Anda di halaman 1dari 13

TWK - Eksekutif, Legislatif, Yudikatif

Pada struktur pemerintahan Indonesia kita mengenal yang namanya Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif. Semuanya merupakan unsur-unsur struktural terpenting dalam pemerintahan Indonesia. Berikut
Pengertian dan Fungsi Eksekutif, Pengertian dan Fungsi Yudikatif serta Pengertian dan Fungsi Legislatif.

1. Pengertian Lembaga Eksekutif

Pada sistem pemerintahan presidensial, kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden dan dibantu oleh
menteri-menteri atau biasa disebut dengan istilah kabinet. Secara sederhana, tugas badan eksekutif meliputi
pelaksanaan undang-undang yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif. Konsep sistem presidensial yang
mengedepankan fungsi presiden sebagai badan eksekutif dalam pelaksanaan kebijakan untuk mencapai
kehidupan masyarakat yang sejahtera.

a. Kekuasaan Eksekutif

Undang-Undang Dasar 1945 kedudukan presiden mencakup sebagai kepala Negara sekaligus
menjadi kepala pemerintahan. Kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan atau eksekutif terbagi
sebagai berikut:

Kekuasaan Eksekutif (Pasal 4 Ayat 1)

Dalam UUD 1945 pasal 4 ayat 1 dengan jelas menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia
sebagai kepala pemerintahan, sehingga jelas bahwa presiden memiliki kedudukan sah sebagai lembaga
eksekutif.

Kekuasaan Administratif (Pasal 15)

Pada pasal 15 disebutkan bahwa presiden member gelar dan tanda-tanda jasa kehormatan secara
administratif.

Kekuasaan Legislatif (Pasal 5, Pasal 20 ayat 2 dan 4, serta Pasal 22 ayat 1)

Presiden menjadi pelaksana undang-undang sekaligus juga merancang undang-undang dengan


persetujuan DPR. Untuk beberapa ketentuan, presiden juga memiliki wewenang untuk mengeluarkan
peraturan seperti penetapan Peraturan pemerintah (PP) dan penetapan Peraturan undang-undang (PERPU).
Presiden menjadi pelaksana undang-undang sekaligus juga merancang undang-undang dengan persetujuan
DPR. Untuk beberapa ketentuan, presiden juga memiliki wewenang untuk mengeluarkan peraturan seperti
penetapan Peraturan pemerintah (PP) dan penetapan Peraturan undang-undang (PERPU).

1
Kekuasaan Yudikatif (Pasal 14)

Pada pasal 14 UUD 1945 disebutkan bahwa presiden memberi grasi, amnesti, abolisi, dan
rehabilitasi. Pada ayat 1 Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung, dan pada ayat 2 Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam pemberian grasi dan rehabilitasi, presiden secara tidak
langsung memiliki fungsi kehakiman. Grasi merupakan dihapuskannya sanksi hukuman terhadap narapidana
demikian juga rehabilitasi merupakan pemulihan nama baik seseorang yang rusak akibat putusan pengadilan.

Kekuasaan Militer (Pasal 10, 11, 12)

Dalam UUD 1945 pasal 10 jelas menyatakan bahwa presiden memegang kekuasaan tertinggi atas
angkatan darat, laut, dan udara. Pasal 11 ayat 1 berbunyi Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. Pasal 12 berisi
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan
undang-undang.

Kekuasaan Diplomatik (Pasal 11 dan 13)

Pasal 11 ayat 1 selain menyatakan perang, presiden memiliki wewenang untuk melakukan
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Dan pada pasal 11 ayat 2 disebutkan Presiden dalam
membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan
rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan
undang-undang harus denganpersetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam pasal 13 ayat 1 Presiden
mengangkat duta dan konsul. Pada ayat 2 dinyatakan bahwa dalam mengangkat duta, Presiden
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Selanjutnya pada ayat 3 disebutkan bahwa
Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan menperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat. Presiden memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada DPR dalam penerimaan duta besar Negara
lain sehingga DPR dapat memberikan pertimbangan.

