Anda di halaman 1dari 37

PELAYANAN ISLAMI SEBAGAI TENAGA PERAWAT

DISUSUN OLEH :

1. Enjel Fanecha Difa 21117049


2. Gina Hartina 21117057
3. Mawar Angela 21117080
4. Mentari Damaiyanti 21117082

DOSEN PEMBIMBING: M.Sulaiman,S.Pd., M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PALEMBANG
PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat


dan karunia yang telah diberikan kepada kami sehingga bisa menyelesaikan
Makalah Al-Islam Kemuhammadiyaan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa  dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari
beberapa orang, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini dan bila untuk makalah selanjutnya.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Aamiiin

Palembang, 10 Oktober 2019

Penulis  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Batasan masalah ...................................................................................
C. Rumusan Masalah.................................................................................
D. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Pengertian Pelayanan Kesahatan Islam ................................................

B. Konsep Pelayanan Prima Bagi Perawat ...............................................


C. Konsep Profesionalitas Perawat Dalam Islam ......................................

D. Rancang Tindakan-tindakan Teknis Islam Dikaitkan Dunia Profesi ..

BAB III ANALISA JURNAL ...............................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan,
islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun
hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah
berkaitan tentang menjaga kesehatan: Artinya: “Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah
makalah yang berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.
Keperawatan Islami, bertujuan memberikan pelayanan
keperawatan melebihi harapan klien dengan menggunakan kaidah Islam
berdasar Al-Qur’an dan Hadis dalam menerapkan ahlak pribadi muslim,
landasan kerja dan perilaku muslim serta penampilan dan ciri khas seorang
perawat muslim (Martono,2007).
Hasil penelitian Maulana Pandu, (2010) Mayoritas perawat Rumah
Sakit Islam Surakarta mengalami kepuasan dalam bekerja. Namun
demikian kepuasan kerja yang terjadi pada perawat yang menerapkan
keperawatan islami belum dapat dijelaskan. Hal ini bisa berakibat
pelayanan keperawatan banyak berdasar pada aliran pemikiran positivism
dan pragmatism yang disadari semakin menjauhkan manusia dari nilai
etika universal sehingga tugas keperawatan tidak melahirkan suatu rasa
cinta dan kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah karena hanya lahir
dari motivasi untuk tujuan jangka pendek seperti sekedar melaksanakan
kewajiban, motif mencari upah(Ridwan, 2010).
Kondisi tersebut mengakibatkan kepuasan kerja perawat masih
kurang, sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan perawat, diharapkan
berdampak terhadap kualitas kinerja pelayanan keperawatan.
Ketidakpuasan kerja perawat tersebut berkaitan dengan faktor kebijakan
dan imbalan (Dewi Basmala,2004). Perusahaan jasa seperti rumah sakit
peran sumber daya manusia sangat diperlukan karena ia berhubungan
langsung dengan kepuasan yang akan dirasakan pasien rumah sakit
tersebut (Novadilastri, 2004) dan (Fatati, 2005).
Kepuasan kerja perawat sangat menentukan kepuasan pasien
karena perawat yang mengalami kepuasan dalam pekerjaan akan
menunjukkan perilaku dan aktivitas yang citizenship seperti menolong
sesama pekerja, menolong pasien dan lebih kooperatif (Moorman (1993)
dalam Luthans (1995). Pendapat ini didukung oleh Syptak, Masrland dan
Ulmer (1999) yang menyatakan terdapat korelasi langsung antara
kepuasan perawat dengan kepuasan pasien.
Menurut Robbins (2003) sikap karyawan yang positif dapat
ditunjukkan karena karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja, sedangkan
karyawan yang tidak puas dengan pekerjaan akan menunjukkan sikap yang
negatif terhadap pekerjaan. Dampak Perbuatan Ikhsan dalam asuhan
keperawatan akan melahirkan : Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu
diniatkan hanyalah kepada Allah semata, sehingga dengan keikhlasan yang
bersih hanya kepada Allah akan memberikan barier (benteng) bagi
pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis yang ditetapkan agama dan
profesi. Pekerjaan yang rapi, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang
tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah
SWT. Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas
segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik
atau memiliki kualitas yang tinggi. Ikhsan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan bisa menimbulkan komunikasi terapeutik antara perawat dan
pasien yang bisa meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang
berdampak pada kepuasan pasien dan kepuasan perawat.
Asuhan Keperawatan Islami yang diberikan secara profesional oleh
perawat dengan kaidah Islam memberi kesempatan Umat Islam di negeri
ini mendapatkan pelayanan atau asuhan keperawatan berkualitas sesuai
dengan keimanannya sebagai seorang muslim. Bagi perawat muslim
pemahaman dan pengamalan terhadap rukun iman dan Islam belumlah
cukup dikategorikan dalam insan yang sempurna dalam pengamalan
agamanya, jika belum diikuti oleh perbuatan yang ikhsan. Hal ini yang
mendasari implementasi asuhan keperawatan Islami selain berlandaskan
pada keilmuan, karena Islam mementingkan professionalisme,
pengetahuan dan keterampilan. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebagai sebuah sistem, profesi perawat dengan segala
penguasaan ilmu pengetehuan, nilai iman dan islam yang dimiliki perawat
merupakan input. Pelaksanaan proses yang diiringi dengan rasa syukur
atas nikmat karunia Allah dan dimanifestasikan dalam sifat Ikhsan, yaitu
rasa ikhlas dalam bekerja sebagai ibadah dalam bentuk perilaku caring,
profesional, ahlakul karimah dan kerjasama yang baik, berdampak pada
pelayanan keperawatan yang diberikan mampu menyentuh esensi fitrah
manusia. Kondisi demikian ini akan melahirkan rasa empati, pandai
bersyukur sehingga menghasilkan output kepuasan kerja perawat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pelayanan Kesahatan Islam
2. Bagaimana Konsep Pelayanan Prima Bagi Perawat
3. Bagaimana Konsep Profesionalitas Perawat Dalam Islam
4. Bagaimana Rancang Tindakan-tindakan Teknis Islam Dikaitkan
Dunia Profesi
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pelayanan Kesahatan Islam
2. Untuk mengetahui Konsep Pelayanan Prima Bagi Perawat
3. Untuk mengetahui Konsep Profesionalitas Perawat Dalam Islam
4. Untuk mengetahui Rancang Tindakan-tindakan Teknis Islam
Dikaitkan Dunia Profesi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Kesahatan Islami


Pengertian pelayanan kesehatan yang islami adalah segala
bentuk kegiatan asuhan medik danasuhan keperawatan yang dibingkai
dengan kaidah-kaidah Islam melalui pengajaran praktik hubungan
sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam suatu ajaran khusus,
yakni akhlak dan dipraktikkan dengan unsur akidah dan syariah.
Asuhan medik dan keperawatan merupakan bagian dari akhlak, maka
seorang muslim yang menjalankan fungsi khalifah harus mampu
berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba Allah Swt,
sehinggamemberikan pelayanan kesehatan adalah bagian dari ibadah.
B. Konsep Pelayanan Prima Bagi Perawat
1. Pengertian
Pelayanan Prima (Excellent Service) menurut pengertian “
Pelayanan”, yang berarti “usaha melayani kebutuhan orang lain”
atau dari pengertian ”melayani “ yang berarti ”membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang”. Dengan
Prima atau excellent yang berarti bermutu tinggi dan memuaskan.
Pelayanan Prima di Rumah Sakit adalah pelayanan terbaik
yang diberikan oleh karyawan RS untuk memenuhi/bahkan
melampaui harapan pengguna jasa rumah sakit. Dimana harapan
ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap jasa atau
produk yang pernah digunakan, Informasi layanan yang diterima
dari berbagai sumber atau janji-janji dan faktor internal dari
pengguna jasa yaitu dari pengguna jasa rumah sakit sendiri.
Unsur unsur melayani prima sebagaimana dimaksud dengan
pelayanan umum, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu
Kesederhanaan, Kejelasan dan Kepastian, Keamanan, . Keterbukaan,
Efisien, Ekonomis, Keadilan yang merata, Ketepatan waktu.
Steven Tjong menyatakan bahwa pelayanan prima dapat diartikan
sebagai :
 Perbuatan atau tindakan.
 Yang memberikan kepada pelanggan.
 Apa (yang lebih daripada) yang mereka harapkan.
 Pada saat mereka membutuhkan.
 Dengan cara yang mereka inginkan.

2. Tujuan Pelayanan Prima


a. Untuk menimbulkan kepercayaan dan kepuasan kepada
pelanggan
b. Untuk menjaga agar pelanggan
merasa dipentingkan dan diperhatikan
c. Untuk mempertahankan pelanggan
agar tetap setia menggunakan barang dan jasa    yang 
ditawarkan.
d. Untuk memberikan pelayanan yang
bermutu tinggi kepada pelanggan.
e. Untuk menimbulkan keputusan dari
pihak pelanggan agar segera membeli barang/jasa yang
f. Untuk menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhadap pelanggan terhadap barang/jasa yang
ditawarkan.
g. Untuk menghindari terjadinya
tuntutan-tuntutan yang tidak perlu dikemudian hari terhadap
produsen.

3. Paradigma pelayanan prima


Menurut Kotler pelayanan yang bermutu seharusnya tidak
saja dilakukan oleh karyawan lini depan namun juga seluruh
jajaran manajer, dengan mengenali secara pribadi para pelanggan.
Bill Marriott dan lainnya beranggapan bahwa struktur organisasi
pelayanan yang berupa piramida, dimana direktur utama berada di
puncak, pelayanan manajemen ditengah dan petugas lini depan
berada dibawah melayani pelanggan sesungguhnya sudah
ketinggalan zaman. Pelanggan seharusnya diatas yang langsung
memperoleh pelayanan petugas lini depan yang didukung dan
diperkuat segenap jajaran manajer menengah dan direktur
dibawahnya. Prinsip tersebut pada hakikatnya adalah membalikkan
pandangan sebelumny (model atau paradigma lama) dimana para
birokrat lebih suka untuk dilayani menjadi lebih suka melayani
masyarakat, suatu paradigma baru yang lebih tepat dalam
menyongsong era yang akan datang. Maka dalam paradigma baru
kalau digambarkan berupa piramida terbalik dimana yang diatas
adalah masyarakat atau pelanggan, sedangkan pemimpin berada
pada puncak piramida bawah.

