Anda di halaman 1dari 24

Konsep

Dasar
IPS
PDGK4102
Dosen Pengampuh: Adi Yuzandi, S.Pd, M.Pd.
Persentation by: kelompok 9

Vergi Rizky Agustina

Riris Pamela
Modul 9
Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan
Introducing Subject

KB.1 KB.3
Konsep Dasar Politik Hak dan Kewajiban Warga Negara
menurut UUD 1945 sebagai Wujud
dan Pemerintahan Berkehidupan Bermasyarakat dan
Bernegara

KB.2
Prinsip-prinsip Dasar
Pemerintahan
01
Konsep Dasar Politik
dan Pemerintahan
TATA ATURAN PERUNDANG UNDANGAN INDONESIA

1. Indonesia Merupakan Negara Hukum

“Dalam Negara Hukum, Pemerintah dan Rakyat terikat


oleh hukum,untuk mencegah agar permerintah tidak
bertindak sewenag-wenang dan rakyat tidak bertindak
menurut kehendak sendiri”
Mengapa rakyat tidak boleh menghukum sendiri? Karena
yang berwenang menjatuhkan hukuman adalah hakim di
pengadilan.
“seorang atau kelompok orang yang menganiaya atau
membunuh pencuri yang tertangkap basah, akan
mendapat saksi hukuman karena telah bertindak main
hakim sendiri”
Apakah Negara Indonesia negara hukum?
● Negara Indonesia adalah negara hukum {pasal I
ayat (3)}.
● Segala warga negara bersamaan kedudukanya
didalam hukum dan pemerintah dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada keculinya {pasal 27 ayat (1 ).}
● Presiden Republik Indonesia pemegang kekuasaan
pemerintah menurut UUD { pasal 4 ayat (1) }.
Unsur-unsur Negara hukum Menurut Stahl:

1.Adanya jaminan hak asasi manusia;


2.Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan;
3.Pemerintahan berdasarkan peraturanperaturan;
4.danAdanya peradilan administrasi
Sedangkan Unsur Negara Hukum menurut Dicey:

1. Supremasi aturan hukum;


2. Kedudukan yang sama di depan hukum;
3. Terjaminya HAM dalam UU atau UUD.
2. Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Dalam membahas hierarki peratuan


perundang-undangan yang mesti dijadikan
rujukan adalah undang-undang RI No. 10
Tahun 2004 tentang “Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan”.
Tata urutan peraturan perundang-
undangan yang sekarang berlaku diatur dalam
pasal 7 UU No 10 TAHUN 2004.

a. Jenis Hierarki peraturan perundang –undangan


adalah sebagai berikut.

1)UUD NKRI 1945.


2)UU/PERPU.
3)Peraturan Pemerintah.
4)Peraturan Presiden.
5)Peraturan Daerah.
b. Peraturan daerah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf
e meliputi:

1)Perda Provinsi dibuat oleh DPRD Provinsi bersama dengan


Gubernur.
2)Perda Kabupatan/Kota dibuat oleh Kabupaten/Kota bersama
Bupati/Wali Kota.
3)Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan
perwakilan desa atau nama lainya bersama kepala desa atau
nama lainya.
c. Ketentuan mengenai tata cara pembuatan peraturan
Desa/peraturan yang setingkat diatur oleh peraturan daerah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
d. Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaanya dalam mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
e. Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan adalah sesuai
dengan hierarki sebagaimana dimaksud ayat (1).
Jenis peraturan perundang- Kalsen dalam teorinya itu
undangan sebagaimana diatur menyatakan bahwa tertib hukum
dalam UU No. 10 Tahun 2004 merupakan suatu system of noms
diatas merupakan suatu tata urutan yang berlapis-lapis dan berjenjang-
dan susunan bersifat berjenjang jenjang dalam suatu susunan hierarki
(hierarkis), dengan kata lain yang berbentuk seperti tangga-tangga
peraturan yang berada dibawah
piramid. Pada tiap-tiap tangga
tidak boleh dan tidak dibenarkan
bertentangan dengan peraturan terdapat kaidah-kaidah (norms), dan
perundang-undangan yang lebih puncak piramid terdapat suatu norma
tinggi (diatasnya), tata urutan atau kaidah tertinggi yang tidak dapat
tersebut oleh Han Kalsen disebut ditelusuri lebih lanjut yang disebur
Stufen Theorie atau teori norma dasar (Grundnorm).
berjenjang.
02
Prinsip-prinsip Dasar
Pemerintahan
A. PRINSIP-PRINSIP PENYELENGGARAAN NEGARA
1. Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa
2. Prinsip Cita Negara Hukum dan The Rule of Law
3. Prinsip Paham Kedaulatan Rakyat
4. Prinsip Demokrasi Langsung dan Demokrasi
Perwakilan
5. Prinsip Pemisahan Kekuasaan dengan Sistem Check
and balances
6. Prinsip Sistem Pemerintahan Presidensial
7. Prinsip Persatuan dan Keragaman
8. Prinsip Demokrasi Ekonomi dan Eknomi Pasar sosial
9. Prinsip Cita Masyarakat Madani
B. KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
Perubahan UUD 1945 membawa perubahan terhadap
struktur kelembagaan negara, kedudukan dan
kewenagangan lembaga-lembaga serta cara atau sistem
pemilihanya. Sebelum perubahan UUD 1945, Lembaga-
lembaga negara terbagi atas lembaga tertinggi negara
(MPR) dan lembaga tinggi negara, yaitu Presiden, DPR,
MA, BPK, dan DPA.namun setelah perbahan UUD 1945
tidak ada lembaga negara yang berkedudukan sebagai
lembaga tertinggi dan tinggi negara.
Lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan yang
diataur dalam UUD 1945 di antaranya DPR, MPR, DPD,
Presiden, MA, MK, serta BPK.
1. Kedudukan dan Wewenang MPR
Sebelum perubahan UUD 1945 MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara dan
sebagai pelaksana kedaulatan rakyat sepenuhnya.kedukan MPR setelah perubahan UUD
1945 merupakan lembaga negara yang sejajar dengan lembaga-lembaga negara lainnya,
seperti DPR, Presiden, DPD, MK, MA, dan BPK.
Adapun Kewenagan MPR sebagaimana diatur dalam UUD 1945, diantaranya yaitu:
a. Menambah dan menetapkan UUD {pasal 3 ayat (1)}
b. Melantik presiden dan wakil presiden {pasal 3 ayat (2)}
c. Memberhentikan presiden dan ?atau wakil presiden dalam masa jabatanya menurut UUD
{pasal 3 ayat (3)}.

2. Kedudukan, Fungsi, dan Wewenang DPR


DPR merupakan lembaga pembentuk Undang-undang (kekuasaan legislatif) dan juga
perwakilan (representation) rakyat.DPR memiliki Fungsi legislasi, anggaran dan
pengawasan (control) jalanya pemerintahan negara.Wewenang yangdimiliki DPR
sebagaimana diatur dalam UUD 1945. Kewenangan DPR diatur pada pasal 20 ayat (1)UUD
1945 yang menyatakan bahwa “DPR pemegang kekuasaan membentuk undang-undang”.
3. Kedudukan Fungsi dan Wewenang DPD
Keberadaan DPD dalam struktur ketatanegaraan kita antara lain dimaksud untuk
memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia dan
memperteguh persatuan kebangsaan seluruh daerah, dan untuk mendorong percepatan
demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah secara serasi dan seimbang (Setjen MPR,
2405). Fungsi DPD berbeda dengan DPR karena DPD merupakan perwakilan dari tiap daerah
(Provinsi), sedangkan DPR perwakilan dari partai-partai politik yang bersifat nasional.
Kewenangan DPD sebagaimana diatur UUD 1945 diantaranya, dapat mengajukan RUU
kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah.

4. Kedudukan dan Wewenang Presiden


Kedudukan Presiden adalah sebagai pemegang kekuasaan pemerintah {pasal 4 ayat (1)} atau
lembaga eksekutif mempunyai kekuasaan untuk menetapkan peraturan pemerintah (pouvoir
reglement).Sebelum perubahan UUD 1945, kekuasaan yang dimiliki presiden sangat luas
sehingga dikenal istilah heavy eksekutif. Namun setelah perubahan UUD 1945, kewenangan
presiden dalam hal-hal tertentu dikurangi atau dialihkan kepada lembaga yang lain seperti
DPR yang memang secara teori ketatanegaraan umumnya bukan kewenangan Presiden.
5. Kedudukan dan Wewenang Lembaga Yudikatif (Kehakiman)
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang
beradah dibawahnya dalam lingkungan peradilan mn, lingkungan peradilan agam,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi {UUD 1945 pasal 24 ayat (2). Berdasarkan ketetentuan tersebut,
jelas bahwa lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman adalah Mahkamah
Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

6. Kedudukan dan Wewenang Badan Pemeriksa Keuangan


BPK berkedudukan sebagai lembaga negara yang berfungsi memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara yang bebas dan mandiri. Adapun wewenang BPK
menurut UUD 1945 adalah sebagai beriku, memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keungan negara (Pasal 23E ayat 1) dan menyerahkan hasil pemeriksaaan keuangan
negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangan (Pasal 23E ayat 2).
C. KONSEP OTONOMI DAERAH otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
1. Kebijakan Pemberian Otonomi Daerah pemerintahan dalam sistem Negara kesatuan
Pasal 18A ayat (1) UUD 1945 menegaskan republic Indonesia ( pasal 1 ayat (7) UU Nomor
adanya hubunganwewenang antara 32 tahun 2004).
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota, atau antar b. Asas tugas pembantuan
provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan Salah satu asas penyelengaraan pemerintahan
UU dengan memperhatikan kekhususan dan daerah yang diatur dalam undang-undang
keberagaman daerah. Sedangkan ayat 2 nomor 32 tahun 2004 adalah tugas pembantu.
menegaskan hubungan keuangan, pelayanan
umum, pemanfaatan sumber daya lainnya 3. Pembentukan Daerah.
antara pemerintah pusat dan pemerintah Pembentukan daerah dapat di lakukan melalui
daerah yang di atur dan dilaksanakan secara 2 cara, yaitu penggabungan beberapa daerah
adil dan selaras berdasarkan udang-undang atau bagian daerah yang bersanding, dan
2. Asas-asas pelenyengaraan pemerintahan melalui pemekaran dari suatu daerah menjadi
daerah beberapa daerah (UURI No. 32 tahun 2004.
a. Asas otonomi (Desentralisasi)
Desentralisasi adalah penyerehan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
03
Hak dan Kewajiban
Warga Negara menurut
UUD 1945 Sebagai
Wujud Berkehidupan
Bermasyarakat dan
Bernegara
A. HAK ATAS KEDUDUKAN YANG SAMA DALAM HUKUM DAN
PEMERINTAHAN.
Hak tersebut di atur dalam pasal ayal 27 ayat (1) yang berbunyi “ segala warga
Negara bersamaan kedudukanya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
B. HAK ATAS PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN YANG LAYAK.
Pasal27 ayat (2) berbunyi :”tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
C. HAK ATAS KEMERDEKAAN BERSERIKAT DAN BERKUMPUL.
Hak ini di atur dalam pasal 28 yang berbunyi “kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan dengan lisan dan tulisan sebagainya di tetapkan dengan
undang-undang.”
D. HAK ATAS KEBEBASAN MEMELUK BERAGAMAN DAN BERIBADAT.
Hak ini di atur dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi:” Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
E. HAK IKUT SERTA DALAM UPAYA
PEMBELAJARAN NEGARA DAN PERTAHANAN
DAN KEAMANAN.
Hak ikut serta dalam upaya membela Negara di atur
dalam UUD 1945 Pasal27 ayat (3) yang berbunyi :
“setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara:’
F. HAK MENDAPAT PENGAJARAN.
Pasal 3 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa.”tiap-
tiap warga Negara berhak mendapatpengajaran.
G. HAK UNTUK DI PELIHARA NEGARA.
Pasal 34 UUD 1945 menegaskan bahwa:” fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar di pelihara oleh
negara.”
1. Kewajban Menjunjung Hukum dan Pemerintahan.
Dalam pasal 27 ayat(1) disebutkan bahwa segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
2. Kewajiban ikut serta dalam upaya membela Negara.
a. Penerapan hak dan kewajiban dalam hukum
Hak dan kewajiban warga Negara dalam hukum di atur dalam
pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang di atur lebih lanjut dalam
peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya
b. Penerapan hak dan kewajiban dalam politik
Selain memiliki hak politik, setiap warga Negara mempunyai
kewajiban dalam bidang politik yang mesti diindahkan dalam
kehidupan berpolitik.misalnya, kewajiban untuk mentaati aturan
main yang berlaku dalam menyampaikan pendapat atau pikiran.
c. Penerapan hak dan kewajiban dalam pendidikan
Dalam bidang pendidikan, setiap warga Negara memiliki hak
untuk memperoleh pengajaran sesuai dengan bakat, minat
serta kemampuannya.
d. Penerapan hak dan kewajiban atas pekerjaan
Memperoleh pekerjaan merupakan hak warga negarayang di
jamin oleh hukum.
e. Penerapan hak dan kewajiban beragama.
Setiap penduduk mempunyai hak dan kewajiban dalam
kehidupan beragama atau berketuhanan yang esa. Misalnya,
hak memilih agama atau kepercayaan yang di yakininya; hak
tidak di ganggu orang lain dalam menjalankan agamanya, hak
untuk menggunakan tempat ibadah, dan sebagainya.
Thanks
“This is a quote, words full of wisdom that
someone important said and can make the
reader get inspired.”

Anda mungkin juga menyukai