2. Pengertian Legislatif

Terdapat perubahan dalam lembaga legislatif setelah amandemen UUD 1945, yaitu pembentukan
lembaga legislatif baru bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPD memiliki kedudukan setara dengan

2
DPR dan di pilih secara langsung oleh rakyat. Lembaga ini dibentuk sebagai pengganti Utusan Daerah dan
Utusan Golongan yang sebelumnya di pilih oleh DPR dan MPR.

Dengan demikian, badan perwakilan tingkat pusat bertambah sehingga menjadi tiga badan (trikameral)
perwakilan dibandingkan dengan sebelumnya perubahan yang hanya terdiri dari dua badan perwakilan
(MPR dan DPR).

Kekuasaan Legislatif

Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat undang-undang atau disebut dengan rule making
function.

3. Pengertian Yudikatif

Kekuasaan Yudikatif adalah kekuasaan peradilan untuk menjaga undangundang, peraturanperaturan


dan ketentuan hukum lainnya supaya benar-benar ditaati, yaitu dengan konsekuensi menjatuhkan sanksi
terhadap setiap pelanggaran hukum/undang-undang serta memberikan keputusan dengan adil terhadap
sengeketa-sengketa sipil yang diajukan ke pengadilan untuk diputuskan.

Dalam UUD 1945 pasal 24 ayat 2 menyebutkan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.

Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan untuk mengadili atas pelanggaran undang-undang atau
disebut denga rule adjudication function.

4. Fungsi Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif

Dari uraian diatas, tentunya sudah dapat dipahami bahwa Fungsi eksekutif sebagai eksekutor atau
pelaksana, Fungsi legislatif adalah untuk membuat undang-undang sedangkan Fungsi dari yudikatif adalah
sebagai lembaga pengawal serta pemantau jalannya roda pemerintahan dengan menjadikan hukum sebagai
acuan.

3
A. Komisi Yudisial (KY)

Lahirnya Komisi Yudisial terjadi pada amandemen ketiga UUD 1945 dengan alasan untuk menjadi
lembaga pengawas eksternal yang menjalankan fungsi checks and balances terhadap lembaga kehakiman di
Indonesia.

Kesepakatan untuk membentuk Komisi Yudisial tertuang dalam Pasal 24B ayat 1 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.

B. Tugas & Wewenang Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

 Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan DPR.
 Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim.
 Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan
Mahkamah Agung.
 Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
 Melakukan pendaftaran calon hakim agung.
 Melakukan seleksi dan menetapkan calon hakim agung.
 Mengajukan calon hakim agung ke Dewan Perwakilan Rakyat.

4
TWK - Fungsi Dan Kedudukan Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa
Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "??la" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kedudukan dan fungsi Pancasila sangat penting karena segala tingkah laku dan tindakan warga
negara Indonesia di atur oleh Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila
pada hakikatnya memiliki makna serta dimensi masing-masing yang konsekuensinya, aktualisasinya pun
juga memiliki aspek yang berbeda-beda, walaupun hakikat dan sumbernya sama. Pancasila sebagai
pandangan hidup memiliki pengertian yang berbeda dengan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia, demikian pula dengan kedudukan dan fungsi Pancasila lainnya.

Fungsi dan Kedudukan Pancasila:

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa Indonesia

Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi kekuatan
kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu alas atau landasan yaitu
Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah sumber kaidah hukum yang mengatur
Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah.
Pancasila pada posisi seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa indonesia yang telah
membentuk watak, sikap, prilaku, etika dan tata nilai norma yang telah melahirkan pandangan hidup.
Pandangan hidup sendiri adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan
rangkaian dari nilainilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk mengatur
hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan lingkungan.

3. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia

5
Ideologi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita dan logos
yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau pemikiran
Bangsa Indonesia. Pancasila di angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di angkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia.

4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut melalui
penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin digapai serta sesuai
dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Indonesia. Menurut Von
Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat
atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu
pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan nasional.

5. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum

Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang berlaku dan
dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan (kontra) dengan Pancasila.
Karena segala kehidupan negara indonesia berdasarkan pancasila.

6. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa
Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga
dapat membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya
kepribadian Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah
laku dan sikap mental bangsa Indonesia.

7. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia

Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan pancasila
sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai masyarakat
adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.

8. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

6
Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati
oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah disepakati
secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan
perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.

9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila
merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma
yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna
mempersatukan Rakyat Indonesia.

10. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki konsekuensi bahwa di dalam segala
aspek pembangunan nasional wajib berlandasakan pada hakikat nilai nilai dari sila sila yang ada pada
pancasila.

7
TWK - Bela Negara

A. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan secara menyeluruh,
teratur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI , kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
serta mempunyai keyakinan atas kesaktian Pancasila berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan (eksistensi) hidup Bangsa dan Negara.

Bela Negara juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi sebuah negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu
negara dalam kepentingan menjaga dan mempertahankan keberlangsungan negara tersebut. Secara fisik, hal
ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang
mengancam eksistensi negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diterjemahkan sebagai upaya
untuk turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik lewat moral, sosial, pendidikan,
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

sedangkan Upaya Bela Negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warna negara sebagai
penuaian hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan keselamatan negara.

Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam Undang-undang.
Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal 30.
Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa membela bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia
tanpa terkecuali. Untuk penjabaran lebih lengkap mengenai dasar hukum undang-undang tentang upaya bela
negara adalah sebagai berikut:

1. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. pada pasal ini usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
2. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.

8
B. Hakikat Petahanan dan Keamanan

adalah perlawanan rakyat semesta untuk menghadapi setiap bentuk ancaman terhadap keselamatan
bangsa dan negara, yang penyelenggaraannya disusun dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
dan didasarkan pada kesadaran akan tanggung jawab tentang hak dan kewajiban warga negara, serta
keyakinan akan kekuatan sendiri, keyakinan akan kemenangan dan tidak kenal menyerah, baik penyerahan
diri maupun penyerahan wilayah.

C. Unsur Dasar Bela Negara

Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya adalah:

1. Cinta Tanah Air


2. Rela berkorban untuk bangsa & Negara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
4. Kesadaran Berbangsa & bernegara
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

D. Fungsi dan Tujuan Bela Negara

Terdapat beragam Fungsi bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menjaga keutuhan wilayah negara.


2. Mempertahankan Negara dari berbagai ancaman.
3. Merupakan panggilan sejarah.
4. Merupakan kewajiban setiap warga negara.

Terdapat beragam Tujuan bela negara, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.


2. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara.
3. Melaksanakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
4. Melestarikan budaya.
5. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

E. Manfaat Bela Negara


Berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari bela negara:

9
1. Membentuk perilaku jujur, adil, tegas, tepat, dan kepedulian antar sesama.
2. Menghilangkan sikap negatif seperti tidak disiplin, egois, malas, boros dan apatis.
3. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
4. Berbakti pada agama, orang tua dan bangsa.
5. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
6. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
7. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
8. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
9. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
10. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.

F. Contoh Bela Negara dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh beberapa bentuk bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan
adalah sebagai berikut:

1. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)


2. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
3. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat)
4. Melestarikan budaya yang ada (lingkungan masyarakat)
5. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat)
6. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
7. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah)
8. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
9. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga)

G. Dasar Hukum Bela Negara

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara adalah sebagai berikut:

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
3. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

10
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

Dalam upaya menjaga kesadaran bela negara, dibuatlah sebuah momen untuk memperingatinya. Hari
yang sudah ditetapkan sebagai hari Bela Negara dipilih tanggal 19 Desember. Penetapan ini dimulai tahun
2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dituangkan melalui Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2006.

Selain itu, Untuk mewujudkan kesadaran dan menyatukan konsep bela negara di tengah masyarakat,
salah satunya dilakukan melalui penciptaan lagu Mars Bela Negara. Mars ini digubah oleh salah seorang
musisi Indonesia yang mempunyai nasionalisme, yaitu Dharma Oratmangun.

TWK - Integritas Nasional

1. Pengertian Integritas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas diartikan sebagai keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua kalimat yang dapat dijadikan kunci untuk memahami tentang
Integritas, yaitu:

Integritas adalah keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh.