4. Unsur Pokok Pelayanan Prima


Menurut Barata (2004),  pelayanan prima terdiri dari 6 unsur
pokok, antara lain :
a. Kemampuan (Ability)
Meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang di tekuni,
melaksanakan komunikasi yang efektif, mengembangkan
motivasi dan menggunakan puplic relations sebagai instrument
dalam membina hubungan ke dalam dan keluar organisasi atau
perusahaan.
b. Sikap (Attitude)
Meliputi melayani pelanggan dengan berfikir positip sehat dan
logis dan melayani pelanggan dengan sikap selalu menghargai
c.  Penampilan (Appearance)
     Penampilan (appearance)  adalah penampilan seseorang, baik
yang bersifat fisik saja maupunnon fisik, yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.
d.  Perhatian (Attention)
Pehatian (attention) adalah kepedulian penuh terhadap
pelanggan baik yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan
dan keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran dan
kritiknya. Meliputi mengamati dan menghargai kepada para
pelanggannya an mencurahkan perhatian penuh kepada para
pelanggan.
e. Tindakan (Action)
Tindakan (action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus di
lakukan dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Meliputi
mencatat kebutuhan pelayanan, menegaskan kembali kebutuhan
pelayanan, mewujudkan kebutuhan pelanggan, menyatakan
terima kasih dengan harapan pelanggan masih mau kembali
setia untuk memanfaatkan pelayanan.
f.  Tanggung jawab (Accounttability)
Tanggung jawab (accountability) adalah suatu sikap
keberpihakan kepada pelanggan sebagai wujud kepedulian
untuk menghindarkan atau menimbulkan kerugian atau ketidak
puasan pelanggan.
                                                                                       
Menurut Tjiptono (2008) pelayanan prima (service
excellence) terdiri dari 4 unsur pokok, antara lain: kecepatan,
ketepatan, keramahan, dan kenyamanan.Unsur-unsur melayani
prima, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu:
kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan,
keterbukaan, efisien, ekonomis, dan keadilan yang merata.

5. Pelayanan Prima Bidang Kesehatan


Dalam instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.828/MENKES/VII/1999 tentang Pelaksanaan Pelayanan Prima
Bidang Kesehatan, dijelaskan bahwa:
Berdasarkan aspek – aspek kesederhanaan, kejelasan,
kepribadian, keamanan, efisiensi, ekonomis, keadilan, ketepatan
waktu, kebersihan, kinerja dan juga sikap perilaku, maka
pelaksanaan pelayanan prima bidang kesehatan perlu
memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
a. Mengupayakan paparan yang jelas melalui papan informasi
atau petunjuk yang mudah dipahami dan diperoleh pada setiap
tempat / lokasi pelayanan sesuai dengan kepentingannya
menyangkut prosedur / tata cara pelayanan, pendaftaran,
pengambilan sample atau hasil pemeriksaan, biaya / tarif
pelayanan serta jadwal / waktu pelayanan.
b. Setiap aturan tentang prosedur / tata cara / petunjuk seperti
yang tersebut diatas harus dilaksanakan secara tepat, konsisten,
konsekuen sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
c. Hak dan kewajiban pemberi atau penerima pelayanan diatur
secara jelas setiap persyaratan yang diwajibkan dalam rangka
menerima pelayanan harus mudah diperoleh dan berkaitan
langsung dengan kepentingan pelayanan serta tidak menambah
beban masyarakat penerima pelayanan.
d. Tersedia loket informasi dan kotak saran bagi penerima
pelayanan yang mudah dilihat / dijumpai pada setiap tempat
pelayanan. Saran yang masuk harus selalu dipantau dan
dievaluasi, bila perlu diberi tanggapan atau tindak lanjut dalam
rangka upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.
e. Penanganan proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh
petugas yang berwenang atau kompeten, mampu terampil dan
professional sesuai spesifikasi tugasnya. Setiap pelaksanaan
pemberian pelayanan dan hasilnya harus dapat menjamin
perlindungan hukum dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.
f.  Selalu diupayakan untuk menciptakan pola pelayanan yang
tepat sesuai dengan sifat dan jenis pelayanan yang
bersangkutan dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaannya.
g. Biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar
dengan memperhitungkan kemampuan masyarakat. Hendaknya
diupayakan untuk mengatur mekanisme pungutan biaya yang
memudahkan pembayarannya dan tidak menimbulkan biaya
tinggi. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaannya harus
dilaksanakan dengan cermat, sehingga tidak terdapat titipan
pungutan oleh instansi lain.
h. Pemberian pelayanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil,
tidak membedakan status social masyarakat. Cakupan /
jangkauan pelayanan diupayakan seluas mungkin dengan
distribusi yang merata.
i. Kebersihan dan sanitasi lingkungan tempat dan fasilitas
pelayanan harus selalu dijamin melalui pelaksanaan
pembersihan secara rutin dan penyediaan fasilitas pembuangan
sampah / kotoran secukupnya sesuai dengan kepentingannya.
j.   Selalu diupayakan agar petugas memberikan pelayanan
dengan sikap ramah dan sopan serta berupaya meningkatkan
kinerja pelayanan secara optimal dengan kemampuan
pelayanan yang tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup.

6. Dimensi Kualitas Pelayanan Prima di Rumah Sakit.


   Menurut Burhanuddin Gamrin, SKM dan M. Joeharno,
SKM, dimensi  pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Petugas
Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang
menunjang pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan
petugas yang kurang menyebabkan penyelenggaraan pelayanan
dilaksanakan tidak maksimal dan kurang memenuhi kepuasan
pasien atas pelayanan yang diberikan. Selain itu, petugas sendiri
akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang
pada nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang
diberikan petugas kepada pasien di rumah sakit.
b. Ketanggapan petugas (Responsiveness)
Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek
kesigapan dari petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien akan
pelayanan yang dinginkan. Tingkat kesigapan dari petugass
kesehatan dalam memberikan pelayanan merupakan salah satu
aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan
yang diselenggarakan.
c. Kehandalan petugas (Reliability)
Kehandalan berhubungan dengan tingkat kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam menyelenggarakan
dan memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
Tingkat kemampuan dan keterampilan yang kurang dari tenaga
kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang
memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap
mutu pelayanan.
d.   Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga
kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di
rumah sakit. Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu
terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada pasien.

7. Prinsip Pelayanan Prima di Rumah Sakit 


Bentuk bentuk pelayanan prima yang seharusnya diberikan
kepada masyarakat yang berjumlah puluhan/bahkan ratusan orang
setiap hari oleh Rumah Sakit, secara teknis berbeda satu sama lain.
Dari sekian ribu pelayanan itu, hanya sedikit yang terhitung
sebagai pelayanan prima, karena memenuhi beberapa prinsip,
yaitu:
a.  Mengutamakan Pelanggan (Pasien)
Pelanggan (pasien), sebenarnya adalah pemilik dari
pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit. Tanpa pelanggan
pelayanan tidak pernah ada, dan pelanggan memiliki kekuatan
untuk menghentikan atau meneruskan pelayanan itu.
Mengutamakan Pelanggan diartikan sebagai berikut:
 Pros
kenyamanan pelanggan (pasien), bukan untuk memperlancar
pekerjaan petugas Rumah Sakit.Jika pelayanan ada pelanggan
internal dan pelanggan external, maka harus ada prosedur
yang berbeda dan terpisah keduanya. Pelayanan bagi
pelanggan external harus diutamakan dari pada pelanggan
internal.
 Jika pelayanan memiliki pelanggan tak langsung selain
langsung, maka dipersiapkan jenis-jenis layanan yang sesuai
untuk keduanya. Pelayanan bagi pelayan tak langsung perlu
lebih diutamakan.
b.  Sistem yang Efektif
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah system yang
nyata, yaitu tatanan yg memadukan hasil-hasil kerja dari
berbagai unit dalam organisasi Rumah Sakit. Jika perpaduan
itu cukup baik, pelanggan (pasien) tidak merasakan bahwa
mereka telah berhadapan dengan beberapa unit yang berbeda.
Dari segi design pengembangan, setiap pelayanan selayaknya
memiliki prosedur yang memungkinkan perpaduan hasil kerja
dapat mencapai batas maximum.Pelayanan juga perlu dilihat
sebagai sebuah system lunak (soft system), yaitu sebuah
tatanan yang mempertemukan manusia yang Satu dengan yang
lain. Pertemuan itu tentu melibatkan sentuhan-sentuhan emosi,
perasaan, harapan, keinginan, harga diri, nilai, sikap dan
perilaku. Agar kita dapat merebut hati konsumen, proses
pelayanan sebagai “soft system” harus berjalan efektif, artinya
mampu mengungkit munculnya kebanggaan pada diri petugas
dan membentuk citra positif di mata pelanggan.
c.  Nilai semangat melayani dengan hati
 Semangat sebagai abdi Tuhan.
Ketika kita melayani orang lain sebenarnya kita sedang
melayani para utusan Tuhan yang dikirimkan secara khusus
ke rumah sakit kita. Kita akan melayani mereka dengan
penuh cinta kasih bila kita merasa sebagai hamba yang
dikasihiNya, tanpa merasa kita sebagai hamba yang
dikasihi Allah maka mustahil kita mampu mengasihi orang
lain
 Semangattanpa pamrih.
Ketika melayani, kita harus memberikannya secara tulus.
Jangan melayani karena ada motif-motif tertentu.
Memperoleh keuntungan materi, biar lebih dikenal orang
atau keinginan menonjolkan diri. Jadi, ketika ada orang
yang sedang membutuhkan sesuatu, kita berusaha melayani
orang tersebut dengan penuh keikhlasan sebisa kita, bukan
semau kita.
 Semangat tidak pilih-pilih.
Pelayanan yang baik diberikan untuk semua orang tanpa
memandang tingkat ekonomi, jabatan, suku, agama atau
jenis kelamin. Kita juga diharapkan tidak pilih-pilih
terhadap pelayanan yang kita lakukan. Meski pelayanan itu
bukan yang disukai tetapi kita tetap mengerjakannya dengan
senang hati.
 Semangatmemberi
Melayani berarti memberikan sesuatu bukan mendapatkan
sesuatu. Jangan pernah berpikir, kita akan mendapat apa
dari pelayanan yang kita berikan lebih-lebih berharap
keuntungan. Sebab jika demikian yang terjadi, kita
hanyalah pedagang, yang selalu menghitung untung dan
rugi.

8. Perilaku Pelayanan Prima di Rumah Sakit


a. Self Esteem : Penghargaan terhadap diri sendiri. Dengan pandai
menghargai dirinya sendiri, akan berpikiran dan bertindak
positif terhadap orang lain, sehingga pandai menghargai
pelanggan (pasien) dengan baik.
b. Exceed Expectations (melampaui harapan) : Memberikan
pelayanan dengan melebihi apa yang diharapkan pelanggan
(mematuhi dan melebihi standar) secara konsisten.
c. Ricovery (pembenahan) : Adanya keluhan pelanggan jangan
dianggap sebagai suatu beban masalah namun suatu peluang
untuk memperbaiki atau meningkatkan diri. Apa masalahnya,
dengarkan pelanggan, kumpulkan data, bagaimana pemenuhan
standarnya.
d. Vision (visi) : Pelayanan yang prime berkaitan erat dengan visi
organisasi. Dengan budaya kerja atau budaya organisasi
(Corporate Culture) atau Budaya mutu (Quality Culture) dalam
pelayanan prima, visi, impian akan dapat diwujudkan
sepenuhnya seperti yang diharapkan.
e. Improve (Perbaikan atau peningkatan) : Peningkatan mutu
pelayanan secara terus menerus (Continous Improvement)
dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan agar tidak
ditinggalkan. Karena para pesaing ingin berusaha meningkatkan
diri untuk menarik hati pelanggan. Meningkatkan diri dapat
dengan pendidikan dan latihan sebagai modal, membuat standar
pelayanan lebih tinggi, menyesuaikan tuntutan lingkungan dan
pelnggan, dan merencanakan pelayanan yang baik bersama
karyawan sejak awal.
f. Care (perhatian) : Perhatian atau perlakuan terhadap pelanggan
dengan baik dan tulus. Memenuhi kebutuhannya,
memperlakukannya dengan baik, menjaga dan memenuhi
standar mutu sesuai dengan standar ukuran yang diharapkan.
g. Empower (Pemberdayaan) : Memberdayakan agar karyawan
mampu bertanggung jawab dan tanggap terhadap persoalan dan
tugasnya dalam upaya peningkatan pelayanan yang bermutu.

8. Tindakan Nyata Pelayanan Prima di Rumah Sakit


a. Menyapa dan memberi salam kepada pasien
b. Ramah dan senyum manis kepada pasien
c. Cepat dan tepat waktu dalam bertindak
d. Mendengar dengan sabar dan aktif keluhan pasien
e. Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
f. Terangkan apa yang anda lakukan
g. Jangan lupa mengucapkan terima kasih
h. Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan

C. Konsep Profesionalitas Perawat Dalam Islam

a. Profesional

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan


kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan
professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik
profesi.

Keperawatan Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas


dan dilandasi ilmu sesuai dengan Al Quran surat Al
Mujadalah:11

‫ َل‬K ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي‬ ِ ِ‫ ال‬K‫حُوا فِي ْال َم َج‬K ‫ َل لَ ُك ْم تَفَ َّس‬K ‫وا إِ َذا قِي‬KKُ‫ا الَّ ِذينَ آ َمن‬KKَ‫ا أَيُّه‬KKَ‫ي‬
ِ K ‫حُوا يَ ْف َس‬K ‫س فَا ْف َس‬
ٍ ‫ ا‬K‫وا ْال ِع ْل َم د ََر َج‬KKُ‫وا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوت‬KKُ‫ع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمن‬K
‫ا‬KK‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َم‬ ِ Kَ‫ ُزوا يَرْ ف‬K ‫ ُزوا فَا ْن ُش‬K ‫ا ْن ُش‬
‫تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬

Artinya :

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 Nilai - Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat


Profesional :

a) Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak
langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.

1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi


kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam
mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan
apa yang klien kita rasakan.

Ibarat orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan


saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika salah
satu angggota tubuhnya sakit maka selruh tubuh akan
merasa sakit.( HR.Muttafaq Alaih)

2. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada


kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar
hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya,
kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk
menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan
atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak
boleh membuka aib sausara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara
kita yang mati sebagaimana dalam surah Al- Hujurat
ayat 12 yang artinya:

ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل ت ََجس‬


‫وا َواَل‬K‫َّس‬ َ ‫يرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬KKِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكث‬
ۚ ُ‫وه‬KK‫ا فَ َك ِر ْهتُ ُم‬KKً‫ ِه َم ْيت‬K ‫ َل لَحْ َم أَ ِخي‬K‫ ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك‬K‫ا ۚ أَيُ ِحبُّ أَ َح‬K ‫ْض‬ ُ ‫يَ ْغتَبْ بَع‬
ً ‫ ُك ْم بَع‬K ‫ْض‬
‫َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari


prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang lain dan
jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian
yang lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi
Maha Penyayang.”

3. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat


bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai
pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat
dalam islam harus memberikan dukungan.

4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan


pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ
atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.
b) Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat). Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran ayat 148

َ‫ب اآْل ِخ َر ِة ۗ َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬ َ ‫فَآتَاهُ ُم هَّللا ُ ثَ َو‬
ِ ‫اب ال ُّد ْنيَا َو ُح ْسنَ ثَ َوا‬

yang artinya:

“ Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia


dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai
orang-orang yang yang berbuat kebaikan.
Dan Q.S Al-Mujadilah ayat 11

َ K‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي‬


‫ل‬K ِ ِ‫ ال‬K‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َج‬
ِ K‫حُوا يَ ْف َس‬K‫س فَا ْف َس‬
‫ا‬K‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َم‬ٍ ‫ ا‬K‫وا ْال ِع ْل َم َد َر َج‬Kُ‫ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوت‬
‫تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila


dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

c) Peran Sebagai Pengelola

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab


dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola
perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas
asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. sesuai yang
termaktub dalam Q.S Al- Baqarah ayat 11 yang artinya:

ِ ْ‫يل لَهُ ْم اَل تُ ْف ِسدُوا فِي اأْل َر‬


َ‫ض قَالُوا إِنَّ َما نَحْ نُ ُمصْ لِحُون‬ َ ِ‫َوإِ َذا ق‬

Artinya : “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu


membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan”.

d) Peran Sebagai Peneliti

Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan


mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk
menghasilkan :

1. Jawaban terhadap pertanyaan.


2. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk
teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.
3. Penemuan dan penafsiran fakta baru.
4. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
5. Perumusan teori baru.

