Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
SILIWANGI 2017 PENGANTAR Pancasila dalam kontek ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur didalam undang-undang dasar negara. Pancasila merupakan suatu asas kerohanian, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum dalam negara Republik Indonesia. Oleh karena itu pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu UUD negara maupun tidak tertulis atau konvensi. HUKUM DASAR PANCASILA
Hukum Dasar Tertulis (UUD) yaitu:
suatu naskah yang memaparkan tugas pokok badan pemerintahan dan menentukan pokok- pokok cara kerja badan tersebut,juga sekumpulan asas yang menetapkan pembagian kekuasaan antara legislatif, yudikatif dan eksekutif Hukum dasar tidak tertulis yaitu: 1. Merupakan kebiasaan yang berulang dan terpelihara dalam penyelenggaraan negara 2. Tidak bertentangan dengan UUD 3. Diterima oleh seluruh rakyat 4. Bersifat sebagai pelengkap PENGERTIAN UUD 1945
Berdasarkan hasil sidang tahunan MPR 2002
sistematika UUD 1945 adalah pembukaan,dan pasal-pasal yang terdiri dari 37 pasal, 3 pasal peralihan dan 2 pasal aturan tambahan yang mempunyai kedudukan sebagai sumber tertib hukum di Indonesia Rincian ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 : A. Konsep kedaulatan Kedaulatan di tangan rakyat Pembagian kedaulatan Pembatasan kedaulatan B. Konsep pengambilan kedaulatan C. Konsep pengawasan D. Konsep partisipasi 1. KEDAULATAN DI TANGAN RAKYAT
Sesuai asas kedaulatan demokrasi yang berarti pemegang
kekuasaan tertinggi dalam negara di tangan rakyat dan realisasinya di atur UUD 1945, a. Pembukaan UUD 1945 alinea 4 b. Pasal 1 ayat 1 kedaulatan ada di tangan rakyat" dan di atur menurut UUD 1945 2. Pembagian Kedaulatan 1. Badan Legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang- undang : Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 2. Badan Eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang- undang : Pemerintah (Presiden dan Wakil Presiden ) Kementrian (Lembaga Pemerintah Nonkementrian, Lembaga Nonstruktural, dan Lembaga Luar Negeri) 3. Badan Judikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Undang-undang, memeriksa dan megadilinya : Mahkamah Agung (MA) Mahkamah Konstitusi (MK) Komisi yudisial (KY) 3. PEMBATASAN KEDAULATAN Mencakup : periode kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan pertanggungjawaban kekuasaan : a. Pasal 1(2):kedaulatan ditangan rakyat.. Kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali, b. MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik presiden dan wapres, melakukan impeachment terhadap presiden jikalau melanggar konstitusi. c. Pasal 20(1) memuat DPR memiliki fungsi pengawasan, yang berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh presiden dalam jangka waktu 5 tahun. d. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya segala keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. (Pokok pikiran III penjelasan UUD 1945).
2. Namun demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai, maka
dimungkinkan pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak. (Pasal 7B ayat 7) C. KONSEP PENGAWASAN
1. Dilakukan oleh seluruh warga negara. (Pasal 1(2),
kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD).
2. Secara formal ketatanegaraan pengawasan
dilakukan oleh DPR.(Pasal 2 ayat 1 dan penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR) D. KONSEP PARTISIPASI 1. Pasal 27 (1), segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dalam pemerintahan itu dengan tiada kecualinya. 2. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang- undang. 3. Pasal 30 (1), tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA NEGARA
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar; b. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden; c. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar. HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA NEGARA 2. Presiden a. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara; b.Dengan persetujuan bersama DPR dapat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain; c. Menyatakan keadaan bahaya; d.Mengangkat duta dan konsul; e. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA; f. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR; g.Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan Undang-Undang; h.Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden; i. Mengangkat dan memberhentikan Menteri-menteri; j. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang. HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA NEGARA 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang;
b. Memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan; c. Memunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat; d. Mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas; e. Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan Undang-Undang. HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA NEGARA 4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
a. Mengajukan kepada DPR rancangan Undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan suber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berhubungan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; b. Ikut membahas rancangan Undang-Undang c. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang