Yang
untuk melaksanakannya, dan kalau juga lebih penting lagi adalah mental dan
belum melaksanakan, maka Presidenlah semangat para hakim dan aparat peiaksana
yang diharapkan memerintahkan badan/ kekuasaan kehakiman. Meskipun
pejabat TUN melaksanakan putusan mekanisme maslh berjalan seperti sekarang
pengadllan itu. Pada akhlrnya, badan/ Ini, dengan mental yang balkdan semangat
pejabat TUN yang bersangkutanlah yang tinggi akan memungklnkan
sebagai penentu apakah putusan itu dipertahankannya kemandirian kekuasaan
dllaksanakan atau tidak. Realita yang ada kehakiman.
menunjukkan, bahwa cukup banyak Adapun kelemahan dalam pelaksanaan
putusan PTUN yang tidak dllaksanakan hak uji materiil Mahkamah Agung ituadalah
dengan alasan keterbatasan anggaran berupa pembatasan-pembatasan
yang ada. Oleh karenanya, maka perlu terhadapnya, yaitu; (a) Peraturan
dipiklrkan upaya-upaya untuk memaksa perundarigan yang dapat diuji hanyalah
badan atau pejabat TUN melaksanakan peraturan perundangan yang lebih rendah
putusan pengadllan. Kalau hal ini belum tingkatannya daripada undang-undang; (b)

No. 6 Vol. 3 01996 71


TEMAUTAIWA

Hak menguji itu hanya dapat dilakukan secara umum pengawasan tersebut harus
dalam pemeriksaan perkara di tingkat iebih diintenslf-efektifkan lag! baik yang
kasasi; (c) Kalau misalhyasebuah peraturan menyangkut peraturan perundang-
perundang-undangan dinyatakan tidaksah, undangan yang mengaturnya maupun
maka yang bertiak mencabutnya tidak lain pelaksanaannya. Dan yang penting lagi
adatah in^nsi yang mengeluaikannya. hasit-hasilpengawasan tersebut harus betul-
Terllhat jetas betapa terbatasnya betul dItindaklanjuU dengan tindakan-
pelaksanaan Judicial Review oleh MA itu. tindakan yang nyata dan transparan agar
Karenanya, niaka periu adanya perubahan tujuan pengawasan untukselalu menjadikar>
peraturan perundang-iindangan yang hukum sebagai kontrolterhadap kekuasaan
mengatur rnasalah ini, sehingga judicial re- akan betul-betui tercapai.
view MA.sebagalkontrolterhadap peraturan
perundang-undangan dapat betul-betui
memenuhi lungsinya. DAITARPUSTAKA

E.piNiinip Abu Dauw Busroh, Capita Selecta Hukum


Dari paparan di atas dapat ditarik tata Negara, PT. RIneka Cipta,
kesimpulan tohwa karenatelah memenuhi Jakarta,1994
prinsip-prinsip negara hukum, maka Indo- Hadari Nawawi, Pengawasan Melekat di
nesia'dapatdikategorikan sebagal salah satu Llngkungan Aparatur Pemerintahan,
negara hukum. Hanya saja, Indonesia Penerbit Eriangga, Jakarta, 1993
memiliki karakteristik tersendiri apabila Lembaga Administrasl Negara Republik
dibandingkandengan negara-negara hukum Indonesia,SistemAdministrasi Negara
yang Iain terutama rechsstaat dan rule of republik Indonesia Jilid I, PT. Toko
law, yaitu bahwa negara hukum Indonesia Gunung Agung, Jakarta, 1995
berlandaskan asas kekeluargaan dan M. Nasroen, Asal Mula Negara, Aksara
musyawarah, asas ketuhanan dan asas- Baru, Jakarta, 1995
asas yang lain yang bersumber pada Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap
Pancasila. Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata
. sebagai negara hukum, kekuasaan Usaha Negara di Indonesia, Liberty,
sebagai pilartegaknyanegara harus diatur Yogyakarta, 1992
dan dibatasi oleh hukum. Untuk menjamin Muhammad Tahir Azhary, A/egara Hukum
kekuasaan selalu berada dalam pengaturan SuatuStudi tentang Prinsip-Prinsipnya,
dan pembatasan hukum diperlukan adanya Dilihat dari, Segi Hukum Islam,
pengawasan yang terus-menerus tenitama Implementasinya pada Periode Negara
kepada kekuasaan eksekutif. DI Indonesia, Madinah dan Masa Kini, Bulan Bintang,
diterapkan enarri macani bentuk Jakarta; 1992
pengawasan terhadapnya, yaitu Philipus M.Hadjono, Perlindungan Hukum
pengawasan melekat, pengawasan BaglRakyatdi Indonesia Sebuah Studi
fungsional, pengawasan masyarakat, tentang Prinsip-Prinsipnya,
pengawasan legislatif, pengawasan oleh Penanganannya oleh Pengadilan dalam
Badan Pemerlksa Keuangan dan Llngkungan Peradilan Umum dan
pengawasan oleh' Kekuasaan kehakiman.

72 Jurnal Hukum
Pengawasan Kekuasaan dalam Negara Hukum Pancaslla

Pembentukan Peradilan AdministrasI UU Nomor STahUp 1973


Negara, PT.Bina Mmu, Surabaya,1987 UU Nomor 5 Tahun 1974
Marbun dan Moh. Mahfud MD. Pokok- UU Nomor 2 Tahun 1985
Pokok Hukum Administrasi Negara, UU Nomor 14 Tahun 1985
Linerty, Yogyakarta,1987 UU; Nomor 5 Tahun 1986
Sri Soemantri M., Bunga Rampai Hukum Kepres Nomor 44 Tahun 1974
Tata Negara Indonesia, Alumni, (npres Nomor 15 Tahun 1983
Bandung, 1992 Kepres Nomor 31 Tahun 1983
Victor M. SItumorang dan Jusuf Juhir, Inpres Nomor 1 Tahun 1989
Aspek Hukum Pengawasan Melekat Keputusan Mendagri Nomor 219 Tahun
dalam Ungkungan Aparatur 1979
Pemen'ntah, PT. RIneka CIpta, Jakarta, Keputusan Mendagri Nomor 220 Tahun
1994 1979
UUD1946 Repubiika, 13 Junl1996
UUNomor16Tahun1969 Kompas, 19 Juni 1996
UU Nomor 14 Tahun 1970 Kompas, 20 Juni 1996

*) Muh. Hasyim, SH, adalah alumnus FH. UGM Yogyakarta, kini sebagai dosen tetap
FH. Ull Yogyakarta. .

No. 6 Vol. 3 •1996 73

Anda mungkin juga menyukai