Quran Surah Al-Qashash ayat 77, yang berbunyi:

ُ ‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوأَحْ ِس ْن َك َما أَحْ َسنَ هَّللا‬ ِ َ‫س ن‬


َ َ‫صيب‬ َ ‫ك هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ ۖ َواَل تَ ْن‬
َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آتَا‬
َ‫ض ۖ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ِ ْ‫ك ۖ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اأْل َر‬
َ ‫إِلَ ْي‬
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat
kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”

 Nilai – nilai Islami dalam Fungsi Perawat Profesional

a) Fungsi Dependen

Perawat yang memerlukan kolaborasi dengan tim /


anggota kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit atau
Institusi seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya.
Dalam pandangan islam kita diajarkan untuk
bersilaturahim antar sesama manusia dalam hal ini
hablumminannas atau hubungan manusia dengan manusia
seperti termaktub dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13

َ ‫ َل لِتَ َع‬K ِ‫عُوبًا َوقَبَائ‬K ‫ا ُك ْم ُش‬KKَ‫ر َوأُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلن‬K


‫ارفُوا ۚ إِ َّن‬KK ٍ K‫ا ُك ْم ِم ْن َذ َك‬KKَ‫ا النَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقن‬KKَ‫ا أَيُّه‬KKَ‫ي‬
‫أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

Artinya:

” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

b) Fungsi Independen
Perawat yang mandiri. Dalam hal ini seorang
perawat bertanggung jawab penuh atas kenyamanan,
kesehatan dan keselamatan pasien. Seorang perawat
melakukan tindakan keperawatan secara mandiri pada
pasien. Islam sangat menjunjung tinggi sebuah tanggung
jawab dan tanggung jawab ini adalah sebuah amanah yang
harus dipertanggung jawabkan baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana dalam hadist yang berbunyi: “setiap kalian


itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa
yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih).

c) Fungsi Interdependen

Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya


perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang
menginstruksikan kepada anggota tim lainnya. Dalam
islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai
satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi
profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda
“Serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu
diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya’, artinya yang dituntut adalah
profesionalisme.

b. Ramah

Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,


senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan.

“ Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan


hartamu, maka (dapat juga) kamu menolong mereka dengan
muka berseri dan perekerti yang baik (HR. Abu Ya’la)
Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan dan
dimana ia berada, terutama terhadap pasien dan orang-orang
yang dho’if (lemah/miskin) (HR. Bukhori Muslim dan
Turmudzi). Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang
yang sedang menderita sakit adalah merupakan sebagian dari
pada pengobatan.

Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan


orang sakit, bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang
berseri-seri dan budi perkerti yang baik. (HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.)

Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak


membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-
muslim.Hadist riwayat Al-Tarmidzi :

“Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu


kebajikan”.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan adalah
wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang cerah ceria
selalu tampak menyenagkan, sebaliknya wajah yang cemberut,
angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak menyenangkan.
Rasulullah SAW bahkan bersabda :

“Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati.


Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab,
bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang
berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).

Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa


dengan orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-
cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah SAW senantiasa
tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan
hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan
membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang
melihat kita.QS.Al-Imran, 159

‫اعْفُ َع ْنهُ ْم‬KKَ‫ك ۖ ف‬ َ Kِ‫وا ِم ْن َحوْ ل‬K‫ض‬ ُّ َ‫ب اَل ْنف‬ِ ‫ظَ ْالقَ ْل‬K‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِي‬
ِ ‫اورْ هُ ْم فِي اأْل َ ْم‬
ُّ‫ َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ إِ َّن هَّللا َ يُ ِحب‬KKKَ‫إ ِ َذا ع‬KKKَ‫ر ۖ ف‬KKKK ِ KKKK‫تَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬KKKK‫اس‬
ْ ‫َو‬
َ‫ْال ُمت ََو ِّكلِين‬

Artinya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Kata-Kata Yang Santun Dan Lembut Pilihlah kata-kata


yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam
berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta
disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap seperti inilah
yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara dihadapan
para sahabatnya sehingga menimbulkan suasana
menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu Menyapa Dan
Senang Mengucapkan Salam Upayakan diri kita agar menjadi
orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan
salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama dan
cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan.
Hati-hati jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian
lepaslah tangan kita ketika tangan pasien mulai melepaskannya.

c. Amanah
Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:
jujur, bertangung jawab, terpercaya

Menyimpan rahasia Sabda Nabi Muhammad SAW : Bila seorang


menutup rahasia/keaiban orang lain di dunia, pasti Allah
menutup pula rahasia keaibannya di hari kiamat

‫وا‬K‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُم‬


ِ َّ‫ا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬Kَ‫ت إِلَ ٰى أَ ْهلِه‬ ِ ‫ا‬Kَ‫ َؤ ُّدوا اأْل َ َمان‬Kُ‫أْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن ت‬KKَ‫إِ َّن هَّللا َ ي‬
ِ َ‫( بِ ْال َع ْد ِل ۚ إِ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب‬QS. An Nisa :58)
‫صيرًا‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Bertanggung jawab “Dan janganlah engkau menurut saja apa-apa


yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, hati itu masing-masingnya adalah bertanggung
jawab”

d. Istiqomah

Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh- sunguh,


konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak mengenal
lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah SAW.

ٌ ْ‫إِ َّن الَّ ِذينَ قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا فَاَل َخو‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ زَ نُون‬

َ ِ‫( أُو ٰلَئ‬Qs Al ahqaf 13-14)


َ‫ك أَصْ َحابُ ْال َجنَّ ِة خَالِ ِدينَ فِيهَا َج َزا ًء بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah


Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka
cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan
(di dunia)”

e. Sabar

Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang,


tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus
berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban,
Innallaaha ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai
orang yang sabar ).

Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan


sifat terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara
manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan
ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari
segala kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber
segala ketenangan.

Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya,


maka akan mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh
cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.

Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,


“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat
dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap
tidak terges-gesa.”

Sabar dan Tak Lekas Marah Bila seorang perawat sedang kesal,
waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji,
yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien
merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita
harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari
budi pekerti yang luhur, yang sangat penting dipelihara.

QS.Asy-Syura, : 43

ُ َ ِ‫صبَ َر َو َغفَ َر إِ َّن ٰ َذل‬


ِ ‫ك لَ ِم ْن ع َْز ِم اأْل ُم‬
‫ور‬ َ ‫َولَ َم ْن‬

Yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,


sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.”

Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih


sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih
sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru yang
menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali.
Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang
terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu Huraira

Al-Baqarah :153)

َ‫صاَل ِة ۚ إِ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬ َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْستَ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar


danshalatsebagai penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-
orang yang sabar”.

f. Ikhlas

Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata


demi memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa, Al
‘amalu bin niyah ( Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya).
Bekerja dengan niat ikhlas akan mendapatkkan pahala dan bila
tidak ikhlas tidak berpahala. Allah menerangkan dalam QS Al
Bayyinah :5
َ K ِ‫اةَ ۚ َو ٰ َذل‬KK‫وا ال َّز َك‬KKُ‫صاَل ةَ َوي ُْؤت‬
‫ك‬ ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِاَّل لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َّ ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا ال‬
‫ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬

Artinya : “ Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya


menyembah Allah dengan mengiklhaskan ketaatan kepadaNya
dalam menjalankan Agama dengan lurus

Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal Tidak


mengharapkan balasan atau pujian. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR.
Abu Dawud & Nasa’idari abi umamah. Ikhlas disini dapat
dilakukan dengan cara : Selalu Menolong Dengan Segala Cara
Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap
kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-
tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan
keluh kesahnya. Setiap kali kita menolong seseorang dengan
ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat pertolongan
Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain
hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan
kepada kita. Andaikata kemampuan menolong secara fisik
sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah,
tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan
dibalas dengan sempurna oleh Allah SWT.

Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sedikitpun jangan pernah


sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita
miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya,
pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah
dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya
untuk membantu orang lain.

Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang


bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk
apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya,
keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita lakukan kalau kita
sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul
perasaan sakit hati atau sampai bisa mendendam. Tolonglah
pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia adalah
sama.

D. Rancang Tindakan-tindakan Teknis Islam Dikaitkan Dunia


Profesi

a. Diniatkan Ikhlas Karena Allah SWT (Lillahi Ta’ala)


Tidak hanya ibadah yang harus diniatkan semata-mata karena
mengharap ridha dari Allah SWT, akan tetapi dalam bekerja juga
harus meluruskan niat yang hanya boleh ditujukan semata-mata
untuk ridha Allah SWT. Artinya kita memahami bahwa bekerja
tidak melulu soal mencari kegiatan, uang dan keuntungan tapi lebih
daripada itu, adalah kewajiban seorang manusia kepada Allah
SWT untuk bekerja, untuk mencari nafkah, serta untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti
zakat, infak dan shodaqah.

b. Bekerja Dengan Tekun Dan Sungguh-Sungguh (Itqon)


Totalitas dalam bekerja sangatlah penting dan menjadi hal yang
mendasar, karena dari sini terlihat seberapa profesional kita dalam
melakukan pekerjaan. Esensi dari bekerja adalah bagaimana kita
memenuhi kewajiban-kewajiban kita dalam pekerjaan yang kita
lakukan seperti kehadiran yang tepat pada waktunya,
menyelesaikan dan menuntaskan pekerjaan yang kita tanggung,
tidak menunda-nunda terlebih mengabaikan pekerjaan yang kita
tanggung.