Bila kita cermati kalimat ini, maka kita akan mengetahui bahwa integritas tercipta dari dua unsur atau
lebih yang membentuk suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur tersebut bisa berupa apa saja tergantung dari
kata integritas dilekatkan. Bila kata integritas dilekatkan dengan konteks kehidupan berbangsa dan
bernegara, maka unsur-unsur tersebut bisa berupa masyarakat dari dua suku atau lebih yang berbeda yang
membentuk suatu kesatuan utuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Integritas di Indonesia

Setelah kita mengetahui pengertian tentang Integritas, maka kita akan hubungkan integritas tersebut
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan

11
bernegara di Indonesia, Integritas dapat menyatukan keanekaragaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa
yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

 Suku-suku yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: suku Sunda, suku Batak, suku
Madura, suku Bugis, suku Betawi, suku Baduy, suku asmat, Suku dani, Suku Ambon, suku
Minangkabau, dan lain lain.
 Agama yang tersebar di Indonesia, yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Chu. Ras yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: ras Melayu
Mongoloid, ras Weddoid, ras Negroid, ras Papua Melanezoid
 Budaya yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: tari daerah, lagu daerah dan bahasa
daerah. Bahasa yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya yaitu: bahasa Sunda, bahasa Jawa,
bahasa Betawi, bahasa Madura, bahasa Batak, bahasa Melayu, dan lain-lain.

Keanekaragaman unsur-unsur yang terdapat di wilayah Indonesia harus disatukan dalam suatu
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semboyan Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu
tujuan) sehingga tercipta Integritas (kesatuan yang utuh) yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa sesuai dengan Pancasila.

Fungsi dari integritas antara lain yaitu:

1. Cognitive functions of integrity

Yang mencakup kecerdasan moral dan self insight. Sedangkan self insight itu sendiri mencakup self
knowledge dan self reflection. Artinya, integritas fungsinya memelihara moral dan akhlak seseosran yang
selanjutnya mendorong dia untuk mempunyai pengetahuan yang luas.

2. Affective functions of integrity

Yang mencakup conscience dan self regard. Dalam konteks ini integritas fungsinya memelihara nurani
seseorang supaya tetap hanif sebagai seorang hamba agar jelas perbedaan diantara dirinya dengan hewan.
Seba secara biologis manusian dan hewan, samasama memiliki hepar “hati”, tetapi hewan tidak mempunyai
qalb, sesuatu yang ada di diri setiap manusia.

Tujuan dari integritas adalah sebagai berikut:

 Integritas adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan
 Integritas menjadikan manusia bisa memimpin dan dipimpin
 Integritas membuat lahirnya kepercayaan

12
 Integritas bisa melahirkan prestasi

Manfaat Integritas

 Manfaat Secara Fisik, Diri kita akan merasa fit, sehat dan bugar. Kita setiap saat merasa siap
melaksanaan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
 Manfaat Secara Intelektual, Dengan mental dan pengetahuan kita bisa memaksimalkan
kemampuan otak kita
 Manfaat Secara Emosional, Diri menjadi lebih penuh motivasi, sadar diri, empati, simpati,
solidaritas tinggi, dan penuh kehangatan emosional dalam interaksi kerja
 Manfaat Secara Spiritual, Membuat diri seseorang menjadi lebih bijaksana dalam menilai segala
sesuatu termasuk pengalamanpengalaman hidup, baik yang menyenangkan atau yang tidak membuat
senang seperti keberhasilan, kegagalan, dan penderitaan.
 Manfaat Secara Sosial, Kita akan mampu membuat berkembang suatu hubungan baik satu sama
lainya dalam lingkungan masyarakat, bisa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan
yang menuntut kekompakan dan kerja sama yang baik, mempunyai kepekaan hati dan perasaan
untuk selalu memberi tempat untuk orang lain di dalam hati kita.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki integritas adalah sebagai berikut:

 Apabila berjanji selalu menepati


 Tidak plin plan dan taat asa
 Memiliki komitmen yang teguh dan bertanggung jawab
 Satu kata satu perbuatan
 Jujur dan terbuka
 Menghargai waktu
 Menjaga prinsip dan nilai-nilai yang telah diyakini
 Dan lain sebagainya

13

Anda mungkin juga menyukai