c. Mengutamakan Kejujuran Dan Amanah Dalam Bekerja


Setiap pekerjaan yang kita lakukan pastinya butuh
pertanggungjawaban baik dihadapan Allah SWT maupun di
hadapan manusia. Oleh karena itu menjaga keridhan Allah dan
kepercayaan konsumen atau klien sangatlah penting karena
kesuksesan kita juga bergantung dari kepuasan dan kepercayaan
mereka dengan cara menjadi pekerja yang jujur dan amanah

d. Kerjasama
Islam memerintahkan untuk bekerjasama. Kerjasama akan
mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuan; dengan
kerjasama tugas menjadi lebih ringan. Tetapi, Islam juga melarang
kerjasama yang menimbulkan penyelewengan dan kejahatan.
Hanya di dalam hal kebaikan dan ketakwaan diharuskan
bekerjasama itu. Allah berfirman: “Dan tolongmenolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”(QSal-Maidah 5:2)
e. Mendahulukan kwalitas/kerapihan.
Islam amat menghargai kerapihan produk, amat memperhatikan
kwalitas, sehingga pembeli menjadi ikhlas dan puas. Dalam sebuah
hadis Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah
mencintai seseorang di antara kamu apabila mengerjakan sesuatu
pekerjaan dirapikannya” (HR Ahmad).
f. Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Persaingan dalam pekerjaan pasti bisa saja terjadi namun perlu
diingat ukhuwah islamiyah antara sesama muslim adalah wajib
hukumnya untuk senantiasa kita jaga dan pererat. Hal-hal yang
sekiranya akan menimbulkan ketidak harmonisan atau bahkan
perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin harus dihindari agar
Islam tetap satu dan sesama Muslim tetap memiliki hubungan
silaturahmi yang baik.
g. Memperbanyak senyum

Senyum kepada lawan bicara, atau orang yang ditemui, akan


mencairkan hati dan menimbulkan kebahagiaan. Tidak ada hati
yang fitrah dan bersih kecuali pasti akan memberikan respon
positif terhadap senyuman. Wajah yang penuh senyuman adalah
akhlak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sebagaimana yang
diceritakan oleh sahabat Jarir bin Abdillah Radhiallahu’anhu :

ُ
‫ إال تبسَّم في وجهي‬،‫ وال رآني‬،‫أسلمت‬ K‫ما حجبَني رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم – منذ‬

“Sejak aku masuk Islam, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam


tidak pernah menghindari aku jika aku ingin bertemu dengannya,
dan tidak pernah aku melihat beliau kecuali beliau tersenyum
padaku” (HR. Bukhari, no.6089).

h. Menebarkan Salam

Salam yang dimaksud adalah ucapkan ‘Assalamu’alaikum‘ atau


lebih baik lagi ‘Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh‘.
Ucapan ini juga disebut tahiyyatul Islam. Bagi seorang Muslim,
sungguh ucapan ini jauh lebih baik dari sapaan-sapaan gaul atau
pun greets ala barat. Karena saling mengucapkan salam akan
menumbuhkan kecintaan terhadap hati sesama muslim serta
dengan sendirinya membuat suasana Islami di tengah kerabat dan
keluarga anda. Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian


tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah
aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian
saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian” (HR. Muslim,
no.54)
BAB III

ANALISA JURNAL
MODEL CARING ISLAMI TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN
PASIEN
(Islamic Caring Model on Increase Patient Satisfaction)
Muh. Abdurrouf, Nursalam, Purwaningsih

Caring Islami pada dimensi professional dinilai tinggi oleh pasien


karena pasien menilai perawat selalu mengetahui :
1. Cara memasang infus
2. Cara melakukan injeksi
3. Pasien menilai perawat selalu percaya diri
4. Menunjukkan profesionalisme di hadapan pasien
5. Mampu menggunakan peralatan dengan baik
6. Perawat selalu memberikan informasi dengan penuh keyakinan pada
pasien
Sehingga sebagian besar pasien menilai perilaku caring Islami
perawat dalam dimensi professional dalam kategori tinggi, meskipun pada
dimensi sabar dan ikhlas ada beberapa pasien menilai buruk hal ini bisa
disebabkan beban kerja perawat terkadang tinggi ketika pasien penuh
sementara jumlah perawat belum sesuai dengan kebutuhan ruangan dan
juga bisa diakibatkan pembagian ketenagaan pada masing-masing shift
yang belum optimal, Prawitasari (2009)
Beban kerja perawat pelaksana yang adekuat diperlukan agar
perawat dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan dan meminimalkan terjadinya masalah
keselamatan pasien.
Perceived disconfirmation baik terutama pada dimensi assurance
dan tangible karena pasien menilai baik atau sesuai dengan harapan pasien
yaitu
1. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan yang pasien rasakan
2. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
3. Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan pasien
4. Perawat selalu memberikan salam dan senyum ketika bertemu dengan
pasien
5. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien
6. Perawat menjaga kebersihan dan kerapian ruangan yang pasien tempati
7. Perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya
8. Perawat ramah dan tampak senang dalam merawat pasien
9. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan peralatan kesehatan yang
digunakan
10. Perawat tampak percaya diri dalam melakukan tindakan keperawatan,
sehingga pasien memiliki perceived disconfirmation baik pada
dimensi assurance dan tangible

BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,
dengan karakteristikdan akhlak seorang perawat menurut agama Islam itu
harus : Profesional, ramah, amanah, istiqomah, sabar, ikhlas dan
penampilan yang menyenangkan dan menutupi aurat.
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi dan sesuai dengan ajaran agama
Islam.Peran perawat itu sangat penting dalam keadaan apapun juga kita
sebagai seorang perawat harus siap menolong dengan ikhlas walaupun
dalam keadaan sakaratul maut sekalipun dan janganlah kita takut.Sebagai
seorang perawat yang profeional kita harus mengikuti delapan etos kerja

Anda mungkin juga menyukai